Anda di halaman 1dari 23

PEMANFAATAN MUSEUM LAMPUNG SEBAGAI SUMBER BELAJAR

DAN DESTINASI WISATA

OLEH :

KETUT SRI ANI


21140012

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan karyai lmiah ini dengan baik.Walaupun masih
banyak kekurangan dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.

Karya Ilmiah ini membahas tentang peninggalan bersejarah di museum lampung.


Semoga karya ilmiah ini dapat menjadi inspirasi, motivasi atau pengetahuan bagi
para pembaca.
Namun demikian mudah-mudahan dengan adanya karya ilmiah ini akan
menambah motivasi mahasiswa dalam belajar untuk mencapai prestasi yang lebih
baik.
Akhirnya dengan segala kekurangan dan dengan kerendahan hati,saya
persembahkan karya ilmiah ini semoga bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Museum........................................................................................3
2.2 Jenis Museum..................................................................................................3
2.3 Pengunjung Museum.......................................................................................4
2.4 Pengertian Museum Lampung.........................................................................5
2.5 Sejarah Museum lampung...............................................................................6
2.6 Keunikan Benda-Benda di Museum Lampung..............................................6

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian...............................................................................................12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................13
3.3 Sumber Data....................................................................................................13
3.4 Metode Pengumpulan Data.............................................................................13
3.5 Instrumen Pengumpulan Data.........................................................................14
3.6 Teknik Sampling.............................................................................................15
3.7 Validasi............................................................................................................16
3.8 Analisis Data...................................................................................................17
3.9 Sistematika Penulisan......................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Museum Lampung adalah lembaga tempat perawatan, pengamatan dan
memanfaatkan benda-benda bulat material hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungan yang ada di provinsi lampung yang berisi benda-benda peninggalan
bersejarah.Museum Negeri Lampung diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan,. Dr. Fuad Hasan pada tanggal 24 September 1988.Peresmian
museum ini bertepatan dengan peringatan Hari Aksara Internasional yang
dipusatkan di PKOR Way Halim.Pembangunan museum ini sebenarnya telah
dimulai sekitar tahun 1975 dan peletakan batu pertama dilaksanakan pada tahun
1978.
Secara umum, koleksi museum meliputi berbagai benda peninggalan
zaman prasejarah, zaman Hindu-Buddha, zaman kedatangan Islam, masa
penjajahan, dan pasca-kemerdekaan. Selain dapat melihat-lihat koleksi museum,
pada waktu-waktu tertentu taman budaya atau pusat kesenian di museum ini
menggelar pagelaran musik tradisional dan tarian daerah Lampung.Selain sebagai
tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, museum lampung juga merupakan
tempat sarana pendidikan, penelitian kebudayaan rekreasi.
Agar penulis tidak menyimpang jauh dari materi yang dibahas, maka
penulis ingin menyusun karya ilmiah ini secara sistematis.Dalam hal ini penulis
ingin membahas peninggalan bersejarah yang ada di museum
lampung.peninggalan-peninggalan tersebut adalah warisan dari nenek moyang
terdahulu. Penulis mengangkat masalah “peninggalan bersejarah di museum
lampung” agar masyarakat khususnya pelajar, mengetahui benda-benda apa saja
yang ada di museum lampung beserta keistimewaan dari museum lampung
tersebut, kemudian bagaimana proses masuknya peninggalan bersejarah di
museum lampung, serta bagaimana partisipasi pemerintah dan masyarakat
terhadap peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di museum lampung

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah ada pemanfaatan Museum Lampung sebagai sumber belajar?
1.2.2 Apakah ada pemanfaatan Museum Lampung sebagai destinasi wisata?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Untuk mengetahui pemanfaatan Museum Lampung sebagai sumber belajar
1.3.2 Untuk mengetahui pemanfaatan Museum Lampung sebagai destinasi wisata

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi universitas,
penulis, masyarakat, dan museum dengan uraian sebagai berikut :

1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan
tentang manfaat museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata
khususnya pada objek Museum Lampung.
2. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi penambah wawasan bagi penulis
tentang pentingnya museum lampung sebagai sumber belajar dan destinasi
wisata.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat masyarakat
untuk berkunjung ke Museum Lampung mengenalkan kepada mereka
mengenai sejarah dan koleksi-koleksi yang terdapat dimuseum tersebut.
4. Bagi Museum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak
museum agar kedepannya pihak museum dapat semakin mengembangkan
museum terutama dalam rangka sebagai sumber pembelajaran.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Museum


Museum berasal dari kata Latin museion, yaitu kuil untuk sembilan dewi
Muse anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur. Dalam
perkembangannya museion menjadi tempat kerja ahli-ahli zaman Yunani Kuno,
seperti Pythagoras dan Plato. Mereka menganggap museion adalah tempat
penyelidikan dan pendidikan filsafat, sebagai ruang lingkup ilmu dan kesenian.
Dengan kata lain tempat pembaktian diri terhadap kesembilan Dewi Muse
tadi.Berdasarkan sejarahnya, museum merupakan sebuah lembaga yang bersifat
tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan terbuka untuk umum,
sertabertugas merawat, mengumpulkan, melestarikan, meneliti,
mengkomunasikan dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang berwujud
benda untuk pendidikan, penelitian, dan hiburan(Schouten 1991).

2.2 Jenis Museum


Pada tahun 1969 Direktorat Permuseuman mengelompokkan museum
menurut jenis koleksinya. Ketika itu terdapat tiga jenis museum yaitu museum
umum, museum khusus, dan museum lokal. Pada tahun 1975, pengelompokan
diubah menjadi museum umum, museum khusus,danmuseum pendidikan. Pada
tahun 1980 pengelompokan kembali diubah menjadi museum umum dan museum
khusus dan berdasarkan kedudukannya. Direktorat Permuseuman
mengelompokkan kembali museum umum dan khusus menjadi museum tingkat
nasional, museum tingkat regional (provinsi), dan museum tingkat lokal
(Kodya/Kabupaten).Berdasarkan Wikipedia, jenis museum antara lain :
1. Museum Arkeologi
Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diri untuk
memajang artefak arkeologis. Museum arkeologi banyak yang terbuka
(museum yang terdapat di ruang terbuka atauOpen Air Museum).

3
2. Museum Seni
Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan sebuah
ruangan untuk pameran benda seni, mulai dariseni visual seperti
lukisan,gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah seni keramik,
seni logam dan furnitur.
3. Museum Biografi
Museum Biografi merupakan museum yang di dedikasikan kepada benda
yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok orang, dan
terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi. Beberapa
museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan orang yang
bersangkutan pada saatdia hidup.
4. Museum Universal
Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagaiMuseum
encyclopedic, merupakan museum yang umum dijumpai. Biasanya
merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan memberikan
informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari tema lokal
dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan rasa keingin-tahuan
terhadap dunia.
5. Museum Sejarah
Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan
masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut memiliki
benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak dalam
berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even kesejarahan
tersebut.

2.3 Pengunjung Museum


Berdasarkan jenis-jenis museum diatas, maka akan terdapat jenis-jenis
pengunjung museum. Berikut adalah jenis-jenis pengunjung museum menurut
buku Pengantar Didaktif Museum:

4
1. Pengunjung Pelaku Studi
Pengunjung pelaku studi adalah mereka yang menguasai bidang studi
tertentu yang berkaitan dengan koleksi tertentu untuk menambah
wawasannya mengenai museum. Pengunjung pelaku studi tidak hanya
memanfaatkan museum sebagai tempat penelitian, tetapi juga bekal untuk
mereka yang mengenal lebih dalam mengenai koleksi yang ada di
museum.
2. Pengunjung Bertujuan Tertentu
Pengunjung bertujuan tertentu adalah mereka yang datang ke museum
karena ada kegiatan atau acara tertentu yang dilaksanakan di museum
seperti pemeran, pertunjukan budaya dan lain-lain.
3. Pengunjung Pelaku Rekreasi
Pengunjung pelaku rekreasi adalah pengunjung yang ingin memanfaatkan
museum untuk tujuan rekreasi. Mereka hanya melihat-lihat benda yang
dipamerkan dan mengamati seluruh objek pameran dengan sekilas tanpa
pengamatan lebih detail.

2.4 Pengertian Museum Lampung


Museum Lampung adalah lembaga tempat perawatan, pengamatan dan
memanfaatkan benda-benda bulat material hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungan yang ada di provinsi lampung yang berisi benda-benda peninggalan
bersejarah. Pengertian Judul Meseum yaitu gedung yang digunakan sebagai
tempat untuk pameran tetap benda-bendayang patut mendapatkan perhatian
umum. Lampung yaitu nama sebuah provinsi. Sebagai yaitu kata penghubung
Pusat yaitu pokok pangkal atau yang menjadi tumpuan (berbagai urusan)
Perkembangan yaitu pertumbuhan Kebudayaan yaitu pikiran akal budi, hasil yang
sudah menjadi kebiasaan yang sukardiuba.
Museum Lampung adalah salah satu tempat kunjungan wisata sejarah
sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi. Di halaman museum, bahkan
beberapa koleksi unik museum ini akan sudah menyambut setiap pengunjung.

5
Tampak meriam kuno peninggalan masa penjajahan menjadi salah satu ikon dari
Museum Lampung itu sendiri.

2.5 Sejarah Museum Lampung


Museum Lampung adalah museum yang terbesar di Lampung. Museum
ini menjadi kebanggaan rakyat Lampung selain Siger dan Menara Siger. Luas
Museum Lampung adalah 17.010 m2 dan memiliki koleksi sebanyak 4735 buah.
Pada tahun 2011, Museum Lampung sudah dikunjung oleh 127.362 pengunjung.
Pengunjung rata-rata dari golongan guru, budayawan, sastrawan dan wartawan.
Kalau golongan siswa dan mahasiswa, biasanya mereka datang untuk
mengerjakan tugas atau makalah terkait dengan budaya dan sejarah. Manajemen
museum memperkerjakan lima puluh pegawai untuk mengelola museum. Selain
ruang koleksi, Museum Lampung memiliki penyimpanan koleksi, ruang
administrasi, audio visual, aula, auditorium, laboraturium, fumigasi, bengkel dan
perpustakaan. Museum Lampung dibangun pada tahun 1975. Tapi peletakan batu
pertama Museum Lampung dilakukan 1978. Kemudian, Museum Lampung
diresmikan pada taggal 24 September 1988 yang bersamaan dengan Hari Aksara
Internasional di PKOR Way Halim. Peresmian dilakukan oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan pada waktu itu. Yaitu Prof. Dr. Fuad Hasan.
Nama lain Museum Lampung adalah Ruwa Jurai. Makna dari Ruwa Jarai
adalah dua keturunan penduduk Lampung yaitu masyarakat asli Lampung dan
transmigran. Nama ini diambil dari tulisan di logo Provinsi Lampung yaitu Sai
Bumi Ruwa Jurai. Ketika otonomi daerah digalakkan oleh pemerintah ketika
tahun 2001, status museum ini jadi Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) dan
dinaungi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.

2.6 Keunikan Benda-Benda di Museum Lampung


Menurut data tahun 2011, Museum Lampung “Ruwa Jurai” menyimpan
sekitar 4.735 buah benda koleksi.Benda-benda koleksi ini terbagi menjadi 10
jenis, yaitu koleksi geologika, etnografika, historika, numismatika/heraldika,
filogika, keramologika, seni rupa, dan teknografika.Koleksi yang paling banyak

6
adalah etnografika yang mencapai 2.079. Koleksi etnografika ini mencakup
berbagai benda buatan manusia yang proses pembuatan dan pemakaiannya
menjadi ciri khas dari kebudayaan masyarakat Lampung.
Di antara koleksi-koleksi yang ditampilkan, antara lain pernak-pernik
aksesori dari dua kelompok adat yang dominan di Lampung, yaitu Sei Bathin
(Peminggir) dan Pepadun.Kedua kelompok adat ini masing-masing memiliki
kekhasan dalam hal ritual adat dan aksesori yang dikenakan.
Museum Lampung adalah tempat pelestarian sejarah khususnya sejarah
Lampung. Koleksi Museum Lampung meliputi peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Seperti yang kita tahu, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan beragama Budha
yang sangat kuat di aspek maritimnya. Contoh peninggal Sriwijaya seperti
Prasasti Tulang Bawang, baju baja milik prajurit Sriwijaya, meriam dan pakaian
adat.
Koleksi lain seperti peninggalan biologi, geologi, numismatik (studi untuk
mengumpulkan mata uang atau koin), etnografis (studi untuk mempelajari etnis),
sejarah, filologi (ilmu untuk mempelajari bahasa), keramologi, teknografi dan
arkeologi. Tiap koleksi dideskripsikan dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris. Koleksi etnografilah yang tertinggi dengan angka 2079. Koleksi Museum
Lampung didapatkan dari hibah. Jika anda memiliki benda-benda bernilai sejarah
bisa anda hibahkan. Tentu sangat diapresiasi oleh pihak museum dan Pemerintah
Lampung(Ruwa Jurai 2008).

1. Halaman Depan Museum Lampung


Dimulai dari halaman museum, pengunjung sudah melihat beberapa
koleksi. Seperti Rumah Panggung dari desa Kenali yang merupakan rumah
adat masyarakat Lampung barat yang bernama Lamban Persagi. Rumah
Panggung didirikan agak tinggi agar pemilik rumah terlindung dari
binatang buas. Ada lumbung padi, lesung dan alat penumbuk yang
menemani Rumah Panggung. Ada juga meriam kuno dari era penjajahan
Belanda yang disebut Meriam Ula atau Meriam Benteng. Di sisi kiri
taman, ada koleksi peralatan kapal kuno. Seperti pelampung dan jangkar.

7
Ada juga bola besi raksasa yang diameternya setinggi manusia. Bola besi
ini dulu digunakan untuk membuka lahan transmigrasi di Lampung Timur
pada tahun 1953 hingga 1956. Waktu itu Indonesia masih diperintah oleh
Bung Karno. Untuk menggunakan bola besi ini harus menggunakan dua
traktor untuk merobohkan semak dan pohon di area tanah yang akan
digunakan untuk transmigrasi.

2. Koleksi Historis di Lantai Satu Museum

Memasuki museum, pengunjung dipersilahkan untuk memilih


lantai satu atau lantai dua terlebih dahulu. Di lantai satu, pengunjung bisa
melihat peninggalan sejarah. Koleksi dari zaman kerajaan juga ada seperti
Prasasti Batu Bedil, Prasasti Bungkuk, Prasasti Bawang, Prasasti Ulu
Belu, Prasasti Dadak, Prasasti Bohdalung yang berbahasa Banten dan
Prasasti Tanjung Raya. Bukti masuk dan perkembangan Islam juga ada
seperti Al-Quran yang tulis tangan di kertas deluang, talam, teko alpaka,
stempel Marga Sabu dan tulisan aksara Lampung dengan Bahasa
Lampung, Arab dan Banten.

Peninggalan Raden Inten II seperti keris, pedang dan beberapa


pistol yang digunakan untuk melawan Belanda. Raden Inten II adalah
pahlawan nasional dari Lampung yang merupakan keturunan dari Sunan
Gunung Jati dan lahir pada tahun 1834. Beliau gugur dengan tragis karena
pengkhianatan dan jebakan oleh aliansi Raden Ngrapat dan Belanda pada
tahun 1858. Perjuangan Raden Inten II tidak hanya dikenang lewat koleksi
di museum tapi juga diabadikan namanya menjadi nama bandara dan nama
perguruan tinggi. Selain alat perang Raden Inten II, mata uang Belanda
juga menjadi koleksi Museum Lampung yang membuktikan campur
tangan Belanda di bumi Lampung ini.

Peristiwa prasejarah juga terdokumentasikan di Museum Lampung.


Meski tidak sebanyak koleksi etnografis. Alat-alat bertahan hidup seperti

8
nekara, kapak penetak, kapak perimbas, beliung persegi, serpih bilah,
belincung, alat tenun dan kapak lonjong yang digunakan ketika kondisi
manusia masih nomaden. Alat-alat ritual keagamaan juga menjadi koleksi
seperti arca dan menhir ketika penduduk Indonesia masih menganut ajaran
dinamisme dan animisme. Fosil manusia purba seperti Homo sapiens dan
Homo erectus juga ada. Sebagian besar dari zaman neolithikum.
Neolithikum adalah era yang dimulai sejak dua belas ribu tahun yang lalu
ketika manusia sudah mulai mengenal pertanian.

Walau sedikit, peristiwa geologi dan zoologi juga dijelaskan.


Untuk geologi ada diorama Gunung Krakatau yang meletus pada 26
hingga 27 Agustus 1883. Untuk zoologi ada diorama hewan-hewan khas
Sumatra yaitu harimau, beruang madu, gajah dan trenggiling.

3. Koleksi Etnografis dan Budaya di Lantai Dua Museum

Koleksi di lantai dua mengandung unsur etnografis atau budaya


rakyat Lampung. Cukup banyak aksesoris dari dua etnis Lampung yaitu
Pepadun dan Saibatin. Pernak-pernik pernikahan Saibatin dibentuk dengan
menarik. Dua etnis ini punya ciri khusus di aksesoris maupun ritual adat.
Ritual adat dimulai dari kehamilan, persalinan, masa balita, remaja,
dewasa, perkawinan hingga kematian. Tentu di tiap prosesi upacara ada
nilai kehidupan yang sangat luhur. Ada kain berwarna kecoklatan dan
bermotif seni khas Lampung yang cukup indah. Kain ini digunakan untuk
ritual kematian. Di dekatnya ada dua wadah mirip kendi yang terbuat dari
logam dan tanah liat. Ada juga kain tapis yang didesain mirip sarung.
Bahan dasarnya kapas dan motif dasar berbentuk horizontal.

Beberapa bagian dari kain tapis dihiasi oleh sulaman benang perak,
emas dan sutera. Perahu lesung dari Terbanggi Besar juga menjadi bagian
koleksi Museum Lampung. Beberapa naskah kuno khas Lampung yang
ditulis di media yang tak biasa seperti daun lonta, tanduk, bambu dan kulit

9
kayu. Senjata jarak pendek seperti keris Sumatra (beda dengan keris Jawa
yang memiliki lekukan), tombak dan katana. Masih belum jelas bagaimana
pedang khas Jepang macam katana bisa sampai di Lampung. Hubungan
Lampung dengan luar negeri dibuktikkan dengan koleksi keramik dari
Siam dan China. Koleksi keramik yang berasal dari Dinasti Ming ini
adalah hadiah dari Kaisar Ming. Keramik yang ada berbentuk piring, gelas
dan guci.

Bicara masalah objek, Museum Lampung mengkoleksi cukup


banyak benda-benda berbahan kuningan. Seperti nampan, tudung saja,
bokor, mangkok, lampu, peralatan makan, pesihungan, nampan berkaki,
lesung, alu, pekinangan, dupa, talo lunik, terompet, petuk, bende, siger
pepadun, kopiah balak, kopiah mas, siger pengantin, siger mirul, kembang
pandan, kalung papan jajar, peneken, kalung buah jukum, kalung ringgit,
kalung sabku inuh, gelang kano, gelang burung, gelang ibit, gelang duri,
tangai dan pending

Koleksi Museum Lampung dilengkapi dengan penjelasan dalam


Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris yang menceritakan benda tersebut.
Koleksi yang paling banyak menarik perhatian para pengunjung
diantaranya adalah:

a) Naskah kuno
b) Fosil di indonesia seperti jenis Homo sapiens dan beberapa jenis-jenis
manusia purba di indonesia lainnya.
c) Peralatan yang digunakan masyarakat untuk bertahan hidup, seperti
nekara, tenun, dan kapak lonjong.
d) Mata uang pada masa penjajahan Belanda di indonesia.
e) Miniatur rumah dan pakaian adat daerah di Sumatra.
f) Menhir dan arca, peninggalan masyarakat pada masa dinamisme dan
animisme.

10
g) Alat tempur dan senjata tradisional dari Indonesia, khususnya bagian
Sumatra, seperti samurai, pisau, tombak, keris, dan tongkat.
h) Benda-benda keramik seperti piring, gelas, dan guci yang berasal dari
Negeri China pada masa Dinasti Ming. Benda-benda tersebut adalah
hadiah yang diberikan oleh Kaisar Dinasti Ming saat itu.
i) Kain tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia. Pengunjung dapat
menikmati perkembangan dan keunikan sejarah serta budaya bangsa
Indonesia. Hal tersebut sangat nampak dari hasil karya masyarakat.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis Penelitian yang berjudul Pemanfaatan Museum Lampung Sebagai
Sumber Belajar dan Destinasi Wisata menggunakan jenis penelitian kualitatif
dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Konsep model Miles dan
Huberman adalah analisis dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sedangkan aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data
(data reduction), penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan dan
verifikasi (conclusion drawing and verification).Dalam Penelitian Kualitatif,
peneliti harus datang langsung kemuseum untuk melakukan penelitian dan
melakukan observasi yang bertujua nmenemukan permasalahan yang ada.Adapun
karakter penelitian kualitatif atau naturalistik adalah penelitian yang alami,
peneliti sebagai intrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
gabungan, data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan
secara induktif dan penelitian ini lebih menekankan makna daripada
generalisasi.Dengan definisi diatas, maka dapat ditarik pemikiran bahwa dalam
penelitian kualitatif, peneliti melaksanakan pengamatan dengan lingkungan objek
untuk mendapatkan permasalahan dan memahami permasalahan tersebut.
Penelitian Kualitatif sendiri merupakan penelitian yang bersifat deskriptif
yang artinya hasil eksplorasi atas subjek penelitian atau para partisipan melalui
pengamatan dan semua variannya.Sifat penelitian kualitatif yang deskriptifini
mempertegas dan menentukan bahwa peneliti secara rinci melaksanakan dan
menggambarkan pengamatan serta kegiatan wawancara yang dilaksanakan di
lapangan. Pada proses pengolahan data, peneliti harus mencatat dan menangkap
semua keterangan hasil pengamatan dan kegiatan wawancara. Meskipun akan ada
jawaban atau data dari narasumber hanya berasal dari satu sudut pandang atau
subyektif namun peneliti tetap memasukkan data tersebut karena apapun data dari
narasumber merupakan realita yang terjadi dilapangan tempat dilakukannya
penelitian tersebut(Sedarnayanti 2011).

12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian akan dilakukan di Museum Lampung yang
beralamatkan di Jalan ZA Pagar Alam No.64 Bandar Lampung.Waktu
dilaksanakan pada bulan Oktober 2023

3.3 Sumber Data


Dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti memperoleh sumber
data melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Oleh karena itu, sumber data
yang diperoleh peneliti adalah hasil observasi museum, jawaban dari para
narasumber, dan hasil checklist dari pengisian kuesioner oleh pengunjung
dan/atau pengelola museum.Selain itu peneliti juga akan menggunakan sumber
buku atau dokumen yang berasal dari museum dan perpustakaan.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui metode mana
yang cocok untuk mengumpulkan data tersebut.Dalam penelitian ini, maka
metode yang sesuai untuk digunakan adalah metode sebagai berikut :
1. Observasi
Dalam melaksanakan observasi, peneliti datang ketempat penelitian dan
mengamati bentuk fisik bangunan dan fasilitas yang ada di Museum
Lampung. Selain mengamati bentuk fisik bangunan dan fasilitas museum,
peneliti juga telah melakukan observasi dari segi pengunjung dan
pengelola museum beberapa tahun terakhir agar mendapat metode yang
cocok untuk melakukan penelitian.
2. Angket/Kuesioner
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan kuesioner sebagai
metode pengumpulan data. Peneliti menyebarkan lembar angket yang
berisi pertanyaan mengenai fungsi Museum Lampung sebagai sumber
belajar dan destinasi wisata. Pelaksanaan kuesioner melibatkan
pengunjung dan pengelola museum. Jika data yang didapat kurang atau
belum mencapai target, kuesioner juga melibatkan masyarakat sekitar

13
sampai data penelitian dirasa cukup atau mencapai target.Pada
penerapannya, peneliti dibantu oleh beberapa rekan untuk melaksanakan
kuesioner. Hal ini dikarenakan lebih efektif dan efisien dalam
menggunakan waktu dan tempatpelaksanaan kuesioner.
3. Wawancara
Dalam metode wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun pertanyaan
yang berfokus pada sumber belajar dan destinasi wisata yang ditanyakan
kepada narasumber. Seperti halnya kuesioner, wawancara melibatkan
pengunjung, pengelola, bahkan masyarakat sekitar museum untuk
mendapatkan data penelitian.Wawancara dengan narasumber dilaksanakan
di tempat narasumber berada atau juga di area Museum Lampung.Jenis
wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah jenis wawancara semiter
struktur. Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept
interview,dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan
wawancara, peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
dikemukakan oleh narasumber.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis. Dengan adanya instrumen pengumpulan data, peneliti memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Observasi
Instrumen Observasi adalah pedoman melakukan observasi itu sendiri.
Peneliti menggunakan checked listuntuk menjadi pedoman observasi. Isi
dari instrumen checked listtersebut adalah faktor mengenai apa yang akan
diselidiki. Sebelum memulai observasi, peneliti membuat intrumen

14
checked listtersebut.Pada tahap instrumen observasi peneliti telah
mengamati yang berkaitan dengan bentuk fisik museum, perawatan
koleksi, sampai fasilitas edukasi yang ada di Museum Lampung(Wina
Sanjaya 2014).
2. Angket
Instrumen pada angket atau kuesioner adalah angket yang telah dibuat oleh
peneliti. Angket atau kuesioner yang digunakan peneliti adalah angket atau
kuesioner tipe checklist. Instumen angket atau kuesioner yang digunakan
peneliti lebih terpusat pada pengunjung museum. Angket atau kuesioner
penelitian berisi pemahaman pengunjung mengenai fungsi museum
sebagai sumber belajar dan destinasi wisata, selain itu angket berisikan
pendapat pengunjung mengenai koleksi, dan fasilitas edukasi yang
diberikan oleh pihak museum. Dari hasil angket atau kuesioner,
diharapkan dapat diketahui sejauh mana pemahaman fungsi museum
sebagai sumber belajar dan destinasi wisata(Narbuko Cholid 2003).
3. Wawancara
Instrumen wawancara adalah susunan pertanyaan yang telah dirangkai dan
disusun oleh peneliti sebelum memulai kegiatan wawancara. Susunan
pertanyaan inilah yang menjadi bahan dan acuan pertanyaan bagi penelit
ipada proses wawancara.Pada tahapan proses wawancara, peneliti
menanyakan pengetahuan dan pendapat narasumber tentang fungsi
Museum Lampung sebagai sumber belajar dan destinasi wisata. Dalam
pengambilan data peneliti juga menggali informasi berupa pertanyaan
tentang pemanfaatan museum, jenis koleksi, sampai kegiatan edukasi
kepada narasumber.

3.6 Teknik Sampling


Teknik sampling atau lebih dikenal dengan teknik pengambilan sampel.
Tujuan dari teknik sampling adalah untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian.Pada penelitian mengenai pemanfaatan Museum
Lampung sebagai sumber belajar dan destinasi wisata,peneliti menggunakan

15
teknik sampling bertujuan. Nama lain dari teknik ini adalah purposive sampling.
Peneliti menggunakan teknik ini dengan pertimbangan dalam melakukan
sampling, apakah informantersebut dapat memberikan informasi yang relevan
atautidak.Pada proses penelitian, peneliti akan melakukan sampel kepada
pengelola museum, karyawan museum, pengunjung museum secara umum, dan
pengunjung museum yang masih berstatus sebagai pelajar.

3.7 Validasi Data


Untuk mendapatkan tingkat kredibilitas yang tinggi sesuai dengan fakta di
lapangan, maka validasi internal data penelitian dilakukan melalui teknik member
checkoleh responden setelah peneliti menuliskan hasil observasi, angket, dan
wawancara ke dalam tabulasi data. Member check adalah proses pengecekan data
oleh pemberi data kepada peneliti.Tujuan member check berfungsi untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji kredibilitas data
atau kepercayaan terhadap hasil penelitian yaitu Triangulasi dan peningkatan
ketekunan.Selain menggunakan metode member check, peneliti juga
menggunakan metode triangulasi untuk mevalidasi data. Triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber yaitu, untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi berdasarkan sumber
penelitian yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan kuesioner
pengunjung Museum Lampung.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik yaitu, untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

16
berbeda. Pada penelitian ini, peneliti memperoleh data melalui kuesioner,
wawancara, serta dokumen.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga lebih kredibel. Pada penelitian ini, peneliti memilih waktu
yang tepat agar mampu melakukan wawancara terhadap pengunjung
ketika keluar dari museum supaya memiliki waktu yang banyak dan lebih
optimal.

3.8 Analisis Data


1. Analisis Data Miles dan Hubermas
Proses analisis dibagi kedalam tiga alur ketigian yaitu pengumpulan data,
penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Tiga alur tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
a) Pengumpulan Data
Pada tahap ini proses pengumpulan data melibatkan informan,
aktivitas, latar atau konteks terjadinya peristiwa. Data penelitian
kualitatif adalah semua hal yang diperoleh dari yang didengar,
dilihat dan diamati. Dengan demikian, data dapat berupa catatan
lapangan, sebagai hasil pengamatan, deskripsi wawancara, catatan
harian pribadi, foto, dan lainnya. Dalam tahap pengumpulan data
penulis menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner dan
dilengkapi dengan dokumentasi.
b) Penyajian Data (Display Data)
Display Data atau penyajian data adalah mengolah setengah jadi
yang sudah dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema
yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi, serta akan
memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret
dan sederhana, pada dasarnya disebut dengan subtema yang

17
diakhiri dengan memberikan kode dari subtema tersebut sesuai
dengan verbatim wawancara yang telah dilakukan.
c) Verifikasi atau penyimpulan data
Setelah proses penyajian data selanjutnya peneliti memeriksa
kembali data dan informasi yang diperoleh dari lapangan agar
mendapatkan data yang valid dan terjamin, setelah data
dikumpulkan dengan lengkap dan diolah, apabila proses
pengumpulan data dinilai telah cukup, maka pada akhirnya data-
data tersebu akan dituangkan ke dalam ranncangan konsep sebagai
dasar utama analisis dalam penelitian ini.
Ketiga tahap tersebut dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada
gambar berikut.

Gambar . Komponen Analisis Data : Model Miles & Huberman

Pengumpulan Data Penyajian Data

Redukasi Data Penarikan simpulan/


Verivikasi

3.9 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pembahasan dalam penyusunan penelitian ini, maka
penyusunan skripsi dibagi kedalam lima bab sebagai berikut :

18
BAB I Pendahuluan,berisi tentang Latar Belakang, Rumusan
masalah, Tujuan, dan Manfaat Penelitian.
Landasan Teori yang berisikan tentang Pengertian
BAB II museum, Jenis Museum, Pengunjung Museum,
Pengertian Museum Lampung, Sejarah Museum
Lampung, Keunikan Benda-Benda di Museum
Lampung
BAB III Metodelogi Penelitian, berisi tentang Jenis Penelitian,
Tempat dan Waktu Penelitian, Sumber data, Metode
Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data,
Teknik Sampling, Validasi, Analisis Data, Sistematika
Penulisan

19
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/luckyaprilio/bab-museum-i
http://www.annehira.com/sejarah-museum-lampung.htm
buku PANDUAN MUSEUM LAMPUNG 2011
buku GERABAH KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG
“RUWA JURAI” 2003
http://pristality.com/2011/02/23/kumpulan-motto-kehidupan/
Putra Nusa, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2012
Sedarmayanti, Metode Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 2011
Museumku, Sejarah Museum, https://museumku.wordpress.com/sejarah-
museum/,pada tanggal 3 September 2018
Schouten, Penantar Didaktif Museum, Jakarta : Proyek Pembinaan Museum
Jakarta, 1991
Albertus Bagus Laksana. Paul Riceour (1913-2015) Refleksi atas Eksistensi Diri,
Hermeneutika dan Persoalan Kebangsaan. Yogyakarta : Panitia Extension
Course kerjasama dengan Majalah Basis.
Usman Husaini, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta :
Kencana Prenada Media Grup, 2014
Narbuko Cholid, dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2003

20

Anda mungkin juga menyukai