Anda di halaman 1dari 14

MEMIMPIN DAN MENGGERAKKAN KEGIATAN ORGANISASI DAKWAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Dakwah

Dosen Pengampu:
Drs. Sugiharto, MA

Disusun Oleh:
Kelompok 13/ MD 3 A
Rieke Arainur Putri 11210530000027
Abdullah Halim 11210530000034

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunianya berupa
nikmat iman dan kesehatan akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Memimpin dan Menggerakkan Kegiatan Organisasi Dakwah.” Tidak lupa shalawat serta
salam tercurahkan pada baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan
kelak.

Adapun tujuan di buatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Dakwah. Serta dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan mahasiswi untuk
memahami materi Memimpin dan Menggerakkan Kegiatan Organisasi Dakwah.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku dosen
mata kuliah Manajemen Dakwah dan pihak yang telah mendukung serta membantu
penyelesaian makalah ini. Harapannya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca. Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat
dan kesalahan kata. Oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman sangat saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 11 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Kegiatan Dakwah ............................................................................. 3


B. Pengorganisasian Kegiatan Dakwah..................................................................... 5
C. Membuat Kegiatan Dakwah dalam kehidupan sehari-hari ................................... 8

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan dakwah Islam, terutama di masa-masa yang akan datang
persoalan yang dihadapi semakin berat, karena persoalan yang dihadapi umat Islam
semakin kompleks sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan masyarakat.
Disamping itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi nampaknya tidak seimbang
dengan pembinaan agama, akhlak dan moral manusia, bahkan sebaliknya kelihatan adanya
tendensi semakin merosotnya nilai-nilai agama dan kemanusiaan, sehingga boleh dikatakan
manusia pada saat ini sedang mengalami krisis nilai-nilai agama dan kemanusian.

Untuk menghadapi problem yang semakin rumit itu, penyelenggaraan kegiatan dakwah
tidak mungkin dapat dilaksanakan oleh orang perorang secara sendiri-sendiri, melainkan
harus diselenggarakan secara bekerja sama dengan orang lain secara teratur, dengan
terlebih dahulu dipertimbangkan dan direncanakan serta mempergunakan sistem kerja yang
baik dan teratur(manajemen).1

Perlu disadari bahwa pelaksanaan kegiatan dakwah selama ini masih kurang
mempertimbangkan dan memperhatikan betapa besarnya manfaat penggunaan manajemen
dalam mengatur pelaksanaan kegiatan dakwah. Apalagi pada zaman modern seperti saat
ini boleh dikatakan tidak ada suatu kegiatan (usaha) kerja atau kerja sama manusia untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak memanfaatkan manajemen. Oleh karena itu
dalam kegiata dakwah yang lebih luas dan lebih profesional, tentu tidak dapat tercapai
dengan baik apabila dalam kegiatan dakwah tidak di-manage dengan sebaik-baiknya.
Disamping pemanfaatan manajemen dalam pelaksanaan kegiatan dakwah perlu juga lebih
mengetahui bagaimana penerapan ilmu manajemen itu sehingga memberi manfaat yang
besar terhadap lancarnya kegiatan pelaksanaan dakwah tersebut. Lebih jauh dipandang ke
masa depan, diharapkan umat Islam pelaksana dakwah (da’i) yang secara langsung terlibat
dan bergerak dalam kegiatan dakwah perlu menguasai dan menerapkan manajemen dalam
kegiatan dawah sehingga kegiatan dakwah lebih meningkat dan teratur dengan baik demi
kemajuan umat Islam.

1
Kustadi Suhandang, Manajemen Pers Dakwah, (Jatinangor: Marja, 2007), hal. 62.

1
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengelolaan Kegiatan Dakwah?
b. Bagaimana Pengorganisasian Kegiatan Dakwah?
c. Bagaimana Membuat Kegiatan Dakwah dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan memahami Pengelolaan Kegiatan Dakwah
b. Untuk mengetahui dan memahami Pengorganisasian Kegiatan Dakwah
c. Untuk mengetahui dan memahami Membuat Kegiatan Dakwah dalam kehidupan
sehari-hari

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Kegiatan Dakwah


Secara etimologis kata pengelolaan memiliki makna yang sama dengan management
dalam bahasa Inggris, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Artinya manajemen adalah sebagai suatu
proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk
mencapai suatu tujuan.2 Dalam bahasa Arab, istilah manajemen diartikan sebagai at-
tanzhim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penetapan
segala sesuatu pada tempatnya.3

Sedangkan secara terminologi pengelolaan adalah Sebuah proses perencanaan,


pengoganisasian, pengaturan, dan pengawasan terhadap para anggota organisasi serta
penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Menurut para ahli pengertian pengelolaan dapat dikemukakan
sebagai berikut:

a. George R. Terry (2005)


Pengelolaan adalah suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan;
Perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lain”
b. Zaini Muchtarom
Manjemen dakwah atau pengelolaan adalah suatu kepemimpinan yang
berfungsi dan peranannya sebagai manajer suatu organisasi atau lembaga
dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya semua fungsi manajemen mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan”.4

2
Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet. ke1, 2006)
hlm. 9
3
Munir & Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2006) hlm.9
4
Zaini Muchtarom, Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta:Al-Amin Press,1996), cet.ke-1,hlm 37

3
c. Sondang P. Siagian (1997)
Pengelolaan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu
hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengelolaan merupakan alat pelaksana
utama administrasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan adalah Sebuah proses perencanaan,


pengoganisasian, pengaturan, dan pengawasan terhadap para anggota organisasi
serta penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa secara garis besarnya
ruang lingkup kegiatan dakwah dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) hal:

a) Memberikan bimbingan kearah pembinaan yang bersifat akidah, ibadah,


akhlak, dan mu’amalah
Seperti tuntutan tauhid, sholat, puasa, zakat, haji dan pengetahuan
agama dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT secara vertikal, serta hubungan antar sesama manusia
dan alam sekitar, guna memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan akhirat
secara horizontal. Konteks ini lebih menekankan pada kedudukan manusia
sebagai hamba Allah yang harus menjadikan seluruh aktivitas kehidupannya
untuk beribadah kepada-Nya.

b) Memberikan bimbingan kearah pembinaan yang bersifat amaliah


Yang meliputi bidang – bidang ekonomi, pendidikan, rumah tangga,
sosial, kesehatan, budaya, politik, dan sebagainya dalam rangka
meningkatkan kehidupan yang layak dan harmonis guna memperoleh
kemaslahatan dunia yang diridhoi Allah SWT. Konteks ini justru lebih
menekankan pada fungsi manusia selaku khalifah Allah di bumi yang
bertugas memakmurkan bumi dan memperbaikinya.5

5
Drs. RB. Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Profesional,
(Jakarta: Amzah, 2007) hlm. 26-27

4
B. Pengorganisasian Kegiatan Dakwah
Istilah pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang merupakan
sebuah entitas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa hingga hubungan
mereka satu sama lain dipengaruhi hubungan oleh hubungan mereka terhadap
keseluruhan.6

Definisi yang lainnya yakni Setiap pekerjaan (usaha) untuk mencapai suatu tujuan
keberhasilan apalagi harus melibatkan orang banyak, mutlak diperlukan adanya organisasi
dakwah. Organisasi adalah dua orang atau orang banyak yang mempunyai tujuan yang
sama dan dicapai dengan kerja sama.7

Untuk mencapai tujuan perlu dilakukan berbagai langkah dan pendekatan, ini
dirumuskan dan disusun dalam berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan dakwah sesuai dengan yang direncanakan. Biasanya kegiatan atau tugas yang akan
dilaksanakan ini terlebih dahulu dianalisa dengan sebaik-baiknya dan dibagi tugas dan
seksi-seksi. Pembagian tugas dan seksi-seksi berdasarkan kemampuan, fungsi dan disipilin
ilmunya.

Sementara itu, Rosadi Ruslan mengemukakan, bahwa pengorganisasian dakwah itu


adalah “rangkaian aktivitas penyusunan suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap
kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan, serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja di antara satuan-
satuan organisasi-organisasi atau petugasnya.8

Pengorganisasian kegiatan dakwah mempunyai arti penting dalam pelaksanaan


dakwah. Sebab dengan adanya pengorganisasian atau pembagian tugas atau seksi-seksi,
maka diharapkan rencana dakwah menjadi lebih terarah dalam pelaksanaannya. Disamping
itu dengan adanya perincian tugas kegiatan dakwah, akan lebih memudahkan petugas
melaksananakan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dengan demikian
perincian tugas merupakan petunjuk untuk menentukan tenaga pelaksana, pelaksanaanan
dan menetapkan media (alat) apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut.

6
George R. Terry, Asas-asas Manajemen, terj. R. Winardi (Bandung: Alumni, 2012), hlm. 233.
7
Syofyan Syafri, Manajemen Masjid, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Jasa, 1996), hlm. 35.
8
Rosadi Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008), hlm. 1.

5
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, maka pengorganisasian kegiatan dakwah
meliputi antara lain:

1. Membagi tugas/seksi.

Dalam rangka untuk merinci tugas/seksi kegiatan dakwah yang akan dilakukan,
terlebih dahulu haruslah ditegaskan fungsi/seksi apa saja yang harus diadakan
sehubungan dengan sasaran dan tujuan yang harus dicapai dari kegiatan dakwah
yang ditentukan. Kedalaman fungsi-fungsi dan ketepatan seksi-seksi dalam
kegiatan dakwah, sangat erat kaitannya dengan keberhasilan dari masing-masing
pelaksana kegiatan dakwah.

2. Menentukan tugas pelaksanaan kegiatan dakwah

Setelah seksi-seksi ditetapkan, maka perlu ada kesatuan tugas, perumusan tugas dan
penyerahan tanggung jawab tugas masing-masing. Dalam hal perincian dan
perumusan tugas dari masing-masing kesatuan, ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian yaitu:

A. Pembagian tugas itu mestilah mempermudah pencapaian sasaran dari tujuan


kegiatan. Pembagian tugas yang dapat menyulitkan sasaran dan pencapaian
tujuan kegiatan tentu tidak dibenarkan.
B. Pembagian tugas dalam usaha dan kegiatan baik kegiatan yang kecil
maupun kegiatan yang besar semuanya harus merupakan satu kesatuan yang
bulat dan bagian seksi dengan seksi yang lain merupakan satu kesatuan
didalam pelaksanaan kegiatan dakwah.
C. Pembagian tugas (seksi) harus tepat dan jelas, sebab bilamana tidak, mudah
menimbulkan kekalutan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah.9

Dengan ketepatan dalam menempatkan tenaga pelaksana kegiatan dakwah,


lebih mudah untuk mencapai keberhasilan kegiatan dakwah secara efektif dan
efesien. Sebab masing-masing seksi dapat menjalankan tugas dan tanggung
jawab yang diberikan sesuai dengan bakat, keahlian dan kemampuannya.

9
Morissan, Manajemen Public Relations, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 94.

6
3. Memberikan wewenang kepada pelaksana kegiatan dakwah

Pemberian wewenang atau kekuasaan kepada petugas (seksi-seksi) pelaksana


kegiatan dakwah dari pemimpin organisasi dakwah, tentu memperlancar jalannya
kegiatan dakwah. Seksi (seorang) pelaksana kegiatan dakwah yang diberikan
wewenang dan tanggung jawab tugas melakukan kegiatan dakwah dalam bentuk
siaran Radio, TV, umpamanya, ia akan dapat melaksanakan tugas itu dengan baik
dan benar. Dengan adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan itu, maka
pelaksana kegiatan dakwah dapat mengambil keputusan terhadap pelaksanaan
tugasnya itu. Dengan demikian tentu perjalanan tugas yang diberikan itu akan
berjalan baik dan lancar.

Dari baberapa uraian di atas, jelas bahwa wewenang atau kekuasaan yang
diberikan pimpinan organisasi dakwah kepada seksi-seksi pelaksana kegiatan, tentu
kegiatan itu akan berjalan baik dan lancar sesuai dengan tujuan yang harus dicapai
dalam kegiatan tersebut. Sebab keberhasilan suatu kegiatan bukan hanya ditentukan
oleh pihak pimpinan saja dan bukan pula pihak pelaksana kegiatan dakwah. Tetapi
keberhasilan kegiatan dakwah ditentukan adanya kerjasama dan saling percaya
mempercayai antara pihak pimpinan organisasi dengan seluruh komponen yang
terlibat di dalam kegiatan dakwah.

4. Mempererat hubungan organisasi

Masalah hubungan ini sering menjadi persoalan karena adanya faktor


kecenderungan dari masing-masing kesatuan dan masing-masing orang lebih
mengutamakan kepentingan pribadinya sendiri daripada kepentingan kemajuan
organisasi. Apabila orang-orang yang berada diseksi keuangan merasa lebih penting
dari pada orang-orang yang berada diseksi perlengkapan dan seksi-seksi lainnya,
maka terjadilah kekurangharmonisan dalam menjalankan kegiatan dakwah. Kalau
ini benar terjadi dalam suatu pergerakan dakwah, jelas akibatnya sangat merugikan
suatu kegiatan yang dilaksanakan.

Oleh karena itu menyusun petugas pelaksana kegiatan dakwah, pemimpin harus
menjalin hubungan komunikasi yang baik, baik antara pemimpin dengan seksi-
seksi maupun antara seksi-seksi dengan seksi-seksi lainnya. Kepada seluruh seksi
dan petugas-petugas lainnya, harus diberikan pengertian, bahkan perbedaan tugas
pelaksanaan kegiatan suatu hal yang biasa dalam mencapai tujuan dan sasaran yang

7
tepat. Maka masing-masing seksi haruslah saling mengerti dan bantu membantu
sehingga tercapai keharmonisan dalam melaksanakan kegiatan dakwah yang
dilaksanakan.10

C. Membuat Kegiatan Dakwah dalam kehidupan sehari-hari

Dakwah secara bahasa adalah memanggil, mengundang, ajakan, himbauan dan


hidangan. Agama Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang disebarkan melalui ajakan
kebaikan. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam di awal masa-masa kenabian di
mekkah melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, namun setelah Islam semakin
kuat, maka Allah mewajibkan dakwah secara terang terangan. Perintah dakwah ini Allah
sampaikan di dalam Al Quran Surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:

َ َّ َ َ َ ُ َ ََّ َّ ُ َ َ َّ َ َ َ َ َ ٰ ُ ُ
ْ‫ْه َوْاعل ُم ِْب َمنْضلْعن َْس ِبي ِل ٖه‬
ْ ‫ال ك َم ِة َْوال َمو ِعظ ِةْالح َسن ِة َْوج ِادل ُهم ِْبال ِتي ِْه َيْاحسنُۗ ِْانْربك‬ِ‫ىْس ِبي ِل َْر ِبك ِْب ح‬
َ ‫عْال‬
ِ ْ‫اد‬

َ َ َ ُ
ْ َ ‫َوه َوْاعل ُم ِْبال ُمهت ِدي‬
ْ‫ن‬

"Ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana, pengajaran yang baik
dan berdialoglah dengan mereka dengan cara-cara yang lebih baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Di dalam ayat tersebut Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyuruh nabi untuk memberikan
pengajaran dan berdialog dengan cara-cara yang baik. Di zaman sekarang ini maka tidak
ada dakwah selain dengan cara terang-terangan. Adapun media penyampaiannya maka kita
sesuaikan dengan era digital saat ini. Berikut ini beberapa kelebihan dakwah melalui media
sosial adalah sebagai berikut:

a. Dakwah dapat tersampaikan ke segala kalangan dan usia.


b. Dakwah tidak lagi membutuhkan biaya yang mahal.
c. Setiap orang dapat menyampaikan walaupun hanya satu ayat.
d. Dakwah mudah untuk diulang-ulang sehingga mudah dipahami.
e. Dakwah menjadi lebih interaktif karena dapat langsung tanya jawab dengan
jamaah.

10
Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), hlm. 77-100.

8
Adapun media saat ini yang biasa digunakan seperti:

a) Facebook.
b) Instagram.
c) Youtube.
d) Group Whatsapp.
e) Telegram dan lainnya.
f) Aplikasi suara seperti soundcloud, podcast dan lainnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembahasan dakwah Islam sangat luas, seluas ajaran Islam itu sendiri, meliputi
berbagai bidang kehidupan dan problem yang dihadapi umat manusia baik menyangkut
kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat. Dalam mengatasi problem ini,
pimpinan/penyelenggara kegiatan dakwah dituntut untuk memanfaatkan dan memungsikan
manajemen dakwah dalam melaksanakan kegiatan dakwah.

Dengan pemakaian manajemen dakwah yang terencana dalam kegiatan dakwah,


diharapkan dakwah Islam semakin meningkat, namun harus tetap dilandasi pada prinsip-
prinsip ajaran Islam yang disampaikan dan dicontohkan Rasul SAW. Melalui pemanfaatan
manajemen dakwah diharapkan kegiatan dakwah semakin efektif dan efesien di masa-masa
yang akan datang.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami buat, semoga dapat memberikan manfaat kepada
kita semua berupa ilmu pengetahuan dan wawasan. Apabila terdapat penulisan kata yang
salah mohon dimaafkan dan dimaklumkan, karena kita sebagai manusia merupakan
tempatnya salah dan lupa. Apabila dari teman-teman sekalian memiliki saran atau kritik
yang membangun untuk kesempurnaan tulisan ini dan ingin di sampaikan, maka
sampaikanlah kepada kami, agar tulisan ini menjadi lebih baik dan sempurna.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kayo, Khatib Pahlawan. 2007. Manajemen Dakwah Dari Dakwah Konvensional Menuju
Dakwah Profesional, (Jakarta: Amzah).
Morissan. 2010. Manajemen Public Relations, (Jakarta: Prenada Media Group)
Muchtarom, Zaini Muchtarom. 1996. Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta:Al-Amin
Press), cet.ke-1.
Munir & Wahyu Ilahi. 2006. Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group).
Ruslan, Rosadi. 2008. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada)
Shaleh, Abd. Rosyad. 1997. Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang)
Suhandang, Kustadi. 2007. Manajemen Pers Dakwah, (Jatinangor: Marja).
Syafri, Syofyan. 1996. Manajemen Masjid, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Jasa)
Terry, George R. 2012. Asas-asas Manajemen, terj. R. Winardi (Bandung: Alumni)
Yusuf, M. Yunan. 2006. Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet.
ke1).

11

Anda mungkin juga menyukai