Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PERJALANAN

MASJID-MASJID KUNJUNGAN SKAL TAHUN 2023

MASJID SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN

Mengenai sejarahnya masjid tsb. Pada awalnya hanya sebuah bangunan pesantren dilengkapi dengan
musholla berukuran 8 X 10 meter.yang terletak di Madura,Bangkalan,Jawa Timur. Pada tahun
2016,bangunan musholla di renovasi dan dibua masjid yang lebih besar dan respresentatif.

Pada bagian dalam masjid terdapat oramen kaligrafi indah yang menghiasi setiap sudut
bangunan.masjid juga terlihat begitu megah lantaran memiliki kubah yang berwarna emas dan topang
dengan satu menara yang membuat masjid terlihat semakin kokoh.

Kami sampai di Madura kira kira jam 11 disana kami melakukan ISHOMA (istirahat,sholat,makan ) sholat
dhuhur ( jama’ ta’khir ), kemudian kami melakukan ziarah kemaqamnya yang berada di dalam masjid.
Kita melakukan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh gus gus. Setelanya kita kta melanjutkan perjalanan
menuju maqam Sunan Giri.

MASJID JAMI' AL-ABROR

Masjid Al Abror berada di Jl. Gajah Mada Trosono, Sekaran Kelurahan: Trosono Kecamatan:
Lamongan Kota: Kabupaten; Lamongan Provinsi Jawa Timur. Sejarah Berdirinya Masjid Jamik Al-Abror
menunjukkan kalau masjid ini sudah berdiri sekitar 500 tahun Yang lalu. Berdasarkan penuturan orang-
orang terdahulu dari masyarakat Kampung Kauman dan sekitarnya, bahwa Masjid Jamik Kauman
Sidoarjo Dibangun dan didirikan oleh para wali/ ulama sekitar tahun 1678. Adapun para Wali/ ulama
yang mendirikan tersebut diantaranya Mbah Mulyadi, Mbah Muso, Mbah Badriyah, dan Mbah Sayyid
Salim.27 Masyarakat Kampung Kauman meyakini bahwa Masjid Jamik Al- Abror merupakan Masjid Tiban
(masjid yang sudah ada kerangka pondasinya Tetapi belum ada bangunannya). Karena menurut cerita,
Masjid Jamik Al-Abror Ditemukan oleh Mbah Mulyadi dalam kondisi yang berupa pondasi saja tanpa Ada
bangunannya. Kemudian Mbah Mulyadi bersama tiga ulama pendiri Lainnya membangun sebuah masjid
dengan kayu dan batu hingga terbentuklah Masjid Jamik Al-Abror yang masih sederhana sekali. Namun
terdapat cerita lain mengenai asal-usul berdirinya Masjid Jamik Al-Abror mengenai siapa pendirinya dan
kapan berdirinya masjid ini. Menurut Beberapa sumber dan informasi, terdapat beberapa versi tentang
siapa pendiri Dan dari mana para wali/ ulama yang mendirikan tersebut berasal.

1.Versi Pertama

a. Mbah Mulyadi

Mbah Mulyadi adalah seorang ulama yang berasal dari Kerajaan Mataram Islam. Beliau merupakan salah
satu ulama yang menyingkir Dari Mataram, karena Raja Mataram pada masa itu yakni Raja Amangkurat I
(1645-1677) yang telah membantai para ulama dan Rakyatnya karena dianggap mendukung
pemberontak kerajaan.
b. Mbah Muso

Mbah Muso adalah seorang ulama yang berasal dari Madura, Beliau membantu Mbah Mulyadi dalam
menyiarkan agama Islam dengan Menyelenggarakan majlis taklim dan membimbing masyarakat untuk
Mendalami Islam. Ada pendapat lain bahwa Mbah Muso adalah seorang Ulama yang berasal dari
Maghribi atau Maroko.

c. Mbah Badriyah

Mbah Badriyah adalah ulama yang berasal dari Madura. Mbah Badriyah merupakan istri dari Mbah
Muso, bersama suaminya beliau Juga membantu Mbah Mulyadi dalam menyiarkan dan membimbing
Masyarakat sekitar Kauman untuk mendalami agama Islam.

d. Mbah Sayyid Salim

Mbah Sayyid Salim adalah seorang ulama yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Beliau bersama dua
ulama lainnya juga ikut Membantu Mbah Mulyadi dalam berdakwah menyebarkan Islam di Kauman dan
daerah sekitarnya.

2.Versi Kedua

Pada tahun 1859 diangkatlah seorang bupati pertama Kabupaten Sidokare yang bernama R. Notoputro
(R.T.P. Tjokronegoro I) yang berasal Dari Kasepuhan, putra dari R.A.P. Tjokronegoro (Bupati Surabaya).
Beliau Kemudian tinggal di Kampung Pandean dan mendirikan Majid Jamik Al-Abror di Pekauman.
Kemudian dengan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 10/ 1859 tanggal 28 Mei 1859 Stbl. No. 32.
Nama Kabupaten Sidokare diganti dengan Kabupaten Sidoarjo. Pada tahun 1862 Bupati Tjokronegoro I
memindahkan pusat pemerintahannya dari Kampung Pandean ke Kampung Pucang Wates, dan
membangun Masjid Agung Sidoarjo. Kemudian pada tahun 1863 beliau meninggal karena sakit dan
Dimakamkan di Pesarean Pendem (Asri) di sebelah barat Masjid Agung Sidoarjo.Berdasarkan kedua versi
tentang siapa pendiri dan kapan berdirinya Masjid Jamik Al-Abror Sidaorjo, masyarakat lebih
mempercayai bahwa yang Mendirikan dan membangun masjid ini adalah Mbah Mulyadi, Mbah Muso,
Mbah Badriyah dan Mbah Sayyid Salim.

Masjid ini dibangun di atas tanah yang luasnya 3.400 m² dan masjid ini memiliki gaya arsitektur
perpaduan antara arsitek khas Jawa dan arsitek Timur Tengah. Masjid Al-Abror Kemantren lebih
mencirikan masjid modern dari pada klasik dan daripada itu tempat masjid Al Abror yang bersebelahan
dengan Makam Aulia dan laut menambah banyak pengunjung yang datang ke masjid. Sedangkan biaya
pembangunan masjid ini tidak di sebutan.
Kegiatan disana Antara lain yaitu, Sholat Jama’ ta'khir,makan malam serta istrahat dan Berziarah ke
makam Syaikh Maulana Ishaq yang bersebelahan komplek.Kami Datang pada pukul 20.30 dan pulang
pada pukul 21.30 setelah itu Kami melanjutkan perjalanan untuk ziarah ke Sunan Drajat.

Kesan Kunjungan: Senang dan dari desain Masjid dapat mengingatkan pada keindahan Masjid Al-Akbar
di Surabaya sekaligus dapat berziarah serta melihat pantai Utara pada Malam hari.

Masjid Asmoro Qondi Cikal Bakal Wali Songo Di Tanah Jawa.

Terletak di pesisir utara desa gesikharjo, kecamatan palang, kabupaten tuban. Masjid dan makam syeh
maulana ibrahim asmoro qondi hingga kini masih berdiri tegak dengan relief dan hiasan kaligrafi berusia
ratusan tahun. Sejumlah peninggalan bersejarah seperti petilasan, gapura, dan cungkup makam masih
kokoh berdiri sebagaimana aslinya.
Dari sekian banyak peninggalan, hanya bangunan masjid asmoro qondhi yang sudah mengalami
renovasi. Namun tidak mengurangi bentuk aslinya. Semacam jendela, pintu dan langit-langit masjid yang
dipenuhi lafadz arab berbentuk kaligrafi ukir kayu jati kuno. Konon, masjid ini merupakan suatu tempat
yang mustajabah.Masjid ini terletak di sebelah utaranya maqbarah.

KEGIATAN

Kita sampai di Amorokondi sekitar jam 01.30 dan segera menuju masjid untuk mengerjakan sholat
malam bagi yang minat,setelah itu kita di beri waktu untuk istirahat dan menikmati secangkir kopi di
sekitaran makam Asmoroqondi tak dirasa waktu berjalan begitu cepat.kita disana dapat menikmati
indahnya shubuh dengan secangkir kopi dan berjalan bersama sama..dan yang pasti tidak pernah telat
ataupun lupa untuk berpose,karena indahnya shubuh dan masjidya.Selanjutnya kita di arahkan untuk
Kembali ke masjid untuk mandi serta sholat jama’ah subuh.Selanjutnya kita melanjutkan untuk
Tawashul dan Berdo’a di Maqbaroh Syehk Maulana Ibrahim.Setelah Tawashul selesai kita di beri waktu
untuk sarapan dan berbelanja di situ.Tak terasa waktu berlalu cepat kita di arahkan untuk Kembali ke
bus masing-masing untuk melanjutkan ke perjalan selanjutnya.
MASJID SUNAN MURIA
Masjid Sunan Muria berjarak 18 kilometer di sebelah utara Kota Kudus. Lokasinya beralamat di Desa
Colo, Kecamatan Gawe, Kudus. Selain terdapat bangunan masjid, di tempat itu juga terdapat makam
salah satu dari sembilan Wali Songo. Dialah Raden Umar Said yang terkenal dengan sebutan Sunan
Muria.
Dibutuhkan perjuangan keras untuk mencapai Masjid Sunan Muria. Lokasi masjid itu berada di puncak
Gunung Muria yang mempunyai ketinggian 1.600 mdpl. Ditambah lagi, untuk menuju ke sana wisatawan
harus melalui jalan setapak yang menanjak. Namun jika menghendaki untuk lebih cepat sampai ke area
makam sunan muria,atau yang tidak ingin capek capek berjalan,bisa mengguakan jasa ojek yang sudah
di sediakan di sana yang selalu siap untuk mengantar peziarah atau wisatawan,dengan tarif harga
20.000 per perjalanannya.
Masjid Sunan Muria diperkirakan dibangun pada abad ke-15 hingga ke-16 Masehi. Lokasi masjid ini
berada di puncak Gunung Muria yang memiliki ketinggian 1.600 mdpl
Pada zaman dulu, Sunan Muria berdakwah menyebarkan ajaran Islam pada masyarakat yang tinggal di
kaki Gunung Muria. Di kemudian hari, dia mendirikan pesantren dan sebuah masjid di puncak gunung
itu.
Kami sampai di sini pada 6 juli sekitar jam 01.00 yang kami lakukan disini yakni pergi ke makam lalu tahlil
dan sholat jama' taqdim lalu pergi ketujuan selanjutnya yakni sunan Kudus sekitar jam 03.00

Kesan: Masjid ini terlihat bagus dan karena karena masjid ini berada di atas gunung dengan
pemandangan alam sekitar yang indah dan asri sehingga terasa betah berlama lama disini.

MASJID MENARA KUDUS

Pada pukul 16:45 rombongan kami sampai di parkiran pemakaman kudus, di sana kami langsung
memesan tiket elep untuk menuju ke pemakaman kudus. Sampai di pemakaman kita langsung menuju
ke makbaroh untuk berziaroh,setelah itu kita melanjutkan perjalanan menuju ke parkiran, ada yang naik
elep ada yang jalan kaki
Masjid Menara Kudus (nama resmi: Masjid Al-Aqsa Manarat Qudus;: Jawa: Hanacaraka:
ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀ꦩꦼꦤꦫꦏꦸꦢꦸꦱ꧀ Pegon dan Arab standar: ‫ )مسجد منارة قدوس‬adalah masjid kuno yang dibangun oleh
Sunan Kudus sejak tahun 1549 Masehi (956 Hijriah). Lokasi saat ini berada di Desa Kauman, Kecamatan
Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ada keunikan dari masjid ini karena memiliki menara yang serupa
bangunan candi serta pola arsitektur yang memadukan konsep budaya Islam dengan budaya Hindu-
Buddhis sehingga menunjukkan terjadinya proses akulturasi dalam pengislaman Jawa.
Sehari-hari, peziarah berkunjung ke masjid ini untuk beribadah sekaligus ziarah ke makam Sunan Kudus
yang terletak di sisi barat kompleks masjid. Selain itu, masjid ini menjadi pusat keramaian pada Festival
Dhandhangan yang diadakan warga Kudus untuk menyambut bulan suci Ramadan.
Berdirinya Masjid Menara Kudus tidak terlepas dari peran Sunan Kudus sebagai penggagas dan pendiri.
Sebagaimana Walisongo yang lainnya, Sunan Kudus menggunakan pendekatan kultural (budaya) dalam
berdakwah. Ia mengadaptasi dan melakukan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang telah
memiliki budaya mapan dalam pengaruh agama Hindu dan Buddha. Akulturasi budaya Hindu dan Budha
dalam dakwah Islam yang dilakukan Sunan Kudus terlihat jelas pada arsitektur dan konsep bangunan
Masjid Menara Kudus.
KESAN:
Menara kudus merupakan salah satu ikon yang unik karena desain bangunannya merupakan gabungan
dari budaya hindu dan islam.

MASJID AL FAIRUZ
Masjid Al-Fairuz dibangun atas inisiatif dari Bapak H. Abdullah Machrus karena kepedulian dan keinginan
beliau untuk membangun masjid karena di sepanjang Jl. Raya Baros tidak ada masjid yang strategis
untuk tempat transit bagi para musafir yang ingin beristirahat dan sholat di masjid tersebut.
Masjid Al-Fairuz dibangun tahun 2002 yang pada peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Prof. DR. H.
Said Agil Al-Munawwar, Bapak Menteri Agama RI pada waktu itu yang dihadiri juga ‘ulama-‘ulama
kharismatik dan tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat.
Kami tiba pada pukul 02.10 WIB dan langsung beristirahat di sana sampai menjelang subuh , kami
kemudian persiapan untuk sholat lebih tepatnya melaksanakan ISHOMA . Selain itu , ada bangunan
Ka’bah yang terletak di belakang masjid ini , sebagian dari kami ada yang menggunakannya sebagai sport
foto.Ada kejadian unik juga yang terjadi pada waktu akan melaksanakan sholat subuh , kami kehabisan
air dan harus antri untuk mengambil air serta menggunakan secukupnya . Kami berkunjung sampai
pukul 07.15 WIB dan persiapan melanjutkan perjalanan ke Sunan Gunung jati yang berada di daerah
cirebon,Jawa barat .
Kesan : Di masjid tsb ada yang cukup menarik , yakni menghadirkan suasana ala kota madinah saat
berbuka puasa Ramadhan . Dan yang paling penting adalah dapat menambah wawasan serta
pengalaman kami.

Masjid agung keraton surakarta


Masjid Agung dibangun oleh Sunan Pakubuwono III tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768. Hal ini
dapat diketahui dari prasasti yang terdapat di dinding luar ruangan utama masjid.[1] Masjid ini
merupakan masjid dengan katagori masjid jami', yaitu masjid yang digunakan untuk salat berjemaah
dengan ukuran makmum besar (misalnya salat Jumat dan salat Ied). Dengan status sebagai masjid
kerajaan, masjid ini juga berfungsi mendukung segala keperluan kerajaan yang terkait dengan
keagamaan, seperti grebeg, sekaten, dan maulid nabi.[2] Raja (Sunan) Surakarta berfungsi sebagai
panatagama (pengatur urusan agama) dan masjid ini menjadi pelaksana dari fungsi ini. Semua pegawai
masjid diangkat menjadi abdi dalem kraton, dengan gelar seperti Kanjeng Raden Tumenggung Penghulu
Tafsiranom (untuk penghulu) dan Lurah Muadzin untuk juru adzan.
Kami datang pada pukul 10.15 WIB dan melaksanakan sholat dhuhur jama’ taqdim , setelah itu kami
menuju Pasar klewer untuk membeli oleh “ dan berbelanja , ada juga sebagian dari kami mengunjungi
tugu Jogja . Setelah itu melanjutkan perjalanan ke tujuan terakhir kami yakni Masjid Dr H.Moeldoko
yang terletak di Kec.Bandar Kedung Mulyo , kab.Jombang.
Kesannya: kita dapat menikmatiindahnya masjid yang bernuansa kejawen,disana suasanya sangatlah
enak karena angin yang bergilir untuk menusuk tulang,tapi karna kita datannya tepat pada siang
boong,jadi suasananya panas tapi dingin.

MASJID ISTIQLAL
Masjid Istiqlal adalah sebuah masjid nasional yang berada di kota Jakarta pusat,provinsi Daerah khusus
Ibukota Jakarta,Indonesia.Masjid ini menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara dan termasuk masjid
terbesar keenam di dunia dalam hal kapasitas jamaah.
Kami tiba pada pukul 03.45 dan istirahat sebentar kemudian persiapan sholat subuh . Lebih tepatnya
kita melaksanakan ISHOMA di sana. Sebagian dari kami ada juga yang membeli beberapa dagangan
baju , kaos , gantungan kunci ,dll yang berada di sekitar area masjid , lebih tepatnya di pinggiran trotoar .
Selain fasilitas yang mendukung , masjid Istiqlal juga berhadapan langsung dengan Gereja yg
bangunanya tak kalah menarik , begitulah wujud penerapan Toleransi antar umat beragama yang ada di
Bumi pertiwi , Indonesia . Kami berkunjung sampai pukul 08.00 WIB setelah itu persiapan melanjutkan
perjalanan menuju Tugu Monas , Jakarta.
Kesan : Kita bisa mendapat wawasan lebih banyak mengenai masjid Istiqlal , dan bisa mengetahui nilai
nilai keagamaan yang terkandung di dalamnya serta lebih mengerti bagaimana praktek wujud Toleransi
antar umat beragama yang berada di Indonesia.
MASJID AN NUR COMAL
Merupakan masjid yang terletak di sekitar kampung Arab di daerah Comal , Pemalang , biasanya
digunakan warga sekitar ataupun orang orang yang lewat hanya untuk beribadah ataupun hanya
beristirahat .

Kami ( para rombongan ) tiba waktu malam hari yakni pada pukul 23.15 WIB dan melakukan ISHOMA
sampai pukul 07.35 . Kami sesampainya tiba melaksanakan sholat isya’ denga jama’ ta’khir , ke esokan
harinya kami melakukan persiapan untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya , yakni TAMAN
MERAPI PARK.

Kesannya kita difasilitasi tempat tidur seadanya,siswa perempuan ada sebagian tidur di lantai dan tidur
dlantai 1,sementara siswa laki laki tidur di luar masjid.dan dapat menikmati indahnya pemandangan di
sekitar masjid pada waktu pagi hari di temani oleh secangkir kopi dan sarapan yang beraneka macam
disana.

MASJID KYAI RADEN SANTRI

Masjid ini barada di Santren, Gunungpring, Muntilan, Ngadisalam, Gunungpring, Kec. Muntilan,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sejarah Masjid Kyai Raden Santri merupakan salah satu masjid tertua di Magelang yang dibangun
dibangun pada tahun 1618 M. Masjid tersebut dipugar pada tahun 1856, 1920, kemudian direnovasi
pada tahun 1970 dan pemugaran kembali tahun 2002, serta dilakukan renovasi dan penambahan-
penambahan ruang pada tahun 2008. Walaupun sudah mengalami beberapakali pemugaran dan
renovasi, namun arsitektur masjid tersebut masih mempertahankan sebagai masjid tradisional Jawa.
Masjid yang berusia ratusan tahun itu pantas dianggap sebagai salah satu bangunan kuno-Islam dan
suatu peninggalan yang harus dijaga kelestariannya. Namun, masjid tersebut belum dimasukkan dalam
kategori cagar budaya oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah historis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perubahan
arsitektur yang dikemukakan oleh Sigfred Gideon, ia menyatakan bahwa perubahan arsitektur selalu
didahului oleh perubahan agama dan perubahan sosial yang ada dalam masyarakat, dan arsitektur
hanya merupakan akibat dari perubahan yang terjadi dalam masyarakat tadi. Senada dengan apa yang
dikemukakan oleh Ibnu Khaldun bahwa karya arsitektur merupakan puncak dari rangkaian dari
koordinasi aspirasi, tata sosial, politik, ekonomi, agama, kesenian dan teknik yang melibatkan sejak dari
kuli bangunan, lapisan para tukang, seniman perancang, ulama pembuat fatwa, bendaharawan pengatur
dana dan penguasa yang memberi fatwa atas berjalan atau tidaknya pembangunan. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup beberapa langkah yaitu heuristik, kritik
sumber, analisis data, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Arsitektur Masjid Kyai
Raden Santri pada periode 1920-1970 masih terlihat mempunyai bangunan yang kecil, sederhana dalam
arti belum mempunyai fasilitas yang komplit. Masjid Kyai Raden Santri pada periode 1970-2002 sudah
mempunyai ruang yang lebar, sebagian besar konstruksi bangunan sudah menggunakan tembok semen,
lantai pada bangunan masjid sudah menggunakan keramik, atap mengunakan genteng, pada dinding
serambi sudah menggunakan bentuk lengkungan-lengkungan yang meruncing ke atas. Serta terdapat
kolam yang lebar berada dibawah serambi. Sedangkan Masjid Kyai Raden Santri pada periode 2002-
2008 sudah berupa bangunan yang indah dan memiliki ruangan yang luas dengan segala fasilitasnya
dengan konstruksi utama masjid sudah menggunakan beton bertulang. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan arsitektur pada Masjid Kyai Raden Santri adalah faktor lingkungan, yaitu
berupa lingkungan alam dan lingkungan masyarakat sekitar yang meliputi lingkungan keagamaan,
ekonomi, dan sosial-budaya.

Kegiatan disana antara lain yaitu, Ziarah ke makam, Sholat Maghrib jama' ta'khir, makan malam dan
beristirahat dan sarapan. Kami datang kurang lebih tepatnya jam 20.00 WIB dan pulang dari sana Jam
08.00 setelah itu Kami melanjutkan perjalanan ke Pasar Klewer.

Kesan digunung pring beda dengan yang lain,karena disana kita tidak naik ojek dan harus menaiki tangga
yang entah jumlahnya ada berapa. Jadi capeknya minta ampun tapi dilain sisi kita juga seneng karena
kita melakukannya bareng bareng,dan kita dapat membeli oleh oleh yang ada di sekitar maqam.

Masjid agung keraton surakarta


Masjid Agung dibangun oleh Sunan Pakubuwono III tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768. Hal ini
dapat diketahui dari prasasti yang terdapat di dinding luar ruangan utama masjid.[1] Masjid ini
merupakan masjid dengan katagori masjid jami', yaitu masjid yang digunakan untuk salat berjemaah
dengan ukuran makmum besar (misalnya salat Jumat dan salat Ied). Dengan status sebagai masjid
kerajaan, masjid ini juga berfungsi mendukung segala keperluan kerajaan yang terkait dengan
keagamaan, seperti grebeg, sekaten, dan maulid nabi.[2] Raja (Sunan) Surakarta berfungsi sebagai
panatagama (pengatur urusan agama) dan masjid ini menjadi pelaksana dari fungsi ini. Semua pegawai
masjid diangkat menjadi abdi dalem kraton, dengan gelar seperti Kanjeng Raden Tumenggung Penghulu
Tafsiranom (untuk penghulu) dan Lurah Muadzin untuk juru adzan.

Kami datang pada pukul 10.15 WIB dan melaksanakan sholat dhuhur jama’ taqdim , setelah itu kami
menuju Pasar klewer untuk membeli oleh “ dan berbelanja , ada juga sebagian dari kami mengunjungi
tugu Jogja . Setelah itu melanjutkan perjalanan ke tujuan terakhir kami yakni Masjid Dr H.Moeldoko
yang terletak di Kec.Bandar Kedung Mulyo , kab.Jombang.

Kesannya: kita dapat menikmatiindahnya masjid yang bernuansa kejawen,disana suasanya sangatlah
enak karena angin yang bergilir untuk menusuk tulang,tapi karna kita datannya tepat pada siang
boong,jadi suasananya panas tapi dingin.

MASJID DR.H.MOELDOKO
Masjid Dr. H. Moeldoko berdiri tegak dan megah di dalam kompleks Islamic Center Jombang. Hingga
kini, banyak orang yang tertarik untuk mengunjungi dan menggunakannya sebagai tempat ibadah.
Masjid ini dilengkapi banyak fasilitas sosial, di antaranya gedung serbaguna, gedung TK Dharma Wanita,
TPA/TPQ, panti asuhan, madrasah diniyah Dr. Moeldoko, serta rumah toko (ruko) yang digunakan
sebagai unit usaha penjualan oleh-oleh khas Jombang.

Masjid Moeldoko dibangun oleh Jenderal Moeldoko saat berstatus panglima TNI. Peletakan batu
pertama dilangsungkan pada 5 Oktober 2014 dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 2016. Adapun untuk
lokasi, masjid ini berlokasi di Jl. Raya Kayen, Gondang Manis, Kecamatan Bandar Kedung Mulyo,
Kabupaten Jombang.

Merupakan tujuan terakhir kami , kami datang dan melaksanakan sholat isya’ dengan jama’ Taqdim
pada pukul 18.10 WIB . Setelah melaksanakan sholat kami para rombongan rehat sembari makan
konsumsi yang telah di berikan oleh panitia . Ada juga dari sebagian kelompok kami yang melakukan
foto bersama sebagai duplikasi / kenang kenangan Nasama 2023. Setelah itu kami berangkat menuju
tempat persinggahan semula yakni Pondok pesantren Al Hikmah Purwoasri Kediri .

Kesannya : kita lebih memilih untuk menata hati,karena masjid Moeldoko adalah tujuan terakhir dan
setelah itu kami kembali ke asrama masing masing.

Anda mungkin juga menyukai