QOROR
Mesjid Jamik Bundo Kandung Pagaruyung Darul Qoror, kalau kita lihat
dari namanya masjid ini memang sangat identik sekali dengan budaya
minangkabau kata Bundo kanduang merupakan suatu ciri khas dari kebudayaan
minangkabau dimana minangkabau menganut paham matrilineal yang artinya
garis keturunan menurut ibu. Selain itu masjid ini juga berada di nagari
pegaruyung yang sama-sama kita ketahui merupakan tempat dima ada istana
kebanggaan masyarakat minangkabau yaitu Istano Basa Pagaruyung.
Mesjid Jamik Bundo Kandung Pagaruyung Darul Qoror jika kita lihat dari
bangunannya itupun juga sangat identik dengan minang kabau dimana kubah
masjid yang biasanya bulat di ganti dengan bentuk gonjong seperti atap rumah
adat minangkabau. Namun, menurut penuturan narasumber masjid ini awalnya
memiliki kubah bulat seperti biiasa namun seiring dengan renovasi yang
dilakukan masjid ini sudah bnayak mengalami perubahan. Tahun 1902 adalah
awal perenovasian masjid ini, setelah itu peresmian masjid ini pada tahun 1909,
lalu pada tahun pada taun Sembilan puluhan renovasi kembali di lakukan. Pada 1
agustus 1996 sampai 23 oktober 1998 Mihrab dinding muka masjid ini di
kerjakan. Lalu pada 1 september 1998 sapai 28 oktober 1998 adalah pengerjaan
dinding dalam 3 sisi.
Banyak hal yang dapat kita temukan kala pergi ke Mesjid Jamik Bundo
Kanduang Pagaruyung ini, mulai dari arsitektur yang unik serta letak masjid yang
dekat dengan sumber air, selain itu di sini juga terdapat TPA/TPSA yang pata 5
november 2016 kemrin sudah mendapatkan akreditasi B dari Kementrian Agama.
Selain dari hal tersenbut awal memasuki masjid ini kita di sambut dengan gapura
yang juga memiliki arsitejtur atap bergonjong sebagai cirikhasnya. Di sayu sisi
masjid terdapat beduk yang kelihataannya sudah tua dan tak di pakai lagi karna
rusak di makan usia.