Disusun oleh :
184606
ABSTRACT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sebagai salah satu Intangible Heritage Nusantara Jawa Tengah, dan sebagai
Dies Natalis 17 tahun bertema “Dalam Paparan Orasi Ilmiah Intangible Heritage”
pembicaranya adalah Prof. M. Baiquni, MA. Batik berasal dari bahasa Jawa
mengikuti sukses wayang kulit dan keris yang lebih dulu meraih
pengakuan yang sama pada tahun 2003 dan tahun 2005. Selain itu batik
dianggap sebagai ikon budaya bangsa yang unik, memiliki simbol, dan
2
tradisi dan hidup di masyarakat. Batik juga memiliki filosofi yang
3
melakukan pembinaan dan pengembangan nilai-nilai budaya suatu
bangsa untuk memperkuat kepribadian dan jati diri bangsa tersebut.
Selain itu, museum juga menjadi salah satu obyek wisata yang
mengandung nilai-nilai edukasi atau pembelajaran, khususnya bagi
wisatawan yang sedang menempuh pendidikan, seperti sekolah dasar,
SMP, SMA atau bahkan mahasiswa.Tidak hanya wisatawan domestik,
wisatawan dari mancanegara yang ingin mengetahui tentang sejarah
atau keilmuwan tertentu, mereka juga mengunjungi museum.
Museum merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh
masyarakat, baik itu untuk study tour, penelitian maupun rekreasi.
Sebenarnya museum juga keberadaannyaa sangat diperlukan. Seperti yang
kita ketahui bahwa di museum terdapat benda-benda yang bisa
memperluas wawasan kita. Namun ternyata fungsi museum tidak hanya
sesederhana itu. Berdasarkan hasil musyawarah umum ke-11 International
Council of Museum (ICOM) pada tahun 1974 di Denmark, dikemukakan 9
fungsi museum. Kesembilaan fungsi museum tersebut adalah sebagai
berikut: Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan bidaya,
Dokumentasi dan penelitian ilmiah, Konservasi daan preservasi,
Penyebaran dan perataan ilmu untuk umum, Pengenalan dan penghayatan
kesenian, Visualisasi warisan alam dan budaya, Cerminan pertumbuhan
peradaban umat manusia.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah bagaimana bisa saat ini ada
museum maka kita bias melihat kembali asal dari kata museum itu sendiri.
Kalau pada pengertian tadi dijelaskan bahwa museum berasala dari kata
“muze”, maka untuk lebih jelas lagi kali ini dijelaskan tentang Museion.
Museion merupakan merupakan tempat tinggal Muze, yaitu 9 Dewi anak
dari Zeus. Seiring dengan perkembangan zaman museion juga
dikembangkan menjadi tempat kerja para ahli pada zaman Yunani Kuno.
Contoh ahli yang bekerja di museion adalah Plato dan Phytagoras. Karena
sudah merasa nyaman bera di Museion mereka menganggap tempat
tersebut sebagai tempat penyelidikan, pendidikan filsafat, ruang ilmu dan
4
kesenian. Seiring berjalannya waktu, pengetahuan terus berkembang,
hingga akhirnya dibangunlah Museum yang terdapat di Iskandarsyah.
Museum ini merupakan museum tertua terkait dengan ilmu dan seni.
Pada mulanya gedung museum tersebut adalah tempat pengumpulan
benda-benda dan alat untuk penyelidikan ilmu dan kesenian. Akan tetapi
koleksinya terus bertambah hingga museum tersebut menjadi tempat
mengumpulkan benda-benda yang dianggap unik dan aneh. Perkembangan
terus terjadi hingga abad pertengahan. Pada masa itu para petinggi,
pencipta seni dan ilmuwan menyimpan benda pribadinya di museum ini.
Perkembangan zaman menyebabkan hasil-hasil seni rupa terus bertambah
baik dari dalam maupun maupun dari luar Eropa. Nah, ini lah yang
menjadi cikal bakal pertumbuhan Museum yang ada di Eropa. Perubahan
peradaban dan perkembangan membuat banyak Museum dibangun di
berbagai belahan didunia begitu pula dengan di Indonesia.
Museum tempat yang menyimpan banyak sumber pengetahuan. Setiap
museum memiliki isi yang berbeda dengan museum lain. Isi dalam
museum tersebut bergantung pada jenis museum itu sendiri. Untuk lebih
mudah dibedakan, museum diklasifikasikan menjadi beberapa jenis
berdasarkan beberapa hal. Klasifikasi dari jenis museum tersebut adalah
sebagai beriikut:
1. Pengklasifikasian Museum berdasarkan tingkatan koleksinya
Tingkatan koleksi dapat menjadi tolak ukur dalam pengklasifikasian
museum. Berdasarkan tingkatan koleksinya, museum dibagi menjadi 3
jenis. Adapun jenis museum berdasarkan tingkatan koleksinya adalah
sebagai berikut:
a. Museum Nasional
Museum Nasional merupakan museum yang mempunyai tingkatan koleksi
sesuai dengan kelas nasional atau dalam taraf nasional. Umumnya berisi
berbagai benda yang berisi dari berbagai daerah disuatu Negara.
b. Museum Regional
5
Museum regional merupakan museum yang memiliki tingkatan koleksi
tersebatas dan hanya dalam lingkup daerah regional. Umumnya koleksinya
berasal dari daerah regional tempat museum tersebut berdiri.
c. Museum Lokal
Museum lokal merupakan museum yang memiliki tingkatan koleksi dalam
taraf daerah saja. Benda yang dikoleksi dalam museum tersebut hanya
terbatas pada warisan dan budaya yang terdapat pada daerah itu saja.
Dalam jurnal pariwisatanya Rekta Deskarina (2017 :45,
http://ejournal.stipram.net) menyatakan bahwa Batik adalah sehelai kain
yang dibuat secara tradisional dan terutama juga digunakan dalam
matra tradisional, memiliki beragam corak hias dan pola tertentu yang
pembuatannya menggunakan teknik celup rintang dengan lilin batik
sebagai bahan perintang warna. Oleh karena itu, suatu kain dapat disebut
batik apabila mengandung dua unsur pokok, yaitu jika memiliki teknik
celup rintang yang menggunakan lilin sebagai perintang warna dan pola
yang beragam hias khas batik (Santosa dalam Afrillyana Purba, 2005).
Batik merupakan kain bergambar dan peroses pembuatannya secara
khusus yang di gambar atau menerangkan motif ke suatu kain yang
masih kosong, dan kemudian melaui proses khusus sehingga mempunyai
ciri khas pada kain tersebut. Batik Indonesia, keseluruhan teknik,
teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh
UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya
Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible
Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. Batik klasik Surakarta
memiliki ciri khas yang dipengaruhi oleh Kraton Surakarta, dengan motif
pakem Sidomukti, Sidoluhur, Satriyo dan Manah. Batik pakem adalah
motif batik klasik yang mempunyai makna filosofi pada setiap motifnya
Batik adalah bahan kain tekstil dengan pewarnaan menurut corak
6
tersendiri, yang dihubungkan dengan tradisi, kepercayaan dan sumber-
perjalanan batik yang cukup panjang, kini menjadikan batik tidak hanya
sebagai bahan pakaian saja, tetapi telah menjadi kebutuhan rumah tangga
Indonesia. Dewasa ini batik telah dijadikan salah satu pakaian nasional
Indonesia. Awalnya batik hanya dibuat dan dipakai oleh raja raja dan
batik, teknik membuat batik keluar dari lingkungan keraton dan mulai
tanggal 12 Maret 1996 di kutip oleh batik digolongkan menjadi lima besar:
canting cap sebagai alat pembantu untuk melekatkan lilin pada kain
7
c) Batik Kombinasi adalah batik yang diperoleh dengan cara
lilil batik pada kain, tidak menggunakan canting tulis atau cap. Tetapi
e) Batik Bordir atau prada adalah batik, batik batik tulis, cap atau
tertentu sesuai dengan Peran edukasi ..., Zahir Widadi, FIB UI, 2010
warna emas atau perak (prada) dengan menggunakan canting tulis atau
kuwas.
8
1. Terwujudnya Museum Batik di kota Solo menjadi tempat pelestarian
batik sebagai warisan budaya Indonesia
2. Terwujudnya Museum Batik sebagai tempat tujuan wisata.
3. Terwujudnya tampilan pameran batik yang informatif dan edukatif
4. Terwujudnya informasi batik yang dapat diakses oleh masyarakat.
5. Terwujudnya minat masyarakat terhadap budaya batik Indonesia.
6. Terbentuknya hubungan kerjasama dalam lingkungan internasional
Berbicara tentang Kota Solo, tak lepas dari sejarah Kota Solo itu
sendiri pada masa lalu. Solo yang merupakan sebutan akrab untuk Kota
Surakarta ini adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia.Sebelah timur Kota Solo berbatasan dengan Kabupaten
Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.Sementara sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Karanganyar dan di sebelah
selatan juga berbatasan dengan Sukoharjo.Kota Solo juga terletak di jalur
strategis, yang mempertemukan jalur dari arah Jakarta, Yogyakarta dan
Semarang menuju Surabaya dan Bali, atau sebaliknya. Sejarah kota ini
bermula pada saat Kerajaan Kartasura mengalami keruntuhan, yang
disebabkan oleh ada nya pemberontakan.Pemberontakan ini berawal dari
penindasan yang dilakukan kompeni VOC Belanda kepada para orang
orang Cina yang berada di Jakarta. Orang orang Cina ini kemudian
melarikan diri ke Jawa Tengah.Kemarahan orang orang Cina ini di
luapkan dengan pemberontakan orang orang Cina yang di pimpin oleh
Sunan Kuning kepada Keraton Kartasura.Dan pemberontakan ini di
dukung Raden Mas Said yang juga kecewa dan marah atas kebijakan
Keraton Kartasura yang memangkas daerah Sukowati yang dulunya di
berikan Keraton Kartasura kepada ayahandanya.Serangan dari para
prajurit orang orang Cina berhasil menjebol benteng pertahanan Keraton
Kartasura dan menyebabkan timbul banyak korban jiwa.Untuk
menghadapi pemberontakan tersebut Baginda Sunan Pakubuana
memerintahkan kerabat keraton dan para abdi dalem untuk mengungsi ke
wilayah Jawa Timur yaitu Pacitan hingga ke Ponorogo.Ketika para kerabat
9
keraton dan abdi dalem mengungsi, para prajurit pemberontakan Cina
menghancurkan dan menjarah Keraton.Adipati Bagus Suroto yang berasal
dari Kadipaten Ponorogo mendengar tentang pemberontakan orang orang
Cina tersebut. Ia yang langsung marah dan membenci pemberontakan itu,
kemudian menyediakan prajuritnya untuk menumpas pemberontakan
orang orang Cina tersebut.Lalu terjadilah peperangan untuk menumpas
pemberontakan orang orang Cina itu. Peperangan itu berlangsung seru.
Tetapi akhirnya pemberontakan itu berhasil di tumpas.Dan ketika kerabat
keraton dan abdi dalem kembali ke Keraton. Keraton sudah
hancur.Berawal dari situ lah, Baginda Sunan Pakubuana menunjuk
beberapa orang diantaranya: Tumenggung Honggowoso, Adipati
Sindurejo, Adipati Pringgoloyo, Tumenggung Mangkuyudo, Tumenggung
Pusponegoro dan yang di sebut narapraja untuk mencari tempat baru untuk
pemerintahan.Para narapraja melakukan pengembaraan ke berbagai tempat
akhirnya menemukan 3 desa yaitu Desa Sala, Desa Kadipolo, dan Desa
Sana Sewu yang bisa di jadikan tempat pemerintahan baru.Setelah itu di
lakukan perundingan, dan akhirnya Kota Sala lah terpilih menjadi pusat
pemerintahan Keraton Mataram yang baru. Letaknya hanya 10 km sebelah
timur Kartasura. Kraton surakarta saat ini Dan tepatnya pada 18 Februari
1745 kerajaan di pindahkan ke Desa Sala yang terletak di tepi Sungai
Bengawan Solo.
10
daerah ini dahulu banyak di tumbuhi tanaman sala (sejenis pohon pinus)
seperti yang tertulis di serat Babad Sengkala.Adapun mengapa
penyebutannya sekarang Kota Solo bukan Kota Sala, karena kesalahan
orang-orang Eropa dalam penyebutan nama ini. Lidah mereka susah untuk
menyebutkan Kota Sala, jadi mereka menyebutnya Kota Solo.Nah, karena
itulah masyarakat Indonesia mengikuti kebiasaan tersebut dan menyebut
Sala menjadi Solo. Meskipun nama resmi kota ini adalah Kota
Surakarta.Tapi lebih banyak orang yang menyebutnya Kota Solo. Dan
dalam dunia marketing pun nama Solo lebih menjual daripada nama resmi
nya.Bagi penduduk Kota Solo, persoalan nama ini tidak perlu di
permasalahkan. Sebab bagi rakyat Solo nama Surakarta juga di terima
sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan karena nama tersebut
adalah nama pemberian dari Baginda Sunan Pakubuana.Jadi demikian
baik nama Solo maupun Surakarta akan selalu hadir mencerminkan
hubungan saling menghargai antara pemimpin dan rakyat Solo.Dan bagi
anda yang penasaran akan Kota Solo, maka berkunjung lah ke kota wisata
yang masih kentara akan kultur dan budayanya ini.
11
BAB II
PEMBAHASAN
12
oleh masyarakat sekitar keraton untuk kebutuhan sendiri tetapi telah
menyebar dan dijadikan mata dagangan yang bermuara pada peningkatan
kegiatan dan ekonomi keluarga (Kardi, 2005).
salah satu kota dengan industri batik yang maju. Museum Batik Danar
perusahaan batik asal Solo PT. Batik Danar Hadi pada tahun 2000 dan
obyek wisata utama dari museum ini. Dengan dipandu oleh petugas
museum, museum ini dapat dijadikan untuk tempat mencari ilmu yang
Batik Danar Hadi dilaksanakan secara mandiri dari tiket masuk. Promosi
yang ada saat ini kurang mencitrakan keadaan Museum Batik Danar Hadi
yang megah, indah serta lengkap akan koleksi batik dari berbagai jaman.
Pencitraan promosi yang ada masih tampak kusam dan kuno, sehingga jika
dilihat tidak akan menarik perhatian orang untuk melihat apalagi membaca
sehingga jika sekilas dilihat dari jalan raya tidak terlihat ada Museum
promosi pada kegiatan bisnis sehingga Museum Batik Danar Hadi kurang
13
promosi museum ini, diharapkan Museum Batik Danar Hadi dapat
dikunjungi dan tempat representasi dan edukasi sejarah batik yang mampu
bersinergi dengan lokasi wisata lainnya di seputar kota Solo dan mampu
Danar Hadi. Kota Solo telah menjadi bagian dari World Heritage Cities
for Euro-Asia yang ditetapkan UNESCO, dan telah menjadi Tuan Rumah
Oktober 2008. Sejak tahun 2006, Kota Solo telah menjadi Tuan Rumah
dan teater. Sebagai tambahan, kota ini juga mempunyai Institut Seni
Solo Batik Carnival setiap tahun yang telah berhasil menarik banyak minat
wisatawan asing. Dengan demikian Kota Solo telah memiliki potensi yang
koleksi Museum Batik Danar Hadi ini berjumlah 11ribu-an batik, tetapi
yang dipamerkan untuk dilihat pengunjung hanya sekitar 700an batik saja.
Sesuai dengan motto mereka : The only place where you can find the most
14
1. Sejarah
a. Visi
Visi dari PT. Batik Danar Hadi adalah “menjadikan batik sebagai
bagian dari gaya hidup”.Visi ini bermaksud untuk memberikan konsumen
atau pelanggan batik Danar Hadi kemampuan untuk membuat batik
menjadi bagian dari kehidupan sehari – hari mereka. Mewujudkan visi
perusahaan dapat dilakukan dengan menghargai dan menciptakan produk
15
– produk gaya baru yang menarik. Produk – produk tersebut juga
ditanamkan tradisi yang baik dengan gaya yang modern
b. Misi
3. Koleksi Museum
16
Pengunjung juga akan menuju ruangan berisi batik Indonesia, Batik
Nusantara, Batik Suvenir yang merupakan pemberian koega si empu
museum ini, dan Batik Mancanegara. Jika berkunjung tidak lewat dari
pukul 15.30.
1. Siapkan alat dan bahan untuk membatik seperti: kain mori sesuai
kebutuhan yang telah diketel (proses menghilangkan kanji pada kain
dengan cara diuleni dalam larutan minyak kacang) dan canting.
2. Gambar desain di atas kain mori sesuai dengan pola yang diinginkan.
Dalam istilah perbatikan tahap ini sering disebut Nglengreng.
3. Panaskan lilin/malem diatas wajan hingga mencair sempurna. Suhu
maksimal lilin/ malem sekitar 80 derajat Celcius. Jadi, harus berhati-hati
saat menggunakannya.
5. Celupkan canting ke dalam wajan yang terisi oleh malem selama sekitar 3
detik sebagai pengesuaian suhu pada canting.
17
8. Tahap nembok artinya mengeblok bagian kain yang tidak ingin terkena
warna. Namun, tahap ini dilakukan apabila dibutuhkan warna awalnya.
11. Rebus kain dalam air mendidih 100 derajat Celcius untuk melirihkan lilin/
malem yang menempel pada kain untuk memunculkan motif yang telah
didisain. tahap merebus ini disebut nglorod.
12. Cuci kain batik dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa lilin/
malem yang masih menempel. Kemudian, jemurlah dengan angin-angin
dan hindari terkena panas sinar matahari langsung.
18
budaya dalam komunitas. Community Based Tourism (CBT)
merupakan alat bagi pembangunan komunitas dan konservasi
lingkungan. Pariwisata berbasis masyarakat ( community
based tourism) dikembangkan berdasarkan prinsip keseimbangan
dan keselarasan antara kepentingan berbagai steakholders
pembangunan pariwisata termasuk pemerintah, swasta dan
masyarakat.Bisa dikatakan, konsep ini memegang prinsip pembangunan
pariwisata “dari masyarakat,oleh masyarakat dan untuk masyarakat“.
Dalam setiap tahapan pembangunan pariwisata, mulai dari perencanaan,
pembangunan,pengelolaan dan pengembangan sampai dengan pemantauan
(monitoring) dan evaluasi,masyarakat dilibatkan secara aktif dan diberi
kesempatan untuk berpartisipasi karena tujuan akhir adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Masyarakat
sebagai pelaku utama dalam pengembangan pariwisata berbasis
masyarakat berperan disemua lini pembangunan, baik sebagai perencana,
investor, pelaksana, pengelola, pemantau maupun elevator.
Namun demikian meskipun pembangunan pariwisata berbasis
masyarakat menekankan pada faktor .
Dalam jurnal pariwisatanya Atik Hendarwati (2015 :47-48,
http://ejournal.stipram.net) menyatakan bahwa Wisata Budaya adalah
gerak atau kegiatan wisata yang dirangsang oleh adanya objek-
objek wisata hasil dari seni budaya setempat, misalnya: adat
istiadat, upacara keagamaan, tata kehidupan masyarakat, peninggalan
sejarah, seni dan kerajinan rakyat dan sebagainya (Damardjati,1995:29).
Sedangkan Yoeti (2006:317) menjelaskan bahwa situs (sites) adalah
bidang tanah tempat kegiatan masyarakat masa lalu. Di situs terdapat
benda-benda peninggalan yang merupakan gabungan dari artefak, ekofak
dan fitur.
19
budaya dan situs (cultural heritage and heritage site) telah menjadi
salah satu kegiatan wisata yang tercepat pertumbuhannya.
20
yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman
dulu. Karena telah dikenal sejak berabad-abad lalu dan berkembang di
banyak tempat, perkembangan batik begitu pesat. Dengan adanya
perkembangan zaman, batik yang dulunya hanya menjadi pakaian keluarga
istana, kemudian menjadi pakaian yang mulai digemari masyarakat, baik
wanita maupun pria. Salah satu upaya pelestarian batik dan penelusuran
sejarah batik dapat terlihat pada Museum Batik Danar Hadi yang terletak
di Solo, yang merupakan salah satu kota dengan industri batik yang maju.
Museum Batik Danar Hadi adalah museum yang terdapat dalam sebuah
kompleks wisata warisan budaya terpadu House of Danar Hadi yang
didirikan oleh perusahaan batik asal Solo PT. Batik Danar Hadi pada tahun
2000 dan mengkhususkan batik beserta filosofi dan budaya sejarahnya
sebagai obyek wisata utama dari museum ini. Dengan dipandu oleh
petugas museum, museum ini dapat dijadikan untuk tempat mencari ilmu
yang berhubungan dengan sejarah budaya batik. Saat ini, pengelolaan
Museum Batik Danar Hadi dilaksanakan secara mandiri dari tiket masuk.
Promosi yang ada saat ini kurang mencitrakan keadaan Museum Batik
Danar Hadi yang megah, indah serta lengkap akan koleksi batik dari
berbagai jaman. Pencitraan promosi yang ada masih tampak kusam dan
kuno, sehingga jika dilihat tidak akan menarik perhatian orang untuk
melihat apalagi membaca brosur. Minimnya promosi yang terdapat di
dalam showroom dan parkiran sehingga jika sekilas dilihat dari jalan raya
tidak terlihat ada Museum Batik Danar Hadi. Management House of
Danar Hadi lebih memfokuskan promosi pada kegiatan bisnis sehingga
Museum Batik Danar Hadi kurang mendapatkan kesempatan berpromosi.
Dengan adanya perancangan promosi museum ini, diharapkan Museum
Batik Danar Hadi dapat dijadikan sebagai tempat yang menarik serta
menyenangkan untuk dikunjungi dan tempat representasi dan edukasi
sejarah batik yang mampu bersinergi dengan lokasi wisata lainnya di
seputar kota Solo dan mampu menambah minat masyarakat untuk datang
mengunjungi Museum Batik Danar Hadi.
21
D. Tiga Pilar Pengembangan Pariwisata
1. Pemerintah
2. Industri
3. Masyarakat
22
membatik setiap hari kecuali hari libur nasional dan hari minggu.
Masyarakat juga dapat membeli batik di toko yang sudah disediakan .
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
oleh Indonesia. Museum Batik Danar Hadi yang terletak di Solo, yang
yang didirikan oleh perusahaan batik asal Solo PT. Batik Danar Hadi pada
sejarahnya sebagai obyek wisata utama dari museum ini. Dengan dipandu
oleh petugas museum, museum ini dapat dijadikan untuk tempat mencari
B. Saran
Batik Danar Hadi Solo sebagai salah satu tempat edukasi heritage
Indonesia.
23
DAFTAR PUSTAKA
Zahrotun Satriawati & Jati. 2016. Pengelolaan Objek Wisata Watu Kendil
Sebagai Wisata Alam di Magelang. Yogyakarta : STIPRAM
http://ejournal.stipram
24
LAMPIRAN
25
(foto 3 Proses Pembuatan Batik)
26