Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM

“MUSEUM NASIONAL”

Penyusun:

Nama : Novy Maryanti

Kelas : XII MIPA 1

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

SMA NEGERI 10 DEPOK


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Jalan Raya Curug RT. 01 RW. 06 Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari,


Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Telepon (0251) 8617795 Kode Pos 16517
Website & Email: https://sman10depok.sch.id & sman10.depok@gmail.com
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji hanya untuk Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Kunjungan ke Museum Nasional ini
dapat terselesaikan tanpa adanya hambatan apapun. Laporan ini berisikan tentang
beberapa informasi mengenai Museum Nasional di kawasan Jl. Medan Merdeka Barat
No.12, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 10110, yang saya kunjungi bersama beberapa teman saya pada 2 Februari 2023.

Laporan kunjungan ini saya susun untuk menyelesaikan tugas Sejarah Indonesia,
dalam pembuatan laporan ini tidak lepas dari orang-orang yang mendukung dalam doa
maupun moril semangat. Oleh karena itu, saya sebagai penulis mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat, khususnya kepada guru mata
pelajaran Sejarah Indonesia, Ibu Dina Meiliana, S.Pd. yang telah turut membantu dan
membagi ilmu kepada saya dan teman-teman lainnya.

Akhir kata, saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, pembaca
mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan dalam
Laporan Kunjungan ini. Oleh karena itu, saya senantiasa mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.

Depok, 18 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Museum Nasional ............................................................................................ 2
2.2 Sejarah Museum Nasional................................................................................. 2
2.3 Lokasi Museum Nasional.................................................................................. 4
2.4 Pembagian Ruang Museum Nasional ............................................................... 5
2.5 Koleksi Museum Nasional ................................................................................ 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 15
3.2 Saran ................................................................................................................. 15

LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Museum merupakan lembaga yang diperuntukan bagi masyarakat
umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat dan menyajikan serta
melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan study, penelitian dan
kesenangan atau hiburan. Berdasarkan peraturan pemerintah RI no 19 tahun 1995.
Museum merupakan lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan
pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungannya berguna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan
budaya bangsa.

Sedangkan menurut Internasional Council of Museum (ICOM): dalam


pedoman Museum Indonesia 2008. Museum merupakan sebuah lembaga yang
bersifat tetap. tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan
dan memamerkan artefak-artefak perihal jati dri manusia dan lingkungannya
untuk tujuan study, pendidikan dan rekreasi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Museum Nasional?
2. Dimana letak lokasi Museum Nasional?
3. Bagaimana pembagian ruangan dalam Museum Nasional?
4. Apa saja koleksi yang ada pada Museum Nasional?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Sejarah Museum Nasional.
2. Untuk mengetahui dimana letak lokasi Museum Nasional.
3. Untuk mengetahui pembagian ruangan dalam Museum Nasional.
4. Untuk mengetahui dan mempelajari koleksi Museum Nasional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Museum Nasional


Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah merupakan
sebuah museum arkeologi sejarah, etnografi dan geografi yang terletak didaerah
Jakarta Pusat. Museum ini adalah museum pertama dan terbesar di Asia
Tenggara.

2.2 Sejarah Museum Nasional


Eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan
yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen,
didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778. Pada masa itu di
Eropa tengah terjadi revolusi intelektual (the Age of Enlightenment) yaitu dimana
orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan.
Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda berdiri De Hollandsche Maatschappij der
Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda). Hal ini mendorong orang-orang
Belanda di Batavia (Indonesia) untuk mendirikan organisasi sejenis.

Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG)


merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan
penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-
bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, Berta
menerbitkan hash penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan “Ten Nutte van
het Algemeen” (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).

2
Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher,
menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan
perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu ia juga menyumbangkan sejumlah
koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna, sumbangan Radermacher
inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.

Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816), Letnan


Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjadi Direktur perkumpulan ini. Oleh
karena rumah di Kalibesar sudah penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan
pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang
pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung “Societeit de Harmonie”).
Bangunan ini berlokasi di jalan Majapahit nomor 3. Sekarang di tempat ini berdiri
kompleks gedung sekretariat Negara, di dekat Istana kepresidenan.

Jumlah koleksi milik BG terus neningkat hingga museum di Jalan


Majapahit tidak dapat lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862, pemerintah
Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum baru di
lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 (dutu disebut
Koningsplein West). Tanahnya meliputi area yang kemudian di atasnya dibangun
gedung Rechst Hogeschool atau “Sekolah Tinggi Hukum” (pernah dipakai untuk
markasKenpetai di masa pendudukan Jepang, dan sekarang Departemen
Pertahanan dan Keamanan). Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada
tahun 1868.

Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia,


khususnya penduduk Jakarta. Mereka menyebutnya “Gedung Gajah” atau
“Museum Gajah” karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah
perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah
berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga “Gedung
Arca” karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai jenis dan
bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.

Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar “koninklijk” karena


jasanya dalam bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya
3
menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
Pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten
en Wetenschappen diubah namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia.
Perubahan ini disesuaikan dengan kondisi waktu itu, sebagaimana tercermin
dalam semboyan barunya: “memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah
untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri
sekitarnya”.

Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada


tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan
pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi
Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat
ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.

Kini Museum Nasional bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan. Museum Nasional mempunai visi yang mengacu kepada visi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terwujudnya Museum Nasional
sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan
kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap
kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar
bangsa”.Bioteknologi

2.3 Lokasi Museum Nasional


Museum ini terletak di Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Gambir,
Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110.

4
Peta Museum :

2.4 Pembagian Ruang Museum Nasional

A. Lantai 1 dengan nama ruangan Manusia dan Lingkungan yaitu terdiri dari
koleksi yang dipamerkan antara lain berupa fosil jaman prasejarah dan
kehidupan keseharian manusia purba yang masih sangat primitif.
B. Lantai 2 dengan nama ruangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yaitu terdiri
dari koleksi yang dipamerkan antara lain berupa prasasti dari beberapa
periode kerjaan, keramik, alat navigasi saat berlayar, alat berburu dan
memotong, alat transportasi sepeda dan kapal serta koleksi lainnya.
C. Lantai 3 dengan nama ruangan Organisasi Sosial yaitu terdiri dari, koleksi
yang dipamerkan antara lain berupa menhir, nekara, rumah adat, sisir,
prasasti, mahkota kerajaan, alat penangkap ikan dan koleksi-koleksi lainnya.
D. Lantai 4 dengan nama ruangan Emas dan Keramik yaitu untuk penjagaannya
pada ruangan ini lumayan sangat ketat karena koleksi-kolesi yang tersedia
diruangan ini berupa emas dan keramik asing sehingga perlu pengawasan
yang ekstra agar tidak terjadinya pencurian atau pembobolan.

5
2.5 Koleksi Museum Nasional
A. Patung Ku Yakin Sampai Disana

Dari gambar diatas merupakan sebuah patung dengan nama "KU YAKIN
SAMPAI DISANA". Patung ini hasil karya yaitu "Nyoman Nuarta, 2012.
Patung diatas menggambarkan arus perjuangan yang dahsyat melalui
semangat dan kerja keras hingga pada tujuan akhir yang lebih baik. Patung
ini mencerminkan pancaran inspirasi bagi ketahanan budaya yang terus
menggelora sepanjang masa.

B. Patung Gajah

Patung gajah ini merupakan hadiah dari yang mulia Somdej


Praparamintramaha Chulalongkorn. Raja Siam diberikan kepada
pemerintahan kota Batavia sebagai kenangan sebagai kenangan atas
kunjungan beliau ke kota ini pada bulan maret 1871 masehi.

C. Arca Ganesha
Arca Ganesha adalah salah satu dewa yang populer dalam mitologi Hindu
yang merupakan putera dari Dewa Siwa. Ganesha dikenal sebagai dewa
pengetahuan, lambang kecerdasan, penghalau segala rintangan dan
pemberian kesejahteraan serta kebijakan bagi para pemujanya. Dilihat dari

6
kenampakan fisiknya, arca ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki
bentuk tubuh tambun, perut buncit, berkepala gajah, bermata sipit, berlengan
empat, memegang kapak, mangkuk dan atribut lain yang dipakainya.

Dalam mitologi Hindu, arah lengkung belalai arca Ganesha memiliki makna
yang penting. Tidak semua belalai arca Ganesha melengkung ke arah kiri.
Arah lengkungan belalai ini bisa mengarah ke kiri, lurus menghadap arah
depan dan kearah kanan. Hal yang penting dan harus diperhatikan adalah
kearah mana pangkal belalai Ganesha itu berawal dan bukan ke arah mana
ujung belalai tersebut berakhir.

D. Arca Nadiswara
Nandiswara sebagai aspek Nandi dalam bentuk anthropomorkfiik (bentuk
manusia), bertugas menjaga pintu masuk candi sebelah kanan. Arca dalam
posisi berdiri, di belakang terdapat sirascakra. Bertangan dua, tangan kanan
ditekuk ke atas depan membawa camara, tangan kiri menjuntai ke bawah di
samping pinggang membawa kendi. Di samping kanan
terdapat trisula. (Shinta Dwi Prasasti).

7
E. Arca Siwa Mahadewa
Siwa sebagai Mahadewa merupakan Siwa dalam kedudukannya yang paling
tinggi, yaitu sebagai raja dari para dewa, dengan saktinya Uma dan Parwati
atau Durga. Kepopulerannya ditandai dengan adanya beberapa sekte dalam
pemujaan Siwa, yaitu Siwasidhanta, Pasupata, dan Bhairawa. Ia didudukkan
sebagai dewa perusak.

F. Topeng Hanoman
Tokoh kera putih yang membantu Sri Ramawijaya memerangi Rahwana
dalam kisah Ramayana. la berperan penting dalam penyelamatan Sita istri
Rama dengan membakar istana Rahwana dengan ekornya yang terbakar saat
melarikan diri. Dalam mitologi Jawa Hanoman merupakan anak Batara Guru
dan Dewi Anjani, sedangkan menurut cerita versi India, Hanoman adalah
anak Batara Bayu (dewa angin) dengan Dewi Anjana.

G. Topeng Sidhakarya
Tokoh Sidhakarya muncul pada akhir pertunjukan topeng Pajegan sebagai
penutup dengan mengucapkan doa dan mantra-mantra untuk suksesnya
upacara sekaligus memberkati penonton dengan percikan air suci dan butiran

8
beras serta pemberian uang (sesari). Wajah topeng berciri setengah danawa
dan setengah raksasa, bertaring bagian atas, mata sipit, berwarna putih
menggabarkan pribadi yang suci dan merupakan simbol dari kekuatan Siwa.

H. Balato Tologu
Pedang yang menunjukkan identitas bangsawan Nias. Ragö Balatu atau
anyaman rotan berbentuk bulat pada sarungnya diikatkan taring babi dan gigi
buaya sebagai jimat.

I. Golok
Selain digunakan sebagai senjata, Golok yang terbuat dari bahan berharga
seperti gading menjadi benda seni untuk dikoleksi. Golok ini diduga koleksi
keluarga Bupati Cianjur.

9
J. Nogowarno
Patung ini menggambarkan Ratu Kidul sebagai penguasa laut selatan Jawa
yang berdiri di atas kuda berkepala naga yang memakai mahkota. Figur gaib
tersebut dicintai karena kemurahan hatinya, tetapi juga ditakuti karena
mampu menghancurkan.

K. Wayang Kulit Cirebon


Wayang kulit Cirebon merupakan satu jenis wayang yang babon atau
pakemnya mengambil cerita Mahabharata dan Ramayana, yang telah
dikembangkan dan digubah dengan corak tersendiri oleh seorang tokoh
bernama Sunan Panggung. Tokoh Sunan Panggung menurut ahli sejarah
Cirebon identik dengan Sunan Kalijaga. Materi Mahabarata dan Ramayana
dalam wayang Cirebon disesuaikan dengan dasar-dasar ajaran Islam.
Wayang Cirebon dipertunjukan saat acara khitanan, pernikahan serta upacara
adat panen padi, ruwatan dan nadran (ritual para nelayan untul mensyukuri
hasil tangkapannya). Wayang kulit Cirebon ini menampilkan tokoh-tokoh
dari epik Mahabarata, tentang perebutan kekuasaan kerajaan Hastina antara
keluarga Pandawa dan keluarga Kurawa.

10
L. Miniatur Lumbung Padi
Model bangunan bertingkat yang bagian bawahnya digunakan untuk
menyimpan padi, sedangkan bagian atas dijadikan tempat tidur anak laki-
laki. Dahulu, pada umumnya anak laki-laki yang masih lajang tidak tidur di
rumah adat, tetapi di jabur (tempat pertemuan adat) atau di atas sapo saga
(lumbung padi).

M. Selendang Balapak
Ragam hias pada selendang balapak ini terinspirasi dari budaya Islam,
misalnya kaluak paku. Selendang balapak dipakai oleh sosok paling penting
dalam budaya Minangkabau, yakni bundo kanduang (ibu pemimpin
keluarga).

N. Perahu Cengkeh
Pada abad ke-17 hingga 18 rempah-rempah adalah produk yang paling
diminati, termasuk cengkeh. Orang-orang Eropa menjelajahi laut untuk
mencari daerah ponghasil cengkeh yang disebutnya ‘bunga emas’. Pengrajin

11
lokal memanfaatkan cengkeh kering untuk dibuat kerajinan, seperti miniatur
perahu ini.

O. Hiasan Kaligrafi
Hiasan kaligrafi ini memiliki bentuk oval dengan gambar bintang yang besar.
Di setiap sisi bintang terdapat tulisan arab. Kata "Allah" juga tertulis pada
sisi bagian atas bintang.

P. Korwar
Patung kepercayaan Suku Byak pada umumnya. Patung Korwar di katakan
sakral karena di dalam kepala Patung Korwar terdapat tengkorak dari leluhur
atau orang yang di sayangi dan Patung Korwar juga merupakan tempat
berkomunikasi dengan leluhur atau orang yang kita sayang yang sudah
meninggal dunia. Patung korwar memiliki bentuk-bentuk yang berbeda–beda
di setiap wilayah/daerah masing- masing.

12
Q. Manusia Flores
Rangka ini adalah salah satu dari tujuh rangka Manusia Flores yang
menghebohkan dunia ilmu pengetahuan. Rangka manusia katai ini
ditenggarai merupakan "penghubung" antara Homo erectus termuda yang
berusia antara 200.000 sampai 100.000 tahun, dengan Homo sapiens tertua
yang berusia antara 20.000 sampai 13.000 tahun.

R. Pemia
Pemia (kalio) merupakan patung sebagai manifestasi wujud arwah yang
dibuat untuk kelengkapan upacara penguburan sekunder pada masyarakat
Pamona di Poso. Patung ini mengenakan hiasan kepala laki-laki berbentuk
spiral (menyerupai ular) yang disebut Sanggori. Penggunaan Sanggori pada
patung pemakaman, banyak ditemukan pada patung pemakaman untuk
kalangan kesatria atau bangsawan Pamona.

S. Prasasti Pakis Wetan


Berbentuk sebuah lempeng tembaga bertuliskan aksara dan bahasa Jawa
Kuno pada satu sisinya. bertarikh 1188 C atau 1266 M ini dikenal sebagai
Prasasati Kertanegara. Prasasti ini dikeluarkan oleh Sri Kertanagara. Dalam

13
Prasasti ini disebutkan Kertanagara masih dalam bimbingan ayahnya yaitu
bhatara Jaya Sri Wisnuwardhana. Dengan demikian disimpulkan, ketika
mengeluarkan prasasti 1266M, Sri Kertanagara masih sebagai raja di keraton
Daha atau belum menjadi maharaja Singasari (yuwaraja).

T. Lampu Kapal/ Ship Lamp


Lampu jenis ini biasanya dipakai oleh kapal angkutan barang sebagai
penerangan dalam keadaan darurat (listrik mati). Digunakan pada saat kapal
bersandar. Merupakan lampu yang tahan terhadap angin dan hujan.

U. Cepuk
Cepuk merupakan wadah bertutup yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan. Bentuknya menyerupai cepuk keramik buatan China. Cepuk
biasanya digunakan untuk menyimpan benda berharga.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan kunjungan maka didapatlah
kesimpulan sebagai berikut:

A. Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah merupakan


sebuah museun arkeologi sejarah, etnografi dan geografi yang terletak
didaerah Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110. Museum ini adalah
museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara
B. Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, didirikan oleh
Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778.
C. Museum nasional ini terdiri dari beberapa ruangan yang menyediakan koleksi
pameran yang unik yaitu ruangan koleksi sejarah, ruangan koleksi etnografi,
ruangan koleksi geografi, ruangan koleksi prasejarah, ruangan koleksi
arkeologi dan ruangan koleksi numismatik/heraldik & keramik asing.
D. Pada museum nasional memilki empat lantai yang berisi tentang koleksi
benda sejarah. Lantai I disebut dengan ruangan manusia dan lingkungan,
lantai 2 disebut dengan ruangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lantai 3
disebutkan dengan ruangan organisasi dan sosial dan untuk lantai 4
disebutkan dengan ruangan emas dan keramik.

3.2 Saran
Pembuatan laporan kunjungan ini diharapkan dapat memberikan
wawasan baru terhadap para pembaca mengenai Monumen Nasional. Dalam
penulisan ini saya sadar akan adanya ketidaksempurnaan laporan ini. Oleh karena
itu, saya mengharapkan sebuah kritik yang membangun guna tercapainya
kesempurnaan dalam penulisan saya selanjutnya. Dan untuk kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/arca- nandiswara/

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/arca-siwa-
mahadewa/#:~:text=Siwa%20sebagai%20Mahadewa%20merupakan%20Siwa,I
a%20didudukkan%20sebagai%20dewa%20perusak

https://museumnasional.files.wordpress.com/2010/10/peta- lokasi.jpg

https://www.academia.edu/38945709/makalah_kunjungan_ke_museum_nasional

https://www.museumnasional.or.id/tentang-kami
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai