Disusun Oleh:
Kelompok 02
Manajemen Dakwah/2.B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat serta karunia-Nya sehingga
kelompok kami mampu menuntaskan makalah yg berjudul “Fungsi Manajemen
Masjid” ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Rasulullah SAW kepada para keluarganya, sahabat, dan kepada seluruh pengikutnya
hingga akhir hayat nanti.
Kami ucapkan terima kasih pada Bapak H. Mulkan Nasir, BA., S.Pd., MM. Selaku
dosen mata kuliah Pengantar Manajemen yang telah membimbing kami pada
perkuliahan ini. Serta kepada kelompok saya yang telah mendukung terselesaikannya
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran supaya
kedepannya kami bisa menyusun makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bisa menjadi bahan pembelajaran, wawasan serta bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 02
i
PENDAHULUAN
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1
Ike Kusdyah Rachmawati, Manajemen: Konsep-konsep Dasar dalam Pengantar Teori,
(Malang: UMM Press, 2004), hlm. 2.
2
M. Ayub, dkk, 1996, Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press, hlm. 7.
3
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 84.
2
dengan segala pendukungnya. Dengan kata lain, bagaimana kita mengelola masjid
dengan benar dan profesional sehingga dapat menciptakan suatu masyarakat
jamaahnya yang sesuai dengan keinginan Islam.4
B. Pelaksanaan Fungsi Manajemen Masjid
a. Planning (perencanaan)
4
Ahmad Yani, Achmad Satori, Menuju Masjid Ideal, LP2SI Haramain, Jakarta, 2001, hlm.
82.
5
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 85.
6
Cecep Sastrawijaya, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek, Titian Nusa Press,
Bogor, 2010, hlm. 46.
7
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 85.
3
Lalu, Planning juga bisa diartikan kebijaksanaan dan tindakan dalam
pengelolaan kegiatan masjid yang akan dilaksanakan pada waktu-waktu yang akan
datang, dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan masjid secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
b. Organizing (pengorganisasian)
Menurut Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Depag (2000: 3) Organizing
adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kemasjidan dalam kesatuan-kesatuan
tertentu, menetapkan para pelaksana yang kompeten pada kesatuan-kesatuan
tersebut serta memberikan wewenang dan jalinan hubungan di antara mereka.9
8
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 86.
9
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 92.
4
pengaturan pengurus masjid untuk digerakkan dalam satu kesatuan kerja
sebagaimana yang telah direncanakan.
c. Humanizing (SDMisasi)
SDMisasi atau Peng-SDM-an. Ini barangkali yang dapat penulis pilih untuk
padanan kata humanizing. Maksudnya, suatu kegiatan untuk membuat semua
pengurus mengetahui kewajiban, tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sebagai
SDM yang harus menjadi tauladan dalam mengemban amanah manajemen serta di
10
Ahmad Yani, Achmad Satori, Menuju Masjid Ideal, LP2SI Haramain, Jakarta, 2001,
hlm. 83.
11
Ibid., 83.
5
tengah kehidupan jama'ah dan umat Islam pada umumnya. Pendeknya humanizing
menuntut para pengurus tadi untuk selalu "Ibda bi nafsik" dalam rangka "Fastabiqul
khoirot". Setiap Pengelola Masjid atau Pengurus DKM termasuk di dalamnya
Pegawai (bila ada) hendaknya memahami betul makna atau isi QS. At-Taubah ayat
18. Di samping itu mengetahui persis dan cakap serta mampu melaksanakan semua
amanat manajemen tadi, sehingga setiap pengurus tersebut betul-betul dipercaya
serta disenangi jama'ah dan umat Islam pada umumnya. Dengan demikian
pengelolaan Masjid melalui kegiatan-kegiatannya memiliki daya tarik yang sangat
tinggi dan Masjid pun menjadi makmur adanya. Kondisi seperti ini insyaAllah
memungkinkan gebyar syi'ar kan terpancar nilai da'wah pun akan sampai dan
menggugah relung qalbu setiap însan yang ingin meningkatkan mutu ibadah.12
d. Actuating (penggerakan)
12
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 93.
6
4) Melakukan pengadaan aspek-aspek yang dibutuhkan dalam rangka
pelaksanaan berbagai kegiatan yang sudah direncanakan.
5) Memanfaatkan semua hal yang sudah ada dan tersedia atau yang dimiliki untuk
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan pedoman
lainnya. Telah
6) Masing-masing personal melaksanakan fungsinya sesuai dengan tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana yang telah tersusun dalam job
description-nya. Di sini diperlukan pula kegiatan kepemimpinan. Artinya
pemimpin wajib memimpin terlaksananya kegiatan. Sementara itu, pelaksana
ya harus melaksanakan sesuai bidang yang tertera.13
e. Controlling (Pengawasan)
Dalam konteks ini saya ingin kembali merujuk kepada buku Pola
Pembinaan Kegiatan Kemasjidan dan Profil Masjid, Mushalla dan Langgar (2000:
3) yang juga menjelaskan bahwa controlling adalah mengusahakan agar setiap
kegiatan dan tidakan yang dilakukan dalam pengelolaan tugas kemasjidan
dilakukan sesuai dengan petunjuk, pedoman dan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan baik secara segi hukum syariat maupun ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Jadi pengawasan bukan mencari kesalahan, melainkan mengarahkan semua
sikap dan perilaku pelaksana kegiatan agar dapat mencapai tuiuan sesuai dengan
syariat Islam, peraturan, ketentuan dan perencanaan yang telah ditetapkan..14
Pengawasan dapat dilakukan dengan mengamati jalannya pelaksanaan
kegiatan masjid, mengukur keberhasilan dan kegagalannya dengan standar
sebagaimana yang ditetapkan dalam perencanaan untuk selanjutnya memperbaiki
kesalahan dan kekurangan serta mencegah terjadi kegagalan.15
13
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 93.
14
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 95.
15
Ahmad Yani, Achmad Satori, Menuju Masjid Ideal, LP2SI Haramain, Jakarta, 2001,
hlm. 85.
7
f. Integrating (Penyatu-paduan)
Semua unit kerja yang terdapat dalam suatu Manajemen Masid kadang-
kadang terlalu fokus kepada pekerjaannya masing-masing. Oleh karena itu sejak
awal setiap personal hendaknya dingatkan bahwa apa pun yang dikerjakannya
mempunyai tujuan yang satu, "tiada lain-tiada bukan" yaitu memakmurkan Masjid.
Inilah inti dari Integrating atau penyatu-paduan berbagai kegiatan yang ada dan
dilaksanakan ole setiap pelaksana kegiatan.
Integrating (penyatu-paduan) dapat dilakukan oleh semua pihak yang
merupakan personal Manajemen Masjid yang ada dengan cara melaksanakan hal-
hal yang sama dalam aspek-aspek yang prinsipil dan mendasar. Hal ini dapat
dinformasikan metalui rapat pleno (selurut pengurus DKM atau Pengelola Masjid)
yang ditindaklanjuti oleh pemaparan informasi yang sama secara berjenjang dari
Dewan Pembina campai ke bagian yang betul-betul teknis operasional.16
g. Evaluating (evaluasi)
Secara sederhana, singkat namun cukup mendalam, Daryanto (1999: 2)
menyebutkan suatu batasan bahwa evaluasi artinya penentuan kesesuaian antara
penampilan (unjuk kerja) dan tujuan. Dari sekian banyak definisi yang
dikemukakan oleh para ahli, saya setuju dengan definisi tersebut. Dan bertitik tolak
dari pengertian evaluasi tadi saya ingin mengembangkannya. Menurut saya
Evaluasi dapat berarti Proses pengukuran, penilaian, dan analisis terhadap kinerja
yang dilakukan serla pengambilan kesimpulan tentang ada/lidaknya kesesuaian
dengan Tujuan dan penyebab-penyebab nya untuk dijadikan dasar dalam
melaksanakan tindak lanjut.17
Jadi evaluasi mengandung unsur utama, yaitu:
1) Pengukuran
1) Penilaian
2) Analisis
3) Kesimpulan
4) Tindak lanjut
16
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 96.
17
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 97.
8
Evaluasi hendaknya dilakukan secara periodik, berkelanjutan dan
berkesinambungan. Evaluasi diawali dengan pengukuran terhadap obyek yang di
Evaluasi. Pada waktu pengukuran tentu harus ada alat ukurnya atau harus tersedia
ukurannya.
Dalam hal kinerja para personal Manajemen Masjid ukurannya antara lain:
1) Tujuan
yang tertuang dalam rencana kerja atau program kerja. Ketercapaian Tujuan yang
dapt di hitung secara kuantitatif (berapa %, misalnya) maupun secara kualitatif.
2) Job description
Borapa banyak job description yang dapat dilaksanakan dengan tepat.
3) Kegiatan-Kegiatan yang direncanakan
Berapa banyak kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan dari berapa banyak
kegiatan yang harus dilaksanakan.18
KESIMPULAN
18
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 98.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Yani, Achmad Satori. Menuju Masjid Ideal. Jakarta: LP2SI Haramain,
2001.
Castrawijaya, Cecep. Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek. Bogor: Titian
Nusa Press, 2010.
10