Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PSIKOLOGI KREATIVITAS

“Mengajar Kreatif”

USM

Disusun Oleh
Katrin Octhalia F.131.17.0065
Panca Ramadhani P F.131.17.0108
Tiara Vinka Adaninggar F.131.17.0109
Nurega Adi Laksana F.111.17.0100

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yang artinya


menciptakan, creation artinya ciptaan, kemudian kata tersebut diadopsi kedalam
bahasa Indonesia yaitu kreatif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kreatif
adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru.
Dalam dunia pendidikan yang memegang kunci dalam pembangkitan dan
pengembangan daya kreatif anak itu adalah guru. Seorang guru yang ingin
membangkitkan kreatifitas pada anak-anak didiknya harus terlebih dahulu
berupaya supaya ia sendiri kreatif. Pada umumnya guru yang kreatif itu pernah
didik oleh orang-orang yang kreatif dalam lingkungan yang mendukungnya.
Oleh karena itu, seorang guru itu perlu mengembangkan kreativitasnya
sebagai upaya pembaharuan proses pembelajaran disekolah, maka seorang
guru harus mempunyai pandangan atau pendapat yang positif terhadap
bagaimana menciptakan situasi dan kondisi belajar yang diharapkan, karena
secara operasional gurulah yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran
disekolah. Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan
penting dalam meningkatkan mutu hasil belajar siswanya. Kreativitas guru dalam
suatu pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa, karena
semakin guru kreatif dalam menyampaikan materi maka semakin mudah siswa
memahami pembelajaran dan menjadikan siswa lebih kreatif dalam belajar.
Dalam UUD Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 bab XI pasal 40 ayat 2,
dijelaskan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan
suasanan pendidikan yang bermakna, menyenangkan, dan kreatif. Secara
harfiah kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan, orisinalitas berpikir dan kemampuan yang elaborasi
(mengembangkan, memperkaya, merinci) suatu gagasan atau merangsang
kreativitas anak dapat dilakukan dengan mengenalkan pada bahasa gambar.
Dengan menggambar anak-anak dilatih untuk menuangkan apa yang mereka
pikirkan ke dalam bentuk visual.
Dalam mengembangkan kreativitas peserta didik diperlukan hal atau
syarat yang mendukung yaitu guru kreatif yang mencakup pembelajaran kreatif
(creative teaching), kepala sekolah yang kreatif (creative leadership) dan
lingkungan yang kreatif. Pengembangan kreativitas dalam konteks bangsa untuk
menyiapkan warga bangsa dalam mengadapi kehidupan yang sangat kompetitif
(global). Dalam konteks dunia sekolah, pengembangan kreativitas dimaksudkan
sebagai sebagai salah satu upaya peningkatan mutu atau kualitas pendidikan.
Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru,
baik yang benar-benar baru sama sekali maupun yang merupakan modifikasi
atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Bila hal ini
dikaitkan dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan mungkin menciptakan
suatu strategi mengajar yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri),
atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai strategi yang ada sehingga
menghasilkan bentuk baru. Mengajar bukan lagi usaha menyampaikan ilmu
pengetahuan, melainkan usaha menciptakan sistem lingkungan yang
membelajarkan peserta didik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara
optimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu bagaimana peranan kreativitas guru dalam meningkatkan pembelajaran
siswa?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pengertian Kreativitas.
2. Mendeskripsikan Kreatifitas Guru Dalam Pembelajaran.
3. Memberikan penjelasan tentang manfaat dari mengajar secara kreatif.
4. Peran dari seorang guru untuk meningkatkan kreatifitas dalam suatu
pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingya Mengajar Dengan Kreatif

Kreativitas mengajar didefinisikan sebagai suatu kualitas dimana guru


memiliki kemampuan untuk melahirkan suatu ide-ide yang baru dan imajinatif
maupun mengembangkan ide-ide yang sebelumnya sudah ada untuk
memberikan sejumlah pengetahuan kepada anak didik di sekolah dan dapat
menciptakan sesuatu yang membuat anak didik merasa nyaman dan tertantang
dalam belajar, bisa berupa rencana prosedur yang baru, cara baru untuk menarik
minat setiap murid, pengorganisasian masalah yang lebih baik, atau metode
pengajaran yang lebih bervariasi menurut Satiadarma & Waruwu (dalam Fauzi &
Monawati, 2018: 34).
Memang tidak semudah yang kita bayangkan untuk membuat terobosan
baru. Bahkan terkadang, kita merasa apa yang kita lakukan berbeda dengan
yang biasanya orang lain perbuat. Namun hal itu wajar saja karena kreatif itu
memunculkan suatu konsep tau metode baru untuk sebuah kemajuan. Ketika ide
kreatif muncul dalam angan-angan segeralah untuk memprosesnya dalam
pikiran kita.
Pentingnya memahami sebuah kreatifitas dalam mengajar akan membuat
kita memahami cara dan proses berfikir yang akan membantu meningkatkan
efektifitas dan efisien dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
Guru kreatif sebaiknya tidak terbatas pada pengembangan ide atau gagasan
saja, tetapi termasuk kreatif mencari solusi yang tepat dan terbaik dalam dalam
pengambilan keputusan pada saat mengajar dalam Amir (2011).
Menurut Sontani & Juandi (2017) Keterampilan mengajar dan kreativitas
mengajar guru merupakan dua kompetensi yang memiliki peranan penting dalam
pembelajaran untuk meraih efektivitas belajar yang diharapkan sesuai tuntutan
tujuan pembelajaran maupun tujuan kurikulum persekolahan. Efekvitas belajar
dicerminkan salah satunya oleh prestasi belajar yang diraih para siswa. Prestasi
belajar dalam pendekatan sistem tersebut adalah output atau hasil dari sebuah
proses transformasi dalam hal ini adalah perlakuan pembelajaran yang dikelola
oleh guru. Guru dengan keterampilan dan kreativitas yang dimilikinya
memberikan perlakuan pembelajaran kepada para siswa dalam bentuk
tranformasi materi ajar, sikap, kepribadian , kedisiplinan maupun keteladan.
Keberhasilan kreativitas menurut Amabile (dalam Budiarti, 2015: 67)
adalah persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang
tertentu (domain skills), keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, dan motivasi
intrinsik. Persimpangan kreativitas tersebut - yang disebut dengan teori
persimpangan kreativitas (creativity intersection).
Proses kreatif itu sendiri berjalan dalam dua fase yakni secara divergen
maupun konvergen. fase pertama terjadi tatkala guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bereksplorasi secara bebas dan terbuka atas ide-ide baru,
masalah, bahkan solusi tentatif masalah itu. sementara pada fase konvergen,
proses kreatif fokus pada evaluasi dan penentuan gagasan, menyelesaikan
tugas, serta bagaimana mengkomunikasikan hasil. dalam konteks ini berbagai
ketertarikan, minat, dan rasa ingin tahu siswa untuk mengidentifikasi,
memunculkan beragam ide, termasuk ide yang "nakal" sekalipun hendaknya
tidak segera dibatasi dengan faktor luar seperti bagaimana guru mengevaluasi,
tersedia atau tidak solusi permasalahan tersebut dalam Wibowo (2016).

B. Gunakan Imajinasi Dalam Mengajar


Menurut National Advisory Committees UK (1999) Kreativitas
memiliki empat karakteristik yaitu sebagai berikut:

1) Berfikir dan bertindak secara imajinatif


2) Seluruh aktivitas imajinatif itu memiliki tujuan yang jelas
3) Melalui suatu proses yang dapat melahirkan sesuatu yang orisinal
4) Hasilnya harus dapat memberikan nilai tambah

Keempat karakteristik tersebut harus menjadi suatu kesatuan yang utuh.


Bukanlah suatu kreativitas jika hanya salah satu atau sebagian saja dari
keempat karakteristik tersebut.

C. Strategi Pengembangan pembelajaran Kreatif dalam Pelajaran Bahasa


Inggris bagi guru dan siswa.
Menurut Pentury (2017) dalam mengembangkan pembelajaran yang kreatif
bagi guru dan siswa agar lebih kreatif sekarang ini jauh lebih mudah,
mengapa karena:
1. Tersedianya sumber belajar online dan gratis.
2. Tersedianya kursus, tutorial secara online dan gratis.
3. Pemerintah sungguh memperhatikan sektor pendidikan dengan
mendukung serta menyediakan dukungan material dan spritual.
4. Pribadi yang mau dan cinta belajar.
5. Sekolah menyediakan spot dan fasilitas yang mendukung pembelajaran
kreatif.
6. Sekolah memfasilitasi warga sekolah dengan sarana prasarana yang
memadai.

D. Menurut Campbell (1986) menyatakan ada beberapa ciri orang kreatif


antara lain:
1. Kelincahan mental (berfikir dari segala arah).

Kemampuan untuk bermain dengan ide, gagasan konsep, langkah-


langkah, lambang-lambang, kata, angka, yang lebih khususnya
berhubungan dengan ide-ide, gagasan dan sebagainya.

Berfikir dari satu ide, gagasan menyebar kesegala arah, yakni berfikir
mencari jawaban dengan mencari jawaban yang berbeda.

2. Fleksibilitas dan konseptual.

Kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang, pendekatan


kerja yang tak jalan.

3. Orientalis (berorientasi pada hal positif).

Kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja,


yang tidak lazim yang jarang, bahkan mengejutkan.

4. Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas.


5. Latar belakang yang merangsang.
6. Kecakapan dalam banyak hal.
D. Berbagai Model Pembelajaran Kreatif

1. Role Playing

Role playing adalah salah satu model pembelajaran yang banyak diminati.
Dengan sebuah permainan anak bisa lebih bersemangat dan lebih tertarik
untuk mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan dengan
materi yang akan diberikan.

2. Talking stick

Talking stick bisa dibilang sebagai salah satu metode pembelajaran kreatif
yang efisien. Dengan cara ini, anak akan lebih banyak belajar untuk
mempersiapkan diri ketika dirinya ditunjuk. Dengan metode atau model ini,
pembelajaran juga akan dirasa lebih menyenangkan dan menantang.

3. Tebak kata

Metode atau model pembelajaran dengan tebak kata bisa menjadi salah
satu metode yang menyenangkan. Seperti namanya, model atau metode
pembelajaran tebak kata ini akan membuat anak seperti dalam permainan
tebak-tebakan yang pastinya berisi beberapa pertanyaan dan petunjuk dari
materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

4. Dragon Ball

Dragon Ball adalah model pembelajaran yang tidak kalah menyenangkan.


Anak-anak akan dengan semangat saling membuat pertanyaan untuk
diberikan kepada teman-temannya ketika belajar bersama.

5. Alat Peraga

Ada juga model pembelajaran melaui alat peraga yang tidak kalah
menarik. Kita bisa menggunakan metode ini untuk mata pelajaran yang
biasanya tidak disukai oleh anak
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kreatifitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan
kecerdasan yang tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya
membutuhkan keterampilan dan kemampuan, kreatifitas juga membutuhkan
kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat, dan kemampuan tidak langsung
mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor
dorongan atau motivasi. Peranan kreatifitas guru tidak sekedar membantu
proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri manusia saja,
akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya dan hasil inovasi dalam bentuk media
pembelajaran.

B. Saran
Sebagai guru yang berhadapan langsung dengan siswa, hendaknya lebih
meningkatkan kreativitas dalam mengajar dan mampu memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mendemontsrasikan perilaku yang kreatif.
DAFTAR PUSTASKA

Agung, Iskandar. 2010 Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru,


Jakarta: Bestari Buana Murni.

Budiarti, Y. (2015). Pengembangan kemampuan kreativitas dalam pembelajaran


IPS. jurnal pendidikan ekonomi UM Metro, 3(1), 61-72.

Fauzi, Monawati. (2018) Hubungan Kreativitas Mengajar Guru dengan Prestasi


Belajar Siswa, Jurnal Psikologi, Vol.6 No.2, hal 33-34

Juandi, A., & Sontani, U. T. (2017). Keterampilan dan kreativitas mengajar guru
sebagai determinan terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, 2(2), 130.

Mirna, Amir. 2011 Rahasia Mengajar Dengan Kreatif, inspiratif dan Cerdas,
Jakarta: Logika Gelileo.

Pentury, H. J. (2017). Pengembangan Kreativitas Guru dalam Pembelajaran


Kreatif Pelajaran Bahasa Inggris. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan, 4(3),
265-272.

Wibowo, T. G. (2016). Menjadi guru kreatif. Media Maxima.

https://wisatasekolah.com/model-pembelajaran-kreatif/

https://www.kompasiana.com/lsp3i/5c6f9354677ffb7ecc2b1582/pembelajaran-
kreatif-kebutuhan-pendidikan-kekinian?page=all#:~:text=Model%20pembelajaran
%20kreatif%20adalah%20model,sikap%2C%20dan%20pemahaman
%20berbagai%20sumber.

http://fatkhan.web.id/pengertian-kreativitas-belajar/

Anda mungkin juga menyukai