Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN MASJID

“Fungsi Manajemen Masjid”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Masjid

Disusun Oleh:

Kelompok 02

Manajemen Dakwah/2.B

Muhammad Fiki Al Malik 11220530000008


Sayyid Aqyl Zahrudin 11220530000042
Siti Nur Haliza 11220530000043
Mohamad Primasyah 11220530000067

Dosen Pengampu: H. Mulkan Nasir, BA., S.Pd., MM.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat serta karunia-Nya sehingga
kelompok kami mampu menuntaskan makalah yg berjudul “Fungsi Manajemen
Masjid” ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Rasulullah SAW kepada para keluarganya, sahabat, dan kepada seluruh pengikutnya
hingga akhir hayat nanti.

Kami ucapkan terima kasih pada Bapak H. Mulkan Nasir, BA., S.Pd., MM. Selaku
dosen mata kuliah Pengantar Manajemen yang telah membimbing kami pada
perkuliahan ini. Serta kepada kelompok saya yang telah mendukung terselesaikannya
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran supaya
kedepannya kami bisa menyusun makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bisa menjadi bahan pembelajaran, wawasan serta bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Depok, 28 Maret 2023

Kelompok 02

i
PENDAHULUAN

Merencanakan ldarah Masjid bagi muslim pada umumnya, atau para


pengurus masjid khususnya, peranan dan fungsi masjid sebagai pusat pembinaan
umat cukup dipahami. Idarah masjid adalah usaha-usaha untuk merealisasikan
fungsi-fungsi masjid sebagaimana mestinya. Jadi, pengetahuan dan pemahaman
harus ditingkatkan menjadi amal nyata dan kegiatan yang sungguh-sungguh dalam
membina umat Islam menjadi ummatan wasathan, umat pembawa rahmat untuk
manusia Pelaksanaan amal yang mulia itu mensyaratkan pemikiran yang baik dan
perencanaan yang matang. Sebab, suksesnya satu amal dan berhasilnya suatu usaha
tidak akan tercapai jika dilakukan dengan setengah hati. Cara dan Pola pikir lama
yang tidak efisien, mau tak mau, perlu dirombak dan dimodernkan. Para pengurus
masjid haruslah berpikir lebih keras dan lebih kreatif mengedepankan idarah binail
ruhiy ini. Apalagi ajaran Islam yang tinggi dan mulia itu sebenarnya praktis dalam
pelaksanaannya, aturan, sistem, dan metodenya.

berbicara tentang fungsi manajemen masjid berarti bagaimana kita


mencapai kemaslahatan masjid. Yakni mewujudkan masyarakat, umat, yang
diridhoi Allah SWT melalui fungsi yang dapat disumbangkan lembaga masjid
dengan segala pendukungnya. Dengan kata lain, bagaimana kita mengelola masjid
dengan benar dan profesional sehingga dapat menciptakan suatu masyarakat
jamaahnya yang sesuai dengan keinginan Islam.

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Fungsi Manajemen Masjid

Manajemen adalah suatu aktivitas atau kegiatan di mana aktivitas dan


kegiatan tersebut dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengontrolan dengan unsur untuk mencapai tujuan.1

Masjid, pengertiannya secara etimologis merupakan isim makan dari kata


"sajada" - "yasjudu" - "sujudan", yang artinya tempat sujud, dalam rangka
beribadah kepada Allah SWT atau tempat untuk mengerjakan shalat.2

Manajemen Masjid adalah kegiatan yang menggunakan perangkat yang


meliputi unsur dan fungsi di tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung
kepatuhan kepada Allah Swt. melalui ibadah dalam arti yang seluas-luasnya. Semua
itu tentunya diharapkan jangan hanya berupa konsep saja, melainkan harus
dilaksanakan agar dapat diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

Berdasarkan definisi di atas, ada beberapa hal yang harus dilakukan


manakala kita melaksanakan Manajemen Masjid. Pertama: mengetahui perangkat
manajemen terutama yang menyangkut fungsi Manajemen Masjid, Kedua,
Penyusunan Kebijakan Umum dan Program Kerja melalui Musyawarah serta Rapat
untuk menentukan teknik pelaksanaan dan administrasinya. Ketiga, melakukan
Pengelolaan dan Pengembangan masjid.3

Berbicara tentang fungsi manajemen masjid berarti bagaimana kita


mencapai kemaslahatan masjid. Yakni mewujudkan masyarakat, umat, yang
diridhoi Allah SWT melalui fungsi yang dapat disumbangkan lembaga masjid

1
Ike Kusdyah Rachmawati, Manajemen: Konsep-konsep Dasar dalam Pengantar Teori,
(Malang: UMM Press, 2004), hlm. 2.
2
M. Ayub, dkk, 1996, Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press, hlm. 7.
3
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 84.

2
dengan segala pendukungnya. Dengan kata lain, bagaimana kita mengelola masjid
dengan benar dan profesional sehingga dapat menciptakan suatu masyarakat
jamaahnya yang sesuai dengan keinginan Islam.4
B. Pelaksanaan Fungsi Manajemen Masjid

Melaksanakan fungsi manajemen Masjid berarti melakukan kegiatan secara


berurutan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen tersebut. Sebagaimana kita
ketahui beberapa fungsi manajemen yang tepat untuk diterapkan dalam Manajemen
Masjid yaitu POHACIE, yang merupakan akronim dari Planning, Organizing,
Humanizing, Actuating, Controlling, Integrating, dan Evaluating.5

a. Planning (perencanaan)

perencanaan terjadi di seluruh kegiatan. “kegiatan tanpa perencanaan akan


pincang sedangkan perencanaan tanpa kegiatan adalah suatu yang tidak masuk
akal”.6

Dalam manajemen masjid, perencanaan ialah perumusan tentang apa yang


akan dicapai dan tindakan apa yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan
pemakmuran masjid, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Dalam
upaya memakmurkan masjid, perencanaan memiliki arti yang sangat penting.
Pertama, aktivitas pemakmuran masjid bisa berjalan lebih terarah dan teratur.
Kedua, memungkinkan dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat upaya pemakmuran masjid
dilaksanakan. Ketiga, dapat dipersiapkan terlebih dahulu tenaga-tenaga pelaksana
dalam pemakmuran masjid, begitu juga dengan dana dan sarananya. Dan keempat,
perencanaan juga akan memudahkan pimpinan pengurus masjid untuk
melaksanakan pengawasan dan penilaian terhadap jalannya aktivitas pemakmuran
masjid.7

4
Ahmad Yani, Achmad Satori, Menuju Masjid Ideal, LP2SI Haramain, Jakarta, 2001, hlm.
82.
5
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 85.
6
Cecep Sastrawijaya, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek, Titian Nusa Press,
Bogor, 2010, hlm. 46.
7
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 85.

3
Lalu, Planning juga bisa diartikan kebijaksanaan dan tindakan dalam
pengelolaan kegiatan masjid yang akan dilaksanakan pada waktu-waktu yang akan
datang, dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan masjid secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan yang ditetapkan.

Terkait dengan hal tersebut, pada bagian berikutnya (2000:4) dikemukakan


pengertian tentang Idarah, Imarah dan Ri'ayah. Adapun yang dimaksud dengan
Idarah yaitu kegiatan yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, pengadministrasian dan pengawasan. Kemudian, yang dimaksud
dengan Imarah ialah kegiatan memakmurkan masjid seperti peribadatan,
pendidikan, kegiatan sosial dan peringatan hari besar Islam, dan lain-lain.
Sementara itu yang dimaksud dengan Ri'ayah adalah kegiatan pemeliharaan
bangunan, peralatan, lingkungan, kebersihan, dan keindahan masjid termasuk
penentuan kiblat.

Jadi dalam konteks Manajemen Masjid; Perencanaan merupakan Rangkaian


kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pengelola Masjid beserta sasaran kegiatan
pada waktu mendatang yang disusun secara sistematis sebagai kebijakan Pengurus
DKM yang memberikan arah atau menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8

b. Organizing (pengorganisasian)

Menurut Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Depag (2000: 3) Organizing
adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kemasjidan dalam kesatuan-kesatuan
tertentu, menetapkan para pelaksana yang kompeten pada kesatuan-kesatuan
tersebut serta memberikan wewenang dan jalinan hubungan di antara mereka.9

Perencanaan kegiatan masjid yang matang, perlu dilaksanakan khususnya


oleh pengurus masjid. Untuk itu, perlu pengorganisasian yang solid bagi
pengurusnya. Pengorganisasian masjid adalah penyatuan, pengelompokan dan

8
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 86.
9
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 92.

4
pengaturan pengurus masjid untuk digerakkan dalam satu kesatuan kerja
sebagaimana yang telah direncanakan.

Dalam pengorganisasian masjid, langkah-langkah yang perlu ditempuh


antara lain; pertama, membagi dan atau mengelompokkan aktivitas pemakmuran
masjid dalam satu kesatuan. Kedua, merumuskan dan menentukan tugas serta
tanggung jawab struktur kepengurusan masjid dan menempatkan personil
pengurusnya sesuai dengan kemampuan, kemauan, pengalaman, kondisi fisik dan
mentalnya. Ketiga, memberikan wewenang dan tanggung jawab yang penuh dari
pimpinan pengurus kepada staf-staf dan pelaksananya. Dan keempat, menciptakan
jalinan kerja yang baik sehingga memiliki alur kerja yang solid.10

Dalam manajemen masjid, pengorganisasian memiliki arti yang sangat


penting: Pertama, penugasan kepada staf pengurus menjadi lebih mudah, karena
sudah jelas seksi apa dan atau siapa yang harus melaksanakan suatu bidang
kegiatan. Kedua, memudahkan dipilihnya tenaga pelaksana yang tepat, karena
dalam pengorganisasian bukan hanya menyusun struktur kepengurusan dan
menempatkan orangnya, tapi juga menguraikan tugas dan tanggung jawabnya
sehingga bisa dipilih, siapa yang tepat menempati posisi suatu kepengurusan.
Ketiga, pengorganisasian juga akan membuat terpadunya berbagai potensi
pengurus dalam suatu kerangka kerja sama pemakmuran masjid. Dan keempat,
memudahkan bagi pimpinan pengurus untuk mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan suatu kegiatan.11

c. Humanizing (SDMisasi)

SDMisasi atau Peng-SDM-an. Ini barangkali yang dapat penulis pilih untuk
padanan kata humanizing. Maksudnya, suatu kegiatan untuk membuat semua
pengurus mengetahui kewajiban, tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sebagai
SDM yang harus menjadi tauladan dalam mengemban amanah manajemen serta di

10
Ahmad Yani, Achmad Satori, Menuju Masjid Ideal, LP2SI Haramain, Jakarta, 2001,
hlm. 83.
11
Ibid., 83.

5
tengah kehidupan jama'ah dan umat Islam pada umumnya. Pendeknya humanizing
menuntut para pengurus tadi untuk selalu "Ibda bi nafsik" dalam rangka "Fastabiqul
khoirot". Setiap Pengelola Masjid atau Pengurus DKM termasuk di dalamnya
Pegawai (bila ada) hendaknya memahami betul makna atau isi QS. At-Taubah ayat
18. Di samping itu mengetahui persis dan cakap serta mampu melaksanakan semua
amanat manajemen tadi, sehingga setiap pengurus tersebut betul-betul dipercaya
serta disenangi jama'ah dan umat Islam pada umumnya. Dengan demikian
pengelolaan Masjid melalui kegiatan-kegiatannya memiliki daya tarik yang sangat
tinggi dan Masjid pun menjadi makmur adanya. Kondisi seperti ini insyaAllah
memungkinkan gebyar syi'ar kan terpancar nilai da'wah pun akan sampai dan
menggugah relung qalbu setiap însan yang ingin meningkatkan mutu ibadah.12

d. Actuating (penggerakan)

Dari buku Pola Pembinaan Kegiatan Kemasjidan dan Profil Masjid,


Mushalla dan Langgar (2000: 3) diketahui bahwa actuating adalah menggerakkan
para pelaksana untuk menyelenggarakan setiap kegiatan kemasjidan dengan
memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang
maksimal.

Untuk menggerakkan seseorang atau sekelompok orang seperti dalam


Manajemen Masjid memerlukan cara-cara tersendiri. Adapun cara untuk
menggerakkan semua personal yang ada dalam Manajemen Masjid di antaranya
dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut;

1) Melaksanakan fungsi manajemen sebelumnya, yaitu:


a) Planning
b) Organizing
c) Humanizing
2) Rapat persiapan akhir menjelang pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
3) (jika diperlukan) membentuk Panitia-Panitia Pelaksana Kegiatan- Kegiatan
yang akan dilaksanakan.

12
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 93.

6
4) Melakukan pengadaan aspek-aspek yang dibutuhkan dalam rangka
pelaksanaan berbagai kegiatan yang sudah direncanakan.
5) Memanfaatkan semua hal yang sudah ada dan tersedia atau yang dimiliki untuk
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan pedoman
lainnya. Telah
6) Masing-masing personal melaksanakan fungsinya sesuai dengan tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana yang telah tersusun dalam job
description-nya. Di sini diperlukan pula kegiatan kepemimpinan. Artinya
pemimpin wajib memimpin terlaksananya kegiatan. Sementara itu, pelaksana
ya harus melaksanakan sesuai bidang yang tertera.13

e. Controlling (Pengawasan)
Dalam konteks ini saya ingin kembali merujuk kepada buku Pola
Pembinaan Kegiatan Kemasjidan dan Profil Masjid, Mushalla dan Langgar (2000:
3) yang juga menjelaskan bahwa controlling adalah mengusahakan agar setiap
kegiatan dan tidakan yang dilakukan dalam pengelolaan tugas kemasjidan
dilakukan sesuai dengan petunjuk, pedoman dan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan baik secara segi hukum syariat maupun ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Jadi pengawasan bukan mencari kesalahan, melainkan mengarahkan semua
sikap dan perilaku pelaksana kegiatan agar dapat mencapai tuiuan sesuai dengan
syariat Islam, peraturan, ketentuan dan perencanaan yang telah ditetapkan..14
Pengawasan dapat dilakukan dengan mengamati jalannya pelaksanaan
kegiatan masjid, mengukur keberhasilan dan kegagalannya dengan standar
sebagaimana yang ditetapkan dalam perencanaan untuk selanjutnya memperbaiki
kesalahan dan kekurangan serta mencegah terjadi kegagalan.15

13
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 93.
14
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 95.
15
Ahmad Yani, Achmad Satori, Menuju Masjid Ideal, LP2SI Haramain, Jakarta, 2001,
hlm. 85.

7
f. Integrating (Penyatu-paduan)
Semua unit kerja yang terdapat dalam suatu Manajemen Masid kadang-
kadang terlalu fokus kepada pekerjaannya masing-masing. Oleh karena itu sejak
awal setiap personal hendaknya dingatkan bahwa apa pun yang dikerjakannya
mempunyai tujuan yang satu, "tiada lain-tiada bukan" yaitu memakmurkan Masjid.
Inilah inti dari Integrating atau penyatu-paduan berbagai kegiatan yang ada dan
dilaksanakan ole setiap pelaksana kegiatan.
Integrating (penyatu-paduan) dapat dilakukan oleh semua pihak yang
merupakan personal Manajemen Masjid yang ada dengan cara melaksanakan hal-
hal yang sama dalam aspek-aspek yang prinsipil dan mendasar. Hal ini dapat
dinformasikan metalui rapat pleno (selurut pengurus DKM atau Pengelola Masjid)
yang ditindaklanjuti oleh pemaparan informasi yang sama secara berjenjang dari
Dewan Pembina campai ke bagian yang betul-betul teknis operasional.16
g. Evaluating (evaluasi)
Secara sederhana, singkat namun cukup mendalam, Daryanto (1999: 2)
menyebutkan suatu batasan bahwa evaluasi artinya penentuan kesesuaian antara
penampilan (unjuk kerja) dan tujuan. Dari sekian banyak definisi yang
dikemukakan oleh para ahli, saya setuju dengan definisi tersebut. Dan bertitik tolak
dari pengertian evaluasi tadi saya ingin mengembangkannya. Menurut saya
Evaluasi dapat berarti Proses pengukuran, penilaian, dan analisis terhadap kinerja
yang dilakukan serla pengambilan kesimpulan tentang ada/lidaknya kesesuaian
dengan Tujuan dan penyebab-penyebab nya untuk dijadikan dasar dalam
melaksanakan tindak lanjut.17
Jadi evaluasi mengandung unsur utama, yaitu:
1) Pengukuran
1) Penilaian
2) Analisis
3) Kesimpulan
4) Tindak lanjut

16
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 96.
17
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 97.

8
Evaluasi hendaknya dilakukan secara periodik, berkelanjutan dan
berkesinambungan. Evaluasi diawali dengan pengukuran terhadap obyek yang di
Evaluasi. Pada waktu pengukuran tentu harus ada alat ukurnya atau harus tersedia
ukurannya.
Dalam hal kinerja para personal Manajemen Masjid ukurannya antara lain:
1) Tujuan
yang tertuang dalam rencana kerja atau program kerja. Ketercapaian Tujuan yang
dapt di hitung secara kuantitatif (berapa %, misalnya) maupun secara kualitatif.
2) Job description
Borapa banyak job description yang dapat dilaksanakan dengan tepat.
3) Kegiatan-Kegiatan yang direncanakan
Berapa banyak kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan dari berapa banyak
kegiatan yang harus dilaksanakan.18

KESIMPULAN

Fungsi manajemen masjid berarti bagaimana kita mencapai kemaslahatan


masjid. Yakni mewujudkan masyarakat, umat, yang diridhoi Allah SWT melalui
fungsi yang dapat disumbangkan lembaga masjid dengan segala pendukungnya.
Dengan kata lain, bagaimana kita mengelola masjid dengan benar dan profesional
sehingga dapat menciptakan suatu masyarakat jamaahnya yang sesuai dengan
keinginan Islam.

Melaksanakan fungsi manajemen Masjid berarti melakukan kegiatan secara


berurutan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen tersebut. Sebagaimana kita
ketahui beberapa fungsi manajemen yang tepat untuk diterapkan dalam Manajemen
Masjid yaitu POHACIE, yang merupakan akronim dari Planning, Organizing,
Humanizing, Actuating, Controlling, Integrating, dan Evaluating.

18
Eman Suherman, Manajemen Masjid, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 98.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Yani, Achmad Satori. Menuju Masjid Ideal. Jakarta: LP2SI Haramain,
2001.

Castrawijaya, Cecep. Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek. Bogor: Titian
Nusa Press, 2010.

Ike Kusdyah Rachmawati, Manajemen: Konsep-konsep Dasar dan Pengantar lean,


Malang, UMM Press, 2004.

M. Ayub, dkk, Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Suherman, Eman. Manajemen Masjid. Bandung: ALFABETA, 2012.

10

Anda mungkin juga menyukai