Anda di halaman 1dari 107

SKRIPSI

PENGARUH METODE DISKUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII SMP ISLAM
NURUL QUR’AN LENDANG SIMBE LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

OLEH:

ZULKARNAIN

NIM: 15113121032

PROGRAM KUALIFIKASI
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM 2017

1
PENGARUH METODE DISKUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII SMP ISLAM
NURUL QUR’AN LENDANG SIMBE LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Islam

OLEH:

ZULKARNAIN

NIM: 15113121032

PROGRAM KUALIFIKASI
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM 2017
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ZULKARNAIN, NIM 15.1.1312.1.032 yang berjudul “Pengaruh Metode


Diskusi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Kelas Viii Smp
Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah Tahun Pelajaran
2016/2017” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan.

Skripsi ini telah disetujui untuk diteliti pada tanggal, ………………….2017

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

DR. ISMAIL THOIB, M.Pd. DR. ABDUL FATTAH, M.Fil.I


NIP. 196805071994041001 NIP. 1978808052003121002
NOTA DINAS

Mataram, 21/07/ 2017


Hal : Munaqasyah
Kepada
Yth.Rektor UIN Mataram
di-
Mataram

AssalamualaikumWr. Wb.

Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing

dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Zulkarnain,

NIM. 15.1.1312.1.032 yang berjudul “Pengaruh Metode Diskusi Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VIII SMP Islam Nurul

Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017” telah

memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

Demikian atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaykumWr.Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

DR. ISMAIL THOIB, M.Pd. DR. ABDUL FATTAH, M.Fil.I


NIP. 196805071994041001 NIP. 1978808052003121002
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama : ZULKARNAIN

NIM : 15.1.1312.1.032

Program Studi : S1 PAI

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Institusi : UIN Mataram

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa SKRIPSI dengan judul

“Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran PAI Kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok

Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017” ini secara keseluruhan adalah hasil

penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk

sumbernya.

Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap

dianulir gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN

Mataram.

Mataram, 2017

Saya yang menyatakan


ZULKARNAIN

NIM: 15113121032

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Prestasi Belajar


Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an Lendang
Simbe Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017” yang diajukan oleh
Zulkarnain NIM 15.1.13.12.1.032, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram telah di-munaqasyah-kan pada hari
Senin tanggal 24 Juli 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk
mencapai gelar sarjana pendidikan.
MOTTO:
‫من ارادالدنيا فعليه بالعلم ومن ارادااخرة فعليه بالعلم‬
‫ومن ارادهما فعليه بالعلم‬
“Barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan
Dunia, hendaknlah dengan ilmu, dan barangsiapa
menginginkan kebahagiaan akhirat, hendaklah
dengan ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan
keduanya maka hendaklah dengan ilmu”
PERSEMBAHAN

S
kripsi ini saya persembahkan kepadaKedua orang tua saya, Ibundaku
tercinta “Murniati” dan Ayahandaku tercinta “Burhanudin” terima kasih
telah menjadi motivasi terbesar dalam hidup.
Kepada penyemangatku yang terkasih “Nurwati” terima kasih untuk dukungan
dan kasih sayang yang selalu tercurah setiap saat. Kepada saudara-saudariku
tercinta dan kepada sahabatku yang selalu mendukungku.”
ABSTRAK

Zulkarnain. Pengaruh Metode Diskusi Terhadap prestrasi Belajar Siswa pada


Mata Pelajaran PAI Kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok
Tengah. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Dosen Pembimbing I: Dr. Ismail Thoib,
M.Pd. Dosen Pembimbing II: Dr. Abdul Fattah, M. Fil.I.
Kata Kunci:, Pengaruh, Metode Diskusi, Prestasi Belajar, Pendidikan Agama
Islam
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Metode Diskusi
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas VIII SMP
Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket
(kuesioner) yang disebar kepada 40 orang siswa kelas VIII A dan VIII B yang
menjadi sampel dalam penelitian ini.
Hasil pengujian hipotesis pada persamaan regresi yaitu Ỳ = 35,82 +
0,44X yang berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X
(Penggunaan Metode Diskusi), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata
variabel Y (Prestasi belajar Siswa) sebesar 0,44. Hal ini menunjukkan bahwa
sebesar 44% variasi yang terjadi pada prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
penggunaan metode diskusi, sedangkan yang lainnya dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak didesain oleh peneliti dalam penelitian ini.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan
limpahan taufik dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam peneliti sampaikan kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun kita menuju jalan
yang diridhoi Allah SWT.

Penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Diskusi Terhadap


Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VIII SMP Islam Nurul
Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017” ini
merupakan salah satu persyaratan yang harus diselesaikan oleh setiap calon
sarjana untuk memperoleh gelar kesarjanaan, khususnya di lingkungan
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Dalam kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan
bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga kepada peneliti,
terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Ismail Thoib, M.Pd., selaku pembimbing I yang senantiasa
membimbing peneliti hingga penelitian ini dapat diselesaikan
2. Bapak Dr. Abdul Fattah, M.Fil.I., selaku pembimbing II sekaligus sebagai
ketua pengelola program kualifikasi S1 PAI yang juga banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan kepada peneliti
3. Bapak Dr. Maimun M.Pd. selaku jurusan PAI
4. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Mataram
5. BapakDr. H. Mutawalli M.Ag selaku Rektor UIN Mataram PI-2
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing peneliti selama belajar di UIN
Mataram
7. Untuk guru-guru di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Praya Lombok
Tengah.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini
masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisans kripsi selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT. Jualah peneliti berserah diri semoga
karya ilmiah ini dapat memberikan mamfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca
pada umumnya, Amin.

Mataram, 2017

Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


HALAMAN SAMPUL ............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii
NOTA DINAS ............................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... v
PENGESAHAN .......................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. .................................................................................................. Lat
ar Belakang ......................................................................................... 1
B. .................................................................................................. Fo
kus Masalah ........................................................................................ 5
1. ............................................................................................... Ru
musan Masalah ............................................................................... 5
2. ............................................................................................... Tuj
uan Penelitian ................................................................................. 5
3. ............................................................................................... Ma
nfaat Penelitian ............................................................................... 5
C. .................................................................................................. Ke
rangka Teoretis ................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. .................................................................................................. Ko
nsep Tentang Metode Diskusi ............................................................ 8
1. ............................................................................................... Pe
ngertian .......................................................................................... 8
2. ............................................................................................... Jen
is-Jenis Metode Diskusi ................................................................. 11
3. ............................................................................................... Kel
ebihan Metode Diskusi .................................................................. 13
4. ............................................................................................... Kel
emahan Metode Diskusi ................................................................. 13
B. .................................................................................................. Ko
nsep Tentang Prestasi Belajar ............................................................. 13
1. ............................................................................................... Pe
ngertian .......................................................................................... 13
2. ............................................................................................... Fa
ktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ......................... 16
3. ............................................................................................... Pe
ngukuran Prestasi Belajar .............................................................. 25

C. .................................................................................................. Ko
nsep Tentang Pelajaran PAI ............................................................... 29
1. ............................................................................................... Pe
ngertian .......................................................................................... 29
2. ............................................................................................... Fu
ngsi Pendidikan Agama Islam ....................................................... 31
3. ............................................................................................... Tuj
uan Pendidikan Agama Islam ........................................................ 33
D. .................................................................................................. Ke
rangka Pikir ......................................................................................... 36
E. .................................................................................................. Hi
potesis ................................................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian .................................................................................. 39
B. Jenis Penelitian ................................................................................. 39
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 39
D. Tehnil Pengumpulan Data ................................................................ 40
E. Variabel Penelitian ........................................................................... 41
F. Tehnik Pengukuran Variabel ............................................................ 42
G. Pengujian Instrumen Penelitian ........................................................ 43
H. Metode Analisa Data ........................................................................ 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ..................................................................................................... Gam
baran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 48
1................................................................................................... Letak
Geografis SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe ....................... 39
2................................................................................................... Struk
tur Organisasi .................................................................................... 49
3................................................................................................... Kead
aa Guru dan Pegawai ........................................................................ 50
4................................................................................................... Kead
aan Siswa .......................................................................................... 50
B. ..................................................................................................... Hasil
Penelitian ............................................................................................... 51
1. ..................................................................................................... Pelak
sanaa Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Menggu
-nakan Metode Diskusi Di Kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an
Lendang Simbe Lombok Teng .............................................................. 51
2................................................................................................... Peng
aruh Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Pada Mata Pelajaran PAI Di Kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an
Lendang Simbe Lombok Tengah ...................................................... 55
C. ..................................................................................................... Pemb
ahasan .................................................................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. ......................................................................................................... Kesi
mpulan ........................................................................................................ 62
B. .......................................................................................................... Saran
..................................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang

melalui penguatan sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen pada

dirinya sebagai hasil pengalaman.1 Mengajar adalah hal yang kompleks dan

karena siswa itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang

efektif untuk semua hal. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Banyak upaya yang harus dilakukan baik terhadap tenaga Pendidikan

ataupun kependidikan, maupun sarana dan prasarana. Salah satu upaya juga

dapat ditempuh melalui siswa-siswinya. Upaya meningkatkan prestasi belajar

siswa sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, harus ada kerjasama baik oleh guru

kelas maupun guru bidang studi dalam suatu satuan pendidikan.

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

kegiatan pokok, yang akan menentukan berhasil dan tidaknya pencapaian

tujuan pembelajaran ditentukan oleh bagaimana cara belajar peserta didik baik

pada saat ia belajar di sekolah maupun pada saat ia belajar diluar jam sekolah.

1.
Zaenal Arifin. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007) hal. 5.
Dalam hal ini khususnya materi pelajaran PAI yang disampaikan guru di

sekolah. Dengan kedisiplinan belajar diharapkan siswa dapat meningkatkan

aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap

materi yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan

prestasi belajar atau prestasinya.

Keberhasilan dalam belajar PAI dapat dilihat dari prestasi belajar

siswa yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Proses belajar mengajar

merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa atau siswa dengan siswa.

Komunikasi yang terjadi hendaknya merupakan komunikasi timbal balik yang

diciptakan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan dalam bentuk

materi pelajaran berlangsung efektif dan efisien. Mata pelajaran PAI di SMP

biasanya hanya menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya

mendengar suara guru sehingga siswa mengantuk dan tidak berkonsentrasi

dalam mengikuti pelajaran. Seperti kita ketahui mata pelajaran PAI banyak

mengerjakan soal latihan. Pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran

merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembelajaran PAI, sebab

di samping untuk pencapaian tujuan juga harus mempertimbangkan

karakteristik dan setting pembelajaran PAI tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan

para siswa yang ada di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Tahun

Pelajaran 2016/2017, diperoleh bahwa kondisi obyektif yang terjadi di lapangan

ada sebagian siswa masih memiliki nilai dibawah rata-rata khususnya pada mata

pelajaran PAI. Selain itu, dalam pembelajaran siswa tidak bersungguh–


sungguh dalam mengikuti pembelajaran karena guru kurang mampu

menciptakan kondisi belajar menyenangkan bagi siswa yang interaktif. Guru

dianggap belum dapat membangun proses belajar-mengajar dengan baik dan

mempersiapkan bahan ajar dengan mengorganisir materi pembelajaran dengan

jelas dan terarah, justru selama proses pembelajaran lebih banyak

menggunakan ceramah dan, guru jarang menggunakan metode.2

Kurangnya keaktifan siswa dalam belajar cenderung menyebabkan

kegagalan dalam proses belajar-mengajar dan mendapatkan hasil belajar yang

kurang optimal. Keberhasilan guru dalam mengaktifkan siswa mampu

membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar masih belum

maksimal. Siswa tidak memiliki sifat positif dan tidak aktif terhadap pelajaran

PAI yang disampaikan oleh guru, mereka sering beranggapan bahwa belajar

PAI itu susah dan membosankan, sehingga proses belajar mengajar yang

berlangsung menjadi kurang menyenangkan dan tidak berkesan. Dalam

pelaksanaan proses pembelajaran, guru masih belum bisa merubah cara

mengajar, dan proses pembelajaran masih bersifat teacher centered. Guru

masih kurang mengelolah kelas, memilih metode dan strategi yang tepat dalam

pembelajaran untuk pembentukan karakter siswa terhadap pelajaran PAI.

Proses pembelajaran sekarang ini menuntut guru tidak lagi hanya

mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi siswa sendiri yang harus membangun

pengetahuannya. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan

memberi makna melalui pengalaman nyata. Sesuai dengan konstruktivisme,

2
Observasi Tanggal 15 November 2016 di Kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe
siswa dibiasakan untuk memunculkan ide-ide baru, memecahkan masalah dan

menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Pengelolaan proses

pembelajaran dalam kelas oleh guru hendaknya menciptakan situasi di kelas

yang menyenangkan, menciptakan situasi kehidupan di dalam masyarakat

dalam rangka membangun tatanan sosial yang baik, sehingga siswa merasakan

bahwa yang dipelajarinya adalah sesuatu yang akan dihadapinya suatu kelak.

Prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an Lendang

Simbe sangat dipengaruhi oleh penggunaan dan penerapan metode

pembelajaran oleh guru yang bersangkutan dalam hal ini adalah guru mata

pelajaran PAI. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan sebuah

pendekatan dengan menerapkan metode diskusi yang dianggap sebagai salah

satu langkah alternatif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas

tersebut.

Metode diskusi dalam pendidikan adalah suatu cara penyajian/

penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada

para peserta didik/kelompok-kelompok peserta didik untuk mengadakan

pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau

menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah.3

Dalam kegiatan metode diskusi sering dilakukan kelompok belajar

yang anggotanya terdiri dari tiga sampai lima orang siswa di sekolah. Metode

diskusi ini dirasa sangat tepat untuk memberikan motivasi dan semangat

3
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, , 2003), hal. 23-24.
belajar tinggi kepada siswa sehingga dengan demikian dapat meningkatkan

prestasi belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, akhirnya peneliti memutuskan untuk

membuat judul penelitian yakni “Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an

Lendang Simbe Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Fokus Penelitian

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat

dirumuskan yaitu ”Adakah Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Prestasi Belajar

PAI Kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah

Tahun Pelajaran 2016/2017?

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII

SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah Tahun Pelajaran

2016/2017.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu

pengetahuan tentang pengaruh metode belajar khususnya metode diskusi

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa baik diterapkan pada

mata pelajaran PAI maupun mata pelajaran lainnya.


b. Manfaat Praktis

1) Bagi para pendidik

a) Memberikan informasi tentang pengaruh metode diskusi terhadap

prestasi belajar siswa.

b) Mendorong para guru untuk senantiasa mengembangkan dan

menerapkan metode mengajar dalam proses pembelajaran sehingga

tujuan dari proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik.

2) Bagi siswa

Mendorong siwa-siswi di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

untuk terus meningkatkan prestasi belajar mereka sehingga dapat

menjadi insan yang beriman dan berintelektual.

C. Kerangka Teoretis

Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan

dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan belajar serta

nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Prestasi belajar merupakan tingkat

keberhasilan siswa setelah menyelesaikan proses belajarnya yang ditunjukkan

dengan angka-angka atau simbol-simbol tertentu menurut aturan dalam

pendidikan. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu; faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti;

intelegensi, minat, bakat, motivasi dan gaya belajar), dan faktor eksternal

(faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti; lingkungan sekolah,

masyarakat dan keluarga termasuk metode mengajar guru).


Metode mengajar merupakan faktor eksternal siswa yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Metode mengajar adalah suatu cara yang

sistematis yang digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar

dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa itu sendiri.

Metode diskusi merupakan salah satu metode mengajar yang bisa

digunakan oleh seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

yang dapat disesuaikan dengan materi pelajaran guna merangsang dan

menggali potensi-potensi yang ada pada peserta belajar itu sendiri. Adapun

kemudahan penggunaan metode diskusi ialah dari segi biaya yang relatif murah

sehingga semua guru dapat melaksanakannya. Dari segi waktu, metode diskusi

dapat disesuaikan dengan masa belajar yang sudah ditentukan oleh sekolah. Di

samping itu, manfaat lainnya ialah guru dapat menghidupkan suasana belajar

yang aktif, nyaman dan menyenangkan bagi siswa.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Metode Diskusi

1. Pengertian

Zakiah Darajat mengemukakan bahwa metode diskusi adalah

bagian terpenting dalam memecahkan suatu masalah (Problem Solving).4

Dengan demikian metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana

siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan

atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan

bersama-sama.

Menurut Suryosubroto, adalah suatu percakapan ilmiah oleh

beberapa orang yang bergabung dalam suatu kelompok, untuk saling

bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari

pemacahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.5

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa penerapan metode diskusi

dalam proses belajar mengajar di kelas akan lebih efektif apabila dilakukan

dan dirancang berdasarkan masalah dan tujuan pembelajaran. 6 Dalam

pelaksanaanya antara lain: Mempersilakan masing-masing anggota

mengajukan pendapatnya, Merangkum pendapat masing-masing anggota,

Menyusun kesimpulan, Merumuskan tindak lanjut, dan Mengevaluasi

4
Zakiah Darajat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1979)
hal. 47.
5
Suryosubroto, Humas Dalam Dunia Pendidikan; Suatu Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: Mitra
Gama Widya, 2001) hal. 179.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 2002) hal. 23.
pengalaman belajar. Dalam hal ini bentuk-bentuk diskusi adalah dialog,

diskusi mengembang, membahas dan berdiskusi sering dilakukan oleh

pesert didik tingkat pendidikan lanjutan (SMA/SMP). Dengan metode

pembelajaran ini siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Diskusi merupakan suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan

suatu masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang

lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk menyelesaiakan

keputusan bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan

sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang

sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan.7 Metode diskusi adalah :

“Cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid

dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi”.8Metode diskusi

pada dasarnya adalah, “Suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah,

baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan

suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu

masalah”.9

Metode diskusi sebagai suatu kegiatan belajar mengajar yang

membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang

atau lebih (dapat guru dan siswa dan siswa lain). Dimana orang yang

berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang

menjadi pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif

7
Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1995) hal. 13.
8
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001) hal. 34.
9
Zaenal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendekia, 2010) hal. 23.
jawaban terhadap topik yang didiskusikan. Dalam diskusi, setiap siswa turut

berpartisipasi secara aktif dan turut aktif pula dalam memecahkan masalah.

Semakin banyak siswa yang terlibat, semakin banyak pula yang mereka

pelajari. Dengan melaksanakan metode diskusi maka suasana kelas akan

menjadi semakin hidup, setiap anak diharapkan menjadi berpartisipasi

secara aktif. Dalam diskusi, peranan guru sebagai pusat pemberi informasi

dan pemberi ketegasan. Sehingga guru hanya sebagai pengatur dan

penunjuk jalannya pelaksanaan diskusi. Sedangkan pemecahan masalah

diserahkan kepada semua siswa. Sebagai pengatur jalannya diskusi, guru

harus bisa mengendalikan siswanya agar tidak memotong pembicaraan

siswa lain dan tidak ramai sendiri ketika proses diskusi berlangsung, sebagai

pendorong siswa yang lain agar ikut berpartisipasi mengungkapkan

pendapatnya dan menurunkan ketegangan didalam kelas ketika dalam

diskusi terjadi perbedaan argumentasi. Selain itu guru harus menjelaskan

kembali apa yang menjadi pokok permasalahan apabila ada gejala-gejala

pembahasan akan menyimpang pada persoalan semula dan yang paling

penting, guru menyimpulkan semua yang telah dikemukakan siswa, di mana

titik pertemuanya dan titik perbedaannya dijelasakan kembali kepada

siswanya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi

pembelajaran dengan jalan bertukar pikiran baik antara guru dengan

siswa,atau siswa dengan siswa.seiring dengan itu metode diskusi berfungsi


untuk memotivasi siswa untuk berpikir atau mengeluarkan pendapatnya

sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat

dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan

wawasan pengetahuan yang mampu mencari jawaban atau jalan terbaik.

2. Jenis-Jenis Metode Diskusi

Dalam beberapa literatur terdapat beberapa jenis diskusi:10

a. Diskusi Kelompok Besar (Whole Group Discussion)

Diskusi kelompok besar adalah diskusi yang dilakukan dengan

memandang kelas sebagai satu kelompok. Dalam diskusi ini, guru

sekaligus sebagai pemimpin diskusi. Namun begitu, siswa yang dipandang

cakap, dapat saja ditugasi guru sebagai pemimpin diskusi.

Dalam diskusi kelompok besar, sebagai pemimpin diskusi, guru berperan

dalam memprakarsai terjadinya diskusi. Untuk itu, guru dapat mengajukan

permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinya sehingga mendorong

anak untuk mengajukan pendapat.

b. Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)

Diskusi dalam kelompok kecil adalah diskusi dimana kelas dibagi

menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 4-5 orang. Tempat

berdiskusi diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran

dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan dipertengahan pelajaran

atau diakhir pelajaran dengan maksud menajamkan pemahaman kerangka

10
A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006) hal. 22.
pelajaran, memperjelas penguasaan bahan pelajaran atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan.

c. Diskusi Panel

Fungsi utama diskusi panel adalah untuk mempertahankan keuntungan

diskusi kelompok dengan situasi peserta besar, dimana ukuran kelompok

tidak memungkinkan partisipasi kelompok secara mutlak. Dalam arti

yang sebenarnya panel memberikan pada kelompok besar keuntungan

partisipasi yang dilakukan orang lain dalam situasi diskusi yang

dibawakan oleh beberapa peserta yang terplih. Peserta yang terpilih yang

melaksanakan panel mewakili beberapa sudut pandangan yang

dipertimbangkan dalam memecahkan masalah mereka.

d. Brain Storming Group

Adalah diskusi Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai

segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil

belajar yang diharapkan ialah agar kelompok belajar menghargai

pendapat orang lain, menumbuhkan ide-ide yang yang ditemukannya

dianggap benar.

e. Symposium

Yang dimaksud symposium adalah diskusi yang mana beberapa orang

membahas tentang aspek dari suatu subjek tertentu dan membacakan di

muka peserta simposium secara singkat (5-20 menit). Kemudian dikuti

dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah dan juga dari
pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh

panitia perumus sebagai hasil simposium.

3. Kelebihan Metode Diskusi

a. Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa

dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.

b. Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.

c. Memperluas wawasan.

d. Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu

masalah.11

4. Kelemahan Metode Diskusi

a. Membutuhkan waktu yang panjang.

b. Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.

c. Peserta mendapat informasi yang terbatas.

d. Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri12

B. Konsep Tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian

Prestasi belajar adalah perilaku yang diperoleh pembelajaran

setelah mengalami aktivitas belajar.13 Perolehan aspek-aspek perilaku

tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajaran. Menurut Sudjana

fungsi prestasi belajar yaitu: Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan

instruksional, Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar,

perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan

11
A. Arsyad, Ibid, hal. 23.
12
A. Arsyad, Ibid. hal.23.
13
Chatrina, Tri Anni, dkk, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal. 15.
belajar siswa strategi mengajar guru, Dasar dalam penyusunan laporan

kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.14 Dalam laporan tersebut

dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai

bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

Sudjana juga mengatakan prestasi belajar terbagi atas tiga ranah

yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris: Ranah kognitif berkenaan

dengan prestasi belajar intelektual yang terdiri enam aspek,yakni

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi, Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi,

dan Ranah psikomotoris berkenaan dengan prestasi belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak.15 Dari ketiga ranah tersebut menjadi penilaian

prestasi belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling

banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menguasai isi dalam pengajaran.

Arikunto menjelaskan bahwa “prestasi belajar yang diperoleh siswa

terdapat dua kemungkinan yaitu: memuaskan dan tidak memuaskan”.16

Memuaskan jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal itu yang

menyenangkan tentu kepuasaan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan

di lain waktu. Akibatnya siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar

untuk belajar lebih giat, agar mendapat hasil yang lebih memuaskan. Tidak

14
Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2003) hal. 3.
15
Sudjana dan Ibrahim, Ibid, hal. 22.
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hal. 6-7.
memuaskan jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan

berusaha agar hal itu tidak terulang lagi, maka ia giat untuk belajar.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas

tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat melakukan

interaksi terus menerus dengan lingkungannya.

Djamarah mendefinisikan prestasi belajar adalah hasil yang

diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar.17 Sedangkan definisi

prestasi belajar menurut Azwar adalah bukti peningkatan atau pencapaian

yang diperoleh seorang siswa sebagai pernyataan ada tidaknya kemajuan

atau keberhasilan dalam program pendidikan.18

Selanjutnya menurut Suryabrata prestasi belajar adalah hasil belajar

terakhir yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang mana di

sekolah prestasi belajar siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau

simbol tertentu.19 Kemudian dengan angka atau simbol tersebut, orang lain

atau siswa sendiri akan dapat mengetahui sejauhmana prestasi belajar yang

telah dicapai. Dengan demikian, prestasi belajar di sekolah merupakan

bentuk lain dari besarnya penguasaan bahan pelajaran yang telah dicapai

siswa, dan rapor bisa dijadikan hasil belajar terakhir dari penguasaan

pelajaran tersebut. Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut,

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau pencapaian yang

17
Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hal. 12.
18
Azwar Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hal. 47.
19
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1994) hal. 16.
diperoleh siswa dari aktivitas belajar, yang dinyatakan dalam bentuk angka

atau simbol tertentu.

Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan

kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut

mengalami kegagalan di dalam proses belajar, sedangkan prestasi belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari

apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Prestasi belajar yaitu

suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya

perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan,

kebiasaan, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Purwanto mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi


prestasi belajar, yaitu: Faktor dari diri organisme itu sendiri yang disebut
faktor individual (kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi
dan faktor pribadi), dan Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor
sosial (keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat
yang diperlukan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang
tersedia, dan memotivasi.20

Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal.21

a. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang
belajar seperti:
1) Faktor Jasmaniah (fisiology) meliputi :
a) Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.

20
Purwanto, Evaluasi Prestasi belajar, (Yogyakarta: Pustaka Setia, 2007) hal.102.
21
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
hal. 54.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.
2) Faktor Psikologis, meliputi
a) Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat.22
Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi umumnya
mudah dalam belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Namun
sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung
mengalami kesukaran dalam belajar, berpikirnya lambat sehingga
prestasi belajarnya pun rendah. Tingkat kecerdasan atau
intelegensi siswa tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini berarti, semakin tinggi
kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar
peluangnya untuk meraih prestasi belajar yang optimal. Sebaliknya
semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka
semakin kecil peluangnya untuk memperoleh prestasi belajar yang
optimal.
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan
baik dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan
metode belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai
intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus.
b) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju
kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. 23 Untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.24
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tepat terhadap objek manusia, barang dan sebagainya, baik
berupa positif maupun negatif.
Sikap merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.
Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar siswa ialah sikap
positif terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari, terhadap
guru yang mengajar, dan terhadap lingkungan atau tempat di mana
ia belajar seperti kondisi kelas, teman-teman, sarana pengajaran,
dan sebagainya.
22
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hal. 54.
23
Slameto, Ibid, hal. 55.
24
Slameto, Ibid, hal. 56.
c) Minat
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.25 Seperti yang
dipahami orang selama ini minat dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan
pelajaran yang dipelajarinya tidak sesuai dengan minat anak, maka
hasil belajarnya pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Untuk mengembangkan minat siswa maka siswa itu sendiri harus
berusaha mencintai setiap bahan pelajaran yang diberikan. Dengan
demikian, siswa diharapkan dapat menangkap semua bahan
pelajaran tersebut dengan baik.
Minat mempunyai peranan yang penting dan mempunyai dampak
yang besar atas perilaku dan sikap. Minat menjadi sumber motivasi
yang kuat untuk belajar. Siswa yang berminat terhadap sebuah
kegiatan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan
dengan siswa yang kurang berminat.
Dengan demikian tinggi rendahnya minat belajar siswa akan
mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. .
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 26 Dengan
demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu
sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Oleh karena itu bakat siswa harus dikembangkan atau diwujudkan
dan dilatih dengan baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Siswa yang berbakat dalam bidang studi tertentu, akan lebih mudah
memahami bidang studi tersebut. Dengan demikian, bakat itu dapat
mempengaruhi belajar siswa, khususnya yang berkenaan dengan
keberhasilan prestasi belajar siswa itu sendiri.
e) Motivasi
Motivasi ialah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku.27 Kekurangan motivasi baik internal maupun
ekstrernal akan menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam
belajar. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan
reaksi untuk mencapai tujuan.
Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas
nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan
tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang
kuat dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapai
prestasi belajar. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan,
25
Slameto, Ibid, hal. 56.
26
Slameto, Ibid, hal. 56.
27
Slameto, Ibid, hal. 56.
sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Motivasi merupakan faktor menentukan dan berfungsi menimbulkan,
mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin
besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan. Mereka yang
memiliki motivasi yang tinggi akan tampak gigih, tidak mau menyerah,
dan giat membaca buku untuk meningkatkan prestasinya dalam belajar.
Sebaliknya, mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh,
mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sering
meninggalkan pelajaran dan akibatnya banyak mengalami kesulitan
belajar.
Metode diskusi pada dasarnya mempengaruhi tingkah laku belajar.
Metode diskusi adalah sebagai penggerak tingkah laku dan sangat
penting di dalam proses belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang
tinggi dalam belajar maka prestasi belajarnya di sekolah akan
meningkat, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah dalam
belajar maka prestasi belajarnya rendah.
Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai
penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau
pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak
sudah siap (matang).
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau
bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar
mengajar karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar
maka hasil belajarnya akan lebih baik.
h) Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani
dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah
lunglai, sedangkan kelelahan rohani terlihat dengan kelesuan dan
kebosanan.
b. Faktor Eksternal
1) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan
yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam
pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua.
2) Keadaan sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara
sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, metode belajar dan fasilitas yang mendukung lainnya.
Lingkungan sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa, seperti dengan memberikan
sarana dan prasarana yang memadai, metode, kurikulum, dan alat-alat
pelajaran, seperti buku pelajaran, alat olah raga dan sebagainya.
Dengan demikian lingkungan sekolah sangat mendukung terhadap
prestasi belajar siswa di sekolah
3) Keadaan masyarakat
Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena
keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga
merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu
diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa.
Pergaulan di lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi prestasi
belajar. Anak yang bergaul dengan teman yang tidak baik, selalu
bermalas-malas di dalam belajar, dan waktunya banyak digunakan
untuk bermain, maka anak itu akan terpengaruh oleh temannya,
sehingga prestasi belajarnya kurang optimal Kondisi masyarakat di
lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak
pengangguran akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika
memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat
belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.
c. Faktor Pendekatan Belajar (Approach to Learning)
Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana
yang telah dijelaskan di atas, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh
terhadap taraf keberhasilan proses belajar dan prestasi belajar siswa.
Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses
mempelajari materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat
langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.28
Berdasarkan pendapat di atas, pada hakikatnya terdapat berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa,
namun pada intinya prestasi belajar dapat diklasifikasikan atas dua
faktor, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa maupun dari
luar dirinya.

3. Pengukuran Prestasi Belajar

Pengukuran prestasi belajar merupakan bagian penting dalam

proses belajar mengajar, karena dengan pengukuran tersebut dapat

28
Lawson, 1991
ditentukan tingkat keberhasilan suatu program sekaligus juga dapat dinilai

baik atau buruknya suatu program pembelajaran. Untuk mengukur prestasi

belajar siswa yaitu dengan menggunakan alat ukur (test).

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Norman E. Gronlund yang


dikutip oleh Ngalim Purwanto bahwa “Evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana
tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa”.29 Untuk melihat
pencapaian prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara,
secara umum pengukuran ini dapat dilihat melalui tiga aspek, yaitu;
kognitif, afektif dan psikomotor.

Jadi, evaluasi sangat diperlukan untuk mengetahui prestasi belajar

siswa selama proses belajar dalam kurun waktu tertentu, dengan cara

tersebut maka akan diketahui tinggi rendahnya atau baik buruknya prestasi

belajar siswa. Tes hasil belajar adalah suatu tes yang digunakan untuk

menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam

jangka waktu tertentu. Tes yang dilakukan harus benar-benar mengukur

hasil belajar anak terhadap pelajaran yang telah diberikan, mengukur

kemampuan dan keterampilan siswa setelah siswa tersebut menyelesaikan

suatu program pengajaran.

Menurut Suharsimi bahwa tes adalah alat atau prosedur yang


digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana tertentu
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.30 Tes merupakan cara
yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau hasil belajar
siswa secara keseluruhan. Di samping itu tujuan lain dari tes adalah untuk
mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran khusus mencapai sasaran. Hal
ini digunakan sebagai bahan penyempurna pengajaran di masa yang akan
datang.

29
Chatrina, Tri Anni, dkk.. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 25
30
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 26.
Dalam praktek, pelaksanaan tes hasil belajar dapat dilakukan

melalui tiga cara, yaitu;tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Masing-

masing dijelaskan sebagai berikut:

a. Tes Tertulis

Jenis tes ini di mana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau

soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya

secara tertulis. Macam-macam tes tertulis antara lain:

(1) Tes Essay

Tes uraian (essay) atau sering dikenal dengan istilah tes subjektif adalah

salah satu jenis tes hasil belajar yang berbentuk pertanyaan yang

menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat dan menuntut

testee untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran

membandingkan, membedakan dan lain sebagainya. Tes essay sangat

baik untuk mengukur hasil belajar tingkat sintesis dan evaluasi.

(2) Tes objektif

Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang yang terdiri dari

butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan

memilih salah satu atau lebih di antara beberapa kemungkinan jawaban

yang telah dipasangkan pada masing-masing item. Tes objektif baik

untuk mengukur hasil belajar tingkat knowledge, comprehension, aplikasi

dan analisis. Tes objektif terbagi menjadi lima bagian, yaitu; Tes Benar

Salah, Tes Menjodohkan, Tes Isian, Tes Melengkapi, dan Tes Pilihan

Ganda. Masing-masing akan dijekaskan sebagai berikut:


(3) Tes Benar Salah (True-False Test)

Tes yang berbentuk kalimat atau pernyataan yang mengandung dua

kemungkinan jawaban benar atau salah, dan test diminta menentukan

pendapat mengenai pernyataan-pernyataan tersebut dengan cara seperti

yang ditentukan dalam petunjuk cara mengerjakan soal.

(4)Tes Menjodohkan (Matching Test)

Tes menjodohkan adalah tes yang terdiri dari satu seri pertanyaan dan

satu seri jawaban, sedangkan tugas testee adalah mencari dan

menempatkan jawaban-jawaban yang telah tersedia, sehingga sesuai

atau cocok atau merupakan pasangan dari pertanyaannya.

(5)Tes Isian (Fill in Test)

Tes bentuk isian ini biasanya berbentuk cerita atau karangan. Kata-

kata penting dalam cerita atau karangan itu beberapa di antaranya

dikosongkan sedangkan tugas testee adalah mengisi bagian-bagian

yang telah dikosongkan itu.

(6)Tes Melengkapi (Completion Test)

Tes melengkapi terdiri dari susunan kalimat yang bagian-bagiannya

sudah dihilangkan, bagian-bagian yang sudah dihilangkan itu diganti

dengan titik-titik, kemudian titik-titik itu harus diisi atau dilengkapi

atau disempurnakan oleh testee dengan jawaban yang oleh tester telah

dihilangkan.

(7)Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test)


Tes pilihan ganda yaitu salah satu bentuk tes obyektif yang terdiri atas

pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk

menyelesaikannya harus dipilih salah satu dari beberapa kemungkinan

jawab yang telah disediakan pada tiap-tiapbutir soal yang

bersangkutan.

(8)Tes Lisan

Tes lisan dapat berupa Tanya jawab antara penguji dengan siswa.

Jenis tes ini di mana tester di dalam mengajukan pertanyaan-

pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee

memberikan jawabannya secara lisan pula.

(9)Tes Perbuatan

Tes perbuatan pada umumnya digunakan untuk mengukur taraf

kompetensi yang bersifat keterampilan (psikomotorik), dimana

penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil

akhir yang dicapai oleh tes setelah melaksanakan tugas tersebut.

Adapun bentuk tes yang digunakan di SMP Islam Nurul Qur’an

Lendang Simbe adalah tes tertulis (essay dan objektif) dan tes

perbuatan. Nilai prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah nilai

prestasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diambil dari

nilai raport siswa kelas VIII semester I tahun ajaran 2016/2017. Skala

yang digunakan di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe berupa

angka-angka yang bergerak dari 10-100.


C. Konsep Tentang Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Menurut Zakiyah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu


usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang
pada ahirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup.31 Selanjutnya menurut Ahmad D. Marimba dalam
bukunya filsafat Pendidikan Islam menyatakan bahwa, “pendidikan Islam
adalah bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam
menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.32

Selain itu, M. Arifin dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan


Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner mengemukakan bahwa, “hakikat pendidikan Islam adalah
usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan
membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah (kemampuan dasar)
anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan
perkembangannya.33 Sejalan dengan M. Arifin, Ahmad Tafsir dalam
bukunya Ilmu Pendidikan Dalam Persepektif Islam berpendapat,
“Pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran
Islam.34

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Agama Islam adalah usaha yang dilakukan oleh orang dewasa muslim

kepada seseorang untuk mengasuh, membina, membimbing dan

mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan fitrahnya agar dapat

31
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 27.
32
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1986), hal.32
33
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) hal. 28
34
Ahmad, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 1996) hal. 33.
memahami dam menghayati ajaran Islam secara menyeluruh yang pada

ahirnya dapat mengamalkan dan menjadikan ajaran agama Islam sebagai

pandangan hidup.

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Dalam kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/ madrasah

dijelaskan bahwa fungsi Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:35

1) Pengembangan

Yaitu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada

Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada

dasarnya yang pertama kali memiliki kewajiban untuk menanamkan

keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.

Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri

anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan

ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan

tingkat perkembangnnya.

2) Penanaman

Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan di akherat.

3) Penyesuaian mental

Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

35
Depag RI, Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar Berciri Khas Agama Islam, (Jakarta: Direktorat
Jendral Pemb. Kelembagaan Agama Islam, 2013) hal. 12.
4) Perbaikan

Yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan

dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman

dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan

Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari

budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

6) Pengajaran

Pengajaran tentang ilmu pengetahuan kegamaan secara umum, sistem

dan fungsionalnya.

7) Penyaluran

Yaitu untuk menyalurkan bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat

tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan

untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan

agama Islam di sekolah/madrasah yaitu untuk mengembangkan pemahaman

siswa tentang keimanan dan ketaqwaan terhadap ajaran agama Islam yang

telah mereka peroleh dari lingkungan keluarga, selain itu untuk

memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-

kelemahan peserta didik dalam hal keyakinan, pemahaman dan pengamalan

ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari


c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan termasuk masalah sentral dalam pendidikan, sebab

tanpa perumusan tujuan pendidikan yang baik, maka perbuatan mendidik

bisa menjadi tidak jelas, tanpa arah, dan bahkan bisa tersesat atau salah

langkah. Oleh karenanya, masalah tujuan pendidikan menjadi inti dan

sangat penting dalam menentukan isi dan arah pendidikan yang diberikan.

Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasi yang dikutip Umar Muhammad

Al-Toumy Al-Syaibani, telah merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam

secara umum ke dalam lima tujuan, yaitu:36

1) Untuk membentuk akhlak mulia. Kaum muslimin sepakat bahwa

Pendidikan Akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang

sebenarnya;

2) Persiapan untuk kehidupan di dunia dan akherat. Pendidikan Islam bukan

hanya menitik beratkan pada keagamaan atau keduniaan saja, melainkan

pada keduanya dan memandang kesiapan keduanya sebagai tujuan yang

asasi; Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi kemanfaatan.

3) Pendidikan Islam tidak hanya segi agama, akhlak dan spiritual semata,

tetapi juga meyeluruh bagi kesempurnaan kehidupan, atau yang lebih

dikenal sekarang dengan nama tujuan-tujuan vokasional dan profesional;

4) Menyiapkan pelajar dari segi profesi, teknik dan perusahaan supaya

dapat menguasai profesi tertentu dan keterampilan pekerjaan tertentu

36
Suparta, Muzir dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Amisco, 2003) hal. 42.
agar dapat mencari rizki dalam hidup, di samping memelihara kerohanian

dan keagamaan.

Dengan demikian, jelas bahwa tujuan pendidikan Islam merupakan

usaha dalam membangun manusia yang utuh dalam rangka pembentukan

kepribadian, moralitas, sikap ilmiah dan keilmuan, kemampuan berkarya,

profesionalisasi sehingga mampu menunjukkan iman dan amal shaleh sesuai

nilai-nilai keagamaan dan kehidupan.

Menurut Abudin Nata bahwa tujuan pendidikan Islam itu memiliki


ciri-ciri sebagai berikut:37
1) Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah di muka bumi dengan
sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas kemakmuran dan
mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.
Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah SWT sebagai berikut:
           
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang
siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya
sendiri.”(Q.S. Al-Fathir: 39)38
Di dalam ayat lain juga dijelaskan yaitu:
          

   


“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu”.
(Q.S. Al-An’am:165)39
2) Mengarahkan manusia agar seluruh tugas kekhalifahannya di muka bumi
dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut
terasa ringan dilaksanakan.
3) Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak menyalah
gunakan fungsi kehalifahannya.

37
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta:
Prenada Maedia 2003), hal. 27.
38
Depag RI, Al Qur’an Terjemahan 30 Juz, (Jakarta: 1992), hal. 105.
39
Depag RI , Ibid, hal. 98.
4) Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya sehingga ia
memiliki ilmu, akhlak, dan keterampilan dan semua ini dapat dipergunakan
guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
5) Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
ahirat.

Tujuan pendidikan Islam yang dikemukakan di atas memberikan

gambaran bahwa arah pendidikan Islam dalam rangka menjadikan manusia

sebagai khalifah yang mampu menjalankan tugas di permukaan bumi, mampu

beribadah sebagai hamba Allah, mampu berakhlak mulia, dan mampu

mengembangkan segenap potensinya serta mampu mencapai kehidupan

dunia dan ahirat. Dengan demikian jelas tujuan pendidikan Islam pada

dasarnya menjadikan manusia muslim yang mampu menjalankan tugas

makhluk Allah yang baik di permukaan bumi ini baik kerangka kehidupan

individu maupun kemasyarakatan. Pendidikan Agama Islam di sekolah atau

madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan

melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan,

berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang

lebih tinggi.

D. Kerangka Pikir

Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan

dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan belajar serta

nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Prestasi belajar merupakan tingkat

keberhasilan siswa setelah menyelesaikan proses belajarnya yang ditunjukkan


dengan angka-angka atau simbol-simbol tertentu menurut aturan dalam

pendidikan. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu; faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti;

intelegensi, minat, bakat, motivasi dan gaya belajar), dan faktor eksternal

(faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti; lingkungan sekolah,

masyarakat dan keluarga).

Metode diskusi merupakan faktor internal yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa. Motivasi adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri

seseorang yang mendorong orang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam diri seseorang motivasi itu dapat

berupa suatu kebutuhan, tujuan, cita-cita atau suatu hasrat atau keinginan yang

merupakan daya gerak dari dalam diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu dalam mencapai suatu tujuan.

Metode diskusi merupakan daya penggerak siswa untuk melakukan

aktivitas belajar agar prestasi belajarnya selalu meningkat. Pencapaian prestasi

belajar yang optimal merupakan hal yang didambakan siswa, oleh karena itu

siswa akan berusaha seoptimal mungkin untuk mencapai prestasi belajar yang

baik. Siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal apabila siswa

tersebut memiliki metode diskusi tinggi. Adapun indikator metode diskusi

yaitu; adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan

dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan

belajar yang kondusif.


Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran. Peran motivasi yaitu sebagai pendorong manusia untuk berbuat,

menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai dan

menyeleksi perbuatan. Dengan adanya motivasi, siswa akan tergerak untuk

belajar dan melakukan berbagai aktivitas yang terencana agar tujuannya

tercapai. Tujuan di sini yakni pengharapan akan tingginya prestasi belajar

sebagai hasil dari proses belajar di sekolah. Siswa yang tidak memiliki orang

tua, sekaligus akan kehilangan dorongan atau motivasi dari orang tua. Metode

diskusi bisa berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) dan dari luar diri siswa

(ekstrinsik), karena dengan adanya motivasi ini akan mempengaruhi semangat

belajar siswa. Semakin tinggi motivasi siswa, maka akan semakin tinggi

prestasi belajar mereka. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah motivasi siswa

maka semakin rendah pula prestasi belajar mereka

E. Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu preposisi atau anggapan

yang mungkin benar dan sering digunakan untuk dasar pembuatan keputusan

dan penelitian lebih lanjut. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut: “diduga ada pengaruh yang sangat signifikan antara metode

diskusi terhadap peningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP

Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Tahun Pelajaran 2016/2017”.


BAB III

METODE PENELITIAN

1. Tipe Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk

melihat hubungan antara dua variabel.40 Yaitu dengan cara menganalisis data

kuantitatif yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa data dan informasi

tentang variabel-variabel terkait. Penelitian korelasi bermaksud mengetahui

sejauh mana suatu variabel berhubungan dengan variabel lain.41.

Adapun desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini

adalah Pretest-Posttest Control Group Design yang divisualisasikan sebagai

berikut.

(Pre-Test) Perlakuan (Post-Test)


Ge O1 X O2
Gk O1 - O2

Table 3.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design42

Keterangan:
Ge = Group atau kelompok eksperimen
Gk = Group atau kelompok kontrol
O1 = Pengukuran pertama
X = Perlakuan
O2 = Pengukuran kedua

40.
Sugiyono, Metode Penelititan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.
17.
41
Sugiyono, Ibid. hal. 117.
42
Saefudin Azwar. Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.118.
Bentuk desain eksperimen ini menggunakan kelompok eksperimen

sebagai kelompok yang dikenai perlakuan (treatment) dengan pembelajaran

menggunakan metode diskusi dan kelompok kontrol yakni kelompok yang

tidak diberikan perlakuan (treatment) artinya tanpa menggunakan metode

diskusi. Dalam hal ini peneliti memberikan tes kepada kelompok eksperimen

setelah diberikan perlakuan dan tes untuk kelas kontrol yang tidak diberikan

perlakuan. Adapun dalam penelitian ini metode diskusi sebagai variabel

bebasnya dan prestasi belajar sebagai variabel terikatnya

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode angket karena proses pengambilan data dengan menggunakan

kuesioner (pertanyaan) untuk memperoleh informasi atau data-data hasil

penelitian yang selanjutnya disajikan angka-angka.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang memiliki kualitas dan karakateristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.43

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII A, B,

C,D dan E SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe yang berjumlah 138

orang.

43
Sugiyono, Metode Penelititan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal.
117.
b. Sampel

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Berpedoman dengan pendapat Suharsimi yang mengatakan bahwa “untuk

sekedar ancer-ancer, maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik

diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,

selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau

20-25% atau lebih44.

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

menggunakan simple random sampling. Total sampling yaitu salah satu

teknik pemilihan sampel di secara acak.45 Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 40 orang.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam peneltian ini ditempuh dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Observasi

Menurut Kuswardoyo, “Observasi adalah metode pengumpulan data

dalam penelitian sosial yang pelaksanaannya peneliti dapat secara langsung

mengamati kondisi objek yang diteliti”.46

b. Wawancara

Menurut Sugiyono bahwa wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hal. 205.
46
Kuswardoyo, Sosiologi dan Antropologi Sebagai Ilmu tentang Perilaku Sosial dalam
Masyarakat, (Surakarta: PT. Pabelan, 2006), hal. 9.
untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, dan apabilah peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.47

c. Angket

Sugiyono menyatakan bahwa angket adalah teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.48

d. Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud nntuk mendapatkan jawaban yang dapat

dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.49

e. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulusan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan peneliti untuk

mendapatkan data tentang dokumen-dokumen yang berhubungan dengan:

1) Sejarah berdirinya SMP Islam Nurul Qur’an.

2) Letak geografis.

3) Keadaan sarana dan prasarana.

4) Keadaan guru, pegawai/karyawan dan siswa.

47
Sugiyono, Ibid, hal.137.
48
Sugiyono, Ibid, hal. 142.
49
Ibid., h. 170.
Dalam pelaksanaan metode ini, peneliti harus pandai menciptakan

sesuatu metode yang harmonis dan akrab dengan respon, agar data yang

diperoleh betul-betul data obyektif.

5. Variabel Penelitian

Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris “variable” dengan arti

“ubahan”, “faktor tidak tetap”, atau “gejala yang diubah-ubah”.50 Dan variabel

adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan menjadi objek penelitian. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai acuan dalam

pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai

hubungan antara metode diskusi dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam, yaitu:

a. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang dapat

memberikan pengaruh terhadap variabel lain. variabel bebas dalam

penelitian ini adalah penggunaan metode diskusi (Variabel X).

b. Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi

oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar siswa (Variabel Y).

6. Teknik Pengukuran Variabel

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam

penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner yang

dikembangkan oleh Delgado dan Munuera pada tahun 2005. Skala yang

50
Sugiyono, Ibid, hal. 142.
digunakan dalam penelitin ini adalah skala likert. Skala ini berinterasi 1-5

dengan pilihan jawaban sebagai berikut :

1. Sangat Tidak Setuju (STS)

2. Tidak Setuju (TS)

3. Netral (N)

4. Setuju (S)

5. Sangat Setuju (SS)

Pemberian skor untuk masing-masing jawaban dalam kuesioner

adalah sebagai berikut :

1. Pilihan pertama, memiliki nilai skor 1 (satu)

2. Pilihan kedua, memiliki nilai skor 2 (dua)

3. Pilihan ketiga, memiliki nilai skor 3 (tiga)

4. Pilihan keempat, memiliki nilai skor 4 (empat)

5. Pilihan kelima, memiliki nilai skor 5 (lima)

7. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik51. Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen

menggunakan rumus alpha α, karena instrumen dalam penelitian ini

berbentuk angket atau daftar pertanyaan yang skornya merupakan rentangan

antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item total, dimana untuk

51
Ibid, Arikunto, hal. 154
mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya

angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha α:

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama 52. Dalam

penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik

Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS 15.0 for

windows.

Rumus :

k  S2 j 
1  2 
k  1 
α=
S x 

Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha

k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item I

Sx = jumlah varians skor total

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312) yang

membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :

Jika alpha atau r hitung:

a. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik

b. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima

c. kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

52
Ibid, Azwar, hal. 3
b. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.53 Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul

tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan

variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian

instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis

butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada

kemudian dikorelasikan dengan menggunakan Rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto sebagai

berikut:54

 xy   x y

 x  y  
rxy
 N
      
 
2 2 2

  
2
x y


N 

N 

dengan pengertian

rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy

N : Jumlah Subyek

X : Skor item

Y : Skor total

53
Ibid, Arikunto, hal. 144
54
Ibid, hal. 146
∑X : Jumlah skor items

∑Y : Jumlah skor total

∑X2 :
Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 :
Jumlah kuadrat skor total55

Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan

menggunakan rumus diatas dikonsultasikan dengan tabel harga regresi

moment dengan korelasi harga rxy lebih besar atau sama dengan regresi

tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan jika rxy lebih kecil dari

regresi tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid.

8. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, Setelah data

penelitian terkumpul, maka perlu diproses penilaian data dan kemudian

dianalisis dan interpretasi dengan teliti, sehingga diperolehsuatu kesimpulan

yang objektif dari suatu penelitian.56

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik analisis

data merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengolah data yang telah

terhimpun dari berbagai penelitian, sehingga diperoleh berbagai informasi-

informasi yang berdaya guna dan berhasil sebagaimana diharapkan, data yang

terkumpul tersebut dianalisis dengan cara diteliti sehingga dapat diambil

55
Ibid.
56
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif……h. 334.
sebagai baban peneliti dalam menyusun laporan. Dalam penelitian ini untuk

menganalisis data maka digunnakan teknik statistik parametri.“Statistik para

metrik ini digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau

menguji ukuran populasi melalui data sampel”.

Adapun teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis statistik

dengan rumus:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran datamenjadi suatu asumsi yang menjadi

syarat untuk menentukan jenis statistic apa yang akan dipakai

dalampenganalisaan selanjutnya. Asumsi normalitas senantiasa disertakan

dalampenelitian pendidikan karena erat kaitannya dengan subjek/objek

penelitian.57:

 
2 (Oi  Ei ) 2
Ei
Dimana:
= chi kuadrat
Oi = frekuensi diobservasi
Ei = frekuensi ekspektasi(harapkan)
Apabila hitung tabel, maka data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Dalam menguji kesamaan dua rata-rata, berulang kali diperlukan

informasi tentang kesamaan variansi dari dua populasi pengujian dapat

dilakuakan. Minsalkan, dimiliki dua populasi normal dengan variansi

masing-masing dan .

57
Alfira Mulya Astuti, Statistika Penelitian, (Mataram: IAIN Mataram,2014), h. 66.
Berdasarkan sampel acak yang masing-masing secara bebas diambil

dari populasi tersebut, dapat diuji pasangan hipotesis ini dengan uji F. jika

sampel dari populasi pertama berukuran n1dengan variansi ,dan sampel

dari populasi kedua berukuran n2dengan variansi maka statistic F

dihitung dengan rumus: 58:

varians terbesar
Fhitung =
varians terkecil

Kriteria pengambilan keputusan.


Jika Fhitung Ftabel, maka data homogen
jika Fhitung Ftabel, maka data tidak homogen

c. Uji beda (uji-t)

Uji-t bertujuan membandingkan dua nilai rata-rata dengan melihat

perbedaan secara signifikan.Uji-t yang digunakan tergantung dari

homogen tidaknya varians data.

Jika varians homogen, maka digunakan uji-t Polled Varians:

t=

Keterangan:

= rata- rata nilai kelompok eksperimen


= rata- rata nilai kelompok kontrol
= standar deviasi nilai kelompok eksperimen
= standar deviasi nilai kelompok kontrol
= jumlah siswa dalam kelompok eksperimen
= jumlah siswa dalam kelompok kontrol

58
Ibid., h. 69.
1) Jika t-hitung ≥ t-tabel = hipotesis alternative (Ha) diterima, yaitu ada

pengaruh model metode diskusi terhadap prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang

Simbe Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017

2) Jika t-hitung ≤ t-tabel = hipotesis alternatif (Ho) ditolak, yaitu tidak ada

Pengaruh metode diskusi terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran PAI kelas VIII di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

SMP Islam Nurul Qur’an terletak di Dusun Lendang Sembe Desa

Mertak Tombok Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah merupakan

sekolah yang berdidri di bawah yayasan Pondok Pesantren Nurul Qur’an

dan berada di daerah pedesaan dengan kultur budaya dan sosial yang masih

sangat sederhana sehingga siswa-siswai SMP Islam Nurul Qur’an masih

terbilang sangat sederhana bila dibandingkan dengan daerah-daerah

sekitarnya. Namun dalam pengelolaan pendidikan khususnya SMP Islam

Nurul Qur’an sangat terkontrol karena sumber belajar yang memadai seperti

buku, ruang belajar, serta tenaga pengajar yang cukup dan disertai dengan

kaulifikasi pendidikan yang memadai pula.

Perkembangan pendidikan SMP Islam Nurul Qur’an sangat pesat

hal ini ditandai dengan tingkat jumlah peserta didik baru setiap tahunnya,

begitu pula dengan mutu lulusan yang sangat memuaskan sehingga mampu

menembus beberapa sekolah pavorit di kecamatan Praya dan sekolah-

sekolah pavorit yang ada di Nusa Tenggara Barat. Kemajuan pendidikan di

SMP Islam Nurul Qur’an tidak lepas dari dukungan orang tua siswa yang
memiliki karakteristik keagamaan yang kuat sehingga mampu memberikan

semangat bagi peserta didik untuk terus sekolah

2. Struktur Organisasi59

Pembina
Ust. H. Sabarudin, S.Pd.I

Komite Kepala Sekolah


Ramdan Ahmad Salimudin, M. Hum.

Wk. Ur. Kurikulum Wk. Ur. Kesiswaan Wk. Ur. Sarana Wk. Ur. Humas
Zaenudin, S.Pd Ahmad Ali, S.Pd.I Masrun, S.Pd.I Kusmiran Jayadi, S.Pd

Guru

Siswa

Masyarakat

59
Dokumentasi, 10 Juli 2017
3. Keadaan Guru dan Pegawai

Tenaga Pendidik atau guru di SMP Islam Nurul Qur’an sangat

memadai dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Hal tersebut

dibuktikan dengan banyaknya tenaga pendidik yang profisional dibidang

pendidikan dan rata-rata telah menempuh sarjana (S1) di bidang pendidikan.

Berikut data pendidik yang ada di SMP Islam Nurul Qur’an

a. Jumlah pendidik berdasarkan lulusan S 2 sebanyak 2 Orang,

b. jumlah pendidik berdasarkan lulusan S1 12 Orang,

c. Jumlah pendidik dan kependidikan berdasrkan lulusan SMA/Sederajat

sebanyak 6 Orang60

4. Keadaan Siswa

Peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dan tidak

bisa dilepaskan dalam sebuah isntitusi pendidikan. Karena tanpa adanya

peserta didik maka sekolah itu tidak berarti apa-apa di mata masyarakat.

Perkembangan jumlah peserta didik di SMP Islam Nurul Qur’an sangat

pesat dan terus meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada table berikut:61

Jumlah Jumlah
Jumlah
Kelas Rombel Siswa Siswa Laki-
Siswa
Perempuan laki
Kelas VII A,B,C 82 42 124
Kelas VIII A,B,C, D, E 85 53 138
Kelas IX A,B,C 30 61 91
Total 197 156 353

60
Ibid.
61
Ibid.
B. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

Menggunakan Metode DiskusiDi Kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an

Lendang Simbe

Dalam proses belajar mengajar, salah satu faktor yang sangat

mendukung keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah

kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan metode pembelajaran.

Guru dituntut untuk menguasai bermacam-macam metode

pembelajaranyang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Hal ini

sangat relevan dengan tugas seorang guru dalam mengenali perbedaan

individual siswanya.

Dalam memilih metode, kadar keaktifan siswa harus selalu

diupayakan tercipta dan berjalan terus dengan menggunakan metode yang

variatif.Pembelajaran Pendidikan Agama Islam hendaklah mendapat tempat

yang teratur, hingga cukup mendapat perhatian semestinya dengan tidak

mengesampingkan materi-materi yang lain, agar setiap anak didik dapat

memahami pembelajaran agama dengan baik.

Pemilihan metode pembelajaran merupakan keharusan yang mutlak

dilakukan oleh guru agar materi yang disampaikan mudah diterima dan

dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Seperti

kutipan wawancara yang disampaikan oleh bapak Masrun, S.Pd.I selaku

guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP IslamNurul

Qur’an Lendang SimbeLombok Tengah tanggal 4 Juni 2017:


”Dalam menyampaikan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam,
saya menggunakan beberapa metode. Metode yang biasa digunakan
antara lain ceramah, tanya jawab (diskusi), penugasan (resitasi).
Diskusi disini bisa dalam bentuk diskusi antar siswa maupun siswa
dengan guruterkait dengan materi yang dipelajari. Penggunaan
metode tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran yang
akan diajarkan”.62

Metode dalam proses belajar merupakan kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Namun penerapan metode yang salah akan menghambat

kualitas hasil belajar siswa. Dalam menentukan metode yang akan

diterapkan, guru harus menyesuaikan metode tersebut dengan karakteristik

materi yang akan disampaikan.

“Kendala yang saya hadapi dalam proses belajar mengajar adalah


siswa yang kurang motivasi dalam belajar Pendidikan Agama
Islam, dan setelah saya dekati dan saya tanyakan, penyebab
kepasifan mereka diantaranya adalah malu berpendapat, takut,
malas dan lain sebagainya. Saya coba beberapa metode seperti
metode demonstrasi, pengelompokan, cerita, metode diskusi dan
lain-lain. Dengan metode-metode tersebut siswa dilatih untuk
belajar mandiri dan dapat lebih dalam serta memperluas
pengetahuan seperti halnya metode diskusi yang mana siswa
dapat belajar menyampaikan pendapat dengan bebas tanpa rasa
ragu dan malu kepada teman-temannya termasuk juga kepada
guru”.63

Dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas

seperti malas, malu berpendapat dan lain-lain, keterampilan guru dalam

memberikan motivasi sangatlah penting dan didukung dengan penggunaan

metode yang menyenangkan sehingga membuat peserta didik tidak merasa

jenuh dan membosankan. Dalam metode diskusi, guru memperhatikan latar

belakang pengalaman siswa dan membantu siswa memotivasi belajarnya


62
Wawancara dengan bapakMasrun, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran sejarah kebudayaan
islam hari, senin tanggal 4 Juni 2017)
63
Ibid.
agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Berdasarkan hasil interview

dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang pelaksanaan

metode diskusi:

“Metode ini sangat baik sekali diterapkan karena metode diskusi


dapat mendorong siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar,
meningkatkan mental dan pemahaman siswa secara mendalam.
Dengan ini mereka dapat menemukan ide pokok dari materi pelajaran,
memecahkan persoalandan mengaplikasikan apa yang mereka baru
pelajari ke dalam suatu percakapan yang ada.”64

Metode diskusimerupakan metode yang dianggap cukup efektif

dalam memberikanpenguasaan materi terhadap siswa. Untuk itu guru dalam

hal ini menggunakan metode yang bisa memotivasi siswa didalam

belajarnya. Untuk meningkatkan kreatifitas nalar siswa dan juga melatih

keberaniannya,siswa diajak berdiskusi bagaimana anak didik

mengungkapkan pendapatnya sendiri.

Secara khusus guru Pendidikan Agama Islamdi SMP IslamNurul

Qur’an Lendang SimbeLombok Tengah setidaknya telah menerapkan

berbagai macam metode dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. Salah satu yang dikaji dalam analisis data ini adalah

pelakasanaan metode diskusi. Pelaksanaan metode ini disesuaikan dengan

materi, konteks dan situasi dan kondisi dalam kelas.

Adapun diskusi yang dilakukan guru dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama IslamKelas VIII, Kegiatan awal: Yaitu guru

menyampaikanmateri pada siswa selama setengah dari waktu yang

64
Ibid.
dijadwalkan, setelah itu, siswa disuruh untuk mendiskusikan atau

menanyakan kembali kepada guru terkait dengan materi yang telah

dipelajari.

Kegiatan kedua atau langkah inti: guru memberikan informasi

tentang tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang harus dikerjakan selama pembelajaran

berlangsung.

Kegiatan ketiga: evaluasi setelah siswa selesai melakukan diskusi,

satu-persatu siswa menanyakan beberapa hal yang mereka temukansaat

diskusi secara langsung kepada guru serta menguraikan pendapatnyasecara

langsung didepan kelas dan dipertanggung jawabkan dan menyimpulkan

hasil diskusi dan teman sekelasnya menanggapi cerita temannya.

Penerapan metode diskusi diakui oleh para guru Pendidikan Agama

Islam bukan merupakan sebuah pelaksanaanyang hanya memenuhi tuntutan

secara normatif belaka, namum penerapan metode diskusi hendaknya

dilakukan secara benar dan sungguh-sungguh agar siswa dapat

memahami materi pelajaran secara mendalam dan siswa dapat menceritakan

tentang pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mereka dapatkan dengan

mengunakan caraberdiskusi.
2. Pengaruh Metode Diskusi Dalam Meningkatkan PrestasiBelajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas VIII SMP

Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari komunikasi

dengan orang lain, begitu juga dalam proses belajar mengajar tidak pernah

lepas dari diskusi, oleh karena itu, guru telah mempersiapkan siswa untuk

mampumendiskusikansetiap persoalan yang ada di masyarakat dan di

dunia kerja nantinya untuk mencari solusi yang tepat, dengan begitu siswa

akan terbiasa menyelesikan persoalan mereka dengan mendiskusikannya

terlebih dahulu.

Metode ini memang tidak selalu dilakukan oleh guru dalam setiap

pembelajaran, tetapi tapi tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu

yang tersedia. apabila kondisinya tidak memungkinkan, maka cukup hanya

dengan tanya jawab singkat dengan guru saja, karena setiap guru juga

harus mampu memastikan ketersediaan waktu yang cukup agar siswa tidak

salah dalam memahami materi yang disampaikan.Halini di perkuat oleh

pendapat guru Pendidikan Agama Islambahwa:

“sebagaiseorang guru, tentunya kita harus mampu


mempertimbangkan banyak hal sebelum menerapkan metode
pembelajaran, apakah sesuai atau tidak, memungkinkan atau tidak
untuk dilaksanakan guna menghindari kesalahan dalam memahami
materi pelajaran. Karena itu, saya tidak selalu menggunakan
metode diskusi ini”.65

65
Wawancara dengan bapak Masrun, S.Pd.Iselaku guru mata pelajaran sejarah kebudayaan
islam hari senin tanggal 4 Juni 2017)
Dari pendapat di atas,dapat disimpulkan bahwa diskusi yang

diberikan guru SMP Islam Nurul Qur’an Lendang SimbeLombok Tengah

dilakukan dengan penuh pertimbangan, karena para guru tidak ingin

diskusi yang diberikan kepada siswa tidak dikerjakan dengan sungguh-

sungguh. Hal ini diperkuat oleh siswa Kelas VIIIAlia Maola Safitri.

“Di kelas saya tidak setiap hari dilakukan diskusi, tapi kami lebih
senang berada di dalam kelas kalau ada kegiatan diskusi selama
jam pelajaran”.66

Sebelum guru memberikan diskusi biasanya guru memberikan

pengarahan dalam melakukandiskusi, apakah diskusidilakukan di dalam

kelas, diluar kelas, maupun dirumah, dan yang lebih penting bagaimana

menyampaikan hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Hal senada juga

diberikan oleh siswa Kelas VIIIBq. Yuliana:

”Biasanya guru dalam membangundiskusiguru menjelaskan dan


mengarahkan dimana dan bagaimana diskusi tersebut harus
berjalan, apakah diskusi itu dilaksanakan di dalam kelas, di luar
kelas dan bagaimanamembuat kesimpulan dari hasil diskusi yang
kami kerjakan”.67

Dari beberapa keterangan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

keterangan dan pengarahan dari guru diperlukan sebelum pelaksanaan

diskusi sehingga proses diskusipun dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.

66
Wawancaradengan siswa kelas V pada hari selasa tanggal 5 Juni 2017)
67
Wawancara dengan siswa kelas V pada hari selasa tanggal 5 Juni 2017)
Dalam membangun suasana belajar agar lebih aktif, guru berupaya

dengan berbagai cara, berikut ini beberapa cara untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa :

a. Kompetisi (persaingan): Guru berusaha menciptakan persaingan diantara

para siswa untuk meningkatkan prestasi siswa.

b. Membuat tujuan sementara: Pada awal proses belajar mengajar guru

terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa tujuan yang ingin dicapai,

sehingga dngan ini siswa aingin mencapainya.

c. Mengadakan penilaian: Pada umumnya siswa ingin belajar dengan tujuan

untuk mendapatkan nilai yang baik, hal ini terbukti dengan banyak siswa

yang tidak belajar bila tidak ulangan, akan tetapi apabila guru

mengatakan besok lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa

giat belajar dengan menghafal untuk mendapat nilai yang baik, jadi

nilai atau angka merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.

Dengan menggunakan metode diskusi, siswa menjadi lebih aktif

dalam mengikuti pelajaran. Hal ini disebabkan karena jika mereka tidak

mengikuti pelajaran dengan baik, maka merekapun akan kesulitan

menyampaikan pendapat saat mendiskusikan materi tersebut.

Daripendapattersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode

diskusi ini bisa meningkatkansemangat belajar dan efektif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.Metodediskusi bisa dijadikan acuan

untuk menjadikan siswa lebih giat lagi dalam belajar bukan dipahami

secara parsial (setengah-stengah) akan tetapi secara kompleks.


Menurut guruPendidikan Agama Islam, metode diskusi memang

tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar, karena metode ini

dapat membangun suasana belajar menjadi lebih hidup.Jadi, guru benar-

benar harus mengerti cara menerapkan diskusi supaya bisa meningkatkan

prestasi belajar siswanya.

Dengan menggunakan metode diskusisecara bervariasi juga banyak

para siswa yang mengaku lebih senang dalam mengikuti pelajaran di

sekolah, sebagaimanadikatakan siswa kelas VIII, kalau ada kegiatan

diskusiia menjadi lebih sering belajar karena merasa

membutuhkanpenguasaan materi untuk dapatmengikutikegiatan diskusi.

C. Pembahasan

Data dari hasil penelitian ini berupa skor yang diperoleh dari alat ukur

berupa angket tentang pengaruh penggunaan metode diskusi dan prestasi

belajar siswa. Deskripsi hasil penelitian ini menyajikan tentang perhitungan

statistik data berupa tabel distribusi frekuensi, grafik, nilai mean, modus,

median dan standar deviasi. Deskripsi data masing-masing untuk variabel

penggunaan metode diskusi (X) dan prestasi belajar siswa (Y) adalah sebagai

berikut:

Deskripisi tentang frekuensi skor data (Variable X) dapat dilihat pada

kelas interval. Dari grafik tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden

menjawab 74,5 dengan frekuensi 12. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi

pengamatan dapat dilihat melalui grafik di bawah ini.


Gambar 2
Histogram distribusi pengamatan penggunaan metode diskusi.

Deskripsi tentang frekuensi skor data Prestasi belajar siswa (

VariabelY) dapat dilihat pada kelas interval. Untuk lebih jelasnya distribusi

frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik di bawah ini.

Gambar 3
Histrogram distribusi pengamatan Prestasi belajar Siswa

Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan sebelumnya, serta

rumusan hipotesis yang berbunyi “Terdapat Pengaruh Signifikan Antara

Penggunaan Metode Diskusi Terhadap Prestasi belajar Siswa”. Perlu

ditentukan statistika uji yang digunakan sehubungan dengan masalah yang


diteliti. Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis

(Ho) yang diuji ditolak, yang artinya signifikan,dan hipotesis penelitian (Ha)

yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari fhitung ≥ ftabel pada taraf

signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan

positif dan signifikan antara Penggunaan Metode Diskusi Terhadap Prestasi

belajar Siswa siswa Kelas VIII SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe.

Hasil pengujian hipotesis pada persamaan regresi yaitu Ỳ = 35,82 +

0,44X yang berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X

(Penggunaan Metode Diskusi), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata

variabel Y (Prestasi belajar Siswa) sebesar 0,44. Hal ini menunjukkan bahwa

sebesar 44% variasi yang terjadi pada prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh

penggunaan metode diskusi, sedangkan yang lainnya dipengaruhi oleh faktor

lain yang tidak didesain oleh peneliti dalam penelitian ini. Indikator

penggunaan metode diskusi yang telah diuji dalam penelitian ini adalah metode

belajar diskusi yang mencakup mengajukan pendapat saat diskusi, merangkum

pendapat masing-masing anggota, menyusun kesimpulan hasil diskusi,

mengevaluasi pengalaman diskusi. Sedangkan indikator prestasi belajar dalam

penelitian ini adalah melalui prose pembelajaran diharapkan adanya hasil yang

diperoleh siswa melalui beberapa ranah yaitu ranah kognitif, afektif,

psikomotorik.

Dari hasil pengolahan data setelah dilakukan penelitian, membuktikan

bahwa penggunaan metode diskusi sebagaimana terdapat pada indikator dalam

penelitian ini, memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan prestasi


belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru dalam pengajaran

berlangsung akan mendapat penilaian yang tinggi dari berbagai pihak,

khususnya siswa sehingga pada gilirannya guru dapat mengintropeksi diri

tentang kekurangan yang dimilikinya.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka peneliti dapat menarik

beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Pengaruh metode diskusi dianggap memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dengan dapat

diterimanya hipotesis yang menyatakan bahwa penggunaan metode diskusi

berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, antara penggunaan

metode diskusi dengan prestasi belajar siswa pada kelas VIII di SMP Islam

Nururl Qur’an Lendang Simbe memiliki pengaruh yang positif.

2. Hasil pengujian hipotesis pada persamaan regresi yaitu Ỳ = 35,82 + 0,44X

yang berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X

(Penggunaan Metode Diskusi), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata

variabel Y (Prestasi belajar Siswa) sebesar 0,44. Hal ini menunjukkan

bahwa sebesar 44% variasi yang terjadi pada prestasi belajar siswa

dipengaruhi oleh penggunaan metode diskusi, sedangkan yang lainnya

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti dalam

penelitian ini

3. Penggunaan metode diskusi mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar

siswa. Variabel penggunaan metode diskusi memberikan kontribusi


terhadap prestasi belajar siswa sebesar 44% dan sisanya 56% ditentukan

oleh faktor-faktor lain baik dari dalam diri siswa maupun diluar diri siswa.

B. Saran

1. Bagi Guru

- Diharapkan dalam penerapan metode diskusi hendaknya materi yang

diskusikan tidak monoton agar siswa tidak merasa bosan dalam

melaksanakan diskusi,

- Guru dalam hal memberikan mengadakan diskusi hendaknya

memperhatikan beberapa hal seperti materi pelajaran dan kecukupan

waktu.

- Dalam penerapan metode diskusi hendaknya lebih teliti dalam

mengontrol kondisi kelas sehingga konsentrasi siswa tetap fokus pada

substansi materi yang dibahas.

2. Bagi Siswa

- Siswa diharapkan selalu tekun dalam mengikuti pelajaran, selalu

mentaati peraturan dan nasehat guru serta harus memiliki rasa percaya

diri sehingga tidak merasa malu untuk menyampaikan pendapat dan

pandangannya.

- Siswa diharapakan menanyakan ulang hal-hal yang tidak dimengerti pada

saat guru menjelaskan alur dan ketentuan dalam melaksanakan diskusi.

- Dalam melakukan diskusi siswa hendaknya harus saling menghormati

dan menghargai dalam menyampaikan pendapatnya masing-masing dan

tidak membuat keputusan sendiri.


3. Bagi Sekolah

- Bagi sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah hendaknya untuk lebih

menambah fasilitas agar dalam kegiatan belajar mengajar berjalan

lebih efektif dan lebih memudahkan guru dalam menyampaikan materi

dan mempermudah siswa dalam memahami apa yang sedang

disampaikan.

- Kepala Sekolah juga diharapkan terus membangun komunikasi dan

koordinasi yang aktif dengan para guru agar dapat lebih sigap dalam

mengatasi kendala-kendala yang ditemukan.

- Kepala sekolah juga hendaknya memberikan dukungan penuh kepada

para guru untuk terus mengembangkan kreatifitas diri baik melalui jalur

pendidikan maupun pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja

guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

.
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.


Rineka Cipta, Jakarta, Cet. Ke-15
Arikunto, Suharsimi, (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Bumi Aksara,
Jakarta
Arifin, Zaenal, (2007). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. PT
Remaja Rosdakarya, Bandung:
Chatrina, Tri Anni, dkk.(2004). Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri, (2006) Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta
Engkoswara, (2007). Dasar-Dasar Metode Pengajaran. PT Bina Aksara, Jakarta
Jihad Asep dan Haris Abdul, (2008). Evaluasi Pembelajaran.Multi
Pressindo,Yogyakarta
Kuswardoyo. (2006). Sosiologi dan Antropologi Sebagai Ilmu tentang Perilaku
Sosial dalam Masyarakat. PT Pabelan, Surakarta
Moedjiono, Hasibuan, (2008). Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung
Mansyur, dkk. (2009). .Assesmen Pembelajaran Di Sekolah. Multi Pressindo,
Jogyakarta
Morgono, (2006). Evaluasi Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung
Nana Sudjana, (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Menggajar. PT Remaja
Rosdakarya, Bandung
Purwanto,(2007). Evaluasi Prestasi belajar. Pustaka Setia, Yogyakarta
Sardiman, (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rineka Cipta,
Jakarta.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2014. Strategi Belajar Mengajar
Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-5.
Sugiyono Prof, Dr, (2011). Metode Penelititan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta, Bandung
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta, Jakarta
Widoyoko, Eko putro,( 2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Pustaka Belajar,
Yogyakarta
Wina, Sanjaya, (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media, Jakarta
LAMPIRAN 1

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA


PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

TENTANG

PENGARUH METODE DISKUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA


PELAJARAN PAI KELAS VIII

SMP ISLAM NURUL QUR’AN LENDANG SIMBE LOMBOK TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

1. PEDOMAN OBSERVASI

a. Keadaan lokasi penelitian SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah.

b. Keadaan sarana dan prasarana SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah.

c. Pelaksanaan Kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka membentuk kedisiplinan belajar siswa.

2. PEDOMAN DOKUMENTASI

a. Sejarah berdirinya SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah.

b. Visi, misi dan tujuan SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah.

c. Letak dan keadaan geografis SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah.

d. Daftar sarana dan prasarana SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah.

e. Daftar guru SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah.

f. Struktur organisasi SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah.

g. Daftar siswa SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah.

h. Kegiatan ekstrakurikuler SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah.

3. PEDOMAN WAWANCARA

a. Kepala Sekolah SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah

1) Apa visi, misi, dan tujuan SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah?
2) Bagaimana letak dan Keadaan geografis di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

Lombok Tengah?

3) Bagaimana latar belakang sejarah berdirinya SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

Lombok Tengah?

4) Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

Lombok Tengah?

5) Berapakan jumlah siswa keseluruhan di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

Lombok Tengah?

6) Keunggulan apa saja yang dimiliki SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok

Tengah?

b. Kepala Tata Usaha SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok

Tengah

1) Bagaimana keadaan guru di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

Lombok Tengah?

2) Berapa jumlah guru yang ada di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang

Simbe Lombok Tengah?

3) Apakah jumlah guru di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

Lombok Tengah sudah memadai?

4) Berapakah jumlah siswa keseluruhan di SMP Islam Nurul Qur’an

Lendang Simbe Lombok Tengah

5) Keunggulan apa saja yang dimiliki SMP Islam Nurul Qur’an Lendang

Simbe Lombok Tengah?

c. Guru bidang studi PAI SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok

Tengah SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah


1) Metode apa saja yang bapak terapkan dalam proses belajar mengajar di

SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah

2) Apakah anda sering menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran

PAI?

3) Aapakah anda selalu menjelaskan tujuan pembelajaran dalam setiap

pertemuan?

4) Apakah anda selalu menyesuaikan tugas yang diberikan dengan materi

pelajaran?

5) Apakah siswa anda selalu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan materi

pelajaran yang anda berikan?

6) Apakah anda selalu mempertimbangkan kecukupan waktu dalam setiap

tugas yang anda berikan?

7) Apakah siswa anda selalu dapat menyelesaikan masalah yang dibahas

dalam diskusi secara tepat waktu?

8) Apa kiat anda agar siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan tepat

waktu?

9) Bagaimana respon siswa terkait metode diskusi yang bapak terapkan

dalam proses belajar mengajar PAI di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang

Simbe Lombok Tengah?

10) Apa yang perlu dilakukan untuk untuk pembentukan karakter

kedisiplinan belajar siswa di SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

Lombok Tengah?

d. Siswa SMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah


1) Apakah siswa hadir 15 menit sebelum kegiatan ektrakurikuler SMP Islam

Nurul Qur’an Lendang Simbe Lombok Tengah dilaksanakan?

2) Apakah benar kehadiran siswa dengan terlebih dahulu diabsensi oleh

guru bidang studi?

3) Apakah siswa selalu mengikuti alur pelajaran dengan baik?

4) Apakkah siswa menyukai metode diskusi yang diterapkan oleh guru?

5) Apakah siswa selalu mendapat tugas diskusi dari setiap guru?

6) Apakah materi diskusi yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi

pelajaran?

7) Apakah siswa selalu mendapatkan waktu yang cukup untuk

menylesaikan diskusi yang perintahkan oleh guru?

8) Apakah siswa selalu semangat dalam melaksanakan diskusi?

9) Apakah siswa selalu diskusi tepat waktu?

10) Apakah siswa selalu mampu mempertanggung jawabkan kesimpulan

dari hasil diskusi?

11) Apakah ada peningkatan nilai siswa setelah guru menerapkan metode

diskusi?

e. Orang tua dan Masyarakat

1) Apakah anda selalu mengawasi anak anda setiap pulang dari sekolah?

2) Apakah anda selalu mengontrol waktu belajar anak anda di rumah?

3) Apakah anda selalu memperhatikan anak anda saat mengerjakan tugas dari sekolah?

4) Apakah anak anda sering mengerjakan tugas secara berkelompok?

5) Apakah anak anda sering melakukan kegiatan belajar bersama teman-temannya di

rumah?
6) Apakah anak anda selalu melakukan kegiatan diskusi di rumah?

7) Bagaimana sikap anda bila anak tidak dapat mengerjakan tugas yang diberikan dari

sekolah?

Mataram, .....................
2017

Peneliti,

ZULKARNAIN

NIM. 15113121032
LAMPIRAN 2

DAFTAR TABEL
Daftar Lampiran Tabel Bab IV.

a. Sarana prasarana

1. Keberadaan Tanah (Status Kepemilikan dan Penggunaannya)


a) Luas tanah( Tabel, 4.1 )

Luas Tanah (m2) Menurut Status Sertifikat


No. Kepemilikan
Sudah Sertifikat Belum Sertifikat Total
*)
1. Milik Sendiri V 1700

2. Sewa / Pinjam 0

b) Penggunaan Tanah ( Tabel, 4.2 )

Luas Tanah (m2) Menurut Status Sertifikat


No. Penggunaan Sudah
Belum Sertifikat Total
Sertifikat

1. Bangunan V 956

2. Lapangan Olahraga

3. Halaman V 744

4. Kebun/Taman

5. Belum digunakan

2. Jumlah dan kondisi bangunan ( Tabel, 4.3 )

Jumlah Ruang Menurut Kondisi (Unit)


No. Jenis Bangunan Rusak
Baik Rusak Ringan
Berat

1. Ruang Kelas 4 2 0

2. Ruang Kepala Sekolah 1 0 0


3. Ruang Guru 1 0 0

4. Ruang Tata Usaha 1 0 0

5. Laboratorium IPA (Sains) 0 0 0

6. Laboratorium Komputer 0 0 0

7. Laboratorium Bahasa 0 0 0

8. Ruang Perpustakaan 0 0 0

Ruang Usaha Kesehatan Sekolah


9. 0 0 0
(UKS)

10. Ruang Keterampilan 0 0 0

11. Ruang Kesenian 0 0 0

12. Toilet Guru 0 1 0

13. Toilet Siswa 0 0 2

14. Ruang Bimbingan Konseling (BK) 0 0 0

15. Gedung Serba Guna (Aula) 0 0 0

16. Ruang Pramuka 0 0 0

17. Masjid/Musholla 1 0 0

18. Gedung/Ruang Olahraga 0 0 0

19. Rumah Dinas Guru 0 0 0

20. Kamar Asrama Siswa (Putra) 0 0 0

21. Kamar Asrama Siswi (Putri) 0 0 0

22. Pos Satpam 0 0 0

23. Kantin 0 0 0

3. Sarana prasarana pendukung pembelajaran ( Tabel, 4.4 )

Jumlah Unit Menurut Jumlah Ideal


No. Jenis Sarana Prasarana
Kondisi Yang
Seharusnya
Baik Rusak
Ada

1. Kursi Siswa 40 18 65

2. Meja Siswa 45 13 65

3. Loker Siswa 0 0 0

4. Kursi Guru di ruang kelas 4 2 6

5. Meja Guru di ruang kelas 5 1 6

6. Papan Tulis 3 3 6

7. Lemari di ruang kelas 0 0 6

8. Alat Peraga PAI 8 0 50

9. Alat Peraga IPA (Sains) 2 0 6

10. Bola Sepak 1 0 6

11. Bola Voli 1 0 6

12. Bola Basket 1 0 6

13. Meja Pingpong (Tenis Meja) 0 0 2

14. Lapangan Sepakbola/Futsal 1 0 1

15. Lapangan Bulutangkis 0 0 1

16. Lapangan Basket 0 0 1

17. Lapangan Bola Voli 0 0 1

4. Sarana prasarana pendukung lainnya( Tabel, 4. 5 )

Jumlah Sarpras Menurut Kondisi


No. Jenis Sarana Prasarana (Unit)

Baik Rusak

1. Laptop 2 0

2. Personal Komputer 0 0
3. Printer 1 0

4. Televisi 1 0

5. Mesin Fotocopy 1 0

6. Mesin Fax 0 0

7. Mesin Scanner 1 0

8. LCD Proyektor 0 0

9. Layar (Screen) 0 0

10. Meja Guru & Tenaga Kependidikan 6 4

11. Kursi Guru & Tenaga Kependidikan 7 2

12. Lemari Arsip 1 1

13. Kotak Obat (P3K) 1 0

14. Brankas 0 0

15. Pengeras Suara 1 0

16. Washtafel (Tempat Cuci Tangan) 0 0

17. Kendaraan Operasional (Motor) 0 0

18. Kendaraan Operasional (Mobil) 0 0

19. Mobil Ambulance 0 0

e. Sumber listrik:PLN

f. Sumber air bersih:PAM

g. Jaringan internet: Baik

b. Data pendidik dan tenaga kependidikan SMP Isla Nurul Qur’a Le da g

Simbe Lombok Tengah.


1. Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan(Tabel, 4.6)

NO NAMA KET
JABATAN
1 TGH. Sabaruddin Abdurrahman, S.Pd.I Pembina

2 Salimudin, M.Hum Kepala Sekolah

3 Ust. Ramdan Ahmad, S.Pd.I Komite Sekolah

4 Kusmiran Jayadi, S.Pd Waka Humas

5 Ahmad Ali, S.Pd,I Waka Kesiswaan

6 Zaenudin, S.Pd Waka Kurikulum

7 Masrun, S.Pd, I Waka Sarana &Prasarna

8 Heri Sanjaya, S.Pd Tata Usaha

9 Amisah, S.Pd.I Bendahara

10 M. Zaini,S.Kom.I Guru Bid Studi

11 M. Ikhsan, S.Pd.I Guru Bid Studi

12 Nushan, S. E Guru Bid Studi

13 Samsul Aripin, S. E Guru Bid Studi

14 Asadullah, S. Pd.I Guru Bid Studi

15 Irfandi Sri Wahyudin Guru Bid Studi

16 Siti Maryam, S. Pd,I Guru Bid Studi

17 Saprudin Habibi, S. Pd,I Guru Bid Studi

18 Saparudin, S. Pd,I Guru Bid Studi

19 Muh. Zahid Guru Bid Studi

20 Habibah, S. Pd, Guru Bid Studi

21 Solatul Fatria, S. Pd Guru Bid Studi

22 Rohmayani, S. Pd Guru Bid Studi


23 Zakiyah, S. Pd, Guru Bid Studi

24 Zaed bin sabit, S.Pd,I Guru Bid Studi

25 Habiburrahman, S.Pd Guru Bid Studi

26 Haelani, S.Pd Guru Bid Studi

27 Emtihan Salim, S. E Guru Bid Studi

28 Edi Satriawan Guru Bid Studi

29 Supriadi, S.Pd Guru Bid Studi

30 Supriadi Guru Bid Studi

31 Muh. Zaini S.Kom.I Guru Bid Studi

32 Isnadi, S.Pd,I Guru Bid Studi

33 Umar Maye, S.Pd,I Guru Bid Studi

34 Ust. Mustahab, S.Pd,I Guru Bid Studi

35 Izil Kahfi, S.Pd,I Guru Bid Studi

36 Khairil Anam, S.Pd,I Guru Bid Studi

37 Ramli Ahmad, S.Pd,I Guru Bid Studi

38 Zian Hadrian Fikri Guru Bid Studi

39 Hamzan Wadi Guru Bid Studi

40 Erwin, S.Pd,I Guru Bid Studi

41 Masriadi, S.Pd,I Guru Bid Studi

42 Puriati, SH Guru Bid Studi

2. Jumlah pendaftar & jumlah siswa yang diterima di

tingkat/kelas 1 TP 2016/2017(Tabel, 4.7)

Jumlah
No. Asal Sekolah Jumlah Diterima
Pendaftar
Lk. Pr. Lk. Pr.

1. RA

2. TK

3. PAUD 6 6 6 6

4. Langsung dari Orangtua 4 2 4 2

3. Kondisi Siswa TP 2016/2017 (Tahun Pelajaran

Sekarang)(Tabel, 4.8)

Kelas Jumlah Jumlah


Laki-laki Perempuan

VII 74 43 117

VIII 85 53 138

IX 50 36 86

Jumlah 341

4. Keadaan Tidak Naik Kelas dan Putus Sekolah /Droup Out

Peserta didik yang tidak naik kelas dan angka putus Sekolah (Droup-Out)
peserta didik ternyata sangat sedikit setiap tahunnya.

Tidak Naik Kelas dan Putus Sekolah

Tahun
Kelas Jumlah Tidak Naik Putus Sekolah/DO
Pelajaran

VII
2016/2017 VIII - -
341
IX

VII
2017/2018 VIII

IX
VII
2019/2020 VIII

IX

c. Nama siswa/siswi Kelas VIIISMP Islam Nurul Qur’an Lendang Simbe

Tahun Pelajaran2016/2017. (Tabel, 4.11)

1. Kelas VIII A

No Nama Tanda Tangan Nilai Keterangan

1 Alia Maola Safitri 1

2 Azizah Nurfa'iz Ariesa 2

3 Bq. Ayu Cahyana Dila 3

4 Bq. Yuliana 4

5 Dian Indah Cahyani 5

6 Fitra Muazza Sari 6

7 Hijaiyah 7

8 Ina Harpaeni 8

9 Lala Rizkiani 9

10 Lilis Hariani 10

11 Mariataun Adawiyah 11

12 Mira Eliana 12

13 Mirna Lara Rizki 13

14 Nima Diandra Putri 14

15 Novia Fitriyanti 15

16 Rika suarawati 16

17 Rosalia 17
18 Sari Ayulan 18

19 Siti Arta Jayanti 19

20 Siti Jalilah 20

21 Siti Nurhaliza 21

22 Siti Sri Nurbayani 22

23 Sri Wahyuni 23

24 Widia Juliani 24

25 Yaswinta 25

26 Yunida H Istiqomah 26

27 Zuhratul Aminah 27

2. Kelas VIII B

No Nama Tanda Tangan NILAI Keterangan

1 Amrina Rosyada 1

3 Bq Intan Awlia Putri 2

4 Bq Juni Astuti 3

5 Bq Marhaini 4

6 Bq Yuliani 5

7 Bq. Maili Marrohimani 6

8 Bq. Nabila Rabu Raya 7

27 BQ. Yuni Iswari 8

9 Dewi Kartika 9

10 Elia Sofiana 10

11 Fitriani 11

12 Hayatul Izzati 12
13 Jastia Febriola 13

14 Khairunnisa 14

16 Mea Putri Supita 15

17 Miftahul Jannah 16

18 Muti'ah 17

19 Nadia Permata Sari 18

20 Ririn Aprianingsih 19

21 Rita Rusmayanti 20

22 Suriani 21

23 Susanti 22

24 Urwa Diaul Husna 23

25 Yati Ratmita 24

26 yulia Septiana 25

3. Kelas VIII C

No Nama Tanda Tangan NILAI Keterangan

1 A Imamul Huda 1

2 Abdul Aziz Z 2

3 Angga Riska B 3

4 Arman ardiansyah 4

5 Bintang Pamungkas 5

26 Erwin Kurniawan 6

6 Feri ulfiadi 7

7 Herman suryadi 8

8 L Alan Mudrika 9
9 L M Fauzan 10

10 L M Rauhil Asgor 11

11 L. M. Zulkarnaen 12

12 M Amili 13

13 M Dimas Al Farisi 14

14 M Hamdani 15

15 M Khasim Azhari 16

16 M Kholilurrahman 17

17 M. Ulul Azmi 18

18 Rahmat Toyyibi 19

19 Ramdani 20

20 Rifki arinam M 21

21 Rifki Habibatillah 22

22 Rizki Hardian W 23

23 Wahyu hidayat 24

24 Yusril Hariri 25

25 Zikri algi fari A 26

4. Kelas VIII D

No Nama Tanda Tangan NILAI Keterangan

1 A Faqih Fawa'id 1

2 A Nazirul Maqi 2

3 A Rian Davala 3

4 A Sahidin Yusron 4

5 A Wasit awlawi 5
6 Amir Muzaki 6

7 Aqil Ali 7

8 Dimas Bagas Sanda 8

9 Fandita ahmad ridwan 9

10 Farirozi 10

11 Fikri haekal Arsyad 11

12 Huriarahman 12

13 Ilham hadi 13

14 Kahirul Nizam 14

15 L Sutre Trisno 15

16 M Ihlas 16

17 M Naupal ulum 17

18 M Nizar fazari 18

19 M Sidqi Zaidan 19

20 M Yusril 20

21 M. Anwar Kholis 21

22 Nabil Zamharil 22

23 Rizki Maulana 23

24 Rosyid Rido 24

25 Solpa Repnanda 25

26 Sultan Jintak 26

27 Syarifudin Hidayatullah 27

28 Yudi Hariaji 28
5. Kelas VIII E

No Nama Tanda Tangan NILAI Keterangan

1 Ahmad Haryono 1

2 Ardian Maulana 2

3 Arifusota 3

4 Azi Saputra 4

5 Bayu Aditia Firmansyah 5

6 Bayu Mizwar 6

7 Deni Sumendra 7

8 Firrizki Ananta 8

9 Gilang Pratama 9

10 Gilang Ramadhan 10

11 Kamarudin Sapoan 11

12 L hargi Banu Amaral 12

13 L Juaini Wardani 13

14 L M Sailatul Amri 14

15 L Sadam yahya 15

16 L. Nurul Huda 16

17 M Anwari 17

18 M Hamdanil 18

19 M Hija Al faradis 19

20 M Imam Arwatan 20

21 M Rizal Gozali 21
22 M Rizki aditia 22

23 M Ziadaurrizqi 23

24 M. Muhajirin 24

25 Shohibul Mizan 25

26 Sofian Khairi 26

27 Sukandi 27

28 Tamril Amili 28

29 Zaini Dahlan 29
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kemampuan instrtrinsikl
Siswa* kemampuan 40 100,0% 0 ,0% 40 100,0%
Ekstrinsik siswai

Dukungangan Sarana prasarana * Kontrol guru

Kemampuan Sosialisasi
Kurang Cukup Baik Total
Dukungan sarana Kurang Count 2 1 1 4
Prasana*control Expected Count ,5 1,5 2,0 4,0
guru % within sarana
Prasarana dan kontrol 50,0% 25,0% 25,0% 100,0%
guru
Cukup Count 1 9 6 16
Expected Count
1,8 6,2 8,0 16,0

6,3% 56,3% 37,5% 100,0%

Baik Count 0 0 6 6
Expected Count
,7 2,3 3,0 6,0
% within sarana
Prasarana dan kontrol ,0% ,0% 100,0% 100,0%
guru
Total Count 3 10 13 26
% within sarana
Prasarana dan kontrol 3,0 10,0 13,0 26,0
guru
11,5% 38,5% 50,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 14,021a 4 ,007
Likelihood Ratio 14,100 4 ,007
Linear-by-Linear
8,110 1 ,004
Association
N of Valid Cases 40
a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,46.
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungangan Sosial
Keluarga * Kemampuan 40 100,0% 0 ,0% 40 100,0%
Sosialisasi

Dukungangan Sosial Keluarga * Kemampuan Sosi alisasi Crosstabul ation

Kemampuan Sosialisasi
Kurang Cukup Baik Total
Dukungangan Kurang Count 2 1 1 4
Sosial Keluarga % wit hin Dukungangan
50,0% 25,0% 25,0% 100,0%
Sosial Keluarga
Cukup Count 1 9 6 16
% wit hin Dukungangan
6,3% 56,3% 37,5% 100,0%
Sosial Keluarga
Baik Count 0 0 6 6
% wit hin Dukungangan
,0% ,0% 100,0% 100,0%
Sosial Keluarga
Total Count 3 10 13 26
% wit hin Dukungangan
11,5% 38,5% 50,0% 100,0%
Sosial Keluarga

Symmetric Measures

Asymp.
a b
Value Std. Error Approx. T Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Kendall's tau-b ,538 ,140 3,264 ,001
N of Valid Cases 40
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Frequencies
Statistics

Kemampua Kemampuan
n instrinsik ekstrinsik

N Valid 40 40
Missing 0 0

Frequency Table
Dukungangan Sarana Prasarana

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang - 15,4 15,4 15,4
Cukup 20 61,5 61,5 76,9
Baik 20 23,1 23,1 100,0
Total 40 100,0 100,0

Dukungan kontrol Guru

Cumulative
Frequency
Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 7 11,5 11,5 11,5
Cukup 15 38,5 38,5 50,0
Baik 18 50,0 50,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Pie Chart

Dukungangan Sarana Prasana

Kurang
Cukup
Baik

15.4

23.1

61.5
Dukungan Kontrol Guru

Kurang
Cukup
Baik

11.5

50

38.5

Anda mungkin juga menyukai