Anda di halaman 1dari 61

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

Adapun deskripsi teori meliputi kajian tentang kreativitas guru, kajian

tentang kreativitas guru dalam menggunakan metode, kreativitas guru dalam

mengkondisikan suasana belajar, kreativitas guru dalam menggunakan media

pembelajaran, kajian tentang ketertarikan belajar, dan kajian tentang mata

pelajaran Al-Qur’an Hadist.

1. Kajian tentang Kreativitas Guru

Adapun kajian tentang kreativitas guru meliputi pengertian

kreativitas guru, tahapan guru kreatif, ciri-ciri guru kreatif, dan faktor-

faktor yang mempengaruhi kreativitas guru.

a. Pengertian Kreativitas Guru

Pengertian kreativitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti “kemampuan dalam mencipta, daya cipta”.1 Sedangkan

pengertian guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “orang

yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.

Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kreativitas guru adalah kemampuan seorang yang profesinya

mengajar atau seorang guru dalam menciptakan segala sesuatu yang

berhubungan dengan pekerjaannya yaitu mengajar.

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kreativitas
diakses 29 Mei 2022 pukul 07.56
16
17

Slameto mengungkapkan yang dimaksud dengan kreativitas

bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui oleh

seseorang akan tetapi berupa produk kreativitas dimana produk

tersebut baru bagi dirinya sendiri dan merupakan sesuatu yang baru

bagi orang lain atau dunia pada umumnya. 2 Dari pengertian tersebut

penulis simpulkan bahwasannya yang dimaksud dengan kreativitas

adalah penemuan berupa produk kreativitas yang dianggap bukan

segala sesuatu yang belum pernah ada akan tetapi produk tersebut

dianggap baru bagi dirinya sendiri atau orang lain bahkan dunia pada

umumnya.

Ngainun Naim menyatakan pengertian kreativitas adalah

kemampuan divergen (menyebar, tidak searah, sebagai lawan dari

konvergen, terpusat) untuk menjajaki bermacam-macam alternatif

jawaban terhadap suatu persoalan yang sama benarnya. 3 Dari

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian kreativitas

merupakan kemampuan berfikir untuk memilih segala sesuatu.

Guru merupakan tenaga pendidik yang tugas utamanya

mengajar, dalam arti yang lebih luas guru memiliki tugas yaitu

mengembangkan ranah cipta, rasa dan karsa siswa sebagai

implementasi konsep ideal mendidik. 4 Dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

2
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal.
45
3
Ngainun Naim, Rekonstruksi Pendidikan Nasional Membangun Paradigma yang
Mencerahkan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 21
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), hal. 254.
18

Naisonal, menerangkan bahwa: pendidik merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan

dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik dan perguruan tinggi.5

Pengertian Guru sesuai dengan pernyataan Hamzah B.Uno yaitu

orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,

mengajar serta membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru

merupakan orang yang memiliki kemampuan merancang program

pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta

didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat

kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.6

Guru merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan seluruh potensi peserta didiknya, meliputi potensi

afektif (sikap), potensi kognitif (pemikiran), maupun potensi

psikomotorik (keterampilan).

Sejak manusia dilahirkan kreativitas mereka tidak terbatas

sebagai golongan tertentu atau biasa disebut dengan potensi pada diri

manusia. Potensi yang dimiliki oleh manusia harus dikembangkan

dengan cara sebaik-baiknya agar menjadi sebuah kelebihan dan dapat

memberikan manfaat bagi sekelilingnya di masa depan. Pernyataan

ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 78:

5
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Beserta Penjelasannya, (Jakarta: Cemerlang, 2003), hal. 29.
6
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), hal. 15.
19

ۢ
‫ص َار‬ َّ ‫َوال ٰلّهُ اَ ْخَر َج ُك ْم ِّم ْن بُطُْو ِن اَُّم ٰهتِ ُك ْم اَل َت ْعلَ ُم ْو َن َشْيـًٔ ۙا َّو َج َع َل لَ ُك ُم‬
َ ْ‫الس ْم َع َوااْل َب‬
‫َوااْل َفِْٕـ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكُر ْو َن‬
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur. 7

Ayat tersebut mejelaskan bahwa manusia dilahirkan sama

sekali tidak mengetahui sesuatu apapun tetapi Allah SWT telah

memberi potensi atau kreativitas dan kemampuan pada diri

manusia. Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara

menggembangkan dengan cara yang baik melalui ide-ide kreatif

yang dimilikinya, karena setiap individu antara satu dengan yang

lainnya memiliki perbedaan sesuai dengan diri mereka sendiri

bagaimana mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Kreativitas dalam diri manusia dapat dikembangkan melalui

kegiatan pembelajaran dimana makna dari sebuah kegiatan belajar

adalah sebuah perubahan. Adapun potensi dari diri mereka atas

karunia Allah SWT adalah wajib untuk menjaganya dengan cara

mengembangkan potensi yang ada dengan jalan belajar. Begitu juga

bagi seorang guru, meskipun pada dasarnya guru adalah seorang yang

mengajarkan pembelajaran bagi siswanya akan tetapi seorang guru

juga dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya dengan cara

belajar.

Guru harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam kegiatan

pembelajaran, dimana kreativitas ini dapat mempengaruhi

keberhasilan dalam belajar, dengan kreativitas guru yang tinggi maka


7
Departemen Agama RI. Al Qur’an Tajwid dan Terjemah, (Bandung: Penerbit Diponegoro,
2014), hal. 275
20

materi yang disampaikan oleh guru kepada siswanya akan dengan

mudah diterima dan ditanggapi oleh siswanya.

Kreativitas guru merupakan kemampuan seorang guru dalam

mengekspresikan serta mewujudkan potensi daya berpikirnya untuk

menghasilkan sesuatu yang baru atau kemampuan mengkombinasikan

dan menvariasikan sesuatu yang sudah ada atau menjadi sesuatu yang

lain agar menarik yang kaitannya dengan pembelajaran kreatif yang

sesuai dengan syarat, tugas dan peran dari seorang guru.8

b. Tahapan Guru Kreatif

Bimo Walgito dalam bukunya Pengantar Psikologi Umum

mengungkapkan bahea seseorang yang memiliki pemikiran yang

kreatif adalah mereka yang melalui tahapan-tahapan sebagai berikut,

yaitu:

1) Persiapan (preparation) yaitu tahapan seseorang dalam

mengolah suatu masalah serta mengumpulkan fakta-fakta atau

materi yang berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru.

Dimana kemungkinan hasil dari yang difikirkan itu tidak segera

memperoleh pemecahannya akan tetapi tidak hilang begitu saja

dan masih terus berlangsung dalam diri individu yang

bersangkutan.

2) Inkubasi yaitu berlangsungnya masalah dalam jiwa seseorang

karena tidak segera memperoleh pemecahan masalah.

8
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),
hal. 52
21

3) Pemecahan atau iluminasi yaitu tahapan seseorang yang

mendapatkan gagasan atau inspirasi dalam memcahkan masalah.

4) Evaluasi, yaitu tahapan mengecek apakah pemecahan yang

diperoleh tepat atau tidak berdasarkan realita.

5) Revisi yaitu tahapan dalam memperbaiki atau mengubah

keputusan yang diambil sesuai dengan realita yang terjadi.

Guru dikatakan memiliki kreativitas apabila seorang guru dalam

proses pendidikan senantiasa berusaha menemukan cara atau metode

yang lebih baik guna melayani siswanya. Kreativitas menunjukkan

bahwa apa yang dikerjakan oleh seorang guru tidak semata dilakukan

secara rutin. Dengan demikian tahapan-tahapan kreativitas guru ini

akan tercermin pada tahap proses pembelajaran yang terdapat pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Ciri-ciri Guru Kreatif

Guru yang memiliki kreativitas memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:9

1) Ketrampilan berpikir lancar yaitu dengan mencetuskan banyak

gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan,

memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai

hal serta selalu memikirkan lebih dari satu.

2) Ketrampilan berpikir luwes dengan mampu menghasilkan

gagasan jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat

suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda dan mencari

9
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 105
22

banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, mampu mengubah

cara pendekatan atau cara pemikiran.

3) Kemampuan berpikir rasional yaitu mampu melahirkan

ungkapan-ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang

tidak lazim untuk mengungkapkan diri serta mampu membuat

kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau

unsur-unsur.

4) Ketrampilan memperinci atau mengelaborasi dengan

memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan produk,

menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu gagasan

atau produk, menambahkan atau memperinci detail-detail dari

suatu objek, gagasan sehingga lebih menarik.

5) Ketrampilan menilai atau mengevaluasi yaitu dengan

menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah

suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan

bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang

terbuka, tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga

melaksanakannya.

Sedangkan menurut Kamsiyah, ciri-ciri guru yang kreatif adalah

sebagai berikut10:

1) Fleksibel, yang berarti tidak kaku, luwes, dan dapat memahami

kondisi anak didik, memahami cara belajar mereka serta mampu

mendekati anak didik, memahami cara belajar mereka serta

10
Kamsinah, Tugas dan Tanggung Jawab Guru dalam Pendidikan Islam, (Makassar:
Alauddin University Pers, 2014), hal. 76
23

mampu mendekati anak didik melalui berbagai cara sesuai dengan

kecerdasan dan potensi masing-masing anak.

2) Optimis, dimana memiliki keyakinan yang tinggi akan

kemampuan pribadi dan keyakinan yang tinggi akan perubahan

anak didik ke arah yang lebih baik melalui interaksi yang

menyenangkan sehingga menumbuhkan karakter yang sama

terhadap anak tersebut.

3) Respect, dimana memiliki rasa hormat yang senantiasa

ditumbuhkan didepan anak didik sehingga mampu memicu lebih

cepat dalam memahami pelajaran dan berbagai hal yang

dipelajari.

4) Cekatan, memiliki karakter dinamis, aktif, eksploratif dan penuh

inspiratif.

5) Humoris, karena pada zaman sekarang guru yang killer banyak

dibenci oleh peserta didik dan mereka tidak mau belajar.

6) Inspiratif, meskipun pada dasarnya pembelajaran didasarkan

pada kurikulum yang ada dan harus diikuti oleh keseluruhan

peserta didik sehingga guru juga harus menemukan ide-ide baru

yang positif agar mampu menginspirasi peserta didiknya untuk

menemukan hal-hal baru yang disampaikan oleh gurunya.

7) Disiplin, tidak hanya ketetapan waktu akan tetapi dalam segala

hal.

8) Lembut,penuh kesabaran dan kelembutan serta kasih sayang

kepada peserta didik sehingga mampu menimbulkan suasana


24

pembelajaran yang lebh efektif dan memudahkan munculnya

solusi atas berbagai masalah.

9) Responsif, yaitu cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi baik anak didik, budaya, sosial, ilmu pengetahuan

dan teknologi dan lain sebagainya.

10) Empatik, yaitu guru dituntut untuk memiliki kesabaran yang lebih

dalam memahami keberagaman sehingga mampu memahami

kebutuhan peserta didik.

11) Nge-friend, tidak boleh menimbulkan jarak yang lebar dengan

peserta didik.

12) Penuh semangat, sebelum memotivasi siswanya, seorang guru

harus memancarkan semangat saat berinteraksi dengan siswa.

13) Komunikatif, tidak sekedar menjalin komunikasi dengan siswa,

menegur masalah kedisiplinan, kerapian, dan tugas-tugas mereka.

14) Pemaaf, menghadapi siswa tidak selalu berjalan dengan mulus,

akan tetapi sering kita jumpai bertemu dengan siswa yang bersifat

menjengkelkan sehingga guru tidak boleh hanyut dalam emosi

negatif, apalagi sampai memberikan klaim negatif terhaadap

siswa tertentu.

15) Menjadi teladan, selain orang tua, guru juga akan mencontoh

segala tindakan dan perbuatan guru.

Seorang guru kreatif hendaknya fleksibel dalamm menghadapi

siswa yang beragam karakteristiknya, tetapi optimis mampu

memfasilitasi keragaman siswa agar sukses dalam pembelajaran.


25

Guru kreatif juga respect dan cekatan agar mampu membimbing

siswa belajar dengan aktif, tetapi juga mampu menyisipkan humor-

humor dan inspirasi dengan lembut. Dalam menegakkan disiplin

guru kreatif pun cukup responsif, empatik, dan akrab dengan siswa,

sehingga bisa menghindari penggunaan kekerasan dalam

membimbing siswa untuk tertib, maka sikap penuh semangat,

komunikatif, dan pemaaf seorang guru kreatif menjadikannya

teladan bagi siswa.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Guru

Terdapat beberapa faktor pendorong dan faktor penghambat

dalam meningkatkan kreativitas.11

1) Faktor Pendorong

a) Memiliki kemampuan dalam melihat keadaan lingkungan.

b) Memiliki kebebasan dalam melihat lingkungan.

c) Memiliki keinginan untuk maju.

d) Memiliki rasa percaya diri dan berani untuk mengambil resiko.

e) Rajin dalam berlatih.

f) Mampu dalam menghadapi masalah.

g) Memiliki lingkungan yang baik.

2) Faktor Penghambat

a) Implusif.

b) Memiliki sikap tidak mau berusaha, berfikir dan bertindak.

c) Menganggap remeh karya dan cipta orang lain.

11
Hamzah B.Uno, Nurdin Muhammad. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013). Hal. 154-156
26

d) Memiliki sikap mudah menyerah, cepat bosan dan tidak tahan

terhadap ujian.

e) Memiliki sikap terlalu cepat puas.

f) Tidak berani mengambil resiko.

g) Memiliki sikap tidak percaya diri.

h) Tidak disiplin.

Seorang guru yang sedang belajar memiliki kemampuan

tindakan yang sangat luas, karena seorang guru harus memiliki

kemampuan serta batasan-batasan sosial yang terorganisir dalam

kegiatannya yaitu mengajar dan belajar. Seorang guru harus memiliki

alternatif dalam menggabungkan posisi dan sistem materu, teori serta

praktiknya dalam mengkoordinasi siswanya. Tugas utama guru adalah

memberikan pendidikan kepada siswanya, dengan demikian guru

harus mampu dalam ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Salah

satu syarat bagi seorang guru yang berkualitas adalah harus inventif,

karena menciptakan inovasi baru adalah yang penting bagi pendidik

untuk tercapainya interaksi dalam belajar.

2. Kajian tentang Kreativitas Guru dalam Menggunakan Metode

Pembelajaran

Adapun kajian tentang kreativitas guru dalam menggunakan

metode pembelajaran meliputi pengertian metode, prinsip-prinsip metode

pembelajaran, faktor pemilihan metode dalam pembelajaran, dan jenis-

jenis metode.
27

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Kata metode berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas dua kata,

yaitu metha dan hodos. Metha diartikan sebagai melalui dan hodos

diartikan sebagai jalan, jadi yang dimaksud dengan metode adalah

jalan yang dilalui.12 Metode dalam bahasa arab yaitu dikenal dengan

istilah thariqah yang memiliki arti langkah-langkah strategis yang

dipersiapkan guna melakukan suatu pekerjaan. Dalam dunia

pendidikan maka metode harus diwujudkan dalam proses pendidikan,

dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar

peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat

dicerna dengan baik.13

Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang

dipergunakan oleh guru dalam mengadakan interaksi dan komunikasi

dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Mengajar

merupakan usaha guru dalam menciptakan situasi belajar, maka

yang harus dipegang oleh seorang guru adalah bagaimana

menciptakan suasana belajar yang bermacam-macam, karena

menggunakan metode pembelajaran yang bermacam-macam

memungkinkan materi pelajaran dapat lebih mudah diserap oleh

siswa.

12
Janawi, Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2013), hal.67
13
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1996), hal. 9
28

Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan dengan

kondisi serta hasil pembelajaran yang ingin dicapai. Keberhasilan

guru didasarkan bagaimana cara yang harus dilalui dalam kegiatan

pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Guru harus

mengerti dalam menentukan fungsi dan langkah-langkah kegiatan

mengajar. Seorang guru juga harus memperhatikan pemilihan metode

yang sesuai untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajarannya

sehingga dapat mencapai keberhasilan.

Abdul Majid menyatakan bahwa dengan menggunakan metode

apapun, yang perlu diperhatikan seoranag guru adalah akomodasi

menyeluruh terhadap prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar,

yaitu:14

1) Berpusat kepada peserta didik (student oriented), dimana guru

harus memiliki pandangan bahwasannya masing-masing peserta

didik memiliki sikap yang tidak sama begitupun gaya belajar yang

dimiliki masing-masing anak didik juga berbeda.

2) Belajar dengan melakukan (learning by doing), dimana guru

harus menyediakan kesempatan kepada anak didik dalam

melakukan segala sesuatu berupa hasil apa saja yang

dipelajarinya, sehingga memperoleh pengetahuan yang nyata.

3) Mengembangkan kemampuan sosial, dimana proses

pembelajaran dan pendidikan sebagai sarana dalam berinteraksi

sosial (learning to live together).

14
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), Hal,
75
29

4) Mengembangkan keingintahuan atau imajinasi, setiap sebuah

masalah atau pertanyaan yang berkaitan dengan penyampaian

ilmu pengetahuan harus memancing rasa ingin tahu peserta

didik.

5) Mengembangkan kreativitas dan ketrampilan dalam

memecahkan masalah, dimana harus mampu merangsang

kreativitas dan daya imajinasi guna menemukan sebuah

jawaban pada setiap masalah.

b. Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran

Seorang guru dalam menggunakan sebuah metode dalam

pembelajaran tidak boleh sembarangan melainkan harus mengikuti

akomodasi terhadap prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar.

Adapun prinsip-prinsip metode dalam mengajar meliputi 15:

1) Metode harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri dimana

seseorang dalam melakukan kegiatan belajar dilakukan dari

kegiatan mandiri dan hasil dari reaksi yang menjadi reaksi dari

pembelajaran.

2) Metode harus memanfaatkan hukum pembelajaran, yaitu harus

dilaksanakan sesuai dengan tata tertib dan efisiensi dengan

hukum-hukum yang mengatur pengoperasiannya yang meliputi

kesiapan, latihan dan akibat.

3) Metode harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta

didik sehingga dengan pengalaman peserta didik yang

15
Syad Sulthan Mahmud, Muqaddinad Fi Al-Tharbiyah, (Qahirah: Dar al-Maarif, 1979),
hal.107
30

mengandung unsur-unsur materi pembelajaran akan membantu

kelancaran pembelajaran.

4) Metode harus didasarkan dengan unsur-unsur teori dan praktek,

dimana metode pembelajaran yang digunakan tidak hanya

menyampaikan sebuah teori, akan tetapi perlu adanya praktek

guna menyatukan kegiatan pembelajaran agar terlaksana

dengan baik.

5) Metode harus memperhatikan perbedaan individual dengan

menggunakan sesuai dengan langkah-langkah sesuai dengan

kebutuhan.

6) Metode harus mampu merangsang kemampuan berpikir para

peserta didik, dimana setiap peserta didik harus mampu

mengalami akibat dari penggunaan metode pembelajaran

tersebut.

7) Metode harus disesuaikan dengan kemajuan perserta didik

dalam hal pengetahuan, ketrampilan, sikap, gagasan dan

sebagainya sebagai hasil dari psikologi perkembangan.

8) Metode harus menyediakan pengalaman-pengalaman belajar

peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang bervariasi

dan tidak monoton.

9) Metode pembelajaran harus menantang dan mampu memotivasi

peserta didik pada deferensiasi dan integrasi. Deferensiasi

dalam pembelajaran memiliki arti dimana metode pembelajaran

yang digunakan mampu memberikan keluasan kepada peserta


31

didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan

bagaimana mereka melaksanakan pembelajaran. Integrasi

pembelajaran dimana metode yang digunakan dalam

pembelajaran mampu membantu siswa dalam menguasai segala

bidang ilmu yang ditandai dengan hasil pembelajaran yang

dicapai.

c. Faktor-faktor Pemilihan Metode Pembelajaran

Terdapat beberapa faktor dalam pemilihan metode

pembelajaran, yaitu 16:

1) Memperhatikan tujuan yang hendak dicapai, dimana metode

pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ada.

2) Keadaan siswa, dimana guru hendaknya mampu dalam

memahami perkembangan psikologis anak, motorik maupun

mental peserta didik agar mampu memilih metode

pembelajaran yang sesuai.

3) Situasi belajar mengajar yang guru ciptakan harus

beranekaragam agar tidak menimbulkan kejenuhan siswa.

4) Fasilitas pembelajaran yang tersedia harus mampu menunjang

anak didik yang ada. Fasilitas meliputi kelengkapan yang

menunjang dalam belajar anak didik disekolah.

5) Guru harus memiliki kepribadian, latar belakang pendidikan

dan pengamalan mengajar yang berbeda-beda sehingga guru

mampu menggunakan bermacam-macam metode belajar dalam


16
Anisatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, ( Yogyakarta : TERAS, 2009), Hal, 84
32

kegiatan pembelajaran dan memilih metode pembelajaran yang

sesuai.

d. Jenis-jenis Metode Pembelajaran

Adapun macam-macam metode pembelajaran dalam

pendidikan diantaranya adalah: 17

1) Metode ceramah, yaitu metode yang penyajian pembelajaran

dijelaskan secara lisan dan langsung terhadap siswa dimana

guru lebih dominan dan siswa lebih pasif dalam kegiatan

belajar dan mengajar. Metode ceramah adalah metode yang

banyak digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi

kepada peserta didik. Metode ceramah dalam mata pelajaran

AL-Qur’an Hadits sering digunakan, karena dalam

pembelajarannya guru harus memberikan penjelasan materi

kepada peserta didik agar tidak salah dalam menafsirkan

penjelasan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits.

2) Metode diskusi atau kelompok, yaitu metode yang menyajikan

pembelajaran siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang

berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis

dan dapat dibahas serta dipecahkan bersama. Metode diskusi

pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat dan unsur-

unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk

mendapatkan pengertian dan jawaban bersama secara jelas dan

cermat mengenai suatu permasalahan atau tema yang sedang

dibahas dalam pembelajaran.


17
Syaiful Barid Djamarah , Strategi Belajar Mengajar…, hal. 90-97
33

3) Metode penugasan atau resitasi adalah metode yang menyajikan

bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa

melakukan kegiatan belajar. Tugas yang diberikan kepada

siswa dapat dilakukan didalam kelas, diluar kelas atau dimana

saja yang penting tugas dapat terselesaikan dengan baik.

4) Metode demontrasi, yaitu metode pembelajaran dengan

memeragakan pertunjukan kepada siswa suatu proses situasi

atau benda tertentu yang sedang dipelajari. Dengan metode

demonstrasi, proses penerimaan materi pembelajaran oleh

siswa akan berkesan secara lebih mendalam, sehingga

membentuk pengertian yang baik dan mendalam. Selain itu

siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang sedang

didemonstrasikan selama kegiatan pembelajaran dilakukan.

5) Metode eksperimen, yaitu metode pengajaran dimana siswa

melakukan sebuah percobaan setiap proses dalam percobaan

diamati oleh para siswa dan guru memperhatikan serta

memberikan arahan. Siswa diberikan kesempatan untuk

mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti

setiap langkah, mengamati suatu objek, menganalisa,

membuktikan sehingga dapat menarik kesimpulan sendiri

mengenai apa yang sedang dibahas.

6) Metode problem solving yaitu merupakan metode untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan


34

memberikan sebuah permasalahan yang dipecahkan dengan

mencari data sampai pada menarik kesimpulan.

7) Metode tanya jawab yaitu metode yang menyajikan

pembelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab

terutama guru kepada siswa. Metode tanya jawab ini

dimaksudkan guna mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta

tertentu yang sudah diajarkan guna merangsang siswa dengan

berbagai cara.

8) Metode karyawisata yaitu metode mengajar dengan melakukan

kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar guna mengetahui

sebuah fakta yang dapat ditemukan dilapangan.

9) Metode drill yaitu metode mengajar dengan memberikan

latihan secara berulang-ulang mengenai apa yang telah

diajarkan oleh guru sehingga siswa memperoleh pengetanuan

dan ketrampilan tertentu.

10) Metode kisah yaitu metode guru memberikan materi

pembelajaran dengan melalui kisah cerita khususnya dalam

pembelajaran keagamaan.

11) Metode amsal dimana metode guru menyampaikan materi

dengan membuat contoh atau sebuah perumpamaan khususnya

dalam pembelajaran keagamaan.

12) Metode targhib dan tarhib yaitu metode dimana guru

memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan

ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan.


35

Misalkan dengan memberikan pembelajaran mengenai

pengamalan hadits menjaga kebersihan, maka dengan metode

targhib atau tarhib ini dapat dilakukan dengan memberikan

ganjaran seperti pujian atau ganjaran yang lain bagi mereka

yang mau melaksanakan kegiatan menjaga kebersihan dan bagi

yang melanggar akan mendapatkan hukuman yang telah

disepakati sebelumnya.

3. Kajian tentang Kreativitas Guru dalam Mengembangkan

Suasana Belajar atau Pengelolaan Kelas

Adapun kajian tentang kreativitas guru dalam mengembangkan

suasana belajar atau pengelolaan kelas meliputi pengertian pengelolaan

kelas, penataan ruang kelas dan masalah dalam pengelolaan kelas.

a. Pengertian Pengelolaan Kelas

Kata pengelolaan memiliki makna yang sama dengan

management dalam bahasa Inggris, selanjutnya dalam bahasa

Indonesia menjadi manajemen. Menurut Saiful Sagala manajemen

adalah serangkaian kegiatan pendayagunaan segala sumber daya

secara efektif untuk mencapai suatu tujuan.18

Mulyasa mengemukakan bahwa pengelolaan kelas

merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran

yang kondusif dan mengendalikan jika terjadi gangguan dalam

pembelajaran.19 Made Patria menyatakan pengertian pengelolaan kelas

yaitu proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat dan sesuai
18
Saiful Sagala, Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
(Bandung : Alfabeta, 2010), hal. 52
19
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesioanal, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2007), hal. 91
36

dengan permasalahan dan situasi dikelas dimana guru memiliki tugas

mencipatakan, memperbaiki, dan memelihara sistem kelas sehingga

anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya pada pengerjaan

tugas.20

Pengelolaan kelas yaitu sebuah langkah yang terintegrasi dan

terkontrol oleh guru bagaimana menyesuaikan metode dan media

pembelajaran dan memberdayagunakan potensi kelas yang ada dan

seoptimal mungkin guna mencapai tujuan pembelajaran.

Pengelolaan ruang kelas dimaksudkan agar memungkinkan

siswa dalam bergerak leluasa diantaranya harus menyesuaikan ukuran

dan bentuk kelas, ukuran dan bentuk meja serta bangku siswa, jumlah

peserta didik pada sebuah kelas dan komposisi anak didik dalam

kelompok. Dalam mengelola ruang kelas biasanya berdasarkan

dengan tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, dan kepentingan

pelaksanaan pembelajaran agar siswa aktif.

b. Penataan Ruang Kelas

Kegiatan belajar dan mengajar perlu menciptakan suasana

belaajr yang menggairahkan dengan menyusun pengaturan ruang

belajar untuk memungkinkan peserta didik dalam belajar dan guru

dalam menyampaikan materinya dengan leluasa sehingga perlu

diperhatikan beberapa hal berikut, diantaranya adalah21:

1) Ukuran dan bentuk kelas harus sesuai.

20
Amir Daien Indrakusumo, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Usaha Nasional, 1973),
hal. 137
21
Amir Daien Indrakusumo, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Usaha Nasional, 1973),
hal. 184
37

2) Bentuk dan ukuran bangku yang digunakan harus sesuai.

3) Jumah peserta didik dalam kelas

4) Jumlah peserta didik dalam kelompok.

5) Jumlah kelompok dalam kelas

6) Komposisi anak didik dalam berkelompok

c. Masalah dalam Pengelolaan Kelas

Keberlangsungan pembelajaran dikelas dan bagaimana guru

mengelola kelas tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama yang baik

antara guru dengan siswa, sehingga menimbulkan beberapa masalah

dalam pengelolaan kelas. Menurut Made Pidarta masalah-masalah

pengelolaan kelas berhubungan dengan perilaku anak didik adalah:22

a) Kurangnya kesatuan antara peserta didik dan guru, disebabkan

karena kurangnya interaksi intens yang dilakukan guru terhadap

peserta didik sehingga guru kurang memahami bagaimana

menentukan pengelolaan kelas dengan baik.

b) Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, biasanya

kegiatan dalam bekerja atau belajar secara kelompok kan

berdampak negatif.

c) Reaksi yang negatif terhadap anggota kelompok, biasanya

kelompok yang sudah ditentukan oleh guru tidak diterima oleh

anggota kelompok, mereka cenderung ingin memilih kelompoknya

sendiri, sehingga menimbulkan reaksi yang negatif.

d) Kelas yang mentoleransi kekeliruan temannya, dengan kerjasama

yang baik, segala macam pendapat yang diberikan akan ditoleransi


22
Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional,…. hal. 97-100.
38

atau dihargai oleh anggota yang lain, sehingga pembelajaran akan

dengan mudah menerima hasil dari pembelajaran. Akan tetapi,

meskipun pengelolaan dapat dibenahi maka terkadang sikap

toleransi kurang diterapkan.

e) Mudah mereaksi hal-hal negatif, melalui pengelolaan kelas yang

kurangsesuai, maka reaksi mengenai persoalan negatif akan datang

dari berbagai macam permasalahan yang ada.

f) Moral rendah, permusuhan dan agresif, dengan pengelolaan kelas

yang baik, maka tidak terjadi berbagai macam persoalan negatif,

akan tetapi pengelolaan kelas yang kurang maka juga akan

mempengarui permusuhan antara siswa yang satun dengan yang

lainnya.

g) Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah,

terkadang pengelolaan kelas yang kurang baik akan memberikan

dampak yang negatif yaitu tidak mampu menyesuaikan dengan

lingkungan sekitar yang telah berubah.

Penataan ruang kelas harus berdasarkan dengan tujuan

pembelajaran, waktu yang digunakan dan kepentingan pelaksanaan

cara belajar siswa aktif. Pengelolaan kelas yang efektif harus

merupakan syarat mutlak bagi terjadinya kegiatan pembelajaran yang

efektif.

4. Kajian tentang Kreativitas Guru dalam Mengembangkan Media

Pembelajaran
39

Adapun kajian tentang kreativitas guru dalam mengembangkan

media pembelajaran meliputi pengertian media pembelajaran, tujuan

media pembelajaran, prinsip pemilihan media pembelajaran, ciri-ciri dan

kriteria media pembelajaran, fungsi dan kegunaan media pembelajaran,

dan macam-macam media pembelajaran.

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin yakni bentuk jamak dari kata

“medium” yang memiliki arti suatu alat yang terletak pada dua

pihak.23 Sedangkan pengertian media sesuai dengan Kamus Besar

Bahasa Indonesia yaitu alat, sarana komunikasi, terletak antara dua

pihak, perantara, penghubung.24 Sehingga dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud media adalah sebuah alat yang mampu

menghubungkan antara dua pihak.

Media pembelajaran adalah salah satu alat bantu yang

digunakan oleh pendidik agar kegiatan pembelajaran yang

berlangsung dengan efektif. Dalam proses pembelajaran, terjadi

sebuah komunikasi yang berlangsung antara seorang guru dengan

siswa. Dimana guru berperan sebagai pemberi informasi dan siswa

sebagai penerima informasi.25

Sudjana mengungkapkan arti dari media pembelajaran yaitu

sebagai alat bantu mengajar dalam komponen metodologi yang diatur

oleh guru untuk mengatur lingkungan belajarnya.26 Sedangkan arsyad


23
Siti Anitah, Media Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka dan FKIP UNS, 2010), hal.
4
24
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/media diakses
01 Juni 2022 pukul 07.26
25
Muhammad Hasan., dkk. Media Pembelajaran. (Tahta Media Grup, 2021), hal 36
26
Nana Sudjana, Media Pembelajaran, (Bandung : Sinar Barus Algesindo), hal. 1
40

mengungkapkan pengertian media yaitu media pembelajaran adalah

alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.27

Mudhofir menyatakan bahwa media belajar selain sebagai sumber

belajar namun diartikan sebagai manusia, benda dan juga peristiwa

yang mampu membuat kondisi siswa untuk lebih memungkinkan

mendapat sikap dan ketrampilan.28

Berdasarkan pemaparan beberapa pengertian diatas, yang

dimaksud dengan media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang

digunakan sebagai perantara atau penghubung dari pemberi informasi

yaitu guru dan penerima informasi yaitu siswa dimana memiliki

tujuan memberikan stimulus kepada siswa agar mampu termotivasi

dalam kegiatan pembelajaran.

Media berperan sesuai dengan pembantu tercapainya tujuan

pembelajaran yang dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan belajar.

Apabila media pembelajaran diabaikan, bukanlah menjadi alat bantu

dalam kegiatan pembelajaran, akan tetapi sebagai penghambat dalam

mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Terdapat

berbagai macam media pembelajaran yang dapat digunakan dan

memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Peran dari media

pembelajaran akan terlihat setelah mencapai tujuan pembelajaran, oleh

sebab itu seorang guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar

27
Arsyad Ashar. Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hal. 5
28
Mudhofir, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Remajar Rsdakarya, 1993), hal. 81
41

harus mampu menentukan media pembelajaran yang sesuai denga

tujuan dan materi dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan dari penggunaan media pembelajaran sebagai alat

bantu pembelajaran meliputi29:

1) Mempermudah pembelajaran dikelas.

2) Meningkatkan efisiensi pembelajaran.

3) Menjaga relevansi antar materi pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran yang sudah ditentukan.

c. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Prinsip pemilihan pembelajaran harus diperhatikan dengan

tujuan dapat mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan

pembelajaran, yaitu30:

1) Terdapat kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media

pembelajaran. Penentuan kejelasan ini berarti memberikan

kejelasan untuk apa media pembelajaran tersebut digunakan selain

itu penentuan sasaran siswanya kepada anak TK/RA, SD/MI,

SMP/MTs, SMA/MAN atau kepada anak SLB.

2) Karakteristik media pembelajaran. Media pembelajaran memiliki

karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keunggulannya maupun

cara pembuatan dan penggunaannya. Seorang guru harus

memahami karakteristik media pembelajaran sebagai kemampuan

dasar yang berkaitan dengan pemilihan media pembelajaran yang


29
Hujair AH. Sanaky. Media Pembelaharan, (Yogyakarta: Safiria Insani Pers, 2009), hal. 4
30
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 128
42

sesuai dan memungkinkan menggunakan media pembelajaran yang

bervariasi.

3) Alternatif pilihan, yaitu karena terdapat berbagai macam media

pembelajaran yang dapat dibandingkan seorang guru harus mampu

menentukan alternatif pilihan media pembelajaran.

4) Dikompetisikan, dalam memilih media pembelajaran yang sesuai,

guru dapat melakukan perbandingan kepada beberapa media

pembelajaran yang akan digunakan.

Prinsip-prinsip media pembelajaran mengacu pada

pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media

pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan

belajar mengajar karena beranekaragam media pembelajaran yang

dapat digunakan.

d. Ciri-ciri dan Kriteria Media Pembelajaran

Adapun media pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai

berikut31:

1) Ciri fiksatif (fixative property), dimana menggambarkan

kemampuan media merekam, menyimpan, melerstarukan,

merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek dimana media

memungkinkan suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi

pada suatu waktu tertentu.

2) Ciri manipulatif (manipulative property), yaitu membantu

mentransformasikan media dengan memakan waktu yang lama

31
Arsyad Ashar. Media Pembelajaran,… hal. 12
43

dimana dapat disaikan kepada peserta didik dalam waktu yang

singkat.

3) Ciri distributif (distriative property), dimana memungkinkan suatu

objek atau kejaidan yang ditranportasikan melalui ruang dan secara

bersamaan kejadian tersebut dapat disajikan kepada sejumlah besar

peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama.

Media merupakan salah satu sarana guna meningkatkan proses

belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana dalam memilih media

sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut32:

1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran artinya media pengajaran

dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan

dimana berisikan unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, lebih mungkin digunakannya media pengajaran.

2) Memberikan dukungan terhadap isi bahan pelajaran artinya bahan

pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi

sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami

siswa.

3) Kemudahan memperoleh media artinya media yang diperlukan

mudah diperoleh dan mudah dibuat oleh guru pada waktu

mengajar.

4) Ketrampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media

yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya

dalam proses pengajaran.

32
Amir Daien Indrakusumo, Pengantar Ilmu Pendidikan,…, hal. 120
44

5) Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut

dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlagsung.

6) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus

seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

e. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran

Menurut Kemp & Dayton media pembelajaran memiliki

beberapa fungsi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu33:

1) Memotivasi minat atau tindakan, dimana media pembelajaran dapat

direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan dengan

mendapatkan hasil berupa minat dan merangsang peserta didik

dalam bertindak.

2) Menyajikan informasi, dimana media pembelajaran yang

digunakan dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi

dihadapan sekelompok peserta didik dimana penyajian informasi

bersifat sebagai pengantar, laporan atau pengetahuan latar

belakang.

3) Media digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, dimana

informasi yang terdapat dalam media pembelajaran harus

melibatkan peserta didik baik.

Media pembelajaran memberikan banyak fungsi dalam kegiatan

pembelajaran. Media pembelajaran akan menimbulkan minat dan

motivasi yang dapat direalisasikan dalam kegiatan belajar mengajar

dan membantu peserta didik dalam bertindak. Media pembelajaran

33
Kemp, JE., dan Dayton, D.K., Planning and Producing Instructional Media,
(Cambridge : Harper and Row Publisher, 1985), Hal. 28
45

yang baik akan mampu menyajikan informasi dengan baik yaitu

karena keberadaan media pembelajaran memiliki tujuan mencapai

tujuan pembelajaran, sehingga media pembelajaran mampu

menyajikan informasi sesuai dengan materi yang sedang dibahas.

Media pembelajaran yang baik mampu melibatkan siswa dalam

kegiatan pembelajaran meliputi fokus dari benak dan pikiran mereka

dan mental dalam memotivasi atau meningkatkan minat dalam belajar.

Sadiman, dkk menyatakan kegunaan-kegunaan media

pembelajaran, diantaranya adalah34:

1) Mampu memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu monoton

dengan hanya menyampaikan kata-kata tertulis atau ucapan.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3) Memberikan stimulus yang sama dan dapat menyamakan

pengalaman dan persepsi peserta didik terhadap isi pelajaran.

4) Memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang

peristiwa-peristiwa lingkungan mereka serta memungkinkan

terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dengan

lingkungannya.

f. Macam-macam Media Pembelajaran

Adapun macam-macam media pembelajaran adalah:

1) Media auditif, mengandalkan kemampuan suara. Penggunaan

media ini untuk melatih ketrampilan berhubungan dengan aspek-

34
Sadiman, AS. Dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 17-18
46

aspek mendengarkan. Contohnya : suara, musik dan lagu, siaran

radio, kaset suara, dan sebagainya.

2) Media visual, mengandalkan indra penglihatan, yaitu seperti

menampikan gambar, film strip, slides atau cetakan seperti poster,

majalah, buku, komik, dan sebagainya. Penggunaan media ini dapat

melatih ketampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek

ketrampilan penglihatan.

3) Media audiovisual yang menyatukan unsur suara dengan gambar.

Dengan menggunakan media ini penyajian bahan ajar kepada para

peserta didik akan terasa lengkap dan optimal dengan

menggantikan tugas guru karena guru disini tidak selalu berperan

sebagai penyaji materi terkadang juga sebagai fasilitator dalam

pembelajaran. Contohnya adalah media drama, pementasan, film,

televisi, vidio youtube dan lain sebagainya.

5. Kajian tentang Ketertarikan Belajar

Adapun kajian tentang ketertarikan belajar meliputi pengertian

ketertarikan belajar, ciri-ciri ketertarikan belajar, faktor-faktor yang

mempengaruhi ketertarikan belajar, dan cara meningkatkan ketertarikan

belajar.

a. Pengertian Ketertarikan Belajar

Ketertarikan belajar terdiri atas dua kata, yaitu ketertarikan dan

belajar. Adapun ketertarikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

memiliki arti keadaan tertarik, hal tertarik. 35 Sedangkan belajar

35
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ketertarikan
diakses 01 Juni 2022 pukul 08.56
47

diartikan sebagai berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,

berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman.36 Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

keadaan tertarik terhadap kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk

memperoleh kepandaian atau ilmu guna mendapatkan perubahan

tingkah laku atau tanggapan dari sebuah pengalaman.

Ketertarikan memiliki arti dengan minat dimana minat

merupakan rasa ketertarikan terhadap suatu kegiatan atau aktivitas.

Minat juga diartikan sebagai ketertarikan seseorang terhadap

rangsangan. Menurut Djaali yang dimaksud dengan minat adalah rasa

lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa

ada yang menyuruh.37 Minat adalah kecenderungan yang menetap

dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan

merasa senang untuk berkecimpung dalam bidang tersebut. 38 Adanya

suatu ketertarikan yang sifatnya tetap dala diri seseorang yang sedang

mengalaminya atas suatu atau bidang tertentu dan adanya rasa senang

terhadap bidang atau hal tersebut sehingga mendalaminya. Slameto

juga menyatakan pengertian minat sebagai salah satu bentuk keaktifan

seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan

jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.39


36
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/belajar
diakses 01 Juni 2022 pukul 09.12
37
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 121
38
Winkel W.S, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana, 1983), hal. 30
39
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), hal. 180
48

b. Ciri-ciri Ketertarikan Belajar

Elizaber Hurlock menyatakan ciri-ciri ketertarikan dalam

belajar, diantaranya adalah40 :

1) Ketertarikan tumbuh bersamaan denganperkembangan fisik dan

mental.

2) Ketertarikan tergantung bagaimana kegiatan belajar yang

dilakukan.

3) Perkembangan dari ketertarikan atau minat itu sendiri terbatas.

4) Ketertarikan belajar tergantung dengan kesempatan belajar.

5) Ketertarikan dipengaruhi oleh kebudayaan.

6) Ketertarikan berbobot emosional dan egoisentris.

Slameto juga menyatakan ciri-ciri ketertarikan dalam belajar,

diantaranya adalah41:

1) Memiliki kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.

2) Memiliki rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminatinya.

3) Mendapatkan suatu kebanggaan dan kepuasan terhadap yang

diminati.

4) Lebih menyukai hal yang lebih menjadi minatnya dibandingkan

dari yang lainnya.

5) Dimanifestasikan melalui sebuah partisipasi pada aktivitas dan

kegiatan.

40
Susanto Ahmad, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), hal. 62
41
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,… hal. 57
49

Ciri-ciri ketertarikan dalam belajar pada dasarnya apabila siswa

memiliki kecenderungan yang tetap dalam memperhatikan secara

terus-menerus, memperolehkebanggaan dan kepuasan pada kegiatan

belajar, sehingga mereka akan senantiasa aktif dalam berprestasi

dalam pembelajaran dan akan memberikan prestasi yang baik dalam

pencapaian prestasi belajar.

c. Faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan Belajar

Ketertarikan belajar dipengaruhi beberapa faktor yang

mempengaruhinya, yaitu faktor dari dalam diri siswa atau faktor

internal dan faktor eksternal siswa atau faktor dari luar.

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa, yang

meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek

fisiologis yaitu dimana jasmani dan kondisi tegangan otot yang

menandai tingkat kebugaran tubuh siswa, hal ini dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran. Aspek psikologis

dimana dalam diri siswa terdiri atas intelegensi, bakat siswa, sikap

siswa, minat dan motivasi siswa yang mempengaruhi dalam belajar

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dariluar diri siswa

yaitu meliputi lingkungan dan pendekatan dalam belajar. Faktor

lingkungan meliputi faktor lingkungan sosial (sekolah, keluarga,

masyarakat) dan faktor lingkungan nonsosial (gedung sekolah, faktor

materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah,tempat tinggal, alat-


50

alat belajar) sedangkan faktor pendekatan belajar yaitu segala strategi

yang digunakan oleh siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi

proses mempelajari materi tertentu.

d. Cara Meningkatkan Ketertarikan Belajar

Beberapa ahli berpendapat, dalam meningkatkan ketertarikan

dalam belajar membutuhkan cara yang efektif yakni dengan

mengembangkan minat yang telah ada. Nurkancana menyatakan usaha

guna meningkatkan ketertarikan dalam belajar dapat dilakukan

dengan42:

1) Meningkatkan ketertarikan atau minat anak-anak dimana sebagai

seorang guru harus meningkatkan ketertarikan atau minatsiswanya

dalam pembelajaran.

2) Mampu memelihara ketertarikan atau minat yang dimbul dimana

sebagai seorang guru apabila anak-anak menunjukkan minat yang

kecil, maka tugas bagi seorang guru adalah memelihara minat

tersebut dan bagaimana mengembangkan minta yang dimiliki anak

tersebut.

3) Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik,

sekolah merupakan sebuah lembaga guna mempersiapkan anak

didik dalam hidup bermasyarakat jadi jika anak didik memiliki

ketertarikan yang tinggi dalam belajar maka tidak akan timbul

keinginan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik.

4) Sebagai persiapan dalam memberikan bimbingan kepada anak-anak

guna lanjutan studi atau pekerjaan.


42
Susanto Ahmad, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar,…, hal. 67-68
51

6. Kajian tentang Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Adapun kajian tentang Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits meliputi

pengertian Al-Qur’an Hadits, karakteristik dan ruang lingkup Al-Qur’an

Hadits, serta tujuan belajar Al-Qur’an Hadits.

a. Pengertian Al-Qur’an Hadits

Al-Qur’an berasal dari kata qara’a yang berarti membaca atau

sesuatu yang dibaca. Al-Qur’an berarti bacaan yang sempurna.

Sedangkan menurut istilah AL-Qur’an adalah Wahyu Allah SWT

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-

angsur melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an juga diartikan

sebagai ragam pandangan yang dilatarbelakangi oleh bidang ilmu

masing-masing namun memiliki dua kelompok besar yaitu ahli kalam

dan ahli fiqih.

Al-Hadits menurut bahasa memiliki arti sesuatu yang baru,

dimana dikatakan baru karena Hadits bersamaan dengan diangkatnya

Nabi Muhammad SAW menjadi rasul oleh Allah SWT. Kedudukan

rasul termasuk baru, meskipun isi ajaran sebelumnya ada ajaran Nabi

Muhammad SAW, hanya saja praktiknya berbeda dengan yang

lainnya. Sedangkan menurut istilah Hadits adalah perkataan,

perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad SAW.43

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan salah satu mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menekankan kepada

kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan Hadits dengan

43
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),
hal. 155
52

benar. Selain itu mencakup hafalan terhadap surat-surat pendek dalam

Al-Qur’an dan pengenalan arti serta makna yang sederhana dari surat-

surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang kebiasaan sehari-hari

yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui

keteladanan dan pembiasaan.44

Secara substansial mata pelajaran Al-Qur’an Hadits memiliki

konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik guna

mencintai kitab sucinya, mempelajari dan membuktikan serta

mempraktekkan ajaran serta nilai-nilai yang terkandung didalam Al-

Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus

sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

b. Karakteristik dan Ruang Lingkup AlQur’an Hadits

Mata pelajaran Al-Quran Hadits memiliki karakteristik tertentu

diantaranya:

1) Menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Arab yang

baik dan benar.

2) Memahami makna secara tekstual dan kontekstual.

3) Mengamalkan kandungan dalam kehidupan sehari-hari.

Ruang lingkup mata pelajaran Al-Quran Hadits adalah sebagai

berikut45:

1) Pengertian Al-Qur’an menurut para ahli.

2) Pengertian Hadits, sunnah, khabar, atsar dan hadits qudsi

44
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hal.
119
45
Ibid., hal. 199
53

3) Bukti keotentikan Al-Qur’an ditinjau dari keunikan redaksi,

kemukjizatan, dan sejarahnya.

4) Isi pokok ajaran Al-Qur’an dan pemahaman kadungan ayat-ayat

yang terkait dengan isi pokok ajaran AL-Qur’an

5) Fungsi Al-Qur’an dalam kehidupan

6) Fungsi hadits terhadap Al-Qur’an

7) Pengenalan kitab-kitab yang berhubungan dengan cara mencari

surat dan ayat dalam Al-Qur’an

8) Pembagian hadits sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya.

c. Tujuan Belajar Al-Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits tentunya memiliki tujuan guna

peserta didik gemar membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan benar dan

mampu mempelajarinya serta memahami dan meyakini kebenarannya

bahkan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung

didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek

kehidupannya. Adapun tujuan mempelajari Al-Qur’an Hadits di

Madrasah Tsanawiyah diantaranya adalah:

1) Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an dan

Hadits

2) Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat didalam

Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan

menghadapi kehidupan
54

3) Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan Al-

Qur’an dan Hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan

tentang Al-Qur’an dan Hadits.

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu terdapat beberapa penelitian

yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini. Penelitian tersebut dipaparkan

sebagai berikut:

1. Devi Wahyuni, dalam penelitiannya yang berjudul “Kreatifitas Guru Al-

Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa di MTs

Sunan Kalijogo Kalidawir Tulungagung”, menyampaikan beberapa

kesimpulan sebagai berikut: fokus penelitiannya meliputi, a) kreativitas

guru Al-Quran Hadits dalam mengembangkan metode pembelajaran MTs

Sunan Kalijogo Kalidawir Tulungagung, b) kreativitas guru Al-Quran

Hadits dalam mengembangkan media pembelajaran MTs Sunan Kalijogo

Kalidawir Tulungagung, dan c) kreativitas guru Al-Quran Hadits dalam

mengembangkan pengelolaan kelaspada pembelajaran siswa di MTs

Sunan Kalijogo Kalidawir Tulungagung. Sedangkan metode dan teknik

penelitiannya menggunakan metode observasi, wawancara dan

dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah: a) guru bertindak

kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran, yakni dengan

menerapkan beberapa metode dalam pembelajaran, b) guru bertindak

kreatif dalam menggunakan media pembelajaran, yakni dengan

menggunakan media yang beragam dan bervariatif dalam


55

pembelajaran, dan c) guru bertindak kreatif dalam mengelola kelas yakni

dengan memperhatikan segala sesuatu yang menunjang kegiatan proses

pembelajaran.46

2. Muhammad Sugeng Khaisa, dengan penelitiannya yang berjudul

“Kreativitas Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Peserta Didik di MTs Negeri 5 Tulungagung”, menyampaikan

beberapa kesimpulan sebagai berikut: fokus penelitiannya meliputi : a)

Kreativitas guru al-qur’an hadits dalam menggunakan metode

pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, b )

K reativitas guru al-qur’an hadits dalam menggunakan sumber

pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, c)

Kreativitas guru al-qur’an hadits dalam menggunakan media pembelajaran

untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sedangkan metode

dan teknik penelitiannya menggunakan menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk pengumpulan data.

Sehingga mendapatkan hasil penelitian yaitu, a) Kreativitas guru al-qur’an

hadits dalam menggunakan metode pembelajaran untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik di MTs Negeri 5 Tulungagung yaitu

mengkolaborasikan metode ceramah dengan ice breaking,

mengkolaborasikan metode tanya jawab dengan metode talking stick,

mengkolaborasikan metode ceramah dengan media slide (power point)

dan metode tanya jawab, b) Kreativitas guru al-qur’an hadits dalam

menggunakan sumber pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar

46
Devi Wahyuni. Skripsi dalam http://repo.uinsatu.ac.id/16154/ di akses 28 Mei 2022,
Pukul 20.02 WIB
56

peserta didik di MTs Negeri 5 Tulungagung yaitu dengan menggunakan

sumber dari buku modul, buku paket, kitab Al-Quran, serta menggunakan

sumber dari internet, c) Kreativitas guru al-qur’an hadits dalam

menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar

peserta didik di MTs Negeri 5 Tulungagung yaitu menggunakan media

google classroom, menggunakan media LCD, serta menggunakan media

quizizz.47

3. Rikhatul Wardah, dengan penelitiaanya yang berjudul “Kreativitas Guru

PAI dalam dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa melalui

Pembelajaran Daring di MTsN 1 Lamongan” menyampaikan beberapa

kesimpulan sebagai berikut: teknik pengumpulan data dilakukan dengan

observasi, wawancara dan dokumentasi dengan hasil penelitian yaitu: a)

Guru sudah mengoptimalkan kreativitasnya dalam mengembangkan

strategi, metode, serta media yang menarik untuk pembelajaran daring

berbantu aplikasi seperti e-Learning, whatsapp, aplikasi youtube ada juga

yang menggunakan google form, power poin, dan pembelajaran bentuk

proyek dengan berisikan konten-konten video pembelajaran, b) faktor

pendukungnya ialah kesukaan guru untuk membaca, melihat, mencari

informasi terkait media dan metode pembelajaran, adanya keaktifan guru

dalam mengikuti pelatihan untuk guru PAI, Kerjasama antar guru, c)

faktor penghambat kreativitas dan solusinya ialah kemampuan yang

dimiliki oleh guru, kemampuan siswa yang berbeda-beda, susahnya

jaringan internet yang dimiliki siswa, keterbatasan tatap muka sehingga

47
Muhammad Sugeng Khaisa. Skripsi dalam http://repo.uinsatu.ac.id/17274/ di akses 28
Mei 2022, Pukul 20.37 WIB
57

sulit berinteraksi. Solusi untuk mengadapinya ialah mengikuti pelatihan

guru, memberi pembelajaran yang intensif untuk siswa yang

berkemampuan rendah, menghubungi teman yang dekat dengan rumahnya

untuk membantu temannya yang kesulitan, tetap memberikan pelayanan

yang terbaik untuk peserta didik.48

4. Prima Muhammad Iqbal, dengan penelitiannya yang berjudul “Kreatifitas

Guru Al-Qur’an Hadits dalam Menggunakan Media Pembelajaran untuk

Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas XI di MAN 3 Malang”

menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: fokus penelitiannya

meliputi : a) Kreatifitas guru Al-Qur’an Hadits dalam penggunaan media

pembelajaran siswa kelas XI IPS TKJ 2 di MAN 3 Malang dan b) Hasil

yang dicapai dalam penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru

Al-Qur’an Hadits kelas XI IPS TKJ 2 di MAN 3 Malang. Sedangkan

metode dan teknik penelitiannya menggunakan menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk pengumpulan data.

Sehingga mendapatkan hasil penelitian yaitu, a) Kreatifitas guru Al-

Qur’an Hadits dapat dilihat dari rasa ingin tahu yang besar, terbuka dan

menerima hal baru, panjang akal dan termotivasi dalam menggunakan hal

baru. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran

dan ditunjukkan melalui pemilihan media yang tepat dan menguasainya

berbagai macam media seperti media audio, visual dan audiovisual, dan b)

Hasil yang dicapai dalam penggunaan media yakni sebagian besar siswa

sudah menunjukkan keaktifannya selama mengikuti proses pembelajaran


48
Rikhatul Wardah. Skripsi dalam http://digilib.uinsby.ac.id/47520/ di akses 28 Mei 2022,
Pukul 20.46 WIB
58

Al-Qur’an Hadits. Hal tersebut ditunjukkan mereka aktif menanggapi

pertanyaan, aktif bertanya, aktif melakukan presentasi dan aktif mengikuti

pembelajaran. Mereka juga merasa senang, semangat dan mudah

memahami materi yang telah disampaikan ketika guru menyampaikan

pelajaran menggunakan media. Dan menurut mereka media yang

digunakan oleh guru Al-Qur’an Hadits sudah efektif dan sesuai dengan

materi.49

5. M. Hendri Septian, dengan penelitiannya yang berjudul “Kreatifitas Guru

Al-Qur’an Hadist dalam Mengkombinasikan Metode Guna Meningkatkan

Kemampuan Menghafal Ayat Al-Qur’an Siswa di Madrasah Aliyah Suka

Negeri Bengkulu Selatan” menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai

berikut: fokus penelitiannya meliputi : a) pelaksanaan pembelajaran Al-

Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Suka Negeri Bengkulu Selatan, b)

metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di

Madrasah Aliyah Suka Negeri Bengkulu Selatan dan c)

mengkombinasikan metode Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Suka

Negeri Bengkulu Selatan. teknik pengumpulan data dilakukan dengan

observasi, wawancara dan dokumentasi dengan hasil penelitian yaitu: a)

Kreativitas Guru Al-Qur-an Hadis dalam mengkombinasi metode pada

proses pembelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah Suka Negeri

Bengkulu Selatan, yaitu : Pertama, Meningkatkan kreativitas guru; Kedua,

Melakukan kombinasi metode, Ketiga, Meningkatkan kemampuan

menghafal; Keempat Menerapkan kedisiplinan siswa; Kelima;


49
Prima Muhammad Iqbal. Kreatifitas Guru Al-Qur’an Hadits dalam Menggunakan Media
Pembelajaran untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas XI di MAN 3 Malang. Skripsi dalam
http://etheses.uin-malang.ac.id/24834/ diakses 29 Mei 2022 pukul 07.05
59

Meningkatkan kualitas menghafal Keenam; Mengembangkan siswa cinta

al-qur’an; Ketujuh, Peningkatan kualitas sarana dan prasarana yang

mendukung. b) Kreativitas Guru Al-Qur’an Hadis dalam meningkatkan

kemampuan menghafal Ayat Al-Qur’an di Madrasah Aliyah Suka Negeri

Bengkulu Selatan, yaitu pertama, dengan cara meningkatkan kemampuan

menghafal siswa; kedua, Kreatif dalam mengombinasi metode menghafal;

ketiga, Pelaksanaan menghafal kondusif; Keempat, Penerapan disiplin

ketat. c) Kendala yang menjadi hambatan guru Al-Qur’an Hadis dalam

mengkombinasi metode guna meningkatkan kemampuan menghafal ayat

Al-Qur’an siswa si Madrasah Aliyah Suka Negeri Bengkulu Selatan, yaitu:

Pertama, Guru Al-qur’an hadis keterbatasan media sarana dan prasarana

yang mendukung dalam melaksanakan pembelajaran; kedua, pesera didik

kurang disiplin dalam menghafal; ketiga, perbedaan daya hafal Apa yang

ada di dalam diri siswa dapat menjadi penghalang bagi bagian-bagian

siswa tersebut, yang pada akhirnya dapat menjadi penghambat untuk

belajar. Al-qur’an hadis, Keempat, kurangnya kesadaraan orang tua dalam

memotivasi anaknya dalam membaca, menghafal dan cinta Al-Qur’an.50

6. Defi Musyaroh, dalam penelitiannya yang berjudul “Kreativitas Guru

Fiqih dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa di MAN 2

Tulungagung”, menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

fokus penelitiannya meliputi, a) kreativitas guru fiqih dalam

mengembangkan metode pembelajaran di MAN 2 Tulungagung, b)

50
M. Hendri Septian, dengan penelitiannya yang berjudul “Kreatifitas Guru Al-Qur’an
Hadist dalam Mengkombinasikan Metode Guna Meningkatkan Kemampuan Menghafal Ayat Al-
Qur’an Siswa di Madrasah Aliyah Suka Negeri Bengkulu Selatan”. Skripsi dalam :
http://repository.iainbengkulu.ac.id/7000/ diakses 29 Mei 2022 pukul 07.36
60

kreativitas guru fiqih dalam mengembangkan media pembelajaran di

MAN 2 Tulungagung, c) kreativitas guru fiqih dalam mengembangkan

pengelolaan kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

wawancara, dan dokumentasi dengan hasil penelitian yaitu: a) kreativitas

guru fiqih dalam mengembangkan metode pembeajaran siswa di MAN 2

Tulungagung yaitu: pertama, guru fiqih bertindak secara kreatif daam

mengembangkan metode pembelajaran yakni dengan menerapkan metode

yang bervariasi; kedua, variasi metode pembelajaran yang digunakan

yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode resitasi, metode

demnstrasi, metode hafalan, dan metode literasi; ketiga, pemiihan metode

pembelajaran yang akan diterapkan mengacu pada materi yang akan

disampaikan, kndisi siswa, waktu, lingkungan kelas, sehingga proses

kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar. b) kreativitas guru fiqih

dalam mengembangkan media pembelajaran siswa di MAN 2

Tulungagung yaitu: pertama, guru fiqih dalam mengembangkan media

pembelajaran yakni dengan mengkolabrasikan beberapa media; kedua,

media yang digunakan dalam pembelajaran fiqih antara lain CD,

Proyektor, kartu, gambar, video, power point, internet dan

menggabungkan dari berbagai sumber belajar; ketiga, andrid yang dibawa

oleh peserta ddik juga dimanfaatkan dalam proses pembelajaran untuk

mencari materi sebagai contoh atau penguat; keempat, kriteria

penggunaan media disesuaikan dengan materi, kndisi siswa, waktu, biaya,

serta lingkungan kelas; kelima, upaya yang dilakukan guru untuk

mengembangkan media pembelajaran yaituguru membuat media sendiri


61

sesuai dengan kriteria serta memberikan kesempatan siswa dalam

membuat pembelajaran sendiri. c) kreativitas guru fiqih dalam

mengembangkan pengelolaan kelas yaitu: pertama, pengelolaankelas yang

dilakukan adalah dengan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan,

memberikan motivasi kepada peserta didik agar senantiasa bersemangat

dalam mengikuti pelajaran, memberikan penghargaan atas usaha yang

dilakukan, gaya belajar guru yang kreatif, humble kepada peserta didik

serta menciptakan iklim kelas yang nyaman melaui pola pembelajaran

yang baik; kedua, guru mempunyai strategi-strategidalam menyelesaikan

berbagai kendala/permasalahan yang ada dalam pengellaan kelas sehingga

kondisi kelas dapat teratasi. 51

7. Indah Lutfiana, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kreatifitas

Guru Fiqih terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X MA Al-Muslihuun Tlogo

Blitar”, menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: fokus

penelitiannya meliputi, a) pengaruh kreativitas guru dalam menggunakan

metode diskusi mengajar mata pelajaran fiqih terhadap hasil belajar siswa

kelas X MA Al-Muslihuun Tlgo Blitar, b) pengaruh kreativitas guru dalam

menggunakan media pembelajaran visual mata pelajaran fiqih terhadap

hasil belajar siswa kelas X MA Al-Muslihuun Tlogo Blitar, c) kreativitas

guru dalam menggunakan model pembelajaran contextual teaching and

learning (CTL) mata pelajaran fiqih terhadap hasil belajar siswa kelas X

MA Al-Muslihuun Tlogo Blitar. Teknik pengumpulan data menggunakan

metode survey dengan mengambil sampel dari satu populasi dan


51
Defi Musyaroh, Kreativitas Guru Fiqih dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Siswa di MAN 2 Tulungagung. Skripsi dalam: http://repo.iain-tulungagung.ac.id diakses pada 15
Juni 2022 pukul 11.00
62

menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data pokok, dengan

hasil penelitian yaitu hasil uji normalitas variabel metode diskusi diketahui

bahwa nilai signifikansi variabe metode diskusi sebesar 0,08 lebh besar

dari 0,05, maka data variabel metode diskusi berdistribusi normal, hasil uji

variabel media visual diketahui bahwa nilai signifikansi variabel media

media visual sebesar 0,4 lebih besar dari 0,05, maka data variabel media

visual berdistribusi normal, hasil uji normalitas variabel model CTL

sebesar 0,82 lebih besar dari 0,05, maka data variabel model CTL

berdistribusi normal.52

8. Aulia Anas, dalam penelitiannya yang berjudul “Kreativitas Guru Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal

Siswa Melalui Implementasi Ice Breaking di MIN 3 Tulungagung”,

menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: fokus penelitiannya

meliputi, a) kreativitas guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dalam

meningkatkan kemampuan menghafal siswa melalui implementasi ice

breaking bernyanyi di MIN 3 Tulungagung, b) kreativitas guru Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) dalam meningkatkan kemampuan menghafal

siswa melalui implementasi ice breaking tebak-tebakan di MIN 3

Tulungagung, c) kreativitas guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dalam

meningkatkan kemampuan menghafal siswa melalui implementasi ice

breakng games di MIN 3 Tulungagung. Teknik pengumpulan data

menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil dari

penelitian penelitian ini adalah: a) gambaran dari implementasi ice


52
Indah Lutfiana, Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Fiqih Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X MA Al-Muslihuun Tlogo Blitar. Skripsi dalam: http://repo.iain-tulungagung.ac.id
diakses pada 15 Juni 2022 pukul 12.07
63

breaking bernyanyi di MIN 3 Tulungagung adalah dengan guru

menuliskan lirik lagunya di papan tulis atau langsung mendiktekannya

kepada siswa, b) implementasi ice breaking tebak-tebakan dilakukan guru

Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan dua cara, yaitu menunjuk siswa

secara acak dan menunjuk siswa secara urut, c) implementasi ice breaking

games dilakukan guru Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan dua

model, yaitu dengan berhitung dan tepuk.53

9. Mohammad Asfiyaul Musbikhin, dengan penelitiannya yang berjudul

“Kreativitas Guru dalam Menerapkan Alat Peraga Edukatif untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik di MIN 4

Tulungagung”, menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

fokus penelitiannya meliputi: a) kreativitas guru dalam menerapkan alat

peraga edukatif yang sesuai dengan materi ajar untuk meningkatkan hasil

belajar siswa, b) kreativitas guru dalam menerapkan alat peraga edukatif

yang sesuai dengan lingkungan belajar untuk meningkatkan hasil belajar

siswa, c) kreativitas guru dalam menerapkan alat peraga edukatif yang

menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Sedangkan metode dan teknik penelitiannya menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk pengumpulan data.

Sehingga mendapatkan hasil penelitian yaitu, a) kreativitas guru dalam

menerapkan alat peraga edukatif yang sesuai dengan materi ajar untuk

meningkatkan hasil belajar siswa: sebelum mengajar guru mempersiapkan

rancangan pembelajaran dengan baik, guru membuat suatu alat peraga


53
Aulia Anas, Kreativitas Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dalam Meningkatkan
Kemampuan Menghafal Siswa Melalui Implementasi Ice Breaking di MIN 3 Tulungagung. Skripsi
dalam: http://repo.iain-tulungagung.ac.id diakses pada 15 Juni 2022 pukul 13.10
64

edukatif ketika materi tersebut memerlukan suatu alat peraga edukatif,

terdapat alat peraga edukatif yang sudah disediakan dari madrasah,

membuat alat peraga edukatif dengan memanfaatkan barang-barang yang

ada di sekitar, b) kreativitas guru dalam menerapkan alat peraga edukatif

yang sesuai dengan lingkungan belajar untuk meningkatkan hasil belajar

siswa: guru mendesain lingkungan belajar semenarik mungkin, alat peraga

edukatif dapat diterapkan di semua tingkatan kelas, guru menggunakan

metode pembelajaran ceramah dan demnstrasi ketika pemblejaran

menggunakan alat peraga edukatif, c) kreativitas guru dalam menerapkan

alat peraga edukatif yang menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa: ketertarikan siswa mengalami peningkatan ketika guru

menggunakan alat peraga edukatif, hasil belajar siswa meningkat, tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.54

10. Dwi Nadia, dengan penelitiannya yang berjudul “Kreativitas Guru Kelas

dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas I di SD Negeri 92 Desa

Bandu Agung Kecamatan Kaur Utara Kabupaten Kaur”, menyampaikan

beberapa kesimpulan sebagai berikut: fokus penelitiannya meliputi: a)

kreativitas siswa dalam meningkatkan minat belajar siswa, b) hambatan

dan pendukung kreativitas guru kelas dalam meningkatkan minat belajar

siswa. Sedangkan metode dan teknik penelitiannya menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk pengumpulan data.

Sehingga mendapatkan hasil penelitian yaitu, a) langkah-langkah

54
Mohammad Asfiyaul Musbikhin, Kreativitas Guru dalam Menerapkan Alat Peraga
Edukatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik di MIN 4
Tulungagung. Skripsi dalam: http://repo.iain-tulungagung.ac.id diakses pada 15 Juni 2022 pukul
15.00
65

kreativitas guru dalam menyusun program pengajaran untuk meningkatkan

minat belajar siswa Kelas I yaitu: 1) dalam menetapkan tujuan

pembelajaran, guru berpedoman kepada silabus pembelajaran yang sudah

ditetapkan sekolah; 2) dalam memilih dan mengembangkan bahan

pembelajaran, guru mengikuti kebutuhan pelajaran yang akan diberikan

kepada siswa; 3) dalam memilih dan mengembangkan strategi belajar

mengajar untuk meningkatkan minat belajar siswa Kelas I, guru

menggunakan strategi pembelajaran yang menarik, b) faktor yang

menghambat kreativitas guru dalam melaksanakan program pengajaran untuk

meningkatkan minat belajar siswa yaitu 1) kurangnya sumber belajar yang dapat

dimanfaatkan guru serta kurang tersedianya media belajar yang dapat digunakan

oleh guru, 2) guru masih sulit mengontrol atau mengatur siswa Kelas I

dikarenakan pemahaman siswa tentang pelajaran yang diberikan masih sangat

rendah, 3) kurangnya keinginan siswa Kelas I untuk belajar dengan sungguh-

sungguh, 4) kurangnya kedisiplinan siswa Kelas I dalam belajar karena para

siswa masih sering bermain-main dan tidak mentaati aturan yang diberikan oleh

guru.55

Demikian penelitian-penelitian terdahulu yang menurut peneliti memiliki

kajian yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Letak

kesamaanya adalah terdapat pada pendekatan penelitian yakni pendekatan

kualitatif, metode pengumpulan data yakni metode observasi, wawancara, dan

dokumentasi, dan teknik analisis data yang meliputi reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Sekalipun memiliki

kesamaan dalam beberapa hal tersebut, tentu saja penelitian yang akan
55
Dwi Nadia, Kreativitas Guru Kelas dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas I di
SD Negeri 92 Desa Bandu Agung Kecamatan Kaur Utara Kabupaten Kaur. Skripsi dalam:
http://repository.iainbengkulu.ac.id diakses pada 15 Juni 2022 pukul 19.00
66

penulis lakukan ini diusahakan untuk menghadirkan suatu kajian yang

berbeda dari penelitian yang pernah ada.

Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian terdahulu adalah

terletak pada fokus atau konteks penelitian, kajian teori, dan pengecekan

keabsahan data. Adapun pemaparan dari aspek-aspek perbedaan tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Perbedaan Persamaan


dan Judul Hasil Penelitian
Penelitian
1 Devi Wahyuni 1. Guru bertindak 1. Perbedaan 1. Penelitian ini
dengan judul kreatif dalam penelitian ini sama-sama
“Kreatifitas Guru menggunakan terletak pada menggunakan
Al-Qur’an Hadits metode lokasi dan penelitian
dalam pembelajaran, waktu. kualitatif yang
Meningkatkan yakni dengan 2. Fokus meneliti
Kualitas menerapkan penelitian ini tentang
Pembelajaran beberapa metode pada kreativitas
Siswa di MTs dalam pengelolaan guru.
Sunan Kalijogo pembelajaran. kelas 2. Teknik
Kalidawir 2. Guru bertindak 3. Menggunakan pengambilan
Tuungagung” kreatif dalam variabel data
menggunakan kualitas menggunakan
media pembelajaran observasi,
pembelajaran, siswa wawancara
yakni dengan sedangkan dan
menggunakan pada dokumentasi.
media yang penelitian ini 3. Salah satu
beragam dan menggunakan fokus
bervariatif dalam ketertarikan penelitiannya
pembelajaran. siswa. pada metode
3. Guru bertindak dan media
kreatif dalam
mengelola kelas
yakni dengan
memperhatikan
segala sesuatu
yang menunjang
kegiatan proses
pembelajaran.
2 Muhammad 1. Kreativitas guru 1. Perbedaan 1. Penelitian
Sugeng Khaisa al-qur’an hadits penelitian ini kualitatif yang
dengan judul dalam terletak pada meneliti
67

“Kreativitas Guru menggunakan fokus masalah tentang


Al-Qur’an Hadits metode dalam kreativitas
dalam pembelajaran mengombinasi guru.
Meningkatkan untuk kan media 2. Teknik
Motivasi Belajar meningkatkan serta metode pengambilan
Peserta Didik di motivasi belajar dalam data
MTs Negeri 5 peserta didik di pembelajaran menggunakan
Tulungagung” MTs Negeri 5 Al-Qur’an observasi,
Tulungagung Hadits wawancara
yaitu 2. Menggunakan dan
mengkolaborasik variabel dokumentasi.
an metode motivasi
ceramah dengan belajar
ice breaking, sedangkan
mengkolaborasik pada
an metode tanya penelitian ini
jawab dengan menggunakan
metode talking ketertarikan
stick, belajar siswa.
mengkolaborasik
an metode
ceramah dengan
media slide
(power point) dan
metode tanya
jawab.
2. Kreativitas guru
al-qur’an hadits
dalam
menggunakan
sumber
pembelajaran
untuk
meningkatkan
motivasi belajar
peserta didik di
MTs Negeri 5
Tulungagung
yaitu dengan
menggunakan
sumber dari buku
modul, buku
paket, kitab Al-
Quran, serta
menggunakan
sumber dari
internet.
3. Kreativitas guru
al-qur’an hadits
dalam
menggunakan
media
pembelajaran
68

untuk
meningkatkan
motivasi belajar
peserta didik di
MTs Negeri 5
Tulungagung
yaitu
menggunakan
media google
classroom,
menggunakan
media LCD, serta
menggunakan
media quizizz
3 Rikhatul Wardah 1. Guru sudah 1. Perbedaan 1. Penelitian ini
dengan judul mengoptimalkan penelitian ini sama-sama
“Kreativitas Guru kreativitasnya terletak pada menggunakan
PAI dalam lokasi dan penelitian
dalam dalam mengembangkan waktu. kualitatif yang
Menumbuhkan strategi, metode, 2. Fokus meneliti
Minat Belajar serta media yang penelitian ini tentang
Siswa melalui menarik untuk pada kreativitas
Pembelajaran pembelajaran pelaksanaan guru.
Daring di MTsN 1 daring berbantu pembelajaran 2. Teknik
Lamongan” aplikasi seperti e- daring, serta pengambilan
Learning, secara umum data
whatsapp, guru PAI menggunakan
aplikasi youtube observasi,
ada juga yang wawancara
menggunakan dan
google form, dokumentasi.
power poin, dan
pembelajaran
bentuk proyek
dengan berisikan
konten-konten
video
pembelajaran.
2. Faktor
pendukungnya
ialah kesukaan
guru untuk
membaca,
melihat, mencari
informasi terkait
media dan
metode
pembelajaran,
adanya keaktifan
guru dalam
mengikuti
pelatihan untuk
69

guru PAI,
Kerjasama antar
guru.
3. Faktor
penghambat
kreativitas dan
solusinya ialah
kemampuan yang
dimiliki oleh
guru, kemampuan
siswa yang
berbeda-beda,
susahnya jaringan
internet yang
dimiliki siswa,
keterbatasan tatap
muka sehingga
sulit berinteraksi.
Solusi untuk
mengadapinya
ialah mengikuti
pelatihan guru,
memberi
pembelajaran
yang intensif
untuk siswa yang
berkemampuan
rendah,
menghubungi
teman yang dekat
dengan rumahnya
untuk membantu
temannya yang
kesulitan, tetap
memberikan
pelayanan yang
terbaik untuk
peserta didik
4 Prima 1. Kreatifitas guru 1. Perbedaan 1. Penelitian ini
Muhammad Iqbal, Al-Qur’an Hadits penelitian ini sama-sama
dengan judul dapat dilihat dari terletak pada menggunakan
“Kreatifitas Guru rasa ingin tahu lokasi dan penelitian
Al-Qur’an Hadits yang besar, waktu. kualitatif yang
dalam terbuka dan 2. Menggunakan meneliti
Menggunakan menerima hal variabel tentang
Media baru, panjang keaktifan kreativitas
Pembelajaran akal dan siswa guru.
untuk termotivasi sedangkan 2. Teknik
Meningkatkan dalam pada pengambilan
Keaktifan Siswa menggunakan hal penelitian ini data
Kelas XI di MAN baru dengan menggunakan menggunakan
3 Malang” menggunakan ketertarikan observasi,
70

Lamongan media media belajar siswa. wawancara


audio, visual dan dan
audiovisual. dokumentasi.
2. Hasil yang
dicapai dalam
penggunaan
media yakni
sebagian besar
siswa sudah
menunjukkan
keaktifannya
selama mengikuti
proses
pembelajaran Al-
Qur’an Hadits.

5 M. Hendri 1. Kreativitas Guru 1. Perbedaan 1. Penelitian ini


Septian, dengan Al-Qur-an Hadis penelitian ini sama-sama
judul “Kreatifitas dalam terletak pada menggunakan
Guru Al-Qur’an mengkombinasi lokasi dan penelitian
Hadist dalam metode pada waktu. kualitatif yang
Mengkombinasika proses 2. Menggunakan meneliti
n Metode Guna pembelajaran Al- variabel tentang
Meningkatkan Qur’an Hadis di kemampuan kreativitas
Kemampuan Madrasah Aliyah menghafal guru.
Menghafal Ayat Suka Negeri ayat Al- 2. Teknik
Al-Qur’an Siswa Bengkulu Qur’an pengambilan
di Madrasah Selatan, yaitu : sedangkan data
Aliyah Suka meningkatkan pada menggunakan
Negeri Bengkulu kreativitas guru, penelitian ini observasi,
Selatan” melakukan menggunakan wawancara
kombinasi ketertarikan dan
metode, belajar siswa. dokumentasi.
meningkatkan
kemampuan
menghafal,
menerapkan
kedisiplinan
siswa,
meningkatkan
kualitas
menghafal,
mengembangkan
siswa cinta al-
qur’an, dan
peningkatan
kualitas sarana
dan prasarana
yang mendukung.
6. Defi Muyasaroh, 1. Kreativitas guru 1. Perbedaan 1. Penelitian ini
71

dengan judul fiqih dalam peneitian sama-sama


“Kreativitas mengembangkan terletak pada menggunakan
Guru Fiqih dalam metode lokasi dan penelitian
Meningkatkan pembelajaran waktu. kualitatif yang
Kualitas yaitu dengan 2. Meneliti guru meneliti
Pembelajaran menerapkan fiqih, tentang
Siswa di MAN 2 metode yang sedangkan kreativitas
Tuungagung” bervariasi. penetian ini guru.
2. Kreativitas guru meneliti guru 2. Latar
fiqih dalam A-Qur’an belakang dari
mengembangkan Hadits pengambilan
media judul ini yang
pembelajaran di latar
yaitu dengan belakangi oleh
mengkolaborasik kreativitas
an beberapa guru yang
media. sangat
3. Kreativitas guru diperlukan
fiqih dalam dalam proses
mengembangkan pembelajaran
pengelolaan 3. Terletak pada
kelas yaitu rumusan
dengan masalah yang
menciptakan fokus
suasana kelas bagaimana
yang mengembangk
menyenangkan, an metode
memberikan dan media
motivasi kepada pembelajaran,
peserta didik agar dan
senantiasa pengelolaan
bersemangat kelas
dalam mengikuti
pelajaran.
7. Indah Lutfiana, 1. Ada pengaruh 1. Menggunakan 1. Persamaan
dengan kreativitas guru pendekatan peneitian ini
judul“Pengaruh dalam penelitian terletak pada
Kreatifitas Guru menggunakan kuantitatif, latar belakang
Fiqih terhadap metde diskusi sedangkan pembentukan
Hasil Belajar mengajar mata penelitian ini suatu
Siswa Kelas X peajaran fiqih menggunakan kreatifitas
MA Al-Muslihun terhadap hasil kualitatif. mengajar
Tlogo Blitar” beajar siswa 2. Teknik yang baik
kelas X MA A- pengumpulan dapat dilihat
Muslihuun Tlogo pengumpulan dari aktifitas
Blitar. data, dan kesiapan
2. Ada pengaruh keabsahan guru pada saat
kreativitas guru data berbeda di sekolah.
dalam 3. Perbedaan 2. Persamaan
menggunakan terletak pada pada variabel
media lokasi dan kreativitas
pembelajaran waktu guru
72

visual mata
pelajaran fiqih
terhadap hasil
belajar siswa
kelas X MA Al-
Muslihuun Tlogo
Blitar.
8. Aulia Anas, 1. Kreativitas guru 1. Perbedaan 1. Penelitian ini
dengan judu dalam penelitian ini sama-sama
“Kreativitas mengimplementa terletak pada menggunakan
Guru Sejarah sikan Ice lokasi dan penelitian
Kebudayaan Breaking waktu. kualitatif yang
Islam (SKI) Bernyanyi dapat 2. Menggunakan meneiti
dalam mningkatkan variabel tentang
Meningkatkan kemampuan kemampuan kreativitas
Kemampuan menghafa siswa menghafal guru
Menghafal Siswa dengan cara siswa 2. Teknik.penga
Melalui menuliskan lirik sedangkan mbilan data
Implementasi Ice agunya di papan penelitian ini menggunakan
Breaking di MIN tulis kemudian menggunakan observasi,
3 Tulungagung” dinyanyikan ketertarikan wawancara,
bersama-sama belajar siswa. dan
dan beruang- dokumentasi.
ulang.
2. Kreativitas guru
dalam
mengimplementa
sikan Ice
breaking Tebak-
tebakan dalam
meningkatkan
kemampuan
menghafal siswa
dengan
menunjuk siswa
secara acak
maupun secara
urut.
3. Kreativitas guru
dalam
mengimpementas
ikan Ice Breaking
Games dalam
meningkatkan
kemampuan
menghafal siswa
dengan
menggunakan
model berhitung
dan tepuk.

9. Mohammad 1. Kreativitas guru 1. Perbedaan 1. penelitian ini


73

Asfiyaul dalam penelitian ini sama-sama


Musbikhin, menerapkan alat terletak pada menggunakan
dengan judul peraga edukatif lokasi dan penelitian
“Kreativitas Guru yang sesuai waktu. kualitatif yang
dalam dengan materi 2. Menggunakan meneliti
Menerapkan Alat ajar untuk variabel hasil tentang
Peraga Edukatif meningkatkan belajar siswa kreativitas
untuk hasil belajar sedangkan guru.
Meningkatkan siswa pada 2. Teknik
Hasil Belajar 2. Kreativitas guru penelitian ini pengambilan
Siswa pada dalam menggunakan data
Pembelajaran menggunakan ketertarikan menggunakan
Tematik di MIN 4 alat peraga dapat belajar siswa observasi,
Tulungagung” diterapkan di wawancara,
semua kelas, dan
metode yang dokumentasi.
tepat dipakai
dalam proses
pembelajaran
seperti metode
ceramah dan
demonstrasi .

10. Dwi Nadia, 1. Kreativitas guru 1. perbedaan 1. Peneitian ini


dengan judul kelas telah penelitian ini sama-sama
“Kreativitas memanfaatkan terletak pada menggunakan
Guru Kelas media belajar lkasi dan penelitian
dalam dengan baik pada waktu. kualitatif.
Meningkatkan mata pelajaran 2. Menggunakan 2. Persamaan
Minat Belajar tertentu, variabel minat pada variabel
Siswa Kelas I di meskipun pada belajar siswa kreativitas
SD Negeri 92 mata pelajaran sedangkan guru
Desa Bandu yang lain belum penelitian ini
Agung menggunakan menggunakan
Kecamatan Kaur media yang ketertarikan
Utara Kabupaten mendukung, belajar siswa.
Kaur” tetapi sudah
mengoptimalkan
kreativitasnya
dalam
mengembangkan
strategi belajar-
mengajar yang
menarik.
2. Faktor yang
menghambat
guru kelas dalam
meningkatkan
minat belajar
diantaranya yaitu
kurangnya
sumber dan
74

media belajar
milik sekolah
yang dapat
dimanfaatkan
oleh guru kelas I,
masih sulitnya
mengatur siswa
kelas, motivasi
kelas yang masih
rendah.

Penelitian yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang

sebelumnya. Mayoritas terdapat persamaan dalam penelitian sepeti penggunaan

teknik, metode, dan pendekatan yang digunakan, akan tetapi dalam penelitian ini

peneliti sengaja mencari lokasi yang strategis untuk dilakukan penelitian.

Penelitian ini terfokus pada bagaimana kreativitas guru dalam menggunakan

metode pembelajaran, mengkondisikan suasana belajar atau pengelolaan kelas,

dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai pada mata pelajaran Al-

Qur’an Hadits. Dengan adanya ide yang baru dari peneliti, maka peneliti akan

melakukan penelitian mengenai “Kreativitas Guru Dalam Meningkatkan

Ketertarikan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist di MTsN 2

Tulungagung”.

C. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian atau kerangka berfikir merupakan serangkaian

konsep dan kejelasan hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh

peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang dususun,

digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang

diangkat agar peneliti mudah dalam melakukan penelitian. Kerangka berfikir pada
75

dasarnya mengungkapkan alur pikir peristiwa (fenomena) sosial yang diteliti

secara logis dan rasional, sehingga jelas proses terjadinya fenomena sosial yang

diteliti dalam menjawab atau menggambarkan masalah penelitian.

Paradigma atau kerangka berfikir dalam penelitian ini berawal dari

permasalahan yang ditemukan di lapangan, siswa banyak yang tidak tertarik

dengan mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, hal ini dikarenakan kurangnya variasi

penayampaian materi. Sebagai sekolah yang dianggap sebagai sekolah favorit,

permasalahan tersebut dianggap sebagai permasalahan yang kompleks, sehingga

dibutuhkan sebuah solusi. Dalam menyelesaikan masalah yang ada diperlukan

peran guru sebagai ujung tombak dalam keberhasilan pada pembelajaran,

sehingga diharapkan dengan pengaruh dari kreativitas yang dimiliki oleh seorang

guru mampu mempengaruhi ketertarikan belajar bagi siswa.

Berdasarkan deskripsi di atas, peneliti akan memberikan gambaran

paradigma penelitian seperti pada bagan di bawah ini :


76

FOKUS TEORI PENELITIAN


PENELITIAN TOKOH

1. Kreativitas 1. Devi 1. Guru bertindak kreatif


guru dalam Wahyuni dalam menggunakan
menggunakan metode pembelajaran,
metode
yakni dengan
pembelajaran
untuk menerapkan beberapa
meningkatkan metode dalam
ketertarikan pembelajaran.
belajar siswa
pada mata
pelajaran Al-
Qur’an Hadits
di MTsN 2
Kreativitas Tulungagung. 2. Pengelolaan kelas yaitu
Guru adalah cara guru dalam
Dalam 2. Kreativitas guru mengkondisikan
2. Fina
Meningkat dalam Izanatul lingkungan belajar siswa
kan mengondisikan Apriliani dengan nyaman dan
Ketertarik suasana belajar menyenangkan sehingga
untuk siswa dapat menguasai TEMU
an Belajar
meningkatkan materi dengan baik. AN
Siswa pada
ketertarikan Dengan melakukan PENEL
Mata belajar siswa ITIAN
Pelajaran kegiatan pendahuluan,
pada mata menuntut keaktifan siswa,
Al-Qur’an pelajaran Al-
dan melakukan interaksi
Hadist di Qur’an Hadits
atau keakraban guru
MTsN 2 MTsN 2
Tulungagung. dengan siswa.
Tulungagu
ng 3. Kreativitas 3. Muhamm 3. Kreativitas guru al-
guru dalam ad qur’an hadits dalam
menggunakan Sugeng menggunakan media
media Khaisa pembelajaran yaitu
pembelajaran
menggunakan media
untuk
google classroom,
meningkatkan
ketertarikan menggunakan media
belajar siswa LCD, serta
pada mata menggunakan media
pelajaran Al- quizizz
Qur’an Hadits
MTsN 2
Tulungagung

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir

Anda mungkin juga menyukai