Anda di halaman 1dari 6

Nama: Ahriyani

Nim: 200701500046

Kelas: F

Tugas Pendidikan Agama Islam


1. Sejar ah Masjid di Masa Rasulullah SAW
Masjid sudah ada sejak masa Rasulullah saw pada waktu hijrah dari Makkah ke
Madinah dengan ditemani sahabat Abu Bakar,Rasulullah saw melewati daerah yang
disebut dengan Quba, dan akhirnya di sana Beliau mendirikan masjid pertama sejak
masa kenabiannya,yaitu masjid Quba.15Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. At-Taubah
ayat 108 sebagai berikut: “Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-
lamanya. Sesungguh-nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak
hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya.Di dalamnya mesjid itu ada
orang-orang yang ingin membersihkan diri.Dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bersih” (Q.S. At-Taubah ayat 108).
Masjid Quba yaitu masjid pertama yang dibina pada hari pertama Rasulullah saw
tiba di Madinah. Baginda tiba di Madinah pada hari Isnin dan menginap sehingga hari
Jumat dan diikuti masjid Nabawi bukan saja menjadi tempat umat Islam menunaikan
ibadat shalat, bahkan turut menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan,pusat
kemajuan ekonomi ummah, pusat perjumpaan komuniti dan sebagainya.16 Masjid
Quba lebih banyak difungsikan untuk pengajaran dan melakukan penguatan
kemasyarakatan yang langsung dilakukan serta dicontohkan oleh Nabi sendiri.17Masjid
Quba dibangun dengan bentuk yang sederhana, dibuat dari pelepah-pelepah dan daun
kurma serta batu-batu bata.Masjid mempunyai ruang bersegi empat dengan dinding
sekelilingnya.Di sebelah utara dibuat serambi untuk shalat, bertiang pohon kurma,
beratap datar dari pelepah dan daun kurma bercampur tanah liat.Di tengah-tengah
lapangan terbuka dalam masjid ada sebuah sumur tempat mengambil wuduk bagi
jamaah.18Dengan demikian, sudah wajar rasanya bila masjid Quba berbentuk yang
sederhana karena menjadi awal dalam pembuatan masjid disaat itu.
Perjuangan Rasulullah dan pengikutnya dalam membangun masjid
menggambarkan kepada manusia betapa pentingnya makna dari masjid.Setelah 12
tahun menjalankan tugas sebagai Rasul di Mekkah, Allah perintahkan Nabi Muhammad
untuk hijrah ke Madinah.Ditilik dari ilmu perang, hijrah itu merupakan taktik.Strategi
Nabi ialah mengembangkan addin dan mengislamkan umat.Taktik untuk mencapai
tujuan strategi dijalankan beliau di Mekkah.Tetapi kemajuan sangat lambat sehingga
perlawanan dari musuh begitu kuat.Sehingga Rasulullah menjadikan Madinah sebagai
markas besarnya. Ternyata cara yang ditempuh ini berhasil.
Pada hari dimana Nabi dan rombongannya sampai di Madinah, beliau secara
bersama-sama mendirikan masjid, tempat bersujud kepada Allah. Nabi sendiri pun ikut
mengangkat batu dan di bantu oleh kaum muslimin lainnya. Semua pekerja itu bekerja
dengan berlandaskan ketakwaan dan keikhlasan.Masjid Nabawi adalah masjid yang
kedua dibina oleh Rasulullah saw setelah masjid Quba. Mengikut sejarah, selepas
memasuki Kota Madinah, baginda menolak pelawanan beberapa sahabat supaya
menginap di kediaman masing-masing. Sebaliknya Rasulullah saw membiarkan untanya
menentukan tempat yang baginda akan berhenti. Unta tersebut berlutut merebahkan
dirinya di satu tapak milik dua orang anak yatim bernama Sahal dan Suhail. Kedua anak
yatim itu ingin menghadiahkan tapak tersebut kepada Rasulullah saw, tetapi Baginda
enggan menerimanya, bahkan baginda membeli dengan harga sepuluh dinar emas.

2. Sejarah Masjid di Indonesia


Istilah masjid mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak masuknya agama
Islam di wilayah Nusantara. Banyak teori yang menunjukkan kapan Islam masukke
wilayah Nusantara.Para sultan dalam membangun masjid-masjid yang cukup besar dan
menonjol serta memiliki ragam arsitektur tertentu yang disesuaikan potensi dan kondisi
setempat pada waktu itu, sebagian dari masjid-masjid tersebut kini masih bisa dijumpai
di daerah-daerah seluruh Indonesia, seperti masjid Al Mashum sebagai salah satu
peninggalan kerajaan Maemun di Sumatra Utara, masjid Pukau Rengat yang ada di
Tanjung Pinang, masjid Agung Banten peninggalan sultan Hasanuddin di kabupaten
Serang provinsi Banten (sekarang) dan lain-lain.
Setelah itu muncullah berbagai bentuk arsitektur masjid yang secara berangsur-
angsur menunjukkan perubahan yang sangat menentukan, sesuai dengan taraf dan
kondisi perkembangan politik serta tingkat kemampuan teknologi masyarakat
Islam.Masyarkat Indonesia dipandang dari aspek penyelenggaraan administrasi
pemerintahan, maka susunannya terdiri atas Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan dan Desa.Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor
394/2004 tentang penetapan status masjid Wilayah sebagai berikut :
1.Masjid pada tingkat Pusat disebut Masjid Negara
2.Masjid pada tingkat Propinsi disebut Masjid Raya
3.Masjid pada tingkat Kabupaten/Kota disebut Masjid Agung
4.Masjid pada tingkat Kecamatan disebut Masjid Besar
5.Masjid pada tingkat Desa disebut Masjid Jami’
Masyarakat pedesaan mempunyai karakteristik simsem sosial dan struktur
masyarakat yang berbeda dengan lingkungan pemukiman masyarakat baru (kawasan
hunian baru, komplek perumahan-perumahan) yang heterogen. Sebab pedesaan pada
satu sisi merupakan bagian dari system administrsi pemerintahan kita, dan pada sisi lain
sebagaimana adanya adalah berlaku suatau masyarakat hokum ada yang merupakan
system dan tata hukum nasional kita. Model masyarakat pedesaan kita demikian ini,
mengandung berbagai hikmah yang harus difahami secara mendalam berkenaan
dengan organisasi dan manajemen pengelolaan masjid sebagai bagian interen dalam
system pemerinthan masyarakat hokum adat. Masuk masjid kategori ini adalah masjid
yang dibangun dn dikenal sebagai masjid Raya/Jami’ di desa.
Dalam pada itu, sebagimana disinggung tadi, terdapat masjid-masjid yang dibangun
oleh kelompok-kelompok masyarakat desa yang umumnya terkait dengan jaringan
organisasi dakwah atau organisasi keagamaan. Masuk dalam kategori ini adalah masjid
milik lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren dan juga dibangun oleh oerang-
perseorangan yang lambat laun menjadi masjid keluarga tertentu.Perkembangan
pertumbuhan masjid di Indonesia sebagaimana diuraikan tadi, tidak lepas dari dinamika
perubahan struktur masyarakat kita yang mendorong kita memahaminya secara cermat
untuk pemberdayaannya. Fungsionalisasi masjid sebagai benteng aqidah perjuangan
umat diperlukan mengenal dan memahami karakteristik masjid-masjid yang ada dan
terbangun ditengah masyarakat.

3. Sejarah Masjid di Kampus Anda


Mesjid Nurul Ilmi
Awalnya masjid bernama “Masjid Kompleks IKIP Ujung Pandang” kemudian berubah
menjadi “Masjid Nurul Ilmi Kampus UNM” sampai sekarang.Masjid Nurul Ilmi Kampus
UNM terletak di Jalan Raya Pendidikan no.2, dibangun untuk memenuhi kebutuhan
penghuni Kompleks Perumahan Dosen/ Karyawan IKIP Ujung Pandang (sekarang UNM)
akan rumah ibadah yang sebelumnya Kompleks memiliki Mushallah yang kebanjiran
pada musim hujan. Peletakan batu pertama pada tahun 1982 oleh Rektor IKIP Ujung
Pandang, Drs. H. Abd. Karim, sedangkan peresmian penggunaannya pada tahun 1986
oleh Rektor IKIP Ujung Pandang, Prof. Dr. H. Paturungi Parawansah.
Adapun Panitia pembangunan masjid adalah :
 Ketua : Drs. H. Moh. Noor
 Sekertaris : Drs. H. M. Amin Rum ( Alm.)
 Bendahara : Drs. H. Nurdin Kallo (Alm.)
 Bagian Pembangunan : Drs. H. M. Said Wela.
Sejak berdirinya masjid ini sudah dipimpin oleh beberapa Ketua yaitu

-Drs. H. Moh. Noor


-Drs. H. Abd. Kadir Suma, M.Ed.
-Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, MS.
-Prof. Dr. H. Heri Tahir, SH.,MH. (Periode 2014-2017)
-Drs.H. Abdul Mannan, MA. (Periode 2017-2019)
-Prof. H.M. Asfah Rahman, M.Ed. Ph.D. (Periode 2019-2021)

Sejak peresmian masjid tahun 1986 dan seiring dengan berkembangnya


pemukiman penduduk disekitar masjid, maka penggunaannya juga semakin
ramai oleh masyarakat / mahasiswa / jamaah, sehingga renovasi dan
penambahan sarana masjid juga sudah dilakukan beberapa kali, mulai pekerjaan
pemasangan keramik kubah, penggantian tegel lantai, pemasangan paving blok
pekarangan dan penambahan AC.Untuk lebih mempercantik tampilan masjid
dan menaranya serta lebih meningkat pelayanan dan kenyamanan kepada
jamaah, maka dianggap perlu oleh pengurus untuk melakukan renovasi besar
besaran dan hal ini juga sudah mendapatkan persetujuan dari Rektor Universitas
Negeri Makassar Bapak Prof. Dr. H. Husain Syam, M.T.P., sehingga pada tanggal
14 Oktober 2017 dibentuk Satgas renovasi masjid dengan susunan sebagai
berikut :
 Ketua : Ir. A. Surjan Mappangara
 Sekretaris : Syaiful Islam Muis, SH.,M.Pd
 Bendahara : Dr. Munawwar Yantahin, ST.,MBA
 Anggota : Semua pengurus Masjid Nurul Ilmu

Renovasi rencananya dilaksanakan selama 3 tahun. Setelah berjalan selama 2


tahun maka telah direalisasikan program programnya. Anggaran yang
terserap pada kegiatan tersebut sebesar Rp.1.633.665.270,-(Satu milyar
enam ratus tiga puluh tiga juta enam ratus enam puluh lima ribu dua ratus
tujuh puluh rupiah).

Sebelum
Sesudah

4. Sejarah Masjid di Lingkungan Anda lengkap dengan foto terkini


Masjid Nurul Yaqin Campagaloe
Masjid Nurul Yaqin campagaloe didirikan pada tahun 1900 di atas tanah wakaf
seluas, mampu menampung sekitar 300 orang jamaah. Sejumlah renovasi dan
pemugaran yang sudah dilakukan beberapa kali terhadap bangunan masjid yang
terletak di Campagaloe Kel. Bonto Jaya Bissappu, Kab. Bantaeng Sulawesi Selatan ini.
kini. Fasilitas Umumnya berupa Sarana Ibadah, Tempat Wudhu, Kamar Mandi/WC, Pembangkit
Listrik/Genset, Sound System dan Multimedia, Ruang Belajar (TPA/Madrasah), dan Parkiran.
Berikut gambar terkini mesjid Nurul Yaqin Campagaloe:

5. Kontribusi Masyarakat pada Masjid di Lingkungan Anda


Terkait kontribusi masyarakat di mesjid lingkungan kami yaitu berupa
memberikan sumbangan, apalagi setiap bulan suci ramadhan kebanyakan
masyarakat dikampung kami memasukkan sumbangan yang terbilang jumlahnya
cukup besar, biasanya juga setiap minggu tiap masyarakat bergantian mencuci
perlengkapan sholat yang di sediakan dimesjid dan ketika memperingati hari maulid
nabi Muhammad SAW masyarakat dikampung kami menyiapkan sesajian untuk di
bawa kemasjid dan dibulan suci ramadhannya masyarakat dikampung kami tiap hari
bergantian menyiapkan takjil untuk berbuka puasa bersama dimesjid.

6. Peran dan Fungsi Masjid di Lingkungan Anda sebagai:

• Tempat beribadah ritual

Tempat melaksanakan ibadah sholat dan Biasanya di mesjid dilingkungan saya


Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam seperti memperingati maulid nabi Muhammad
SAW dengan setiap warga kampung campagaloe membawa sesajian kemasjid.

• Tempat menuntut ilmu

Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)


Biasanya ada kegiatan majelis ta’lim,mintoring dan kegiatan belajar/mengajar anak-anak
mengaji yang paling rutin dilakukan sesudah sholat magrib.

• Tempat pembinaan jama’ah

• Pusat dakwah dan kebudayaan Islam

Mesjid kampung kami Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar,mentoring dan tarbiyah.

• Pusat kaderisasi umat

Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), dan Remaja Masjid.

• Basis Kebangkitan Umat Islam

Sumber Referensi:

http://bdksurabaya-kemenag.id/p3/data/uploaded/dokumen/WEB%20TOHA%20MASJID.pdf

https://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/294070/

Anda mungkin juga menyukai