Anda di halaman 1dari 14

MUSEUM POS INDONESIA

BANDUNG

Disusun Oleh :
1. Ananda Mutiara Barkah
2. Hilma Nadia
3. Naila Aqilatun Nafisah
4. Najla Safna Nur Haura
5. Nazwa Shalsabila
6. Rahma Aulia Priyanti
7. Rani Sahara Nusantara
8. Ulima Huwaidah

MADRASAH ALIYAH NURUL IMAN


KOTA CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahaanirrahiim...
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt. Karena atas limpahan dan
hidayah-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan. Makalah ini berjudul
“Museum Pos Indonesia Bandung” dapat kami selesaikan dengan baik. Penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang Museum Pos Indonesia Bandung. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah Swt. Karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberi kami semangat dan motivasi dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada sempurna di dunia, melainkan Allah Swt. Tuhan
Yang Maha Sempurna, karena itu saya memohon maaf apabila ada kekurangan
dari makalah yang saya buat kali ini.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang saya angkat pada
makalah ini, saya mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya
dari pembaca agar bisa membuat karya makalah lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Cimahi, 25 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
A. Sejarah Museum Pos Indonesia Bandung.......................................................6
B. Koleksi Museum..............................................................................................7
C. Ruang Pameran Museum.................................................................................9
D. Mengenal Benda-Benda Pos di Museum Pos Indonesia.................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11
Lampiran-Lampiran...............................................................................................12

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Museum Pos Indonesia terletak di Jalan Cilaki No. 73 Bandung , Jawa
Barat. Museum bersejarah ini sudah berdiri sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya
pada tahun 1933. Awalnya, bangunan yang didesain oleh duo arsitek J. Berger dan
Leutdsgebouwdienst ini bernama Pos Telegrap dan Telepon (PTT).
Pada saat perpindahan kekuasaan Indonesia dari pihak Belanda ke Jepang,
Museum Pos Indonesia beserta koleksi benda pos yang ada di dalamnya tidak
terawat baik. Bahkan ketika Indonesia meraih kemerdekaan, museum ini tidak
kunjung diperbaiki dan barang-barang koleksi museum dibiarkan terbengkalai.
Hingga pada tahun 1980, Perum Pos dan Giro mengambil inisiatif
membentuk panitia guna memperbaiki dan merawat benda-benda koleksi museum
yang bernilai tinggi. Tepat di Hari Bhakti Postel ke-38, yakni 27 September 1983,
Museum PTT akhirnya resmi berubah nama menjadi Museum Pos dan Giro.
Peresmian museum ini dilakukan oleh Achmad Tahir, Menteri Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi (Menparpostel) pada masa itu.
Untuk para peneliti filateli, Museum Pos dan Giro menjadi tempat yang
wajib dikunjungi. Museum yang namanya berubah kembali di tahun 1995 menjadi
Museum Pos Indonesia ini memiliki koleksi ribuan perangko dari penjuru dunia.
Koleksi yang ditampilkan di museum ini tidak hanya perangko. Benda-benda pos
seperti timbangan surat dan sepeda pak pos juga turut dipamerkan. Perkembangan
baju dinas serta peralatan pos dari zaman kolonial hingga sekarang juga dapat
Anda jumpai di museum yang terletak tepat di samping Gedung Sate, Bandung,
ini.
Pada bagian lain dari museum ini, terdapat ruang yang memamerkan surat
emas, surat dari berbagai raja-raja nusantara kepada para Komandan dan Jendral
Belanda. Surat emas menjadi catatan sejarah perkembangan surat di tanah air.
Melalui surat-surat ini, kita bisa melihat cara komunikasi raja-raja di nusantara
dengan para penjajah.
Umur surat-surat emas yang sebelumnya berada di salah satu museum di
Inggris ini diperkirakan berkisar ratusan tahun yang lalu. Inggris menyimpan
surat- surat berharga raja-raja nusantara karena memang hampir semua surat yang
dipamerkan ditujukan untuk Gubernur-Jenderal Inggris Thomas Stamford Bingley
Raffles.

4
Museum ini memiliki beberapa ruangan terpisah yang setiap ruangannya
menyimpan koleksi benda pos yang masih terawat dengan baik. Anda dapat
mengunjungi museum ini bersama keluarga dan mengenalkan benda-benda pos
bersejarah kepada anak-anak yang tentu saja bisa menambah pengetahuan
mengenai sejarah dunia pos Indonesia .

B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi museum Pos Indonesia didirikan pada umumnya?
2. Bagaimana sejarah Museum Pos Indonesia Bandung?
3. Benda-benda apa saja yang digunakan untuk melakukan kegiatan surat
menyurat dan komunikasi pada tempo dulu di Indonesia?
4. Apa tujuan Museum Pos Indonesia didirikan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Menambah pengetahuan tentang pentingnya peran fungsi museum sebagai
sumber belajar.
3. Memelihara serta melestarikan kekayaan budaya Indonesia.
4. Mengenal dunia perposan di Indonesia.
5. Meningkatkan wawasan sosial tentang informasi dan komunikasi
abad sebelumnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Museum Pos Indonesia Bandung


Museum Pos Indonesia berdiri tahun 1931 dengan nama Museum PTT (Pos,
Telepon, Telegrap), bertempat di Kantor Pusat Pos Indonesia Jalan Cilaki 73
Bandung 40115. Museum ini awalnya hanya menyajikan benda koleksi sebatas
prangko-prangko dalam negeri maupun mancanegara.
Menyadari arti peran dan fungsi museum sebagai sarana pendidikan,
informasi dan rekreasi untuk generasi muda pada masa sekarang maupun masa
yang akan datang, maka dilakukan upaya renovasi museum untuk memelihara dan
melestarikan budaya dalam pelayanan pos. Pada tanggal 27 September 1983
diresmikan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, dengan nama
Museum Pos dan Giro.
Dengan peresmian tersebut, koleksi yang disajikan diperluas dengan
menambah benda-benda bersejarah lain seperti peralatan, visualisasi, diorama
kegiatan layanan pos, dll. Seiring dengan perubahan status perusahaan dari
Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia tanggal 20
Juni 1995, maka museum berganti nama menjadi Museum Pos Indonesia.
Museum Pos dibuka pada tahun 1931 dengan nama Museum Pos, Telegraf,
dan Telepon (PTT). Ketika pertama didirikan, sebagian besar koleksinya berupa
perangko dari dalam dan luar negeri. Setelah keadaannya yang kurang terawat
selama Perang Dunia ke-II, dari tanggal 18 Desember 1980, koleksinya
diusahakan untuk dilengkapi lagi dengan melakukan inventarisasi dan
mengumpulkan benda- beda sejarah yang harus dijadikan koleksi museum.
Tiga tahun selanjutnya, museum diresmikan Menparpostel pada tanggal 27
September 1983, ketika Hari Bhakti Postel ke-30. Sampai pada masa itu, museum
sudah memiliki koleksi benda-benda dan peralatan yang ada hubungannya dengan
proses sejarah pos dari masa ke masa, selama lima masa pemerintahan yaitu dari
masa Kompeni dan Bataafsche Republiek (1707-1803), masa pemerintahan
Daendels (1808-1811), masa pemerintahan Inggris (1811-1816), masa
pemerintahan Hindia Belanda (1866-1942), masa Jepang (1942-1945) dan masa
Kemerdekaan.
Melewati museum itu bisa diketahui bahwa selama masa kemerdekaan,
Pos Indonesia sekurangkurangnya sudah lima kali ganti nama dan ganti lambang.
awalnya Jawatan PTT (1945-1961), lalu jadi PN Postel (1962-1965), PN Pos dan
Giro (1965-1978), Perum Pos dan Giro (1978-1995,) dan pada tahun 1995 jadi PT
Pos Indonesia (Persero).

6
Dan Saat ini, pada tahun 2023, Museum pos ini sudah dilengkapi gadget
Win Audio tour guide, yang memudahkan pengunjung, untuk merasakan
pengalaman berkeliling museum secara fun tanpa mengurangi nilai informasi
edukasinya. Audio tourguide adalah seperangkat gadget yang memiliki tombol
angka, dimana pengunjung dapat mendengarkan informasi audio, hanya dengan
menekan angka sesuai dengan posisi objek pamer. Saat ini di Museum Pos
Indonesia terdapat 50 objek audio guide, dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Dengan adanya audio guide ini,diharapkan pengunjung semakin mencintai
museum, karena informasi audionya sudah di sesuaikan dengan menambah
suasana hiburan, fun dan edukatif.

B. Koleksi Museum
Museum Pos Indonesia mempunyai benda koleksi seperti prangko dan
benda filateli lainnya, peralatan yang digunakan sejak Hindia Belanda, dan benda-
benda bersejarah lain. Untuk memberi kemudahan pada masyarakat, seluruh
benda dikelompokkan dalam 3 penyajian, yaitu:

 Koleksi Sejarah

Koleksi yang bernilai sejarah lainnya adalah Surat Mas Raja-Raja “Golden
Letter”. Surat-menyurat sebagai alat komunikasi dalam bentuk yang sederhana
sudah dikenal pada zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia sepeerti Kerajaan
Mulawarman, Sriwijaya, Tarumanegara, Mataram, Purnawarman, Majapahit.
Berdasarkan prasasti yang ditemukan di Kerajaan Sriwijaya, bahasa yang
digunakan adalah bahasa kowloon atau Bahasa Melayu Kuno dan kata-kata
Sansekerta. Huruf yang digunakan adalah huruf Palawa. Huruf inilah yang
menjadi huruf Jawa, Sunda, Bali, dan Batak.

7
Dengan masuknya agama Hindu dan Budha, maka budaya tulis menulis dan
surat-menyurat ini berkembang dikalangan istana raja-raja. Bahan yang digunakan
untuk menulis berupa daun lontar, bambu, kulit kayu, daun nipah, dan daun bungs
pudak atau pandan.
Komunikasi pada waktu itu tidak hanya terbatas dalam negeri, melainkan
juga negara tentangga, yaitu kegiatan surat-menyurat antara Kerajaan Sriwijaya
dengan China maupun China dengan Majapahit, yang seluruhnya diabadikan pada
relief dinding Candi Borobudur dan Prambanan.

 Koleksi Filateli

Dalam koleksi museum selain disajikan


koleksi prangko Indonesia, juga terdapat koleksi
prangko berasal dari 178 negara. Prangko pertama
yang digunakan di Indonesia diterbitkan
pemerintah Hindia Belanda tanggal 1 April 1864.
Kata prangko berasal dari bahasa Latin “franco”
yang berarti tanda pembayaran untuk melunasi
biaya pengiriman surat. Lama kelamaan prangko
menjadi benda seni yang dikumpulkan orang. Kegemaran mengumpulkan
prangko ini disebut Filateli.

 Koleksi Peralatan

Brievenbus merupakan bis surat pada


zaman Hindia Belanda yang terbuat dari
logam cor dengan berat kurang dari 400
kg ini dapat ditempatkan di pinggir jalan
strategic agar mudah dijangkau publik.
Bis surat ini pertama kali digunakan
tahun
1829 di Kantor Pos Batavia, sedangkan bis surat pertama untuk umum
disediakan di Kantor Pos Semarang tahun 1850 dan Kantor Pos Surabaya
tahun 1864. Sejak pertama kali digunakan hingga kini bis surat telah
mengalami perubahan baik bentuk maupun ukurannya.

8
C. Ruang Pameran Museum
Ruang pameran museum terdiri atas dua lantai, yaitu:
 Lantai Basement
Berisi benda-benda koleksi secara lengkap yang terdiri atas tiga jenis benda
koleksi yaitu benda koleksi sejarah, peralatan, dan filatelial.
 Ruang Social Center
Merupakan ruang edukasi masyarakat dan sebagai pusat pengembangan sosio-
kultur dibidang layanan pos. Masyarakat juga diberi kesempatan untuk praktik
secara langsung.

D. Mengenal Benda-Benda Pos di Museum Pos Indonesia

Kendaraan untuk mengirim surat (sepeda motor)

Gedung Sate Ikon yang Disebelahnya

9
Koleksi Prangko dan surat tempo dulu

Bis surat

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dan pada akhirnya, penulis bisa memberikan kesimpulan bahwa kegiatan
tersebut dapat menambah wawasan siswa-siswi tentang pentingnya kekayaan
budaya dalam Museum Pos Indonesia. Sepatutnya kita bisa mengerti sejarah surat
menyurat, informasi, dan komunikasi melalui media tulis atau telekomunikasi
terdahulu. Karena peralatan yang bersangkutan merupakan cikal bakal peralatan
zaman sekarang yang berguna untuk media berinteraksi sosial, khususnya yang
berkembang di Indonesia.

B. Saran
Agar manusia-manusia di masa yang akan datang tidak melupakan fungsi
dari museum umumnya dan telekomunikasi khususnya, maka perlu tindakan lebih
untuk melestarikan apa yang telah lahir dari sejarah dan bertahan hingga sekarang.
Museum negeri yang resmi harus dipelihara dari kerusakan dan perkembangan
zaman agar generasi yang akan datang bisa menyaksikan dan mengamati benda-
benda zaman dahulu yang terpelihara, khususnya benda-benda yang sangat dekat
dengan kegiatan manusia sehari-hari, yaitu yang berkaitan dengan interaksi sosial.

1
Lampiran-Lampiran

1
1

Anda mungkin juga menyukai