Anda di halaman 1dari 9

Nama : Pahmi Pahmiatul Pazry

Kelas : MD 4C
NIM : 1204030088

RESUME MAKALAH KELOMPOK I TENTANG LAPORAN HASIL OBSERVASI MASJID


IQOMAH UIN SGD BANDUNG KAMPUS 1

Masjid merupakan tempat ibadah, sekaligus sebagai tempat untuk


mengatur strategi perjuangan umat dalam rangka menetapkan pembinaan umat
yang lebih efektif dan efisiensi. Setiap masjid memiliki aktivitas yang berbeda
tergantung sumber daya, karakter masing-masing masjid dan permasalahan
pemberdayaan jamaah masjid. Pengembangan sumber daya menjadi sebuah
cita-cita besar tentang revitalisasi fungsi masjid sebagai pemberdayaan untuk
kesejahteraan umat islam.

Program DKM masjid ikomah yaitu : Menjadikan masjid sebagai pusat


aktivitas keagamaan dan kemasyarakatan, Menjadikan masjid makmur dengan
kegiatan ibadah dan mu’amalah, Menata sarana dan prasarana masjid. Dam
masjid ikomah juga memiliki program kerja seperti : Bila tiba waktu sholat fardlu,
secara otomatis seluruh aktivitas berhenti., Kehadiran jama’ah dalam setiap
kegiatan, berdasarkan kesadaran., Kebersihan, kenyamanan dan keamanan yang
kondusif. Kegiatan rutin, Kegiatan insidental, Kegiatan monumental.

Ketua DKM Masjid iqomah ini Bernama Drs. H. A. Bachrun Rifa’i, MAg
atau sering juga di sebut dengan panggilan “ABAH” itu panggilah akrab yang
dilontarkan berbagai dosen, bahkan hampir semua dosen memangilnya.
Panggilan ini merupakan singkatan dari salah satu dosen yang tercatat di
Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang lahir di Karawang pada tanggal 30
Oktober tahun 1957 ini.

Masjid iqomah UIN ini memiliki segudang prestasi yang di dapatnya salah
satunya seperti Masjid Ikomah UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjadi salah
satu juara dalam perlombaan website masjid yang diselenggarakan oleh Pusat
Dakwah Islamiyah (Pusdai) Jawa Barat yang diumumkan pada Jum’at,
(12/02/2021).Lomba Website Masjid ini merupakan kegiatan penutupan dari
rangkaian peringatan Milad Pusdai ke-23. Pengumuman lomba website masjid
disampaikan oleh H. Ijang Faisal, M.Si, Ketua panitia lomba website masjid, di
ruang utama Masjid Pusdai setelah pelaksanaan shalat Jum’at.

RESUME MAKALAH KELOMPOK 2 TENTANG OBSERVASI MESJID RAYA


BANDUNG

Masjid raya bandung ini didirikan k urang lebih pada tahun 1800 an tapi
masih bentuknya masih balai nikah, dan mulai di bentuk masjid atau mulai
dibangun pada tahun 2000 an. Masjid ini mulai terbentuk masjid baru sekitar
tahun 1920 jadi mulai dibentuk seperti wajah masjid karena pada awal-awal
berdirinya masjid ini menjadikan tri keseimbangan jadi pilar kekuasaan
kekuasaan itu selalu ada pendopo ada alun alun open space ke masyarakat jadi
harus ada tempat ibadahnya yaitu masjid.

Tokoh utama yang mengusulkan bengunan itu umtuk dijadikan mejid


ialah salah satunya yaitu Raden Wiranata yang berkontribusi mewakafkan
tanahnya untuk di jadikan tempat masjid ini, karena pada awalnya bangunan
tersebut merupakan bangunan balai nikah.

Dalam pengelolaannya masjid raya bandung ini memiliki 3 bidang


manajemen, yaitu manajemen yaitu Imaroh, idharoh dan liayah. Manajemen
yang pertama yaitu bidang Imaroh bidang ini bertanggung jawab atas semua
yang terkait dengan kemakmuran masjid tentang praktek keagamaan, ibadah,
sholat 5 waktu, hari besar Islam dan lain sebagainya., sedangkan manajemen
yang ke dua yaitu Idharoh seperti bidang administrasi,sumbangan dan lainnya.,
dan manajemen yang terakhir yaitu seperti merawat masjid yang harus di cat
harus nyaman ini ada di bidang li'ayah yaitu bertanggung jawab.
Masjid raya bandung juga memiliki program kerja yang diharapkan
mampu meningkatkan pengetahuan keagamaan seperti Program kerja yang
memfasilitasi 52 semua majlis ta'lim dari semua pesantren. Untuk meningkatkan
mutu pengelolaan pada manajemen masjid ini maka pihak pengurus selalu rutin
melakukan evaluasi seperti ada rapat kerja, rapat berkala biasanya di lakukan di
hari Kamis agar kepengurusan pada masjid ini semakin lancer.

RESUME OBSERVASI KELOMPOK 3 TENTANG MESJID AGUNG AL UKHUWWAH

Masjid Agung Al-Ukhuwah berada pusaran Kota Bandung atau tepatnya


dijalanWastukencana, bandung. Lokasi berdirinya Masjid Al-Ukhuwah ternyata
dahulunya berdiri Loge Sint Jan. Namun Loge Sint Jan dibongkar pada tahun 1960
dan Tidak ada keterangan resmi mengaoa gedung itu dibongkar. Kemudian
setelah dibongkar akhirnya masjid Al-Ukhuwah didirikan dan mulai digunakan
pada tahun 1998 hingga sekarang. Dan sekarang Masjid Al-Ukhuwah disebut juga
Masjid Agung Al-Ukhuwah karena Masjid tersebut pada tingkat Kota atau
Kabupaten “Agung”, jika pada tingkat provinsi itu disebut Masjid “Raya”.

Masjid al-Ukhuwwah memiliki program kerja yang dibagi kedalam 3


bagian yaitu yang pertama bidang idaroh : Sub Bidang Organisasi, Kajian dan
Pengembangan, Sub. Bidang Perpustakaan, Komunikasi dan Informasi , Sub.
Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat .

Bidang yang kedua yaitu bidang idaroh : Sub. Bidang Ibadah dan Sosial
Keagamaan, Sub. Bidang Pendidikan, Da’wah dan PHBI, Sub. Bidang Pemuda dan
Remaja Masjid , Sub. Bidang Pengembangan Potensi Muslimah.

Dan yang terakhir adalah bidang Ri’ayah yaitu Sub. Bidang Pemeliharaan
Bangunan, Sub. Bidang Perlengkapan dan Inventaris, Sub. Bidang Kebersihan dan
Keindahan, Sub. Bidang Keamanan dan Ketertiban.

Masjid Al-Ukhuwwah ini memiliki program-program rutin yaitu seperti


kultum ba’da dzuhur, majelis ta’lim Muslimah, kajian fiqih dan Bahasa arab,
qira’ah sab’ah, kuliyah sabtu dhuha. Dan program ini sudah terlaksana secara
rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Dan Keunggulan pada
program-program Masjid Agung Al-Ukhuwah sudah terlaksana semua dari mulai
harian, mingguan, hingga bulanan, dan fasilitas yang memadai dengan keadaan
yang bersih dan rapih, dan tempat Masjid yang strategis.

RESUME OBSERVASI KELOMPOK 4 TENTANG

MESJID 2 LAUTZE KOTA BANDUNG

Masjid Lautze 2 kota bandung bandung ini beralamat di Jl. Tamblong No.
27 Braga, Kecamatan Sumur bandung, Kota bandung Jawa Barat 49111. Masjid
ini mulai beroprasi pada tahun 1997 yang di dirikan oleh H. Ali Karim . masjid ini
memiliki visi misi yaitu menjembatani wadah tempat sentral untuk belajar agama
islam bagi para muslim dan non muslim terkhusus warga kalangan keurunan
tionghoa.

Apabila dilihat sekilas masjid ini tidak terlalu Nampak seperti masjid
karena berada di area pertokoan, mesjd ini juga merupakan masjid tertua yang
dibangun oleh muslim tionghoa yang bermukim di kota bandung. Nama masjid
Lautze ini diambil dari nama jalan di Jakarta.

Penerapan manajemen masjid pada masjid lautze 2 bandung yaitu:

1. Aspek idarah, kegiatan pengelolaan yang menyangkut perencanaan,


pengorganisasian, pengadministrasian, keuangan, pengawasan, dan
pelaporan
2. Aspek imarah yaitu membuat berbagai program kegiatan kemakmuran,
terutama program yang merujuk pada pengenalan, pelatihan dan
pembimbingan agama Islam pada mualaf dan non muslim yang ingin
mengenal Islam, yang mana pada program ini seorang non muslim akan
diarahkan terlebih dahulu untuk mengenal islam, dan meyakinkan
mereka untuk masuk Islam karena memang dari hidayah Allah SWT
3. Aspek riayah yaitu kegiatan pemeliharaan bangunan, peralatan,
lingkungan, kebersihan, keindahan, keamanan, masjid termasuk
penentuan arah kiblat

RESUME OBSERVASI KELOMPOK 5 TENTANG


MESJID AL-HUDA CIPADUNG

Masjid Al-huda berlokasi di Cisalantri dan bukan di daerah cipadung


permai, masjid ini dibangung pada tahun 1980 an dan tanahnya diwakafkan dari
H. Odang. Berkat para donator yang memberikan sumbangan pada tahun 2013
masjid Al-Huda direnovasi dan kini memiliki fasilitas tambahan. Yaitu madrasah
yang ada di lantai 1. Sumbangan terbesar diberikan oleh Pemkot (Pemerintahan
Kota) pada masa jabatan Dr. H. Dada Rosada.
Masjid al-huda ini sudah memiliki beberapa ketua DKM yang pertama
yaitu KH. Syaeful Zaman, kedua KH. Zaenal Mutakin, Prof Apif dan yang sekarang
oleh bapak Nur Kholis Sutadi Haraha. Kelebihan pada masjid ini adalah MESJID AL
HUDA CIPADUNG ini merupakan mesjid percontohan di kecamatan cibiru , di
masjid ini terdapat majelis taklim dan Madrasah Diniyah yang berkerjasama
dengan UNPAD untuk membuat kursus P3B ( pendidikan 3 bahasa ) , yaitu
bahasa arab, bahasa Inggris dan bahasa Jepang untuk tingkat SD dan SMP.
Sedangakan untuk kelemahannya masjid ini kurangnya dukungan dan
antusias masyarakat dalam menghidupkan masjid ini dan kurangnya partisifasi
dalam kegiatan-kegiatan yang di adakan oleh masjid. Tantangan yang ada pada
manajemen masjid ini yaitu mindsitenya sesame pengurus yang berbeda-beda
sehingga dalam menentukan keputusan harus dalam waktu yang lumayan lama
karena harus musyawarah dalam menyatukan persepsi dari setiap pengurus
tersebut.
RESUME OBSERVASI KELOMPOK 6 TENTANG MESJID RAYA MUHAJIDIN KOTA
BANDUNG

Masjid Mujahidin mulai dibangun pada tanggal 30 Januari 1954 atas


inisiatif 25 orang warga dan tokoh masyarakat kewedanaan karees yang dipimpin
oleh R. Sulaeman sebagai kepala kantor Urusan Agama Kecamatan Karees.
Masjid Mujahidin termasuk dalam kategori masjid umum. Masjid Mujahidin
beralamat di Jl.Sancang No 6 Kel. Burangrang Jawa Barat. Masjid Mujahidin
memiliki luas tanah 2.765 m2.
program yang diunggulkan di Masjid Raya Mujahidin ini adalah adanya
sarana Pendidikan dasar (Play Group dan TK) yang berbasis pada nilai-nilai islami.
Selain memfokuskan pada bidang Pendidikan, Masji Raya Mujahidin juga focus
pada bidang sosial-ekonomi setiap uang zakat (zakat mall) yang dititipkan di
LAZISMU Mujahidin ini dikelola sedemikian rupa. Selain memfokuskan pada
bidang pendidikan, Masjid Raya Mujahidin juga fokus pada bidang sosial-
ekonomi. Contohnya mengadakan program santunan, program santunan itu
ditujukkan untuk kaum dhuafa di sekitar Masjid.
Dan Adapun program spiritual Masjid Raya Mujahidin yakni rutinan
masjid setiap satu minggu sekali, kajian subuh dilakukan setiap hari, ada yang
sifatnya mingguan yaitu pengajian ibu-ibu.
Salah satu kelemahan atau permasalahan dari Masjid Mujahidin yaitu
masalah keamanan. Banyak orang-orang yang memanfaatkan jamaah lebih
besar, maka terjadi pencurian.
Adapun manajemen masjidnya yaitu pertama idaroh (Di Masjid Raya
Mujahidin Kota Bandung ini sendiri dalam hal idarohnya memiliki perencanaan
yang disusun dalam awal pergantian struktur kepengurusan BTM), imaroh
( penyelenggaraan solat berjamaah, majelis taklim penyelenggaraan dan
penyaluran ZIS, dll) , Riayah ( Di Masjid Mujahidin ini pengelolaan kondisi fisik
masjid sangat diperhatikan dan dirawat dengan sebaik mungkin).
Masjid ini salah satu masjid yang mudah diakses, namun masjid ini bukan
dilingkungan komplek sehingga bisa dipastiakn Jemaah masjid ini adalah Jemaah
yang tidak tetap. Dalam kepengurusannya kekurangan sumber daya manusia
yang menempati bidang-bidang tersebut.
RESUME OBSERVASI KELOMPOK 7 TENTANG MESJID SALMAN ITB

Masjid Salman ITB pertama-rama didirikan saat masa penjajahan belanda.


Pada akhir 1964, sbuah musala sementara selesai dibangun. Akibat kekurangan
dana, bagian masjid yang pertama kali dibangun adalah Menara. Menara tersbut
diresmikan pada 25 juni 1965. Pada 5 mei 1972, bangunan masjid diresmikan
bersamaan dengan dilaksanakan nya shalat jum’at.
Secara kelembagaan, masjid Salman ini dipisah dari ITB lalu struktur
organisasi ini Yayasan dan bukan DKM. Dan Yayasan inilah yang mengatur dan
mengurus idaarah imaroh dan riayah. Dimana didalamnya juga disebut dengan
yayasan. Ada juga kegiatan dakwah dan kajian-kajian.

Kegiatan yang ada di masjid ini yaitu kegiatan dakwah perkaderan dan
masih banyak lagi seperti pengkajian dibidang Pendidikan, yang mengurus zakat
dan masih banyak lagi. Kegiatan itu dilakukan dan di manaj oleh bidang dakwah.
Pemeliharaan masjid dilaksanakan oleh karyawan di masjid ini. Kita mengadopsi
fasilitas hotel dan juga dalam pembersihan dan pemeliharaan ini dilakukan
secara SOP.
Visi:
Menjadi masjid kampus mandiri, pelopor pembangunan peradaban islami.

Misi:
1. Mewujudkan masjid sebagai rumah ruhani, sanggar ruhani, dan
laboratorium peradaban
2. Membina kader pembangun peradaban islami
3. Menggembangkan konsep dan model peradaban islami

RESUME OBSERVASI KELOMPOK 8 TENTANG MESJID PUSDAI ALJABAR

Masjid Pusdai Jabar ber-alamat di Jl. Diponegoro No.63, Cihaur Geulis,


Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat. Pada mulanya Masjid Pusdai
Jabar adalah sebuah ide yang muncul pada tahun 1960-an, idenya dulu ialah
sebagai Islamic Center dan bahasa yang digunakan untuk menyebutnya juga
Islamic Center yakni sebagai pusat Islam.
bapak Yogi S.M untuk menindak lanjuti program tersebut untuk perihal
pembebasan tanah seluas 5 hektar lebih yang mana memakan waktu 10 tahun
(1982-1992 M). Dan Kemudian, di lanjutkan oleh bapak Nuryana untuk perihal
pembangunan yang mana pembangunan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun-
an (1992-1997M). Kemudian pak Nuryana me-menten itu semua dengan sistem
manajemen modern. Kemudian dipimpin oleh bapak Kyai Miftah Farid yang
mana saat itu menjabat sebagai direktur,
Pusdai ini adalah sebuah lembaga yang memiliki fungsi bermacam-
macam. Seperti ada untuk pendidikan, kajian, ibadah, seni dan budaya, dan juga
fungsi untuk perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai