Anda di halaman 1dari 9

1.

Pendahuluan
Sebagai salah satu lembaga pendidikan di kota Jakarta Timur, SMK PGRI
16 Jakarta berupaya mengembangkan proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dalam kegiatan Outing Class. Kegiatan ini diarahkan dalam upaya
pencapaian tujuan belajar dengan menciptakan suatu lingkungan atau kondisi
yang baru dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Dengan pengenalan
lingkungan,situasi,dan kondisi secara langsung dan nyata, siswa akan lebih
mudah memahami dan memiliki pengalaman yang berharga, baik untuk
menghadapi studi lebih lanjut maupun untuk pemakaian praktis dan
penerapannya dalam proses KBM di sekolah serta di kehidupan sehari-
harinya.
Pembangunan di bidang pendidikan mendorong suatu perubahan yang
besar. Oleh karena itu siswa perlu membuka kepekaan dirinya terhadap
lingkungannya, sebab zaman selalu berubah-ubah dan tak dapat tidak
pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Dapat dibayangkan
bila siswa bersifat pasif, statis, dan tidak membuka matanya untuk melihat
dunia luar, tak ada kemajuan yang dapat diraihnya dan akan tercipta
beberapa hambatan dalam pencapaian prestasi belajar.

2. Tujuan
Kegiatan Outing Class ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, mempertinggi kualitas peserta didik sebagai sumber daya manusia
yang terampil dan handal yang dilandasi oleh iman dan takwa kepada  Tuhan
Yang Maha Esa, yang mencintai dan peduli terhadap budaya bangsa, sesuai
dengan keinginan dan cita-cita pendidikan nasional.
Selain itu, kegiatan ini merupakan sarana peserta didik untuk
mengekspresikan diri dalam berkomunikasi, berinteraksi, beradaptasi sosial
dengan lingkungan yang dimasukinya. Dan diharapkan pula kegiatan ini
mampu membentuk pola pikir yang kritis. Kondisi ini timbul setelah siswa
membandingkan dengan situasi dan kondisi dimana mereka tinggal.
3. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
Hari ,tanggal          : Kamis, 19 Januari 2023
Pukul                      : 07.00 WIB s.d. selesai
Tujuan                    :
1. Museum Nasional
2. Museum Bank Indonesia
3. Museum Senirupa dan Keramik

4. Susunan Acara (Rundown Acara)

Hari, tanggal Waktu Acara Ketereangan


Kamis,19 07.00 – 08.00 Perjalanan Menuju Museum Menggunakan
Januari 2022 Nasional Bus Sekolah
08.00 – 08.45 Perjalanan Menuju Kota Tua
09.15 – 11.00 Menuju Museum Bank
Indonesia
11.00 – 12.00 Menuju Museum Seni Rupa dan
Keramik
12.00 – 13.00 Makan siang dan Sholat Dzuhur Masjid Bank
Indonesia
13.00 – 14.30 Perjalanan pulang ke sekolah Menggunakan
Bus Sekolah
5. Gambaran Umum Tempat

Museum Nasional

Eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan


yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen,
didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778. Pada masa itu
di Eropa tengah terjadi revolusi intelektual (the Age of Enlightenment) yaitu
dimana orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu
pengetahuan. Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda berdiri De Hollandsche
Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda). Hal ini
mendorong orang-orang Belanda di Batavia (Indonesia) untuk mendirikan
organisasi sejenis.

Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG)


merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan
penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-
bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah,
Berta menerbitkan hash penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan “Ten
Nutte van het Algemeen” (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).

Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher,


menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan
perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu ia juga menyumbangkan sejumlah
koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna, sumbangan
Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan
perpustakaan.

Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816), Letnan


Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjadi Direktur perkumpulan ini.
Oleh karena rumah di Kalibesar sudah penuh dengan koleksi, Raffles
memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai
museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung
“Societeit de Harmonie”). Bangunan ini berlokasi di jalan Majapahit nomor 3.
Sekarang di tempat ini berdiri kompleks gedung sekretariat Negara, di dekat
Istana kepresidenan.

Jumlah koleksi milik BG terus neningkat hingga museum di Jalan


Majapahit tidak dapat lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862,
pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung
museum baru di lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan Merdeka Barat No.
12 (dutu disebut Koningsplein West). Tanahnya meliputi area yang kemudian
di atasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau “Sekolah Tinggi
Hukum” (pernah dipakai untuk markasKenpetai di masa pendudukan Jepang,
dan sekarang Departemen Pertahanan dan Keamanan). Gedung museum ini
baru dibuka untuk umum pada tahun 1868.

Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia,


khususnya penduduk Jakarta. Mereka menyebutnya “Gedung Gajah” atau
“Museum Gajah” karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung
gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang
pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga
“Gedung Arca” karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai
jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.

Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar “koninklijk” karena


jasanya dalam bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya
menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen. Pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen diubah namanya menjadi
Lembaga Kebudayaan Indonesia. Perubahan ini disesuaikan dengan kondisi
waktu itu, sebagaimana tercermin dalam semboyan barunya: “memajukan
ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah untuk meningkatkan pengetahuan
tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri sekitarnya”.

Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada


tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan
pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi
Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat
ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.

Kini Museum Nasional bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan. Museum Nasional mempunai visi yang mengacu kepada visi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terwujudnya Museum
Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu
mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan
terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan
persahabatan antar bangsa”.

Museum Bank Indonesia


Museum Bank Indonesia adalah sebuah museum di Jakarta, Indonesia
yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No.3, Jakarta Barat (depan stasiun Beos
Kota), dengan menempati area bekas gedung Bank Indonesia Kota yang
merupakan cagar budaya peninggalan De Javasche Bank yang beraliran neo-
klasikal, dipadu dengan pengaruh lokal, dan dibangun pertama kali pada
tahun 1828.
Pada tahun 1625, di tempat ini pernah dibangun sebuah gereja
sederhana untuk umat Protestan. Pada tahun 1628, gereja ini dibongkar
karena digunakan untuk tempat meriam besar ketika puluhan ribu
tentara Sultan Agung menyerang Batavia untuk pertama kali.
Museum ini menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan
sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di
Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953 dan
kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, meliputi pula latar belakang dan dampak
kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat sampai dengan tahun 2005.
Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi
modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi
plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan pengunjung dalam
menikmati Museum Bank Indonesia. Selain itu terdapat pula fakta dan koleksi
benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti
pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang
numismatik yang ditampilkan juga secara menarik.
Peresmian Museum Bank Indonesia dilakukan melalui dua tahap, yaitu
peresmian tahap I dan mulai dibuka untuk masyarakat (soft opening) pada
tanggal 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia saat
itu, Burhanuddin Abdullah, dan peresmian tahap II (grand opening)
oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 21 Juli 2009.

Museum Senirupa dan Keramik

Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pada tahun
1870. Sebagai Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van
Justitie), kemudian pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan
kemerdekaan Indonesia gedung ini dijadikan sebagai asrama militer.
Selanjutnya pada tahun 1967 digunakan sebagai Kantor Walikota Jakarta.

Pada tahun 1968 hingga 1975 gedung ini pernah digunakan sebagai
Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Pada tanggal 20 Agustus
1976 diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto.
Dan di gedung ini pula terdapat Museum Keramik yang diresmikan oleh
Bapak Ali Sadikin (Gubernur DKI Jakarta) pada tanggal 10 Juni 1977,
kemudian pada tahun 1990 sampai sekarang menjadi Museum Seni Rupa
dan Keramik.

6. Peserta
Peserta Didik kelas XII AKL : 34 orang
Pendamping (Guru)
: 1 orang ( Guru Bidang Studi Produk
Kreatif dan Kewirausahaan )
7. Biaya (rincian terlampir)
Guna memperlancar kegiatan ini diperlukan dana atau biaya yang
diperuntukkan untuk kebutuhan:
No Rincian Biaya Nominal
1. Makan siang dan Snack Peserta didik Rp. 1.000.000
dan pendamping
Tiket Museum Rp. 500.000
Jumlah Rp. 1.500.000

8. Susunan Panitia
Penasehat : Gumirlang Soni Nugraha, S.E., M.Pd.
Penanggung jawab : Hj. Intan Lestari, S.E.
Ketua : Davi Fikri Buhori
Sekretaris : Siti Alfidah
Bendahara : Chelsie Mariana Sinaga
Sie Acara : Rahma Habbatul Aini
Novita Cahyaningrum
Oryza Satifa
Sie Ibadah : Maria Md Simanjuntak
Dzaky Murtadho
Diana Sapitri
Sie Dokumentasi : Nabila Putri Amanda
Nabilah Budiman
Nayyara Aulia
Sie Konsumsi : Ristamaria
Nabilla El Salmadea
9. Penutup
Demikianlah Proposal Outing Class XII AKL SMK PGRI 16 Jakarta, semoga
kegiatan ini dapat bermanfaat dan berjalan dengan lancar sesuai dengan
harapan kita bersama.
                                      

                                                                                                                             
    
Jakarta, 07 November 2022

Ketua Pelaksanaan Sekretaris

Davi Fikri Buhori Siti Alfidah

Mengetahui
Kepala Sekolah

Gumirlang Soni Nugraha, S.E., M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai