OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan karyai lmiah ini dengan baik.Walaupun masih
banyak kekurangan dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah ada pemanfaatan Museum Lampung sebagai sumber belajar?
1.2.2 Apakah ada pemanfaatan Museum Lampung sebagai destinasi wisata?
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan
tentang manfaat museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata
khususnya pada objek Museum Lampung.
2. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi penambah wawasan bagi penulis
tentang pentingnya museum lampung sebagai sumber belajar dan destinasi
wisata.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat masyarakat
untuk berkunjung ke Museum Lampung mengenalkan kepada mereka
mengenai sejarah dan koleksi-koleksi yang terdapat dimuseum tersebut.
4. Bagi Museum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak
museum agar kedepannya pihak museum dapat semakin mengembangkan
museum terutama dalam rangka sebagai sumber pembelajaran.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2. Museum Seni
Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan sebuah
ruangan untuk pameran benda seni, mulai dariseni visual seperti
lukisan,gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah seni keramik,
seni logam dan furnitur.
3. Museum Biografi
Museum Biografi merupakan museum yang di dedikasikan kepada benda
yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok orang, dan
terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi. Beberapa
museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan orang yang
bersangkutan pada saatdia hidup.
4. Museum Universal
Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagaiMuseum
encyclopedic, merupakan museum yang umum dijumpai. Biasanya
merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan memberikan
informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari tema lokal
dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan rasa keingin-tahuan
terhadap dunia.
5. Museum Sejarah
Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan
masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut memiliki
benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak dalam
berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even kesejarahan
tersebut.
4
1. Pengunjung Pelaku Studi
Pengunjung pelaku studi adalah mereka yang menguasai bidang studi
tertentu yang berkaitan dengan koleksi tertentu untuk menambah
wawasannya mengenai museum. Pengunjung pelaku studi tidak hanya
memanfaatkan museum sebagai tempat penelitian, tetapi juga bekal untuk
mereka yang mengenal lebih dalam mengenai koleksi yang ada di
museum.
2. Pengunjung Bertujuan Tertentu
Pengunjung bertujuan tertentu adalah mereka yang datang ke museum
karena ada kegiatan atau acara tertentu yang dilaksanakan di museum
seperti pemeran, pertunjukan budaya dan lain-lain.
3. Pengunjung Pelaku Rekreasi
Pengunjung pelaku rekreasi adalah pengunjung yang ingin memanfaatkan
museum untuk tujuan rekreasi. Mereka hanya melihat-lihat benda yang
dipamerkan dan mengamati seluruh objek pameran dengan sekilas tanpa
pengamatan lebih detail.
5
Tampak meriam kuno peninggalan masa penjajahan menjadi salah satu ikon dari
Museum Lampung itu sendiri.
6
adalah etnografika yang mencapai 2.079. Koleksi etnografika ini mencakup
berbagai benda buatan manusia yang proses pembuatan dan pemakaiannya
menjadi ciri khas dari kebudayaan masyarakat Lampung.
Di antara koleksi-koleksi yang ditampilkan, antara lain pernak-pernik
aksesori dari dua kelompok adat yang dominan di Lampung, yaitu Sei Bathin
(Peminggir) dan Pepadun.Kedua kelompok adat ini masing-masing memiliki
kekhasan dalam hal ritual adat dan aksesori yang dikenakan.
Museum Lampung adalah tempat pelestarian sejarah khususnya sejarah
Lampung. Koleksi Museum Lampung meliputi peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Seperti yang kita tahu, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan beragama Budha
yang sangat kuat di aspek maritimnya. Contoh peninggal Sriwijaya seperti
Prasasti Tulang Bawang, baju baja milik prajurit Sriwijaya, meriam dan pakaian
adat.
Koleksi lain seperti peninggalan biologi, geologi, numismatik (studi untuk
mengumpulkan mata uang atau koin), etnografis (studi untuk mempelajari etnis),
sejarah, filologi (ilmu untuk mempelajari bahasa), keramologi, teknografi dan
arkeologi. Tiap koleksi dideskripsikan dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris. Koleksi etnografilah yang tertinggi dengan angka 2079. Koleksi Museum
Lampung didapatkan dari hibah. Jika anda memiliki benda-benda bernilai sejarah
bisa anda hibahkan. Tentu sangat diapresiasi oleh pihak museum dan Pemerintah
Lampung(Ruwa Jurai 2008).
7
Ada juga bola besi raksasa yang diameternya setinggi manusia. Bola besi
ini dulu digunakan untuk membuka lahan transmigrasi di Lampung Timur
pada tahun 1953 hingga 1956. Waktu itu Indonesia masih diperintah oleh
Bung Karno. Untuk menggunakan bola besi ini harus menggunakan dua
traktor untuk merobohkan semak dan pohon di area tanah yang akan
digunakan untuk transmigrasi.
8
nekara, kapak penetak, kapak perimbas, beliung persegi, serpih bilah,
belincung, alat tenun dan kapak lonjong yang digunakan ketika kondisi
manusia masih nomaden. Alat-alat ritual keagamaan juga menjadi koleksi
seperti arca dan menhir ketika penduduk Indonesia masih menganut ajaran
dinamisme dan animisme. Fosil manusia purba seperti Homo sapiens dan
Homo erectus juga ada. Sebagian besar dari zaman neolithikum.
Neolithikum adalah era yang dimulai sejak dua belas ribu tahun yang lalu
ketika manusia sudah mulai mengenal pertanian.
Beberapa bagian dari kain tapis dihiasi oleh sulaman benang perak,
emas dan sutera. Perahu lesung dari Terbanggi Besar juga menjadi bagian
koleksi Museum Lampung. Beberapa naskah kuno khas Lampung yang
ditulis di media yang tak biasa seperti daun lonta, tanduk, bambu dan kulit
9
kayu. Senjata jarak pendek seperti keris Sumatra (beda dengan keris Jawa
yang memiliki lekukan), tombak dan katana. Masih belum jelas bagaimana
pedang khas Jepang macam katana bisa sampai di Lampung. Hubungan
Lampung dengan luar negeri dibuktikkan dengan koleksi keramik dari
Siam dan China. Koleksi keramik yang berasal dari Dinasti Ming ini
adalah hadiah dari Kaisar Ming. Keramik yang ada berbentuk piring, gelas
dan guci.
a) Naskah kuno
b) Fosil di indonesia seperti jenis Homo sapiens dan beberapa jenis-jenis
manusia purba di indonesia lainnya.
c) Peralatan yang digunakan masyarakat untuk bertahan hidup, seperti
nekara, tenun, dan kapak lonjong.
d) Mata uang pada masa penjajahan Belanda di indonesia.
e) Miniatur rumah dan pakaian adat daerah di Sumatra.
f) Menhir dan arca, peninggalan masyarakat pada masa dinamisme dan
animisme.
10
g) Alat tempur dan senjata tradisional dari Indonesia, khususnya bagian
Sumatra, seperti samurai, pisau, tombak, keris, dan tongkat.
h) Benda-benda keramik seperti piring, gelas, dan guci yang berasal dari
Negeri China pada masa Dinasti Ming. Benda-benda tersebut adalah
hadiah yang diberikan oleh Kaisar Dinasti Ming saat itu.
i) Kain tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia. Pengunjung dapat
menikmati perkembangan dan keunikan sejarah serta budaya bangsa
Indonesia. Hal tersebut sangat nampak dari hasil karya masyarakat.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian akan dilakukan di Museum Lampung yang
beralamatkan di Jalan ZA Pagar Alam No.64 Bandar Lampung.Waktu
dilaksanakan pada bulan Oktober 2023
13
sampai data penelitian dirasa cukup atau mencapai target.Pada
penerapannya, peneliti dibantu oleh beberapa rekan untuk melaksanakan
kuesioner. Hal ini dikarenakan lebih efektif dan efisien dalam
menggunakan waktu dan tempatpelaksanaan kuesioner.
3. Wawancara
Dalam metode wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun pertanyaan
yang berfokus pada sumber belajar dan destinasi wisata yang ditanyakan
kepada narasumber. Seperti halnya kuesioner, wawancara melibatkan
pengunjung, pengelola, bahkan masyarakat sekitar museum untuk
mendapatkan data penelitian.Wawancara dengan narasumber dilaksanakan
di tempat narasumber berada atau juga di area Museum Lampung.Jenis
wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah jenis wawancara semiter
struktur. Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept
interview,dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan
wawancara, peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
dikemukakan oleh narasumber.
14
checked listtersebut.Pada tahap instrumen observasi peneliti telah
mengamati yang berkaitan dengan bentuk fisik museum, perawatan
koleksi, sampai fasilitas edukasi yang ada di Museum Lampung(Wina
Sanjaya 2014).
2. Angket
Instrumen pada angket atau kuesioner adalah angket yang telah dibuat oleh
peneliti. Angket atau kuesioner yang digunakan peneliti adalah angket atau
kuesioner tipe checklist. Instumen angket atau kuesioner yang digunakan
peneliti lebih terpusat pada pengunjung museum. Angket atau kuesioner
penelitian berisi pemahaman pengunjung mengenai fungsi museum
sebagai sumber belajar dan destinasi wisata, selain itu angket berisikan
pendapat pengunjung mengenai koleksi, dan fasilitas edukasi yang
diberikan oleh pihak museum. Dari hasil angket atau kuesioner,
diharapkan dapat diketahui sejauh mana pemahaman fungsi museum
sebagai sumber belajar dan destinasi wisata(Narbuko Cholid 2003).
3. Wawancara
Instrumen wawancara adalah susunan pertanyaan yang telah dirangkai dan
disusun oleh peneliti sebelum memulai kegiatan wawancara. Susunan
pertanyaan inilah yang menjadi bahan dan acuan pertanyaan bagi penelit
ipada proses wawancara.Pada tahapan proses wawancara, peneliti
menanyakan pengetahuan dan pendapat narasumber tentang fungsi
Museum Lampung sebagai sumber belajar dan destinasi wisata. Dalam
pengambilan data peneliti juga menggali informasi berupa pertanyaan
tentang pemanfaatan museum, jenis koleksi, sampai kegiatan edukasi
kepada narasumber.
15
teknik sampling bertujuan. Nama lain dari teknik ini adalah purposive sampling.
Peneliti menggunakan teknik ini dengan pertimbangan dalam melakukan
sampling, apakah informantersebut dapat memberikan informasi yang relevan
atautidak.Pada proses penelitian, peneliti akan melakukan sampel kepada
pengelola museum, karyawan museum, pengunjung museum secara umum, dan
pengunjung museum yang masih berstatus sebagai pelajar.
16
berbeda. Pada penelitian ini, peneliti memperoleh data melalui kuesioner,
wawancara, serta dokumen.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga lebih kredibel. Pada penelitian ini, peneliti memilih waktu
yang tepat agar mampu melakukan wawancara terhadap pengunjung
ketika keluar dari museum supaya memiliki waktu yang banyak dan lebih
optimal.
17
diakhiri dengan memberikan kode dari subtema tersebut sesuai
dengan verbatim wawancara yang telah dilakukan.
c) Verifikasi atau penyimpulan data
Setelah proses penyajian data selanjutnya peneliti memeriksa
kembali data dan informasi yang diperoleh dari lapangan agar
mendapatkan data yang valid dan terjamin, setelah data
dikumpulkan dengan lengkap dan diolah, apabila proses
pengumpulan data dinilai telah cukup, maka pada akhirnya data-
data tersebu akan dituangkan ke dalam ranncangan konsep sebagai
dasar utama analisis dalam penelitian ini.
Ketiga tahap tersebut dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada
gambar berikut.
18
BAB I Pendahuluan,berisi tentang Latar Belakang, Rumusan
masalah, Tujuan, dan Manfaat Penelitian.
Landasan Teori yang berisikan tentang Pengertian
BAB II museum, Jenis Museum, Pengunjung Museum,
Pengertian Museum Lampung, Sejarah Museum
Lampung, Keunikan Benda-Benda di Museum
Lampung
BAB III Metodelogi Penelitian, berisi tentang Jenis Penelitian,
Tempat dan Waktu Penelitian, Sumber data, Metode
Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data,
Teknik Sampling, Validasi, Analisis Data, Sistematika
Penulisan
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/luckyaprilio/bab-museum-i
http://www.annehira.com/sejarah-museum-lampung.htm
buku PANDUAN MUSEUM LAMPUNG 2011
buku GERABAH KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG
“RUWA JURAI” 2003
http://pristality.com/2011/02/23/kumpulan-motto-kehidupan/
Putra Nusa, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2012
Sedarmayanti, Metode Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 2011
Museumku, Sejarah Museum, https://museumku.wordpress.com/sejarah-
museum/,pada tanggal 3 September 2018
Schouten, Penantar Didaktif Museum, Jakarta : Proyek Pembinaan Museum
Jakarta, 1991
Albertus Bagus Laksana. Paul Riceour (1913-2015) Refleksi atas Eksistensi Diri,
Hermeneutika dan Persoalan Kebangsaan. Yogyakarta : Panitia Extension
Course kerjasama dengan Majalah Basis.
Usman Husaini, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta :
Kencana Prenada Media Grup, 2014
Narbuko Cholid, dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2003
20