Anda di halaman 1dari 15

HASIL OBSERVASI

MANAJEMEN MASJID
LAUTZE 2 BANDUNG
TUGAS MANAJEMEN MASJID KELOMPOK 4
DOSEN PENSAMPU: Ridwan Mubarok, S.Sos., M.Ag

NAMA Sadam Anassyah Iqbal

ANGGOTA 1204030097
Saeful Hilal
KELOMPOK 4 1204030098
Salima Mei Lubis
1204030099
Salman Nasyrudin
1204030100
Siti Alizah Insani Nur Kamilah
1204030101
metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam
kegiatan observasi kami kali ini
menggunakan metode kualitatif
Ethnography yaitu observasi dan
wawancara secara lansung serta metode
deskriptip dengan cara mencari dari
beberapa jurnal, web dan sosial media
yang berhubungan.

PEMBAHASAN

PENGERTIAN PROFIL DAN PENERAPAN KESIMPULAN


MANAJEMEN SEJARAH MANAJEMEN
MASJID MASJID LAUTZE MASJID PADA
2 BANDUNG MASJID LAUTZE
2 BANDUNG
PENGERTIAN MANAJEMEN
MASJID

Mengelola masjid pada zaman sekarang ini memerlukan ilmu


dan keterampilan manajemen. Pengurus masjid harus mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Metode/pendekatan, perencanaan, strategi, dan model
evaluasi yang dipergunakan dalam manajemen modern
merupakan alat bantu yang juga diperlukan dalam manajemen
masjid modern. Sebab bukan saatnya lagi pengurus
mengandalkan sistem pengelolaan tradisional yang tanpa
perencanaan, tanpa pembagian tugas, tanpa laporan
pertanggung jawaban keuangan, dan sebagainya
PROFIL MASJID LAUTZE 2
BANDUNG

Nama Masjid : Lautze 2 Bandung


Alam : Jl. Tamblong No.27, Braga, Kec. Sumur
Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111
Mulai beroperasi : 12 Januari 1997
Kordinat geografi : 6°55′05.1″S 107°36′44.3″E
Gaya Arsitektur : Tionghua
Pendiri : H. Ali Karim
UkuraN : 7x6 meter
Kapasitas : 200 jamaah saat hari biasa, 400-
500 jamaah
saat shalat jumat dengan menutup jalan depan
Masjid atas perizinan warga setempat
Adminstrasi : Yayasan Haji Karim Oei
Visi Misi : Menjembatani wadah tempat sentral
untukbelajar agama Islam bagi para muslim dan
non muslim terkhusus warga kalangan keurunan
Tionghua.
SEJARAH MASJID LAUTZE 2
BANDUNG

Masjid Lautze 2 ini berada di area pertokoan,


sehingga sekilas tidak tampak seperti masjid pada
umumnya. Didirikan oleh seorang muslim keturunan
Tionghoa, H. Ali Karim (putra Abdul Karim Oei Tjeng
Hien) pada bulan Januari tahun 1997. Masjid ini
adalah masjid tertua yang dibangun muslim Tionghoa
yang bermukim di Kota Bandung. Penamaan untuk Masjid
Lautze ini diambil dari nama jalan di Jakarta tempat
kantor pusat YHKO, yakni Jalan Lautze 87-89 Pasar
Baru, Jakarta Pusat. Awal berdirinya masjid ini
adalah di Jakarta, sehingga Masjid Lautze yang
berada di Bandung diberikan nama Masjid Lautze nomor
2 untuk membedakannya dengan yang ada di Jakarta.
Masjid Lautze juga menjadi pusat informasi Islam
bagi warga Tionghoa, baik yang sudah menjadi Muslim
ataupun yang sedang mempelajari Islam.
PENERAPAN MANAJEMEN MASJID
PADA MASJID LAUTZE 2 BANDUNG

1. ASPEK IDARAH
Dalam pengertian manajemen masjid, oleh Kemenag
aspek idarah diartikan dengan manajemen. Sedangkan
secara pengertian, idarah adalah kegiatan pengelolaan
yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian,
pengadministrasian, keuangan, pengawasan, dan
pelaporan. Pada aspek idarah ini membahas mengenai
masjid Lautze 2 Bandung dari segi manajemen
kepengurusan dan pengelolaan masjid.
KEPENGURUSAN MASJID
LAUTZE 2 BANDUNG
a.Ketua pembina : Ust. Hermawan Mahfudz
b.Dewan pengawas : 1. Abah Khoting, 2. Fauruz
c.Ketua Yayasan : Hendro
d.Bendahara : Nur Niarsih
e.Sekretaris : Koko Rahmat
f.DKM : Koko Rahmat
g.Marbot : Fauzan
h.Beserta 40 tim relawan dari para Patnership
2. ASPEK IMARAH
Imarah dalam pengertian manajemen masjid diartikan
oleh kemenag dengan kegiatan memakmurkan.Adapun secara
istilah pengertiannya adalah kegiatan memakmurkan
masjid seperti peribadatan, pendidikan, kegiatan
sosial dan peringatan hari besar Islam.
Penerapan aspek imarah atau memakmurkan masjid yang
dilakukan pada masjid lautze 2 Bandung ini adalah
dengan membuat berbagai program kegiatan kemakmuran,
terutama program yang merujuk pada pengenalan,
pelatihan dan pembimbingan agama Islam pada mualaf dan
non muslim yang ingin mengenal Islam, yang mana pada
program ini seorang non muslim akan diarahkan terlebih
dahulu untuk mengenal islam, dan meyakinkan mereka
untuk masuk Islam karena memang dari hidayah Allah SWT
2. ASPEK IMARAH
Dalam penerapan program kegiatan memakmurkan masjid
Lautze 2 Bandung tersebut tentu saja tidak dapat
dipungkiri terdapat juga tantangan yang berlangsung
demi berjalanyannya program, hal yang pernah dialami
diantaranya adalah kesulitan mendapatkan dana yang
sesuai untuk kebutuhan pengelolan masjid dan berbagai
program-program yang akan dilaksanakan, lalu
dibutuhkannya ke istiqomahan para ustadz dalam memulai
hingga meneruskan setiap program dari awal hingga
seterusnya jangan sampai terputus di tengah jalan.
Dalam mengatasi hal tersebut, pertama dalam pendanaan
pengurus mengadakan kegiatan untuk menambah dana
seperti berjualan telur, yang mana hasilnya akan
dipergunakan untuk wakaf, dan mengisi etalase musafir
yang tersedia, dan sedekah bulan Ramadhan serta
program zakat.
3. ASPEK RIAYAH
Dalam pengertian umum manajemen Masjid,
ri’ayah diartikan dengan pemeliharaan dan
pengadaan fasilitas. Pengertian secara
istilah adalah kegiatan pemeliharaan
bangunan, peralatan, lingkungan, kebersihan,
keindahan, keamanan, masjid termasuk
penentuan arah kiblat. Meski tergolong
kecil, namun, masjid lautze 2bandung ini
dilengkapi fasilitas yang cukup memadai dari
mulai prasarana air, tempat shalat dan
lainnya, lalu dilakukan juga pembebasan
Gedung no 25, menjadi Gedung wakaf,
membebaskan juga Gedung 29 untuk dijadikan
fasilitas ruang pembinaan mualaf care.
Dari hasil observasi kelompok kami
terhadap penerapan manajemen masjid
pada masjid Lautze 2 bandung, dapat
disimpulkan bahwa pada masjid

kesimpulan tersebut
manajemen
sudah
masjid
diterapkan
dalam
sistem
kegiatan
pengelolaan keberlangsungan Masjid
Lautze 2 Bandung, baik itu pada aspek
idarah, imarah dan juga riayah, Namun
dengan demikian masih dapat dikelola
dengan lebih baik lagi dari
sebelumnya untuk pengelolan
kedepanya, terutama dalam sistem
pengadministrasian daatamasjid
dokumentasi
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai