BANDUNG
Disusun Oleh :
1. Ananda Mutiara Barkah
2. Hilma Nadia
3. Naila Aqilatun Nafisah
4. Najla Safna Nur Haura
5. Nazwa Shalsabila
6. Rahma Aulia Priyanti
7. Rani Sahara Nusantara
8. Ulima Huwaidah
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
A. Sejarah Museum Pos Indonesia Bandung.......................................................6
B. Koleksi Museum..............................................................................................7
C. Ruang Pameran Museum.................................................................................9
D. Mengenal Benda-Benda Pos di Museum Pos Indonesia.................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11
Lampiran-Lampiran...............................................................................................12
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Museum Pos Indonesia terletak di Jalan Cilaki No. 73 Bandung , Jawa
Barat. Museum bersejarah ini sudah berdiri sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya
pada tahun 1933. Awalnya, bangunan yang didesain oleh duo arsitek J. Berger dan
Leutdsgebouwdienst ini bernama Pos Telegrap dan Telepon (PTT).
Pada saat perpindahan kekuasaan Indonesia dari pihak Belanda ke Jepang,
Museum Pos Indonesia beserta koleksi benda pos yang ada di dalamnya tidak
terawat baik. Bahkan ketika Indonesia meraih kemerdekaan, museum ini tidak
kunjung diperbaiki dan barang-barang koleksi museum dibiarkan terbengkalai.
Hingga pada tahun 1980, Perum Pos dan Giro mengambil inisiatif
membentuk panitia guna memperbaiki dan merawat benda-benda koleksi museum
yang bernilai tinggi. Tepat di Hari Bhakti Postel ke-38, yakni 27 September 1983,
Museum PTT akhirnya resmi berubah nama menjadi Museum Pos dan Giro.
Peresmian museum ini dilakukan oleh Achmad Tahir, Menteri Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi (Menparpostel) pada masa itu.
Untuk para peneliti filateli, Museum Pos dan Giro menjadi tempat yang
wajib dikunjungi. Museum yang namanya berubah kembali di tahun 1995 menjadi
Museum Pos Indonesia ini memiliki koleksi ribuan perangko dari penjuru dunia.
Koleksi yang ditampilkan di museum ini tidak hanya perangko. Benda-benda pos
seperti timbangan surat dan sepeda pak pos juga turut dipamerkan. Perkembangan
baju dinas serta peralatan pos dari zaman kolonial hingga sekarang juga dapat
Anda jumpai di museum yang terletak tepat di samping Gedung Sate, Bandung,
ini.
Pada bagian lain dari museum ini, terdapat ruang yang memamerkan surat
emas, surat dari berbagai raja-raja nusantara kepada para Komandan dan Jendral
Belanda. Surat emas menjadi catatan sejarah perkembangan surat di tanah air.
Melalui surat-surat ini, kita bisa melihat cara komunikasi raja-raja di nusantara
dengan para penjajah.
Umur surat-surat emas yang sebelumnya berada di salah satu museum di
Inggris ini diperkirakan berkisar ratusan tahun yang lalu. Inggris menyimpan
surat- surat berharga raja-raja nusantara karena memang hampir semua surat yang
dipamerkan ditujukan untuk Gubernur-Jenderal Inggris Thomas Stamford Bingley
Raffles.
4
Museum ini memiliki beberapa ruangan terpisah yang setiap ruangannya
menyimpan koleksi benda pos yang masih terawat dengan baik. Anda dapat
mengunjungi museum ini bersama keluarga dan mengenalkan benda-benda pos
bersejarah kepada anak-anak yang tentu saja bisa menambah pengetahuan
mengenai sejarah dunia pos Indonesia .
B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi museum Pos Indonesia didirikan pada umumnya?
2. Bagaimana sejarah Museum Pos Indonesia Bandung?
3. Benda-benda apa saja yang digunakan untuk melakukan kegiatan surat
menyurat dan komunikasi pada tempo dulu di Indonesia?
4. Apa tujuan Museum Pos Indonesia didirikan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Menambah pengetahuan tentang pentingnya peran fungsi museum sebagai
sumber belajar.
3. Memelihara serta melestarikan kekayaan budaya Indonesia.
4. Mengenal dunia perposan di Indonesia.
5. Meningkatkan wawasan sosial tentang informasi dan komunikasi
abad sebelumnya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Dan Saat ini, pada tahun 2023, Museum pos ini sudah dilengkapi gadget
Win Audio tour guide, yang memudahkan pengunjung, untuk merasakan
pengalaman berkeliling museum secara fun tanpa mengurangi nilai informasi
edukasinya. Audio tourguide adalah seperangkat gadget yang memiliki tombol
angka, dimana pengunjung dapat mendengarkan informasi audio, hanya dengan
menekan angka sesuai dengan posisi objek pamer. Saat ini di Museum Pos
Indonesia terdapat 50 objek audio guide, dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Dengan adanya audio guide ini,diharapkan pengunjung semakin mencintai
museum, karena informasi audionya sudah di sesuaikan dengan menambah
suasana hiburan, fun dan edukatif.
B. Koleksi Museum
Museum Pos Indonesia mempunyai benda koleksi seperti prangko dan
benda filateli lainnya, peralatan yang digunakan sejak Hindia Belanda, dan benda-
benda bersejarah lain. Untuk memberi kemudahan pada masyarakat, seluruh
benda dikelompokkan dalam 3 penyajian, yaitu:
Koleksi Sejarah
Koleksi yang bernilai sejarah lainnya adalah Surat Mas Raja-Raja “Golden
Letter”. Surat-menyurat sebagai alat komunikasi dalam bentuk yang sederhana
sudah dikenal pada zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia sepeerti Kerajaan
Mulawarman, Sriwijaya, Tarumanegara, Mataram, Purnawarman, Majapahit.
Berdasarkan prasasti yang ditemukan di Kerajaan Sriwijaya, bahasa yang
digunakan adalah bahasa kowloon atau Bahasa Melayu Kuno dan kata-kata
Sansekerta. Huruf yang digunakan adalah huruf Palawa. Huruf inilah yang
menjadi huruf Jawa, Sunda, Bali, dan Batak.
7
Dengan masuknya agama Hindu dan Budha, maka budaya tulis menulis dan
surat-menyurat ini berkembang dikalangan istana raja-raja. Bahan yang digunakan
untuk menulis berupa daun lontar, bambu, kulit kayu, daun nipah, dan daun bungs
pudak atau pandan.
Komunikasi pada waktu itu tidak hanya terbatas dalam negeri, melainkan
juga negara tentangga, yaitu kegiatan surat-menyurat antara Kerajaan Sriwijaya
dengan China maupun China dengan Majapahit, yang seluruhnya diabadikan pada
relief dinding Candi Borobudur dan Prambanan.
Koleksi Filateli
Koleksi Peralatan
8
C. Ruang Pameran Museum
Ruang pameran museum terdiri atas dua lantai, yaitu:
Lantai Basement
Berisi benda-benda koleksi secara lengkap yang terdiri atas tiga jenis benda
koleksi yaitu benda koleksi sejarah, peralatan, dan filatelial.
Ruang Social Center
Merupakan ruang edukasi masyarakat dan sebagai pusat pengembangan sosio-
kultur dibidang layanan pos. Masyarakat juga diberi kesempatan untuk praktik
secara langsung.
9
Koleksi Prangko dan surat tempo dulu
Bis surat
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dan pada akhirnya, penulis bisa memberikan kesimpulan bahwa kegiatan
tersebut dapat menambah wawasan siswa-siswi tentang pentingnya kekayaan
budaya dalam Museum Pos Indonesia. Sepatutnya kita bisa mengerti sejarah surat
menyurat, informasi, dan komunikasi melalui media tulis atau telekomunikasi
terdahulu. Karena peralatan yang bersangkutan merupakan cikal bakal peralatan
zaman sekarang yang berguna untuk media berinteraksi sosial, khususnya yang
berkembang di Indonesia.
B. Saran
Agar manusia-manusia di masa yang akan datang tidak melupakan fungsi
dari museum umumnya dan telekomunikasi khususnya, maka perlu tindakan lebih
untuk melestarikan apa yang telah lahir dari sejarah dan bertahan hingga sekarang.
Museum negeri yang resmi harus dipelihara dari kerusakan dan perkembangan
zaman agar generasi yang akan datang bisa menyaksikan dan mengamati benda-
benda zaman dahulu yang terpelihara, khususnya benda-benda yang sangat dekat
dengan kegiatan manusia sehari-hari, yaitu yang berkaitan dengan interaksi sosial.
1
Lampiran-Lampiran
1
1