Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KAJIAN TEORI KEPEMIMPINAN

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan)

Dosen Pengampu:

Fathul Ihsani, S.Sy., M.H.

Disusun Oleh:

1. Muhammad Mufti Ali 12201183098 (02)


2. Isma Atun Nisak 12201183099 (03)
3. Revinda Levinia Sari 12201183104 (08)
4. Widya Miftahul Hasanah 12201183308 (37)

Kelas : PAI – 5F

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadira-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kajian Teori Kepemimpinan.” Makalah
ini disusun guna memenuhi kebutuhan tugas mata kuliah Kepemimpinan
Pendidikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fathul Ihsani, S.Sy., M.H.
selaku dosen pengampu yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sanan
kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan


bermanfaat untuk pembangunan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Tulungagung, Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Kepemimpinan.............................................................................3
B. Fungsi Kepemimpinan...................................................................................5
C. Syarat Menjadi Pemimpin..............................................................................8
D. Gaya Kepemimpinan......................................................................................10
E. Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Pemimpin
dalam Manajemen Pendidikan.......................................................................15
BAB III PENUTUP...............................................................................................19
A. Kesimpulan.....................................................................................................19
B. Penutup...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia akhir-akhir ini begitu banyak mengalami
guncangan tiada henti. Guncangan ekonomi karena ketidakstabilan
perekonomian global, teror dalam skala internasional yang berdampak pada
perekonomian global dan melemahnya kepercayaan investor, serta
permasalahan politik dalam negeri karena kepentingan sesaat politisi yang
mencari keuntungan bagi diri dan kelompoknya. Sudah 16 tahun Bangsa
Indnesia melewati masa reformasi, dengan harapan yang luar biasa dalam
menanti sebuah kepemimpinan yang membawa bangsa ini lebih baik dan
sejahtera.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan
lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun
dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah
saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.
Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga
kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding
makhluk Tuhan lainnya. Manusia dianugerahi kemampuan untuk berpikir,
kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik & mana yang
buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola
lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik,
kehidupan sosial manusia pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan

1
2

berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok &


lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang
relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusanagar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Sebuah
p1emimpin dibutuhkan untuk mengola dan mengatur situasi sosial dalam
kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa
setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana fungsi kepemimpinan?
3. Bagaimana syarat menjadi pemimpin
4. Seperti apa gaya kepemimpinan?
5. Apa faktor yang memperoleh efektifitas pemimpin dalam manajemen
pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi kepemimpinan
3. Untuk mengetahui syarat menjadi pemimpin
4. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
5. Untuk mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi efektifitas
pemimpin dalam manajemen pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari -hari, baik di lingkungan keluarga,
organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar
sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut
memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Para ahli
memaknai konsep pemimpin sebagai seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian
dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Stephen Robbins misalnya
mendefinisikan kepemimpinan sebagai ³ ... the ability to influence a group
toward the achievement of goals.´__ Kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai serangkaian tujuan
(Stephen P. Robbins, 2003:130).
Kepemimpinan juga dimaknai sebagai proses mempengaruhi tidak
hanya dari pemimpin kepada pengikut atau satu arah melainkan timbal balik
atau dua arah. Pengikut yang baik juga dapat saja memunculkan
kepemimpinan dengan mengikuti kepemimpinan yang ada dan pada derajat
tertentu memberikan umpan balik kepada pemimpin. Pengaruh adalah proses
pemimpinmengkomunikasikan gagasan, memperoleh penerimaan atas
gagasan, dan memotivasi pengikut untuk mendukung serta melaksanakan.
Bahkan kepemimpinan bisa diartikan sebagai sebuah proses untuk
mempengaruhi orang lain agar mampu memahami serta menyetujui apa yang
harus dilakukan sekaligus bagaimana melakukannya, termasuk pula proses
memfasilitasi upaya individu atau kelompok dalam memenuhi tujuan
bersama. (Gary Yukl, 2009:26).
Dalam menggunakan wewenang formal pemimpin dimaknai pada
upaya mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang
bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi

3
4

mencapai tujuan. Bahkan kalau menelisik dari karakternya pemimpin


pertama-tama haruslah seorang yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.1
Pengertian kepemimpinan menurut beberapa ahli:
1. Kepemimpinan dikemukakan oleh Ralph M. Stogdill dalam
Wahjosumidjo 1994:22-24
a. Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuaian
paham. (leadership as the art of inducing compliance).
Ini berarti bahwa setiap pemimpin (leader) melalui kerja
sama yang sebaik-baiknya harus mampu membuat para bawahan
mencapai hasil yang telah ditetapkan.Peranan pemimpin
memberikan dorongan terhadap bawahan untuk mengerjakan apa
yang dikehendaki pemimpin.
b. Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi dan inspirasi
(leadership as a formpersuation).
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan mempengaruhi
orang lain yang dilakukan bukan melalui paksaan melainkan
himbauan dan persuasi.
c. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh
(leadership as personality and its effects).
Kepribadian dapat diartikan sebagai sifat-sifat (traits) dan
watak yang dimilki oleh pemimpin yang menunjukkan keunggulan,
sehingga menyebabkan pemimpin tersebut memiliki pengaruh
terhadap bawahan.
d. Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku (leadership s act
orbehavior).
Kepemimpinan dalam arti ini digambarkan sebagai
serangkaian perilaku seseorang yang mengarahkan kegiatan-kegiatan
bersama. Dari serangkaian perilaku tersebut dapat berupa menilai

1
Asep Solikin, H.M Fatchurahman, Supardi, PEMIMPIN YANG MELAYANI DALAM
MEMBANGUN BANGSA YANG MANDIRI, Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 2, Juni 2017, hal. 92.
5

anggota kelompok, menentukan hubungan kerja sama, mampu


memperhatikan kepentingan bawahan, dan sebagainya.
e. Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan kelompok
(leadership as a focus of proceses).
Kepemimipinan sebagai titik sentral, sebab dalam
kehidupan organisasi dari kepemimpinan diharapkan lahir berbagai
gagasan baru, yang memberikan dorongan lahirnya perubahan.,
kegiatan dan seluruh proses kegiatan kelompok. Oleh karena itu,
kepemimpinan tidak dapat dipisahkan daripada kehidupan kelompok
dan menduduki posisi tinggi dalam kehidupan kelompok dalam
menentukan struktur kelompok, suasana kelompok dan aktivitas
kelompok.2
2. Kepemimpinan menurut Stephen P. Robbins adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.(Robbins,
2002:163).
3. Kepemimpinan menurut Richard L Daft adalah : kemampuan
mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuanorganisasional (Daft
2006:313).
4. Kepemimpinan G.R.Terry dan L.W.RVC adalah kemampuan
mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja bersama dengan
kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
pemimpin mereka. (Terry,2000:152).3

B. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Sondang, lima fungsi kepemimpinan yang dibahas secara singkat
adalah sebagai berikut:4
1. Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam suatu usaha
pencapaian tujuan
2
Hafulyon, KERAGAMAN KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI, Jurnal al-Fikrah,
Vol. II, No. 1, Januari-Juni 2014, hal. 2.
3
Ibid, hal. 3.
4
Andi Mulyani, GAYA KEPEMIMPINAN LURAH GALUNG KECAMATAN LILI RIAJA
KABUPATEN SOPPENG, Jurnal Ilmiah Mandala Education, Vol. 3, No.1, 2017, hlm. 255
6

2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak diluar
organisasi
3. Pimpinan selaku komunikator yang efektif
4. Mediator yang handal, khususnya dalam hubungan ke dalam terutama
dalam menangani situasi konflik
5. Pimpinan selaku integrator uang efektif, rasional, objektif, dan netral
Fungsi kepemimpinan menjadi hal penting dalam pencapaian tujuan
organisasi diantaranya unsur kepemimpinan dimana pemimpin merupakan
faktor penting dalam meningkatkan kinerja pegawai yang menjadikan salah
satu faktor pelengkap, oleh karenanya untuk pencapaian yang baik
dibutuhkan fungsi kepemimpinan yang menjadi pengurai dari berbagai
macam sikap, dan karakter pegawai. Dalam upaya mewujudkan
kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut haris dijalankan
sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, fungsi
kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan
kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin harus
berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial kelompok atau
organisasinya.5
Pendapat Reza dalam bukunya, secara operasional ada 5 fungsi pokok
kepemimpinan, antara lain:6
1. Fungsi instruktif, pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang
menentukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana agar keputusan dapat
diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin adalah
melaksanakan perintah
2. Fungsi Konsultatif, pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif
sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala
pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan
pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

5
P F Lano, FUNGSI KEPEMIMPINAN UNTUK MENGURANGI SIKAP AROGANSI PEGAWAI,
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 4, No. 1, 2015, hlm. 74-75
6
Ibid, hlm. 75
7

3. Fungsi partisipasi, dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin


berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam
pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota
kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok,
sesuai dengan posisi masing-maising.
4. Fungsi delegasi, dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin
memberikan pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara
bertanggung jawab. Fungsi pendelagasian ini, harus diwujudkan, harus
diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak
mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.
5. Fungsi pengendalian, fungsi pengendalian berasumsi bahwa
kepemimpinan yang efektif harus berusaha mampu mengatur aktifitas
anggota-anggotanya secara dengan terarah dalam mengkoordinasi yang
efektif, sehingga dapat memungkinkan tercapainya tujuan itu bersama
secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin
dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi,
dan pengawasan.
Fungsi kepemimpinan merupakan usaha untuk mempengaruhi dan
mengarahkan karyawannya untuk bekerja sebaik mungkin, dengan
memiliki semangat yang tinggi, dan memotivasi yang tinggi guna
mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi
kepemimpinan mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam
organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi,
mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk mewujudkan
organisasi yang bergerak kearah pencapaian tepat sasaran.
Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam
organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah
kinerja pegawai untuk mencapai sasaran yang maksimal. Kepemimpinan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau
melaksanakan sesuatu pekerjaan sesuai dengan keinginannya. Dengan
8

kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan memerintah dan


mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan agar
tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

C. Syarat Pemimpin
Menurut Ibnu Abi Rabbi, seseorang dapat diangkat menjadi seorang
pemimpin jika memenuhi enam kriteria. Pertama, dia harus merupakan
keturunan raja dan mempunyai hubungan nasab yang dekat dengan raja
sebelumnya. Kedua, seseorang yang mempunyai aspirasi yang luhur. Ketiga,
harus memilki pandangan yang mantap dan kokoh. Keempat, harus memiliki
ketahanan yang kuat manakala mendapatkan kesulitan. Kelima, harus
memiliki kekayaan yang banyak. Keenam, harus memiliki pembantu-
pembantu yang setia.
Sedikit berbeda dengan syarat yang di kemukakan Ibnu Abi Rabbi di
atas, Al-Farabi menetapkan sembilan syarat yang harus dipenuhi seseorang
yang akan menjadi pemimpin. Kesembilan syarat tersebut adalah pertama,
seorang pemimpin harus memiliki anggota badan yang lengkap. Kedua,
memiliki daya pemahaman yang baik. Ketiga, tinggi intelektualitasnya.
Keempat, memiliki kepandaian dalam mengemukakan pendapat dan mudah
dimengerti uraiannya. Kelima, mencintai pendidikan dan gemar mengajar.
Keenam, tidak rakus dalam hal makanan, minuman dan perempuan. Ketujuh,
mencintai kejujuran, berjiwa besar, dan berbudi luhur. Kedelapan, mencintai
keadilan. Kesembilan, kuat pendiriannya.7
Imam Al-Ghazali mengemukakan sepuluh syarat bagi seseorang yang
akan menjadi pemimpin. Pertama, seorang yang akan menjadi pemimpin
adalah orang yang telah dewasa. Kedua, memiliki pikiran yang sehat. Ketiga,
seorang yang merdeka. Keempat, seorang pemimpin haruslah berjenis
kelamin laki-laki. Kelima, keturunan Quraisy. Keenam, mempunyai
pendengaran dan penglihatan yangsehat. Ketujuh, memiliki kekuasaan yang

7
Tobibatussaadah, PEREMPUAN DAN EKSISTENSI KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM,
AKADEMIKA, Vol. 19, No. 01, Januari -Juni 2014, HAL. 156.
9

nyata. Kedelapan, mempunyai hidayah.Kesembilan memiliki ilmu


pengetahuan. Kesepuluh, seorang pemimpin harus mampu mengendalikan
diri dari perbuatan tercela.
Selain itu, sesungguhya bila kita mencontoh kepemimpinan Rasulullah
saw, maka bagi setiap pemimpin yang beragama Islam harus memiliki empat
sifat kepemimpinan. Pertama, sifat siddiq atau dapat dipercaya. Kedua, sifat
amanah yakni mampu menjalankan kepemimpinannya dengan baik dan benar
sesuai syari’at Islam. Ketiga, seorang pemimpin harus memiliki sifat fatonah
atau cerdas. Keempat, seorang pemimpin harus memiliki sifat tablig atau
menyampaikan hukum-hukum Allah dengan baik dan benar.8
Siagian dalam Martoyo (1998) mengemukakan sejumlah persyaratan
yang pada dasarnya sekaligus suatu kriteria kepemimpinan, sebagai berikut:9
a) Pendidikan umum yang luas.
b) Seorang pemimpin yang baik adalah seorang generalis yang mampu
mengembangkan manajerial skill yang dituntut oleh tugasnya dan tidak
perlu menjadi seorang specialist.
c) Kemampuan berkembang secara mental.
d) Memiliki rasa ingin tahu, inovatif dan kreatif.
e) Kemampuan menganalisa situasi yang dihadapi secara teliti, matang dan
mantap.
f) Memiliki daya ingat yang kuat.
g) Kapabilitas, integratif yaitu kemampuan yang menyangkut berbagai
aspek.
h) Keterampilan berkomunikasi.
i) Keterampilan mendidik.
j) Rasionalitas dan objektif dalam berpikir dan pengambilan keputusan.
k) Pragmatis yaitu membuat keputusan yang dilaksanakan.
l) Sense of Urgency atau adanya rasa sesuatu itu lebih penting daripada
yang lain.
8
Ibid, hal. 158.
9
Aditiyawarman, KRITERIA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
DEMOKRASI, Jurnal Moderat, Volume 5, Nomor 2, Mei 2019, hal. 67.
10

m) Sense of Timing atau mengetahui saat tetap / tidak tepat untuk bertindak.
n) Sense of Cohersiveness artinya merasa satu dengan yang dipimpin,
kolega setingkat dan atasannya.
o) Sense of Relevance menyangkut keterkaitan keputusan yang diambil
dengan tujuan yang hendak dicapai.
p) Kesederhanaan dalam cara hidup cara bekerja,cara bertindak.
q) Keberanian dalam mengambil keputusan.
r) Kemampuan mendengar pendapat / saran orang lain.
s) Adaptif, fleksibel dalam menghadapi perubahan.
t) Ketegasan dalam menghapi bawahan dan ketidaktentuan.

D. Gaya Kepemimpinan
1. Pengertian Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah sikap, gerak- gerik, atau penampilan yang
dipilih pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Gaya
yang dipakai seseorang pemimpin satu dengan yang lainnya berbeda.
Tergantung pada situasi dan kondisi kepemimpinannya. Gaya merupakan
norma perilaku yang dipergunakan seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan adalah
suatu pola perilaku yang konsisten yang dtunjukkan oleh pemimpin dan
diketahui oleh pihak lain keika pemimpin berusaha mempengaruhi
kegiatan- kegiatan orang lain.
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang
pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang
dipilih oleh pemimpin untuk kerjaaan, cara pemimpin bertindak dalam
mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.
Dengan demikian gaya kepemimpinan adalah perilaku atau sikap yang
ditampilkan oleh pemimpin dala mengelola organisasi. Sehingga dengan
gaya tersebut pemimpin memiliki harapan bahwa kedepannya akan lebih
baik dan organisasi yang dikelola memiliki perubahan.
11

Pemimpin bisa dideskripsikan menurut dua dimensi perilaku yang


terpisah yang disebut pertimbangan atau consideration atau memprakasai
struktur atau initiating structure. Yang dimaksud dengan pertimbangan
adalah seberapa bersahabat dan suportif seseorang pemimpin dengan
bawahannya. Pemimpi yang tinggi dalam pertimbangan terlibat dalam
banyak perilaku yang berbeda yang menunjukkan dukungan dan
kepedulian, seperti berbicara untuk kepentingan para bawahannya, peduli
terhadap situasi pribadi mereka, mennjukkan apresiasi terhadap
pekerjaan mereka. Adapun memprakasai struktur bererti seberapa sering
pemimpin menekankan pemenuhan sasaran pekerjaan dan penyelesaian
tugas.
Pemimpin yang tinggi dalam memprakasai struktur terlibat dalam
banyak perilaku berbeda yang berkaitan dengan tugas, misalnya
menetapkan deadline (teggang waktu), menetapkan standart kinerja, dan
memantau tingkat kinerja. Dengan demikian dipahami bahwa pemimpin
memiliki kepribadian terhadap bawahannya, mampu melakukan kontrol
kepada bawahannya, agar terjalin hubungan kerjasama yang baik anatara
bawahan.
2. Macam- Macam Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan dalam mempengaruhi orang
lain, sehingga dalam mempengaruhi tergantung dengan gaya yang
digunakannya, sehingga keberhasilan sebuah lembaga ditentukan gaya
yang digunakan oleh pemimpin dalam menggarahkan anggotanya.
a. Pemimpin Otokrasi
Otokrasi berasal dari kata- kata: oto adalah sendiri, dan kratos yang
artinya pemerintahan. Jadi otokrasi berarti mempunyai sifat
memerintah dan menentukan sendiri. Pemimpin otokrasi
menganggap bahwa ialah yang bertanggung jawab sepenuhnya dan
yang dapat menentukan maju mundurnya sekolah yang
dipimpinnya. Ia selalu khawatirkan kalau- kalau sesuatu yang tidak
12

berjalan menurut yang ia harapkan. Ia menghendaki agar segala


sesuatu berjalan sesuai dengan yang ia telah tentukan.
Pemimpin jenis otoraksi menggunakan kekuasaan atau
wewenang yang dimiliki secara absolut ( mutlak ). Ia bertindak
sebagai penguasa dan pengikut dianggap sebagai yang dikuasai.
Segala perintah pimpinan harus dilaksanakan oleh pengikut, ia
kecondongkan pengikut dihalangi keikutsertaannya. Keputusan
ditetapkan oleh pemimpin sendiri.
Kepemimpinan otoriter cenderung menggambarkan
perilaku egonya tinggi sehingga pemimpin yang tergolong otoriter
cenderung sangat mudah menjadi pemimpin dictator. Jadi pemimpin
otoriter ada yang menggunakan kekuasaan dan kewenangannya
sevara absolute. Oleh karena itu, sering menimbulkan konflik
diantara pemimpin dan pengikutnya sendiri. Pada lembaga
pendidikan atau sekolah, pemimpin yang otokrasi atau otoriter
menganggap bahwa ialah yang bertanggungjawab sepenuhnya dan
yang dapat menentukan maju mindurnya sekolah yang dipimpinnya.
Ia selalu khawatirkan kalau- kalau sesuatu yang tidak berjalan
menurut yang ia harapkan. Ia menghendaki agar segala sesuatu
berjalan sesuai dengan yang ia telah tentukan.
Kepemimpinan seperti ini lebih tepat digunakan pada
organisasi yang masih baru dimana para pegawainya masih baru dan
belum mempunyai banyak pengalaman, tetapi yang dihadapi adalah
guru baru, maka kepemimpinan otoriter lebih tepat. ( sujanto, 2007p.
73). Jadi bisa dipahami bahwa kepemimpinan yang menggunakan
gaya otoriter lebih menggunakan tanggungjawab, tingkat
kedisiplinan, sehingga kekuasaan dan wewenang merupakan hal
yang sangat absolut bagi dirinya, pengikut dianggap sebagai
bawahan yang memang benar- benar dibawah kekuasaannya,
mengambil keputusan sendiri.
b. Pemimpin Permisif
13

Dalam melakukan usaha, rencana dengan tegas dianggapnya


tidak perlu karena akan mengekang kebebasan anggota dan akan
mengurangi inisiatif mereka. Setiap usul baru dan hasil pemikiran
baru dari setiap angotanya, dianggap sebagai bukti adanya perhatian
inisiatif para anggota itu, yang harus dihargai dan diberikan
kesempatan untuk dilaksanakan. Kegembiraan bekerja dan semangat
bekerja akan terpelihara, karena tidak ada kekangan- kekangan.
Setiap macam kekangan dianggap bertentangan dengan hak- hak
individu dalam demokrasi.
Pemimpin jenis ini, kalau memimpin menyerahkan masalah
dan pemecahan tujuan kepada bawahan, bawahan lebih dominan
dibanding pemimpin sendiri. Jadi jenis pemimpin itu merupakan
kebalikan jenis pemimpin otoriter. Kebebasan yang diberikan oleh
pemimpin jenis ini dalam praktik sering berlebihan. Bila ini
berlanjut, tidak mustahil situasi kepemimpinan menjadi tidak
terkendali
Jadi bisa dipahami bahwa kepemimpinan yang menggunakan
gaya permisif ini lebih cenderung pasif, artinya lebih menyerahkan
semua urusan kepada bawahannya. Jadi bawahannya akan lebih
bersikap bebas dan jika diberikan tugas atau rencana pemimpin
permisif menganggap akan mengekang dan menghilangkan inisiatif
yang ada apada bawahannya, peran pemimpin diambil alih oleh
bawahannya.
c. Pemimpin Demokrasi
Pemimpin demokrasi menganggap dirinya sebagai bagian
dari kelompoknya, yang bersama- sama dengan kelompoknya
berusaha dan bertanggungjawab tentang tercapainya tujuan bersama.
Agar setiap anggota merasa turut bertanggungjawab, maka semua
naggota diajak ikut serta dalam tiap kegiatan, dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaiannya. Setiap anggota dianggap sebagai
14

sumber potensi yang berharga dan mempunyai peranan dalam usaha


pencapaian tujuan.
Pemimpin dan yang dipimpin bekerja bersama dalam derajat
yang sama. Dalam menetapkan kebijakan, pemimpin meminta
kepada anak buah kesepakatan untuk dasar keputusan. Bersama-
sama yang dipimpin, pemimpin demokratis menetapkan keputusan.
Kemudian, kebijakan itu dilaksanakan sesuai tugas masing- masing.
Pemimpin mengajak anak buah untuk bersama- sama menyelesaikan
tujuan untuk kepentingan kesejahteraan dan keputusan kedua belah
pihak.
Kepala sekolah tidak harus memberikan pelayanan secara
luas, tetapi harus memberikan pelayanan yang baik kepada guru-
guru maupun kepada siswa dan staf lainnya. Hl ini harus
dilaksanakan, karena kepala sekolah sebagai koordinator tidak dapat
bekerja sendiri dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah perlu
dibantu oleh guru- guru dan staf lainnya mencapai suatu
keberhasilan.
d. Pemimpin Paternalistis
Gaya kepemimpinan paternalistik dilandasi pada pendekatan
paternalistik (Paternalistic Approach). Ensiklopedia administrasi
menjelaskan bahwa pendekatan ini dilandasi oleh suatau pemikiran
bahwa pejabat bawahan menganggap pejabat yang memimpin itu
lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu daripada dirinya, maka para
bawahan merasa harus mengikuti segala apa yang dikehendaki oleh
pimpinan.
Penjelasan diatas menggambarkan bahwa pemimpin adalah
orang yang sempurna, jadi bawahan hanya mengikut tanpa ada unsur
memberikan pandangan atau saran, sebab pimpinan lebih
mengetahui dan lebih memahami tentang lembaga yang dipimpinya.
e. Pemimpin Kharismatis
15

Kharismatis merupakan keadaan atau bakat yang


dihubungkan dengan kemampuan luar biasa dalam hal
kepemimpinan. Kharisma mampu membangkitkan daya tarik
istimewa yang pada gilirannya pengikut bangkit melakukan
pemujaan dan menjadikan rasa kekagumannya kepada pemimpin.
Tidak haya pengikut yang kagum, bahkan pemimpin lain dan
masyarakat pun terpengaruh kepada sang pemimpin umumnya
didasarkan kepada kepribadian, keluhuran budi pekerti seorang
pemimpin, dan perilaku praktik memimpin.
f. Pemimpin Administrasi Atau Eksekutif
Kepemimpinan tipe administartif ialah kepemimpinan yang
mampu menyelenggarakan tugas- tugas administrasi secara efektif.
Sedangkan para pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan
administrator yang mampu menggerakkan dinamika modenisasi dan
pembangunan. Dengan demikian, dapat dibangun sistem
administrasi dan birokrasi yang efisien untuk memerintah yaitu
untuk memantapkan integritas bangsa pada khususnya, dan usaha
pembangunan pada umumnya. Dengan kepemimpinan administratif
ini diharapkan adanya perkembangan teknis, yaitu, industri,
manajemen modern, dan perkembangan soisal di tengah
masyarakat.10

E. Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Pemimpin dalam Manajemen


Pendidikan
Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat
mengoptimalkan kinerja guru. Gaya kepemimpinan yang efektif adalah gaya
kepemimpinan yang berhasil dalam melaksanakan peranannya sebagai
pemimpin. Keberhasilan tersebut dapat diukur dari berbagai segi yaitu hasil
produksi meningkat, produktivitas kerja meningkat, pelayanan meningkat,

10
Hidayat, Kepemimpinan Dan Supervise Pendidikan, (Banten: Yayasan Pendidikan Dan

Social Indonesia Maju (YPSIM, 2019), Hlm 18- 26 .


16

dan kepuasaan kerja meningkat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi


efektivitas gaya kepemimpinan ini ialah faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antar lain bawahan yang dipimpin, jenis tugas yang
dilakukan dalam organisasi, sifat pemimpin dan gaya kepemimpinan.
Sedangkan faktor eksternal antara lain ialah faktor politik, ekonomi, sosial
dan budaya. Adapun faktor-faktor lain diantaranya yaitu :
a. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin,
hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan
mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
b. Harapan dan perilaku atasan.
c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa
gaya kepemimpinan.
d. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya
pemimpin.
e. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku
bawahan.
f. Harapan dan perilaku rekan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan
pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat
menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu
tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau
interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi
oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi untuk
beprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-
sikap hubungan manusiawi.
Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan
oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
a) Sebagai pelaksana (executive)
b) Sebagai perencana (planner)
c) Sebagai seorangahli (expert)
17

d) Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group


representative)
e) Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok
(controller of internal relationship)
f) Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of
rewards and punishments)
g) Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
h) Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
i) Merupakan lambang dari pada kelompok (symbol of the group)
j) Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for
individual responsibility)
k) Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)
l) Bertindak sebagai seorang aya (father figure)
m) Sebagai kambing hitam (scape goat)
Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam
suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di
samping itu juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya,
sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan
kelompoknya.
2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis
dan yang benar-benar dapat dicapai.
3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak
mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan
khayalan.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap
pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu
kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan,
membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-
perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk keberhasilan dalam pencapaian
suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang profesional, di mana ia
18

memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta


melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu
pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan,
sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman,
tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya
dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.11

11
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996). Hal.
88.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok
guna mencapai serangkaian tujuan
2. Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam suatu usaha
pencapaian tujuan, sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam
hubungan dengan pihak diluar organisasi. Pimpinan selaku komunikator
yang efektif dan juga mediator yang handal, khususnya dalam hubungan
ke dalam terutama dalam menangani situasi konflik serta pimpinan selaku
integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral
3. Setiap pemimpin yang beragama Islam harus memiliki empat sifat
kepemimpinan. Pertama, sifat siddiq atau dapat dipercaya. Kedua, sifat
amanah yakni mampu menjalankan kepemimpinannya dengan baik dan
benar sesuai syari’at Islam. Ketiga, seorang pemimpin harus memiliki
sifat fatonah atau cerdas. Keempat, seorang pemimpin harus memiliki
sifat tablig atau menyampaikan hukum-hukum Allah dengan baik dan
benar
4. faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas gaya kepemimpinan ini ialah
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain bawahan
yang dipimpin, jenis tugas yang dilakukan dalam organisasi, sifat
pemimpin dan gaya kepemimpinan. Sedangkan faktor eksternal antara
lain ialah faktor politik, ekonomi, sosial dan budaya

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah tersebut diatas banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan juga saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aditiyawarman. 2019. KRITERIA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN


KUALITAS DEMOKRASI. Jurnal Moderat. Volume 5. Nomor 2.
Hafulyon. 2014. KERAGAMAN KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM
ORGANISASI. Jurnal al-Fikrah. Vol. II. No. 1.
Hidayat. 2019. Kepemimpinan Dan Supervise Pendidikan. Banten: Yayasan
Pendidikan Dan Social Indonesia Maju (YPSIM).
Lano, P F. 2015. FUNGSI KEPEMIMPINAN UNTUK MENGURANGI SIKAP
AROGANSI PEGAWAI. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol. 4. No. 1.
Mulyani, Andi. 2017. GAYA KEPEMIMPINAN LURAH GALUNG KECAMATAN
LILI RIAJA KABUPATEN SOPPENG. Jurnal Ilmiah Mandala Education.
Vol. 3. No.1.
Nanang Fattah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.
Supardi, Asep Solikin; H.M Fatchurahman. PEMIMPIN YANG MELAYANI
DALAM MEMBANGUN BANGSA YANG MANDIRI. Anterior Jurnal.
Volume 16. Nomor 2.
Tobibatussaadah. 2014. PEREMPUAN DAN EKSISTENSI KEPEMIMPINAN
DALAM ISLAM. JURNAL AKADEMIKA. Vol. 19. No. 01.

20
HASIL DISKUSI

Pertanyaan:
1. Susi Hartati Maharani ( 50 )
Strategi kepemimpinan seperti apa yang efektif yang bisa diterapkan dalam
masa krisis wabah virus corona?
2. Candra Rizki Rahmawan ( 27 )
Mengapa dibutuhkan pemimpin dalam sebuah organisasi? Apa dampak dan
manfaatnya? Dan bagaimana jika seorang peimpin memiiliki sikap tidak baik
dalam artian tidak bertanggung jawab?
3. Mohamad Fuadzen ( 41 )
Bagaimana tanggapan bahwa “Seorang Pemimpin merupakan seorang
Pelayan?”

Jawaban:
1. Strategi dari seorang pemimpin sendiri yaitu mengenai pola pikir dari sang
pemimpin sendiri. Mindset yang di atur agar tidak berlebihan terhadap krisis
dan juga tetap menghadapi tantangan kedepan. Perencanaan dan persiapan
menjadi sebuah kunci kritis dalam bisnis. Strategi leadership harus ada
konseptual untuk membuat suatu keputusan. Tapi, dalam hal ini harus ada
hubungannya dengan tujuan dari penekanan angka covid saat ini dan tetap
mengikuti protocol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah terkait
protocol kesehatan yang ada. Manajemen kritis dalam kepemimpinan harus
ada dan wajib untuk dilaksanakan dalam keadaan tertentu. (Revinda Levinia
Sari -12201183104 -08)
Dorongan dan semangat serta kerja keras seorang pemimpin juga akan
mempengaruhi semangat dan kerja keras bagi anggotanya untuk mencapai
tujuan bersama dan menghadapi tantangan zaman yang akan datang terutama
masa pandemi ini. (Widya Miftahul Hasanah – 12201183308-37)
2. Peran pemimpin disini sangat penting sekali karena ia dituntut untuk
memberikan arahan dan tujuan yang jelas kepada semua anggota. Pemimpin

21
akan menolong menentukan peran masing-masing anggotanya dalam
mencapai tujuan organisasi. Pemimpin menjelaskan setiap peran itu penting
dan memberikan kontribusi yang besar dalam pencapaian organisasi. Lalu
bagaimana dengan pemimpin yang tidak baik, dalam artian kurang
beratnggung jawab? Maka hal ini akan menimbulkan kerancauan dalam
organisasi tersebut. Tidak mampu tercapainya dalam tujuan organisasi
tersebut. Karena tugas yang diemban oleh pemimpin tersebut harus memiliki
tanggung jawab yang besar, mampu menolong dan mengkoordinir semua
anggotanya dan menjadi figure yang baik dimana menjadi panutan untuk
semua anggotanya. (M. Mufti Ali – 12201183098 – 02)
Mengapa perlu pemimpin? Setiap usaha atauupun sebuah organisasi pasti ada
sebuah mimpi dan sebuah cita yang ingin diwujudkan. Dan hal ini dapat
terwujud dengan maksimal apabila ada seseorang yang cakap dan mampu
mengelola organisasi atau sekelompoknya. Lalu bagaimana jika tidak ada
pemimpin, bagaimana dapat mewujudkan sebuah tujuan yang ingin dicapai
jika nahkoda nya tidak ada bagaimana ia akan sampai pada tujuan tersebut?
Maka dari itu dibutuhkan sebuah pemimpin untuk mengkoordinir, merangkul
untuk meraih segala hal yang sudah direncanakan. Juga sebuah organisasi
pastilah akan lebih tertata dan kondusif. (Revinda Levinia Sari –
12201183104 – 08)
3. Pemimpin itu adalah sebuah pelayan? Sudah seharusnya pemimpin itu
mengabdi pada rakyat, berkarya dan mendatangkan kebaikan kepada rakyat,
bukan hanya berdiam diri saja untuk memantau. Pelayan disini bukan berarti
bisa dilimpahkan tugasnya seenaknya saja, tetapi memilih pemimpin harus
memiliki perasaan yang tulus yang timbul dari dalam hati untuk melayani,
menempatkan kebutuhan pengikut sebagai prioritas, menyelesaikan sesuatu
bersama orang lain dan membantu orang lain dalam mencapai tujuan
bersama. Pemimin itu sebagai pendengar, empati (pemimpin yang melayani
adalah mereka yang berusaha memahami rekan kerja dan mampu berempati
dengan orang lain), penyembuhan (mampu menciptakan penyembuhan
emosional dan hubungan dirinya, atau hubungan dengan orang lain, karena

22
hubungan merupakan kekuatan untuk transformasi dan integrasi). (Isma
Atun Nisak – 12201183099 – 03)

23

Anda mungkin juga menyukai