Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN


DALAM PENDIDIIKAN ISLAM

OLEH:
ANGGI MANTARA (20861002)
ASNI NELI (20861003)
MERI SUSIYANTI (20861010)
PETRI SUSILAWATI (20861015)

MATA KULIAH :
ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM
Dr. Hj. Jumira Warlizasusi, M,Pd.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) CURUP
2020

i
Kata Pengantar

Segala Puji syukur kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Tuhan
yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNyalah maka kami dapat
menyelesaikan makalah analisis kebijakan pendidikan ini dengan tepat waktu.
Serta kita kirimkan pula Shalawat dan salam kepada jujungan kita Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang telah mengajarkan kebijakan dan
menyebarkan ilmunya pada semua umatnya.
Adapun makalah in penulis susun dalam rangka untuk memenuhi salah satu
syarat tugas mata kuliah pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Program Pascasarjana. Untuk
itu pembaca yang arif dan budiman dapat memaklumi atas kekurangan dan
kelemahan yang ditemukan dalam makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan,
baik penyampaian kalimat, kata dan tulisan yang tidak menyangkut pembahasan
ataupun tak seperti yang diinginkan. Penulis berharap, jika ada kritik dan saran
disampaikan secara langsung kepada penulis yang sifatnya membangun demi
perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap sekecil apapun karya ini namun mudah-mudahhan
dapat bermanfaat bagi semua pembaca, semoga Allah SWT memberikan
kemudahan bagi kita semua yang selalu dijalan-Nya Amin.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih semoga Allah subhanahu wa ta'ala
senantiasa meridhoi segala urusan kita, Aamiin.

Curup, November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................1
C. Tujuan............................................................................................1
D. Manfaat .........................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORITIK..................................................................3

A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan..........................................3


B. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan........................................4
C. Gaya Kepemimpinan Pendidikan...................................................5
D. Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam.......................................8

BAB III PENUTUP................................................................................18

A. Kesimpulan .................................................................................18
B. Saran............................................................................................18

Daftar Pustaka..........................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kepemimpinan Pendidikan saat ini menunjukkan kompleksitas,


baik dari segi komponen manajemen Pendidikan, maupun lingkungan yang
mempengaruhi keberlangsungan suatu Pendidikan. Perlu interaksi yang kreatif
dan dinamis antar kepala sekolah, guru dan siswa karena persoalan yang muncul
bisa spontan, bias berulang- ulang. Kepemimpinan merupakan suatu bagian yang
penting dari manajemen Pendidikan, pemimpin sebagai merencanakan dan
mengorganisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk


mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah.
Lembaga pendidikan merupakan wadah yang menampung seluruh aktivitas
pendidikan. Madrasah Dinyah, Sekolah Islam, Pondok Pesantren, Ma’had ‘Ali
adalah contoh lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Dalam mengelola dan
mengatur seluruh aktivitas pendidikan tersebut, membutuhkan seorang yang
disebut pemimpin. Kepala madrasah, kepala sekolah, dan Kiyai adalah contoh
pemimpin dalam lembaga pendidikan tersebut.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Kepemimpinan Pendidikan?
b. Apa saja fungsi Kepemimpinan Pendidikan?
c. Bagaimana gaya Kepemimpinan Pendidikan?
d. Bagaimana kepemimpinan dalam pendidikan islam?

C. Tujuan

1
Berdasarkan dari rumusan masalah yang dikemukakan, maka makalah ini
bertujuan yaitu:
a. Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
b. Untuk mengetahui Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
c. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan Pendidikan
d. Untuk mengetahui Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam

D. Manfaat
Makalah ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan bagi penulis
dan yang lainnya agar dapat dijadikan informasi tambahan sebagai dasar
untuk mengetahui kepemimpinan dalam pendidikan.

2
BAB II
KAJIAN TEORITIK

A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” berarti tuntun atau bimbing.


Kata “pimpin” kemudian melahirkan kata “me- mimpin, pimpinan, pemimpin dan
kepemimpinan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “pemimpin”
diartikan sebagai orang yang memimpin. Sementara kata “kepemimpinan” yang
berarti perihal pemimpin. Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam
kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.1 Berikut beberapa pengertian
kepemimpinan menurut ahli:

Robert Tannebeum dan Fred Massarik mengemukakan kepemimpinan


adalah pengaruh antar personal yang dilaksanakan dalam suatu keadaan yang
ditujukan untuk mencapai suatu tujuan khusus melalui proses komunikasi.

Menurut Donald G. Krause kepemimpinan adalah sebagai kehendak


mengendalikan apa yang terjadi, pemahaman merencanakan tindakan, dan
kekuasaan untuk meminta penyelesaian tugas, dengan menggunakan kepandaian
dan kemampuan orang lain secara kooperatif.

Robert Dubin menyatakan bahwa kepemimpinan dalam organisasi berarti


penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan

Menurut Hoy dan Miskel kepemimpinan adalah suatu proses


mempengaruhi (dalam kehidupan) social yang terdiri dari elemen rasional dan
elemen emosional.

1
Marmoah, S. (2016). Administrasi dan Supervisi Pendidikan Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Deepublish.

3
Chemers mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi (dalam kehidupan) social dimana seseorang dapat memperoleh
bantuan dan mendorong orang- orang lain dalam penyelesaian suatu tugas
Bersama.

Robbins menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan


untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan.

Sedangkan menurut Ralph Stogdill kepemimpinan sebagai proses


mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok menuju kearah penentuan
tujuan dan pencapaian tujuan.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan


mengandung beberapa elemen, yaitu :
1. Kepemimpinan melibatkan kelompok orang yang saling mempengaruhi secara
interpersonal untuk mencapai tujuan bersama.
2. Kepemimpinan merupakan suatu proses yang mengindikasikan adanya suatu
komunikasi dan interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin.
3. Kepemimpinan menuntut pemimpin memiliki kemampuan dan keterampilan
dalam mempengaruhi dan menggerakkan orang yang dipimpin.
4. Kepemimpinan mengalami perluasan makna seiring perubahan situasi, dimensi
waktu, peran yang dijalankan, dan pendekatan yang dipilih dalam memandang
kepemimpinan.

B. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan

Dalam Azzahra, fungsi kepemimpinan2 adalah:


1. Seorang pemimpin harus dapat mencapai suasana kerja sama dan
persaudaraan yang baik sehingga pekerjaan yang dijalani terasa mudah dan
tidak terlalu membebani.
2. Seorang pemimpin harus dapat mengatur pengorganisasian dengan
kelompok sehingga tujuan dapat tercapai.

2
Azzahra, A. (2019). Kepemimpinan Pendidikan. 1–5.

4
3. Seorang pemimpin harus mampu membuat prosedur kerja untuk kelompok
dengan melihat lingkungan sekitar sehingga dapat memilih prosedur yang
lebih efisien dan efektif.
4. Seorang pemimpin haruslah bersikap tanggung jawab dalam menangani
kasus bersama kelompok dan juga harus adil dalam memimpin kelompok.
Peran seorang pemimpin menurut Purwanto3 adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pelaksana (executive)
2. Sebagai perencana (planner)
3. Sebagai seorang ahli (expert)
4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group
representative)
5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota- anggota kelompok
(controller of internal relationship)
6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/ pujian atau hukuman (surveyor of
rewards and punishments)
7. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
9. Merupakan lambing daripada kelompok (symbol of the group)
10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for
individual responsibility)
11. Sebagai pencipta/ memiliki cita-cita (ideologist)
12. Bertindak sebagai seorang ayah (father figure)
13. Sebagai kambing hitam (scape goat).

C. Gaya Kepemimpinan Pendidikan

Menurut Susanto (2010) gaya kepemimpinan adalah pendekatan dan


ragam seseorang pemimpin dalam memberikan arahan, implementasi rencana, dan
bagaimana memotivasi anak buahnya. Secara teoritis dapat dibedakan 3 bentuk

3
Purwanto, N. (2012). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

5
kepemimpinan dalam4 yang dalam praktek mungkin dijalankan secara murni atau
kombinasi atau menurut kecandrungan, yaitu:
1. Gaya kepemimpinan otoriter/ otokrasi

Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya memimpin dengan


memerintahkan apa yang diinginkan tanpa meminta pertimbangan dari bawahan.
Kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan seseorang atau
sekelompok kecil orang-orang yang disebut atasan sebagai penguasa atau
penentu yang tidak dapat diganggu gugat, dan orang bawahan harus tunduk pada
kekuasaannya dibawah ancaman dan hukuman sebagai alat dalam menjalankan
kepemimpinan.

Akibat negative dari gaya kepemimpinan ini adalah: bawahan takut


mengambil keputusan dan tidak mampu menciptakan sesuatu karya, yang
dimaksudkan hanya menunggu instruksi dari atasan, lalu Bawahan dipaksa
bekerja keras, patuh, selalu diliputi rasa takut dan cemas serta ketegangan jiwa
karena dibayangi hukuman.

Gaya kepemimpinan otoriter ini cocok diterapkan ketika seorang


pemimpin memiliki semua data dan informasi untuk memecahkan masalah dan
waktu yang tersedia sangat mepet, maka gaya ini sangat cocok untuk diterapkan.
Ketika bawahan disuruh diperintah oleh pemimpin, maka bawahan harus
melaksanakannya tanpa banyak pertanyaan.
2. Gaya kepemimpinan laissez-faire

Pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap


anggota staf di dalam tata prosedur dan apa yang dikerjakan untuk pelaksanaan
tugas-tugas jabatan mereka. Pemimpin ingin turun bilamana dimintai oleh staf,
apabila mereka meminta pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang
bersifat teknis, maka barulah ia mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi
apa yang dikatakannya sama sekali tidak mengikat anggota. Mereka boleh
menerima atau mengolah pendapat tersebut. Akibatnya sasaran kerja menjadi
simpang siur. Pemimpin hanya menjadi pelayan bagi para anggota.
4
Gunawan, A. H. (2002). Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro). Jakarta: Rineka
Cipta

6
3. Gaya kepemimpinan demokratis

Tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin selalu mengikutsertakan


seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan. Hubungan antara
pemimpin dengan yang dipimpin didasari prinsip saling menghargai dan saling
menghormati. Kegiatan kepemimpinan dilaksanakan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan kemampuan pemimpin pada setiap anggota kelompok
sesuatu peran dan posisinya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan
yang aktif, dinamis dan terarah yang berusaha memanfaatkan setiap anggota untuk
kepentingan kemajuan organisasi. Kepala sekolah yang bersifat demikian akan
selalu menghargai pendapat anggota atau guru-guru yang ada di bawahnya.

Robert P. Neuschel5 mengemukakan sepuluh sifat terpenting sebagai


pemimpin yang efektif, yaitu:

1. Memiliki kapasitas untuk memotivasi atau memberi inspirasi, menciptakan


kesenangan, memicu orang dan menumbuhkan semangat.
2. Mempunyai rasa percaya diri dan antusiasme
3. Peka kepada orang lain, empati dan melindungi pengikut mereka
4. Memiliki kecerdasan dan pengetahuan, persepsi tentang kompetensi
5. Hadir di saat-saat penting. Berada Bersama bawahan ketika keadaan terasa
sulit bagi bawahan
6. Menghindari tampil arogan
7. Tidak pernah takut dan ragu-ragu
8. Tidak pernah merendahkan atau meremehkan
9. Bersikap terbuka
10. Bersikap efektif dalam memutuskan tanpa terburu- buru dan tentative,
membuat keputusan dengan sangat meyakinkan tapi tidak arogan

D. Kepemimpinan Pendidikan Islam

5
Mahmud, H. (2015). Administrasi Pendidikan (Menuju Sekolah Efektif). Makasar: Aksara
Timur.

7
Membahas tentang pemimpin, akan lebih baik jika terlebih dahulu
mengetahui asal-usul seorang pemimpin menurut para ahli. Menurut beberapa
teori tentang munculnya pemimpin antara lain:6
1. Teori Heriditas (keturunan)
Teori ini di pelopori oleh Galton, menurutnya pemimpin itu muncul dari
keturunan orang-orang terkemuka. Jika ayah menjadi pemimpin, maka
kelak anaknya akan menggantikan, kemudian ketika lengser akan
digantikan kembali oleh cucunya, dan begitu seterunya.
2. Teori Environmental
Munculnya pemimpin adalah sebab kemampuan dan keterampilan yang
memungkinkan dia memecahkan masalah sosial di lingkungannya.
3. Teori Humanstik
Dalam teori ini yang memerhatikan kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam
kelompok organisasinya, dalam artian ,jika terdapat suatu organisasi, maka
harus ada pemimppin di dalamnya.
4. Teori fitrah
Berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia merupakan makhluk sosial,
yang diciptakan menjadi seorang pemimpin. Dahulu teori ini diciptakan
untuk menggantikan kenabian dalam rangka menjaga agama dan
mengatur dunia.

Manusia diciptakan di dunia pada hakikatnya adalah sebagai pemimpin


dimuka bumi. Tidak perlu memandang jauh sebagai pimpinan suatu negara,
dalam ruang lingkup kecil manusia merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri.
Hal tersebut termaktub dalam kalamullah yang artinya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi". (Q. S. Al-Baqarah: 30)7
Pemimpin adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain

6
Muhadi Zainuddin dan Abd. Mutaqim, Studi Kepemimpinan Islam: Konsep, Teori, dan Praktiknya dalam
Sejarahal. (Yogyakarta: SUKA Press, 2012)
7
Surat Al-Baqarah (3:30) https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/3 diakses pada tanggal 22 November
2020.

8
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.8 Pemimpin adalah orang yang
memimpin. Menurut kamus besar bahasa Indonesia artinya membimbing,
menuntun, mengarahkan, mengepalai. Jadi pemimpin adalah orang yang
mampu membimbing, menuntun, mengarahkan, ataupun mengepalai.

1. Teori Kepemimpinan Pendidikan Islam


Islam tidak jauh berbeda dalam memandang kepemimpnan dengan
model kepemimpinan pada umumnya, sebab prinsip dan sistem yang
digunakan terdapat kesamaan. Kepemimpinan dalam Islam dapat mencontoh
kepemimpinan Rasullah SAW sebagai pemimpin spiritual dan masyarakat
pada masa itu. Beliau mengutamakan uswatun hasanah atau memberi contoh
yang baik kepada para sahabatnya yang dipimpin. Hal ini termaktub dalam al-
Qur’an surat al-Qalam ayat 4 yang artinya;
“Dan sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berada dalam akhlak
yang agung.”9

Berdasarkan ayat diatas menunjukkan bahwa Rasululllah memiliki


kelebihan berupa akhlak mulia, sehingga dalam perihal memimpin tidak
diragukan lagi. Kepemimpinan Rasulullah tidak dapat ditiru seutuhnya, namun
sebagai umat Islam hendaknya berusaha meneladani kepemimpinan Beliau.
Kepemimpinan pendidikan islam ini juga dapat di definisikan sebagai
proses hubungan antar-individu yang di dalamnya seseorang mempengaruhi
sikap, kepercayaan dan perilaku orang lain. Berdasarkan beberapa arti
kepemimpinan di atas, Islam memandang kepemimpinan sebagai suatu
amanah yang berdasarkan padaa al-Quran dan as-Sunnah untuk mempengaruhi
perilaku seseorang dalam mencapai tujuan.

2. Fungsi dan Tugas Kepemimpinan Pendidikan Islam


Stephen P.Robin mengungkapkan urgensi fungsi kepemimpinan bagi
suatu organisasi itu terletak pada kebutuhan akan koordinasi dan kendali.

8
Matondang, Kepemimpinan: Budaya Organisasi dan Manajemen Strategik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008)
9
Surat Al-Qalam (68:4) https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/68 diakses pada tanggal 22 November
2020

9
Tujuan organisasi tidak bisa dicapai jika masing-masing individu yang
terorganisasi didalamnya berjalan secara fragmentalis tanpa koordinasi dan
terkendali. Aturan,uraian tugas,kebijakan dan hierarki otoritas merupakan
gambaran dari syarat yang diciptakan untuk memudahkan koordinasi dan
kendali. Selain itu, kepemimpinan menyumbang ke pemaduan berbagai
aktifitas pekerjaan, koordinasi komunikasi antara subunit organisasi,
pemantauan kegiatan, dan pengawasan penyimpangan dari standar. Tidak ada
sejumlah aturan dan pengaturan dapat menggantikan pemimpin yang
berpengalaman yang dapat membuat keputusan yang cepat dan menentukan.10
Sedangkan, Soekarto Indra fachrudi pada arah yang sama
menyimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan pada dasarnya dapat dibagi
menjadi dua macam sebagai berikut:11
1. Fungsi yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai, diantaranya:
a) Memikirkan dan merumuskan dengan teliti, tujuan kelompok serta
menjelaskan kepada angota-anggotanya supaya dapat bekerja sama
mencapai tujuan tersebut; b) Memberi dorongan kepada anggoota
kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana
kegiatan kepemimpinan yang dapat member harapan baik; c) Membantu
anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan yang perlu supaya
dapat mengadakan pertimbangan yang sehat; d) Menggunakan
kesanggupan dan minat khusus anggota kelompok; e) Memberi dorongan
kepada setiap anggota kelompok untuk melahirkan perasaan dan
pikirannya dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam
pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok; f) Memberi
kepercayaan dan tanggung jawab kepada anggota dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing demi kepentingan
bersama.

2. Fungsi yang berkaitan dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat


dan sambil memeliharanya diantaranya: a) Memupuk dan memelihara
10
Stephen P. Robbin, Perilaku Organisasi; Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid 2, Terj. Hadyana Pujaatmaka
dan Benyamin Mohan (Jakarta : Prenhallindo, 2001
11
Soekarto Indra Fachrudi. Bagaimana Memimpin Sekolah yangEfektif. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2006),

10
kebersamaan dalam kelompok; b) Mengusahakan suatu tempat bekerja
yang menyenangkan sehingga dapat memupuk kegembiraan dan semangat
bekerja dalam pelaksanaan tugas; c) Dapat mendorong dan memupuk
perasaan para anggota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan
merupakan bagian dari kelompok. Semangat kelompok dapat dibentuk
melalui penghargaan terhadap usaha setiap anggota atau kelompok demi
kepentingan kelompok dan melalui social activities; d) Menggunakan
kelebihan yan dimilikinya bukan untuk berkuasa atau mendominasi,
melainkan sebagai sumbangan terhadap kelompok demi mencapai tujuan
bersama.
Kenyataannya yang terjadi pada kepemimpinan pendidikan islam
berbeda dengan sosok manajer, administrator maupun jabatan tertinggi dalam
dunia pendidikan. Pimpinan dalam pendidikan Islam adalah sosok yang
memiliki konsep masyarakat komprehenshif yang luas serta berkaitan langsung
dengan tujuan pendidikan Islam. Tujuan tersebut sangat berpengaruh dengan
semangat orientasi internasional yang masyur dalam hadis Nabi, yang
memerintahkan umatnya untuk mencari ilmu sampai ke negeri Cina. Makna
tersirat didalam hadist tersebut ialah, menganjurkan kepada umatnya untuk
terus mengembara mencari ilmu. Sehingga ketika kembali nantinya akan
memberikan pencerahan, pemberdayaan bagi yang lainnya. Hal ini
menandakan peranan dari pemimpin dan pendidikan islam mempunyai tugas
yang berkaitan dengan sosial kehidupan masyarakat.

3. Tugas Kepemimpinan Pendidikan Islam


Seorang pemimpin memiliki tugas yaitu membawa organisasinya untuk
bekerja bersama sesuai dengan tanggung jawab dan pembagian tugasnya
masing-masing. Kemudian membawa organisasi ke arah pencapaian tujuan
yang diharapkan. Selain itu pemimpin juga bertugas dalam mengawasi,
meluruskan, memandu, membenarkan, menerjemahkan, mengorganisasi, dan
mentransformasikan harapan dari anggota orgnisasi.
Berdasarkan konteks nilai dan norma sosial, tugas dari pemimpin adalah

11
membuat organisasi sebagai suatu sistem sosial yang menyenangkan bagi anggota
organisasinya, sehingga organisasi menjadi satu tempat berinteraksi dan

aktualisasi diri bagi anggotanya.12 Suatu organisasi diumpamakan seperti tubuh,


jika ada salah satu anggota tubuh yang merasa sakit maka anggota lainnya akan
merasa tidak nyaman. Organisasi yang sehat akan membawa kesenangan dan
ketenangan bagi anggotanya dalam melaksanakan kegiatan organisasi, sehingga
tujuan dari organisasi yang telah direncanakan dapat tercapai sesuai target.
James A.F. Stoner memaparkan tugas utama dari pemimpin yaitu:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
2. Pemimpin tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
(akuntabilitas)
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
4. Pemimpin berfikir secara analitis dan konseptual
5. Pemimpin harus mampu menjadi seorang mediator (penengah)
6. Pemimpin adalah politis dan diplomatik. Seorang pemimpin harus mampu
mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomasi seorang
pempimpin arus dapat mewakili organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit dan harus bisa memecahkan
masalah
Berdasarkan pemaparan diatas pemimpin merupakan seorang yang paling
menonjol dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap organisasinya. Sosok
pemimpin merupakan seorang yang memiliki anailisis tajam terhadap keadaan
lembaga dan kondisi yang dihadapi. Keputusan yang diambil menjadi penentu
bagi keberhasilan organisasinya. Pemimpin tidak dapat bekerja sendiri, melainkan
membutuhkan dan menggerakkan orang lain secara sukarela tanpa tekanan mau
bekerja sama guna mencapai cita-cita organisasinya.

4. Syarat dan Ciri-ciri Kepemimpinan Pendidikan Islam

Seorang pemimpin hendaknya tidak berlaku sewenang-wenang dalam

12
Imam Machali dan Ara Hidayat, The Handbook Of Education

12
memimpin. Layaknya sebuah cermin, ia selalu menjadi teladan dan contoh bagi

orang-orang yang dipimpinnya13 Dalam lembaga pendidikan Islam, madrasah


misalnya. Kepala madrasah-lah yang menjadi teladan, dalam pondok pesantren
Kiyai adalah cerminan utama. Seorang pemimpin bukan hanya menunjukkan sifat
yang sempurna melainkan juga sikap sempurna.
Agar suatu lembaga pendidikan mempunyai daya dukung dalam era
desentralisasi pendidikan, Mulyasa mengungkapkan dalam bukunya tentang
Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah diperlukan kepala sekolah ideal
yang mempunyai ciri-ciri khusus diantaranya sebagai berikut:14
1. Melimpahkan wewenang. Seorang kepala sekolah tidak harus membuat
keputusan sendiri dalam segala hal, namun ada beberapa yang lebih baik
diputuskan sendiri. kemudian sisanya diserahkan wewenangnya kepada
kelompok-kelompok yang ada dibawah pengawasannya.
2. Merangsang kreativitas. Perubahan dalam lembaga pendidikan tidak harus
berasal dari pemimpin, sebab kemampuan pemimpin terbatas. Oleh karena
itu pemimpin justru perlu merangsang kreativitas di kalangan orang-orang
yang di pimpinnya guna menciptakan hal baru yang menghasilkan kinerja
bermutu.
3. Memberi semangat dan motivasi. Melakukan pembaharuan dan inovasi
merupakan cara akurat meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Jika ada
beberapa anggota yang mulai kendor bekerja, bahkan terkadang melalaikan
tugasnya, maka pemmpin berkewajiban memberikan semangat dan
memotivasi bawahannya.
4. Membicarakan persaingan. Jika membahas tentang mutu, maka akan terlintas
adanya mutu tinggi dan mutu rendah. Kemudian melakukan perbandingan
dengan lembaga pendidikan lain. Nampaknya ketika melalukan analisis
persaingan membutuhkan perencanaan yang matang di awal, dengan
memanfaatka kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Atau lebih
dikenal dengan analisis SWOT.

13
DPPAI UII, Menjadi Pemimpin Muslim Sejati. (Yogyakarta: DPPAI UII, 2013)
14
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolahal. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013)

13
5. Bekerja sama dengan masyarakat. Dalam era desentralisasi pendidikan saat
ini, bekerja sama sengan masyarakat amatlah urgen. Pasalnya kebutuhan
pendidikan di masing-masing daerah berbeda antar satu dengan yang lainnya.
Salah satu dari ciri-ciri kepemimpinan ini harus dimiliki oleh Pemimpin di
lembaga pendidikan, guna memecahkan masalah-masalah yang muncul
supaya dapat diselesaikan dengan tuntas.

5. Analisis Syarat dan Ciri-ciri Kepemimpinan Pendidikan Islam


Riset mengenai kepemimpinan menurut Collons tidak mengungkapkan
satu sifat tunggal yang dimiliki semua pemimpin yang berhasil, tetapi sejumlah
ciri umum yang dimiliki banyak diantara mereka. Diantaranya memiliki sifat:
(1) manusiawi; (2) memandang jauh ke depan; (3) inspiratif (kaya akan
gagasan); (4) percaya diri. Pemimpin yang manusiawi adalah penting, karena
dalam lembaga pendidikan kita bersinggungan dengan manusia. Jika tidak
memperlakukan dengan manusiawi maka akan timbul perawanan. Pemimpin
yang tidak punya visi sekaligus tidak percaya diri dipastikan lembaga yang
dipimpinnya tidak akan kompetitif dengan sekolah lainnya, karena bergerak
dalam ranah rutinan saja.15
Fenomena kedua yang ditemukan dalam Jurnal Agama dan Hak Azazi
Manusia karya Ainun Najib dengan judul Konstruksi Pemimpin Ideal untuk
Indonesia menyebutkan berberapa kriteria pokok atau patokan utama untuk
menjadi pemimpin yang ideal yang ditawarkan oleh Islam untuk negara
Indonesia yang plural antara lain sebagaimana penjelasan di bawah:
a. Pemimpin yang Memiliki Talenta Kepemimpinan

Pada dasarnya mengetahui secara pasti atau memberikan penilaian pada


calon pemimpin yang memiliki talenta kepemimpinan adalah hal yang
sangat subjektif dan relatif. Nemun demikian, dalam masalah memilih
pemimpin, Islam memberikan perhatian intens dalam memberikan
solusinya.

b. Pemimpin yang Bertanggung Jawab


15
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2013),

14
Pemimpin yang ada di Indonesia pada saat ini, meskipun tidak merata pada
jumlah keseluruhannya namun masih banyak yang mengambil kesempatan
dari amanah jabatan untuk meraup keuntungan. Sehingga kesan nyata
adalah pemimpin yang mengumpulkan harta kekayaan bukan untuk
mengayomi dan mengurus rakyat dan tatanan kenegaraan. Akibatnya
masyarakat yang sengsara dan negara pun tidak berkembang karena
dirugikan oleh pemimpin yang memperkaya diri ini padahal ia diangkat
menjadi pemimpin oleh rakyat yang seperti ini lah salah satu contoh dari
pemimpin yang tidak bertanggung jawab hanya memikirkan kepentingan
pribadi.
c. Pemimpin yang Berakhlak Mulia dan Penyayang
Seorang pemimpin selain harus memiliki sifat tegas, talenta dalam
kepemimpanan, dan kreatif, ia juga harus memiliki prinsip moral dan etika
bangsa dalam kehidupan bernegara. Karena pemimpin adalah panutan atau
teladan bagi yang dipimpin, maka bagaiamana nasib suatu bangsa jika
pemimpinnya tidak bermoral, tentu akan berdampak negatif pada kehidupan
rakyatnya. Dalam arti, dampak dari peran seorang pemimpin baik dari
aspek baik dan buruknya dapat berpengaruh kepada orang-orang yang
dipimpin atau rakyat.16
Berpindah dari yang bersifat umum, ke fenomena yang terjadi di
lembaga bendidikan khususnya sekolah. Pada tingkat sekolah, kepala sekolah
sebagai figur kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah.
Kepala sekolah tidak hanya meningkatkan tanggung jawab dan otoritasnya
dalam program-program sekolah, kurikulum dan keputusan personel, tetapi
juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan
siswa dan programnya. Kepala sekolah harus pandai dalam memimpin
kelompok dan pendelegasian tugas dan wewenang.
Secara profesional, menurut Wahjosumidjo, kepala sekolah memiliki

16
Akbar Tanjung, Islam, “Demokrasi dan Tantangan Global Akademik”, dalam Jurnal Kebudayaan, vol, 4,
No. I, (November, 2009)

15
tugas-tugas sebagai berikut:17

1. Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan


sekolah yang dipimpinnya.
2. Kepala sekolah bertindak dan bertanggung jawab atas segala tindakan
yang dilakukan oleh guru, staf, dan pegawai lainnya yang ada
disekolah.
3. Dengan waktu dan sumber yang terbatas, kepala sekolah harus
mampu menghadapi berbagai persoalan.
4. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional.
5. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah.
6. Kepala sekolah adalah seorang politisi.
7. Kepala sekolah adalah seorang diplomat.
8. Kepala sekolah harus mampu mengambil keputusan – keputusan sulit.
Beberapa penelitian dan hasil karya ilmiyah yang berupa buku, juga
belum penulis temukan yang lebih spesifik membahas syarat dan ciri-ciri
kepemimpinan yang ideal dan bisa diterapkan disegala situasi dan kondisi yang
ada, hal tersebut sangat mustahil karena tidak ada satupun manusia yang
sempurna. Namun terkait hal ini terdapat beberapa indikator yang penulis
peroleh dari beberapa reverensi untuk syarat dan ciri-ciri kepemimpinan ideal:
1. Memiliki pengetahuan yang luas dan kemampuan analitik yang
kuat.
2. Kapasitas integratif, keterampilan komunikatif dan keterampilan
mendidik.
3. Rasionalitas, obyektivitas dan pragmatis Berpikir rasional dan
melakukan penilaian secara objektif, tidak berat sebelah dan membuat
semuanya lebih praktis tanpa berbelit-belit.
4. Keteladanan, adaptabilitas dan fleksibilitas.
5. Ketegasan, keberanian dan orientasi masa depan.

17
Wahjosumidjo.. Kepemimpinan Kepala Sekolahal. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

17
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Beberapa gaya kepemimpinan yaitu, gaya kepemimpinan otoriter,
gaya kepemimpinan laissez-faire dan gaya kepemimpinan demokratis.

Adapun indikator dari ciri-ciri kepemimpinan pendidikan Islam berbeda


antara satu dengan lainnya. Namun dari beberapa referensi yang diperoleh
pemimpin yang ideal menunjukkan sikap positif sifat yang baik kepada
anggotanya. Jika dikembalikan kepada hakikat manusia bahwa mereka tidak ada
yang sempurna, maka konsep kepemimpinan yang ideal dapat terjadi jika
pemimpin tersebut berhasil mengharumkan lembaga atau organisasinya sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan bersama.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, mungkin terdapat kesalahaan penulisan,


narasi, bahasa dan lain sebagainnya. Maka dari itu, penulis berharap dari para
pembaca untuk memberi kritik dan saran yang bersifat membangun agar
kedepannya penulis akan lebih baik lagi dalam membuat suatu tulisan atau karya
ilmiah lainnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Azzahra, A. (2019). Kepemimpinan Pendidikan.

Gunawan, A. H. (2002). Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan


Mikro). Jakarta: Rineka Cipta.

Mahmud, H. (2015). Administrasi Pendidikan (Menuju Sekolah Efektif).


Makasar: Aksara Timur.

Marmoah, S. (2016). Administrasi dan Supervisi Pendidikan Teori dan Praktek.


Yogyakarta: Deepublish.

Mahmud, H. (2015). Administrasi Pendidikan (Menuju Sekolah Efektif).


Makasar: Aksara Timur.
Muhadi Zainuddin dan Abd. Mutaqim, Studi Kepemimpinan Islam: Konsep,
Teori, dan Praktiknya dalam Sejarahal. (Yogyakarta: SUKA Press,
2012).

Surat Al-Baqarah (3:30) https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/3 diakses


pada tanggal 22 November 2020.

Matondang, Kepemimpinan: Budaya Organisasi dan Manajemen Strategik,


(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008)

Surat Al-Qalam (68:4) https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/68 diakses


pada tanggal 22 November 2020

Stephen P. Robbin, Perilaku Organisasi; Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid 2,


Terj. Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Mohan (Jakarta :
Prenhallindo, 2001

Soekarto Indra Fachrudi. Bagaimana Memimpin Sekolah yangEfektif. (Bogor:


Ghalia Indonesia, 2006),

Imam Machali dan Ara Hidayat, The Handbook Of Education

DPPAI UII, Menjadi Pemimpin Muslim Sejati. (Yogyakarta: DPPAI UII, 2013)

19
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolahal. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013)

Akbar Tanjung, Islam, “Demokrasi dan Tantangan Global Akademik”,


dalam Jurnal Kebudayaan, vol, 4, No. I, (November, 2009)

Wahjosumidjo.. Kepemimpinan Kepala Sekolahal. (Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2002),

20

Anda mungkin juga menyukai