“MUSEUM NASIONAL”
Penyusun:
Dengan segala puji hanya untuk Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Kunjungan ke Museum Nasional ini
dapat terselesaikan tanpa adanya hambatan apapun. Laporan ini berisikan tentang
beberapa informasi mengenai Museum Nasional di kawasan Jl. Medan Merdeka Barat
No.12, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 10110, yang saya kunjungi bersama beberapa teman saya pada 2 Februari 2023.
Laporan kunjungan ini saya susun untuk menyelesaikan tugas Sejarah Indonesia,
dalam pembuatan laporan ini tidak lepas dari orang-orang yang mendukung dalam doa
maupun moril semangat. Oleh karena itu, saya sebagai penulis mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat, khususnya kepada guru mata
pelajaran Sejarah Indonesia, Ibu Dina Meiliana, S.Pd. yang telah turut membantu dan
membagi ilmu kepada saya dan teman-teman lainnya.
Akhir kata, saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, pembaca
mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan dalam
Laporan Kunjungan ini. Oleh karena itu, saya senantiasa mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Museum Nasional ............................................................................................ 2
2.2 Sejarah Museum Nasional................................................................................. 2
2.3 Lokasi Museum Nasional.................................................................................. 4
2.4 Pembagian Ruang Museum Nasional ............................................................... 5
2.5 Koleksi Museum Nasional ................................................................................ 6
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Sejarah Museum Nasional.
2. Untuk mengetahui dimana letak lokasi Museum Nasional.
3. Untuk mengetahui pembagian ruangan dalam Museum Nasional.
4. Untuk mengetahui dan mempelajari koleksi Museum Nasional.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher,
menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan
perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu ia juga menyumbangkan sejumlah
koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna, sumbangan Radermacher
inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.
4
Peta Museum :
A. Lantai 1 dengan nama ruangan Manusia dan Lingkungan yaitu terdiri dari
koleksi yang dipamerkan antara lain berupa fosil jaman prasejarah dan
kehidupan keseharian manusia purba yang masih sangat primitif.
B. Lantai 2 dengan nama ruangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yaitu terdiri
dari koleksi yang dipamerkan antara lain berupa prasasti dari beberapa
periode kerjaan, keramik, alat navigasi saat berlayar, alat berburu dan
memotong, alat transportasi sepeda dan kapal serta koleksi lainnya.
C. Lantai 3 dengan nama ruangan Organisasi Sosial yaitu terdiri dari, koleksi
yang dipamerkan antara lain berupa menhir, nekara, rumah adat, sisir,
prasasti, mahkota kerajaan, alat penangkap ikan dan koleksi-koleksi lainnya.
D. Lantai 4 dengan nama ruangan Emas dan Keramik yaitu untuk penjagaannya
pada ruangan ini lumayan sangat ketat karena koleksi-kolesi yang tersedia
diruangan ini berupa emas dan keramik asing sehingga perlu pengawasan
yang ekstra agar tidak terjadinya pencurian atau pembobolan.
5
2.5 Koleksi Museum Nasional
A. Patung Ku Yakin Sampai Disana
Dari gambar diatas merupakan sebuah patung dengan nama "KU YAKIN
SAMPAI DISANA". Patung ini hasil karya yaitu "Nyoman Nuarta, 2012.
Patung diatas menggambarkan arus perjuangan yang dahsyat melalui
semangat dan kerja keras hingga pada tujuan akhir yang lebih baik. Patung
ini mencerminkan pancaran inspirasi bagi ketahanan budaya yang terus
menggelora sepanjang masa.
B. Patung Gajah
C. Arca Ganesha
Arca Ganesha adalah salah satu dewa yang populer dalam mitologi Hindu
yang merupakan putera dari Dewa Siwa. Ganesha dikenal sebagai dewa
pengetahuan, lambang kecerdasan, penghalau segala rintangan dan
pemberian kesejahteraan serta kebijakan bagi para pemujanya. Dilihat dari
6
kenampakan fisiknya, arca ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki
bentuk tubuh tambun, perut buncit, berkepala gajah, bermata sipit, berlengan
empat, memegang kapak, mangkuk dan atribut lain yang dipakainya.
Dalam mitologi Hindu, arah lengkung belalai arca Ganesha memiliki makna
yang penting. Tidak semua belalai arca Ganesha melengkung ke arah kiri.
Arah lengkungan belalai ini bisa mengarah ke kiri, lurus menghadap arah
depan dan kearah kanan. Hal yang penting dan harus diperhatikan adalah
kearah mana pangkal belalai Ganesha itu berawal dan bukan ke arah mana
ujung belalai tersebut berakhir.
D. Arca Nadiswara
Nandiswara sebagai aspek Nandi dalam bentuk anthropomorkfiik (bentuk
manusia), bertugas menjaga pintu masuk candi sebelah kanan. Arca dalam
posisi berdiri, di belakang terdapat sirascakra. Bertangan dua, tangan kanan
ditekuk ke atas depan membawa camara, tangan kiri menjuntai ke bawah di
samping pinggang membawa kendi. Di samping kanan
terdapat trisula. (Shinta Dwi Prasasti).
7
E. Arca Siwa Mahadewa
Siwa sebagai Mahadewa merupakan Siwa dalam kedudukannya yang paling
tinggi, yaitu sebagai raja dari para dewa, dengan saktinya Uma dan Parwati
atau Durga. Kepopulerannya ditandai dengan adanya beberapa sekte dalam
pemujaan Siwa, yaitu Siwasidhanta, Pasupata, dan Bhairawa. Ia didudukkan
sebagai dewa perusak.
F. Topeng Hanoman
Tokoh kera putih yang membantu Sri Ramawijaya memerangi Rahwana
dalam kisah Ramayana. la berperan penting dalam penyelamatan Sita istri
Rama dengan membakar istana Rahwana dengan ekornya yang terbakar saat
melarikan diri. Dalam mitologi Jawa Hanoman merupakan anak Batara Guru
dan Dewi Anjani, sedangkan menurut cerita versi India, Hanoman adalah
anak Batara Bayu (dewa angin) dengan Dewi Anjana.
G. Topeng Sidhakarya
Tokoh Sidhakarya muncul pada akhir pertunjukan topeng Pajegan sebagai
penutup dengan mengucapkan doa dan mantra-mantra untuk suksesnya
upacara sekaligus memberkati penonton dengan percikan air suci dan butiran
8
beras serta pemberian uang (sesari). Wajah topeng berciri setengah danawa
dan setengah raksasa, bertaring bagian atas, mata sipit, berwarna putih
menggabarkan pribadi yang suci dan merupakan simbol dari kekuatan Siwa.
H. Balato Tologu
Pedang yang menunjukkan identitas bangsawan Nias. Ragö Balatu atau
anyaman rotan berbentuk bulat pada sarungnya diikatkan taring babi dan gigi
buaya sebagai jimat.
I. Golok
Selain digunakan sebagai senjata, Golok yang terbuat dari bahan berharga
seperti gading menjadi benda seni untuk dikoleksi. Golok ini diduga koleksi
keluarga Bupati Cianjur.
9
J. Nogowarno
Patung ini menggambarkan Ratu Kidul sebagai penguasa laut selatan Jawa
yang berdiri di atas kuda berkepala naga yang memakai mahkota. Figur gaib
tersebut dicintai karena kemurahan hatinya, tetapi juga ditakuti karena
mampu menghancurkan.
10
L. Miniatur Lumbung Padi
Model bangunan bertingkat yang bagian bawahnya digunakan untuk
menyimpan padi, sedangkan bagian atas dijadikan tempat tidur anak laki-
laki. Dahulu, pada umumnya anak laki-laki yang masih lajang tidak tidur di
rumah adat, tetapi di jabur (tempat pertemuan adat) atau di atas sapo saga
(lumbung padi).
M. Selendang Balapak
Ragam hias pada selendang balapak ini terinspirasi dari budaya Islam,
misalnya kaluak paku. Selendang balapak dipakai oleh sosok paling penting
dalam budaya Minangkabau, yakni bundo kanduang (ibu pemimpin
keluarga).
N. Perahu Cengkeh
Pada abad ke-17 hingga 18 rempah-rempah adalah produk yang paling
diminati, termasuk cengkeh. Orang-orang Eropa menjelajahi laut untuk
mencari daerah ponghasil cengkeh yang disebutnya ‘bunga emas’. Pengrajin
11
lokal memanfaatkan cengkeh kering untuk dibuat kerajinan, seperti miniatur
perahu ini.
O. Hiasan Kaligrafi
Hiasan kaligrafi ini memiliki bentuk oval dengan gambar bintang yang besar.
Di setiap sisi bintang terdapat tulisan arab. Kata "Allah" juga tertulis pada
sisi bagian atas bintang.
P. Korwar
Patung kepercayaan Suku Byak pada umumnya. Patung Korwar di katakan
sakral karena di dalam kepala Patung Korwar terdapat tengkorak dari leluhur
atau orang yang di sayangi dan Patung Korwar juga merupakan tempat
berkomunikasi dengan leluhur atau orang yang kita sayang yang sudah
meninggal dunia. Patung korwar memiliki bentuk-bentuk yang berbeda–beda
di setiap wilayah/daerah masing- masing.
12
Q. Manusia Flores
Rangka ini adalah salah satu dari tujuh rangka Manusia Flores yang
menghebohkan dunia ilmu pengetahuan. Rangka manusia katai ini
ditenggarai merupakan "penghubung" antara Homo erectus termuda yang
berusia antara 200.000 sampai 100.000 tahun, dengan Homo sapiens tertua
yang berusia antara 20.000 sampai 13.000 tahun.
R. Pemia
Pemia (kalio) merupakan patung sebagai manifestasi wujud arwah yang
dibuat untuk kelengkapan upacara penguburan sekunder pada masyarakat
Pamona di Poso. Patung ini mengenakan hiasan kepala laki-laki berbentuk
spiral (menyerupai ular) yang disebut Sanggori. Penggunaan Sanggori pada
patung pemakaman, banyak ditemukan pada patung pemakaman untuk
kalangan kesatria atau bangsawan Pamona.
13
Prasasti ini disebutkan Kertanagara masih dalam bimbingan ayahnya yaitu
bhatara Jaya Sri Wisnuwardhana. Dengan demikian disimpulkan, ketika
mengeluarkan prasasti 1266M, Sri Kertanagara masih sebagai raja di keraton
Daha atau belum menjadi maharaja Singasari (yuwaraja).
U. Cepuk
Cepuk merupakan wadah bertutup yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan. Bentuknya menyerupai cepuk keramik buatan China. Cepuk
biasanya digunakan untuk menyimpan benda berharga.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan kunjungan maka didapatlah
kesimpulan sebagai berikut:
3.2 Saran
Pembuatan laporan kunjungan ini diharapkan dapat memberikan
wawasan baru terhadap para pembaca mengenai Monumen Nasional. Dalam
penulisan ini saya sadar akan adanya ketidaksempurnaan laporan ini. Oleh karena
itu, saya mengharapkan sebuah kritik yang membangun guna tercapainya
kesempurnaan dalam penulisan saya selanjutnya. Dan untuk kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/arca- nandiswara/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/arca-siwa-
mahadewa/#:~:text=Siwa%20sebagai%20Mahadewa%20merupakan%20Siwa,I
a%20didudukkan%20sebagai%20dewa%20perusak
https://museumnasional.files.wordpress.com/2010/10/peta- lokasi.jpg
https://www.academia.edu/38945709/makalah_kunjungan_ke_museum_nasional
https://www.museumnasional.or.id/tentang-kami
LAMPIRAN