1. Sejar ah Masjid di Masa Rasulullah SAW Masjid sudah ada sejak masa Rasulullah saw pada waktu hijrah dari Makkah ke Madinah dengan ditemani sahabat Abu Bakar,Rasulullah saw melewati daerah yang disebut dengan Quba, dan akhirnya di sana Beliau mendirikan masjid pertama sejak masa kenabiannya,yaitu masjid Quba.15Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. At-Taubah ayat 108 sebagai berikut: “Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama- lamanya. Sesungguh-nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya.Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri.Dan Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bersih” (Q.S. At-Taubah ayat 108). Masjid Quba yaitu masjid pertama yang dibina pada hari pertama Rasulullah saw tiba di Madinah. Baginda tiba di Madinah pada hari Isnin dan menginap sehingga hari Jumat dan diikuti masjid Nabawi bukan saja menjadi tempat umat Islam menunaikan ibadat shalat, bahkan turut menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan,pusat kemajuan ekonomi ummah, pusat perjumpaan komuniti dan sebagainya.16 Masjid Quba lebih banyak difungsikan untuk pengajaran dan melakukan penguatan kemasyarakatan yang langsung dilakukan serta dicontohkan oleh Nabi sendiri.17Masjid Quba dibangun dengan bentuk yang sederhana, dibuat dari pelepah-pelepah dan daun kurma serta batu-batu bata.Masjid mempunyai ruang bersegi empat dengan dinding sekelilingnya.Di sebelah utara dibuat serambi untuk shalat, bertiang pohon kurma, beratap datar dari pelepah dan daun kurma bercampur tanah liat.Di tengah-tengah lapangan terbuka dalam masjid ada sebuah sumur tempat mengambil wuduk bagi jamaah.18Dengan demikian, sudah wajar rasanya bila masjid Quba berbentuk yang sederhana karena menjadi awal dalam pembuatan masjid disaat itu. Perjuangan Rasulullah dan pengikutnya dalam membangun masjid menggambarkan kepada manusia betapa pentingnya makna dari masjid.Setelah 12 tahun menjalankan tugas sebagai Rasul di Mekkah, Allah perintahkan Nabi Muhammad untuk hijrah ke Madinah.Ditilik dari ilmu perang, hijrah itu merupakan taktik.Strategi Nabi ialah mengembangkan addin dan mengislamkan umat.Taktik untuk mencapai tujuan strategi dijalankan beliau di Mekkah.Tetapi kemajuan sangat lambat sehingga perlawanan dari musuh begitu kuat.Sehingga Rasulullah menjadikan Madinah sebagai markas besarnya. Ternyata cara yang ditempuh ini berhasil. Pada hari dimana Nabi dan rombongannya sampai di Madinah, beliau secara bersama-sama mendirikan masjid, tempat bersujud kepada Allah. Nabi sendiri pun ikut mengangkat batu dan di bantu oleh kaum muslimin lainnya. Semua pekerja itu bekerja dengan berlandaskan ketakwaan dan keikhlasan.Masjid Nabawi adalah masjid yang kedua dibina oleh Rasulullah saw setelah masjid Quba. Mengikut sejarah, selepas memasuki Kota Madinah, baginda menolak pelawanan beberapa sahabat supaya menginap di kediaman masing-masing. Sebaliknya Rasulullah saw membiarkan untanya menentukan tempat yang baginda akan berhenti. Unta tersebut berlutut merebahkan dirinya di satu tapak milik dua orang anak yatim bernama Sahal dan Suhail. Kedua anak yatim itu ingin menghadiahkan tapak tersebut kepada Rasulullah saw, tetapi Baginda enggan menerimanya, bahkan baginda membeli dengan harga sepuluh dinar emas.
2. Sejarah Masjid di Indonesia
Istilah masjid mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak masuknya agama Islam di wilayah Nusantara. Banyak teori yang menunjukkan kapan Islam masukke wilayah Nusantara.Para sultan dalam membangun masjid-masjid yang cukup besar dan menonjol serta memiliki ragam arsitektur tertentu yang disesuaikan potensi dan kondisi setempat pada waktu itu, sebagian dari masjid-masjid tersebut kini masih bisa dijumpai di daerah-daerah seluruh Indonesia, seperti masjid Al Mashum sebagai salah satu peninggalan kerajaan Maemun di Sumatra Utara, masjid Pukau Rengat yang ada di Tanjung Pinang, masjid Agung Banten peninggalan sultan Hasanuddin di kabupaten Serang provinsi Banten (sekarang) dan lain-lain. Setelah itu muncullah berbagai bentuk arsitektur masjid yang secara berangsur- angsur menunjukkan perubahan yang sangat menentukan, sesuai dengan taraf dan kondisi perkembangan politik serta tingkat kemampuan teknologi masyarakat Islam.Masyarkat Indonesia dipandang dari aspek penyelenggaraan administrasi pemerintahan, maka susunannya terdiri atas Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa.Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 394/2004 tentang penetapan status masjid Wilayah sebagai berikut : 1.Masjid pada tingkat Pusat disebut Masjid Negara 2.Masjid pada tingkat Propinsi disebut Masjid Raya 3.Masjid pada tingkat Kabupaten/Kota disebut Masjid Agung 4.Masjid pada tingkat Kecamatan disebut Masjid Besar 5.Masjid pada tingkat Desa disebut Masjid Jami’ Masyarakat pedesaan mempunyai karakteristik simsem sosial dan struktur masyarakat yang berbeda dengan lingkungan pemukiman masyarakat baru (kawasan hunian baru, komplek perumahan-perumahan) yang heterogen. Sebab pedesaan pada satu sisi merupakan bagian dari system administrsi pemerintahan kita, dan pada sisi lain sebagaimana adanya adalah berlaku suatau masyarakat hokum ada yang merupakan system dan tata hukum nasional kita. Model masyarakat pedesaan kita demikian ini, mengandung berbagai hikmah yang harus difahami secara mendalam berkenaan dengan organisasi dan manajemen pengelolaan masjid sebagai bagian interen dalam system pemerinthan masyarakat hokum adat. Masuk masjid kategori ini adalah masjid yang dibangun dn dikenal sebagai masjid Raya/Jami’ di desa. Dalam pada itu, sebagimana disinggung tadi, terdapat masjid-masjid yang dibangun oleh kelompok-kelompok masyarakat desa yang umumnya terkait dengan jaringan organisasi dakwah atau organisasi keagamaan. Masuk dalam kategori ini adalah masjid milik lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren dan juga dibangun oleh oerang- perseorangan yang lambat laun menjadi masjid keluarga tertentu.Perkembangan pertumbuhan masjid di Indonesia sebagaimana diuraikan tadi, tidak lepas dari dinamika perubahan struktur masyarakat kita yang mendorong kita memahaminya secara cermat untuk pemberdayaannya. Fungsionalisasi masjid sebagai benteng aqidah perjuangan umat diperlukan mengenal dan memahami karakteristik masjid-masjid yang ada dan terbangun ditengah masyarakat.
3. Sejarah Masjid di Kampus Anda
Mesjid Nurul Ilmi Awalnya masjid bernama “Masjid Kompleks IKIP Ujung Pandang” kemudian berubah menjadi “Masjid Nurul Ilmi Kampus UNM” sampai sekarang.Masjid Nurul Ilmi Kampus UNM terletak di Jalan Raya Pendidikan no.2, dibangun untuk memenuhi kebutuhan penghuni Kompleks Perumahan Dosen/ Karyawan IKIP Ujung Pandang (sekarang UNM) akan rumah ibadah yang sebelumnya Kompleks memiliki Mushallah yang kebanjiran pada musim hujan. Peletakan batu pertama pada tahun 1982 oleh Rektor IKIP Ujung Pandang, Drs. H. Abd. Karim, sedangkan peresmian penggunaannya pada tahun 1986 oleh Rektor IKIP Ujung Pandang, Prof. Dr. H. Paturungi Parawansah. Adapun Panitia pembangunan masjid adalah : Ketua : Drs. H. Moh. Noor Sekertaris : Drs. H. M. Amin Rum ( Alm.) Bendahara : Drs. H. Nurdin Kallo (Alm.) Bagian Pembangunan : Drs. H. M. Said Wela. Sejak berdirinya masjid ini sudah dipimpin oleh beberapa Ketua yaitu
-Drs. H. Moh. Noor
-Drs. H. Abd. Kadir Suma, M.Ed. -Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, MS. -Prof. Dr. H. Heri Tahir, SH.,MH. (Periode 2014-2017) -Drs.H. Abdul Mannan, MA. (Periode 2017-2019) -Prof. H.M. Asfah Rahman, M.Ed. Ph.D. (Periode 2019-2021)
Sejak peresmian masjid tahun 1986 dan seiring dengan berkembangnya
pemukiman penduduk disekitar masjid, maka penggunaannya juga semakin ramai oleh masyarakat / mahasiswa / jamaah, sehingga renovasi dan penambahan sarana masjid juga sudah dilakukan beberapa kali, mulai pekerjaan pemasangan keramik kubah, penggantian tegel lantai, pemasangan paving blok pekarangan dan penambahan AC.Untuk lebih mempercantik tampilan masjid dan menaranya serta lebih meningkat pelayanan dan kenyamanan kepada jamaah, maka dianggap perlu oleh pengurus untuk melakukan renovasi besar besaran dan hal ini juga sudah mendapatkan persetujuan dari Rektor Universitas Negeri Makassar Bapak Prof. Dr. H. Husain Syam, M.T.P., sehingga pada tanggal 14 Oktober 2017 dibentuk Satgas renovasi masjid dengan susunan sebagai berikut : Ketua : Ir. A. Surjan Mappangara Sekretaris : Syaiful Islam Muis, SH.,M.Pd Bendahara : Dr. Munawwar Yantahin, ST.,MBA Anggota : Semua pengurus Masjid Nurul Ilmu
Renovasi rencananya dilaksanakan selama 3 tahun. Setelah berjalan selama 2
tahun maka telah direalisasikan program programnya. Anggaran yang terserap pada kegiatan tersebut sebesar Rp.1.633.665.270,-(Satu milyar enam ratus tiga puluh tiga juta enam ratus enam puluh lima ribu dua ratus tujuh puluh rupiah).
Sebelum Sesudah
4. Sejarah Masjid di Lingkungan Anda lengkap dengan foto terkini
Masjid Nurul Yaqin Campagaloe Masjid Nurul Yaqin campagaloe didirikan pada tahun 1900 di atas tanah wakaf seluas, mampu menampung sekitar 300 orang jamaah. Sejumlah renovasi dan pemugaran yang sudah dilakukan beberapa kali terhadap bangunan masjid yang terletak di Campagaloe Kel. Bonto Jaya Bissappu, Kab. Bantaeng Sulawesi Selatan ini. kini. Fasilitas Umumnya berupa Sarana Ibadah, Tempat Wudhu, Kamar Mandi/WC, Pembangkit Listrik/Genset, Sound System dan Multimedia, Ruang Belajar (TPA/Madrasah), dan Parkiran. Berikut gambar terkini mesjid Nurul Yaqin Campagaloe:
5. Kontribusi Masyarakat pada Masjid di Lingkungan Anda
Terkait kontribusi masyarakat di mesjid lingkungan kami yaitu berupa memberikan sumbangan, apalagi setiap bulan suci ramadhan kebanyakan masyarakat dikampung kami memasukkan sumbangan yang terbilang jumlahnya cukup besar, biasanya juga setiap minggu tiap masyarakat bergantian mencuci perlengkapan sholat yang di sediakan dimesjid dan ketika memperingati hari maulid nabi Muhammad SAW masyarakat dikampung kami menyiapkan sesajian untuk di bawa kemasjid dan dibulan suci ramadhannya masyarakat dikampung kami tiap hari bergantian menyiapkan takjil untuk berbuka puasa bersama dimesjid.
6. Peran dan Fungsi Masjid di Lingkungan Anda sebagai:
• Tempat beribadah ritual
Tempat melaksanakan ibadah sholat dan Biasanya di mesjid dilingkungan saya
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam seperti memperingati maulid nabi Muhammad SAW dengan setiap warga kampung campagaloe membawa sesajian kemasjid.
• Tempat menuntut ilmu
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Biasanya ada kegiatan majelis ta’lim,mintoring dan kegiatan belajar/mengajar anak-anak mengaji yang paling rutin dilakukan sesudah sholat magrib.
• Tempat pembinaan jama’ah
• Pusat dakwah dan kebudayaan Islam
Mesjid kampung kami Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar,mentoring dan tarbiyah.
• Pusat kaderisasi umat
Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), dan Remaja Masjid.