Anda di halaman 1dari 10

A.

Latar Belakang
Praktikum observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
mahasiswa menyusun panduan observasi berdasarkan salah satu teori,
melakukan observasi dengan menggunakan metode checklist dan rating
scales, mampu mengobservasi dan mengenali ciri perilaku merokok.
B. Tinjauan Pustaka
B.1 Variabel
1. Perilaku Merokok
B.2 Definisi Konsep
2. Definisi perilaku Merokok
Skinner menyatakan perilaku terbagi menjadi dua jenis, yaitu
responden dan instrumental. Perilaku responden adalah perilaku
yang mengacu pada reflex atau respon otomatis yang muncul
karena adanya rangsangan. Perilaku instrumental adalah perilaku
yang muncul tanpa memerlukan keberadaan stimulus. Perilaku
tersebut muncul secara spontan (Hidayat, 2011: 128). Lebih lanjut
Atkinson, (1981: 8) menyatakan perilaku yang ditunjukan individu
merupakan kegiatan organism yang dapat diamati. Menurut
Kartono (dalam Kamus Psikologi, 2003: 45), perilaku adalah setiap
tindakan manusia atau hewan yang dapat dilihat. Berbeda denga
pandangan kaum behavioris (dalam Walgito, 2003: 13-14)
menjelaskan perilaku merupakan respon dari stimulus, namun
dalam diri individu itu ada kemampuan untuk menentukan perilaku
yang diambilnya. Ini berarti individu dalam keadaan aktif dalam
menentukan perilakunya. Hubungan stimulus dan respon tidak
berlangsung secara otomatis tetapi individu mengambil peranan
dalam menentukan perilakunya..
Berdasarkan teori di atas, dapat diketahui bahwa perilaku merupakan
respon yang nampak pada individu terhadap suatu stimulus dan dapat dilihat dari
luar dan dapat diamati.

Rokok adalah silinder terdiri dari kertas yang berukuran panjang antara 70
hingga 120 milimimeter (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar
10 mm, berwarna putih dan coklat. Biasanya berisi daun-daun tembakau yang
telah dicacah, ditambah sedikit racikan-racikan seperti cengkeh, saus rokok, serta
racikan lainnya (Triswanto, 2007: 15-16). Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (2008: 1180), rokok merupakan gulungan tembakau (kira-kira
sebesa kelingking) yang dibungkus (dari nipas, kertas dan sebagainya). Lebih
lanjut Trim (2006: 2) menyatakan rokok adalah silinder dari kertas berukuran
panjang sekitar 120 milimeter dengan diameter sekitar 10 milimeter yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Merokok adalah rokok yang dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup
lewat mulut pada ujung lain. Menurut PP No. 81/1999 Pasal 1 ayat (1), rokok
adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya
yang dihasilkan dari tanaman Nikotiana tabacum, Nikotian rustica, dan spesies
lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan. Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap, baik
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Istiqomah, 2003: 20).

Merokok menurut Husaini (2006: 21) merupakan membakar tembakau dan


daun tar, dan menghisap asap yang dihasilkannya asap ini membawa bahaya dari
sejumlah kandungan tembakau dan juga bahaya dari pembakaran yang
dihasilkannya dengan menganalisa asap yang dihasilkan, ditemukan bahwa sekitar
60% kandungannya adalah gas dan uap yang terdiri dari 20 jenis gas diantaranya
karbon monoksida, hedrosianida, nitric, acid, nitrogen dioksida, fluorocarbon,
asetona, dan ammonia. Maryono (2009: 54) menyatakan bahwa merokok
merupakan radikal bebas yang sangat kuat karena terdiri dari 1 zilion radikal
bebas. Di dalam rokok terkandung 22 jenis radikal bebas seperti tar,
karbondioksida, nikotin. Radikal bebas berbahaya karena dapat membunuh
seseorang dengan cara membuat pembuluh darah sempit dan menyebabkan
serangan jantung. Purwodarminto (dalam Lestari & Purwandari, 2012: 13)
menyatakan bahwa merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang
dibungkus daun nipah atau kertas.
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa merokok adalah menghisap
asap yang dihasilkan dari membakar tembakau dan daun tar yang dapat
mengakibatkan pembuluh darah sempit dan menyebabkan serangan jantung.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok


adalah suatu kegiatan atau aktifitas membakar tembakau kemudian dihisap, baik
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Trim (2006: 9-12) menyatakan bahwa seseorang menjadi perokok melalui


sebuah proses yang cukup kompleks. Banyak faktor, baik dalam diri maupun
lingkungan, yang dapat menyebabkan seseorang mulai mencoba merokok hingga
bertahan sebagai perokok. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a) Pengaruh orang tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu
memerhatikan anak-anak dan senang memberikan hukuman fisik yang keras,
lebih mudah untuk menjadi perokok dibandingkan anak-anak muda yang berasal
dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Pengaruh paling kuat yang
menyebabkan seorang remaja merokok adalah jika orang tuanya sendiri menjadi
figure contoh.

b) Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok
maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok dan demikian
sebaliknya. Dari fakta tersebut ada kemungkinan yang terjadi, pertama remaja
terpengaruh oleh teman-temannya. Menurut penelitian, di antara remaja perokok
terdapat 87% yang mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang
perokok begitu pula sebaliknya.

c) Factor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin melepaskan diri dari
rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Disamping itu,
orang-orang yang memiliki tingkat kompromi social tinggi juga lebih cenderung
mudah untuk terjebak dalam rokok.

d) Pengaruh Iklan
Melihat iklim di media masa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambing kejantanan atau glamour, membuat remaja kerap
kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam tersebut.

Trsiwanto (2007: 48-52) menyatakan ada beberapa pengaruh yang


menyebabkan para remaja membiasakan diri dengan menghisap rokok, yaitu :

a. Pengaruh Orang tua


Biasanya factor paling besar anak usia remaja mempunyai kebiasaan
merokok adalah dari kebiasaan orang tuanya sendiri sebagai figure. Anak pada
usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang
juga seorang perokok.

b. Pengaruh Teman
Menurut Al Bachri diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang juga perokok begitu juga dengan
teman non perokok.

c. Factor Kepribadian
Pada factor ini orang biasanya berkebiasaan meokok karena alasan ingin
tahu, ingin melepas kebosanan, stress dan dari sakit lain yang mereka rasakan.
Mereka ingin melakukan apa yang banyak orang beranggapan seperti alasan di
atas. Hal ini termasuk konformitas social, tetapi sifat kepribadian ini masih
bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk merokok).
d. Pengaruh iklan
Biasanya pada sebuah iklan akan ditampilkan gambaran yang menarik
mengenai perokok sebagai lambing kejantanan atau glamour, dimana hal ini akan
membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku tersebut.

Menurut tim pelaksanaan program pendidikan remaja sebaya palang merah


Indonesia (1996 : 48), factor-faktor yang mendorong remaja mulai dan terus
merokok, antara lain :
a. Rasa ingin tahu sampai mejadi ketergantungan.
b. Untuk meningkatkan kejagoannya dan lelaki-lakiannya.
c. Hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya.
d. Adanya stress atau konflik batin atau masalah yang sulit diselesaikan.
e. Dorongan dari lingkungan social yang ‘mendesak’ remaja untuk
merokok atau kalu tidak solider dengan lingkungan social.
f. Ketidaktahuan akan bahaya merokok.

Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku merokok menurut Sofianto


(2002: 21-23) antara lain:

a. Pengaruh Orang tua


Menurut Atkinson, dkk bahwa salah satu temuan tentang remaja perokok
adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak
harmonis, dimana orang tua tidak begitu memerhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok
disbanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang
bahagia.

b. Pengaruh Teman
Menurut Al Bachri bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin
besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok.

c. Faktor Kepribadian
Menurut Atkinson bahwa seseorang mencoba untuk merokok karena
alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa,
membebaskan diri dari kebosanan.

d. Pengaruh Iklan
Menurut Juniarti bahwa melihat iklan dan media massa di elektronik yang
menampilkan gambaran bahwa merokok adalah lambing kejantanan atau glamour,
membuat remaja seringkali mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut.

Faktor yang memengaruhi perilaku merokok menurut Smet (1994: 294)


antara lain:

a. Teman Sebaya
Awal merokok dilakukan oleh teman-teman sebaya. Tekanan dari teman-
teman sebaya dengan dianggap pecundang jika tidak merokok atau sebatas supaya
dapat diterima di dalam suatu kelompok sosialnya.

b. Keluarga
Keluarga merupakan tempat sosialisasi anak pertama kali, dengan
modeling sang anak terhadap orang tua yang merokok juga merokok. Hanya
sedikit adank dari keluarga tidak merokok namun melakukan perilaku merokok.

c. Saudara Kandung
Saudara kandung yang lebih tua dengan melakukan perilaku merokok akan
cenderung ditiru perilakunya. Remaja dengan orang tua tidak merokok, namun
saudara kandung yang lebih tua merokok juga merokok.

4. Aspek-aspek Perilaku Merokok

Aspek-aspek perilaku merokok menurut Notoatmodjo (2010: 27-31), yaitu


:
a. Pengetahuan
Merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).
Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sangat diperngaruhi oleh intensitas
peanrhatian dan persepsi tentang objek. Pemahaman atau informasi yang disimpan
di dalam ingatan individu akan suatu hal yang akan membuatnya mengambil
langkah-langkah tertentu.

b. Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik).

c. Tindakan atau Praktik


Kecenderungan untuk bertindak. Sikap belum tentu terwujud dalam
tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu factor lain, misalnya adanya
fasilitas atau sarana dan prasarana.

d. Usaha dan Perjuangan


Sesuatu yang ditentukannya sendiri dan dipilihnya sendiri.

Tomkins (dalam Trsiwanto, 2007: 41-47) melihat perilaku merokok atas


empat aspek, yaitu :

a. Fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari


Fungsi merokok ditunjukan dengan perasaan positif maupun negative.

b. Tempat Merokok
Tiper perokok berdasarkan tempatnya ada dua, yaitu :

1. Merokok di tempat umum atau ruang public


a. Kelompok Homogen (sama-sama perokok).
b. Kelompok Heterogen (merokok di tengah-tengah orang lain
yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit dan
lain-lain.
2. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi.
a. Di kantor atau di kamar pribadi.
b. Di toilet.

c. Intensitas Merokok
Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari. Menurut Tim (2006:
9) tiper perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyak rokok yang dihisap
menjadi tiga tipe, yaitu :
1. Perokok sangat berat yang menghisap 31 batang dalam sehari,
selang lima menit setelah bangun pagi.
2. Perokok berat yang menghisap 21-30 batang dalam sehari, selang
6-30 menit sejak bangun pagi.
3. Perokok sedang yang menghisap 11-21 batang rokok dalam
sehari, selang 6-30 menit setelah bangun pagi.
4. Perokok ringan yang menghisap 10 batang rokok dalam sehari,
selang 60 menit dari bangun pagi.

d. Waktu Merokok
Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan
yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan maupun
hanya sekedar menghabiskan waktu.

Levental dan Cleary (1980: 384-387) melihat perilaku merokok atas dua
aspek, yaitu :

a. Fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari


Penelitian National Clearinghouse for Smoking Research (Ikard, Green, &
Horn, 1968) merokok digunakan untuk mengatur kondisi emosional internal
seseorang, menghasilkan reaksi emosional positif dan meminimalisir di berbagai
situasi. Dalam pengumpulan data, diketahui bahwa orang merokok untuk berbagai
factor seperti merokok untuk mengurangi rasa cemas, merokok untuk kebahagiaan
dan relaksasi (rasa), merokok untuk mengurangi rasa cemas atau tegangan, dll.

b. Intensitas Merokok
Terdapat peningkatan bertahap dalam presentase siswa yang merokok (7%
di kelas 7 menjadi 46% di kelas 11) dan peningkatan bertahap dalam jumlah
rokok yang di konsumsi (1 batang per hari sampai 20 batang per hari) dengan
peningkatan besar terjadi pada murid kelas 10 dimana laki-laki menghabiskan 10-
19 batang per hari dan perempuan menghabiskan 5-9 batang per hari (Horn,
Courts, Taylor & Solomon, 1959)

Wilson (2010: 12-16) menyatakan aspek yang terkandung di dalam


perilaku antara lain :

a. Aspek Biologis
DNA seseorang menyimpan seluruh memori wawasan biologis yang
diterima dari kedua orang tuanya. Warisan biologis yang berupa DNA sedemikian
pentingnya karena menurut hasil pengalaman empiris bahwa DNA tidak hanya
membawa warisan fisiologis dari para generasi sebelumnya, tetapi juga membawa
warisan perilaku dan kegiatan manusia termasuk agama, kebudayaan dan
sebagainya.

b. Aspek Sosio Psikologis


Merupakan factor internal yang sangat besar pengaruhnya terhadap
terjadinya perilaku, mengandung beberapa aspek yang mengikuti, antara
lain : sikap, emosi, kepercayaan, kebiasaan dan kemauan.
C. Metode Observasi
C.1 Definisi Operasional
Variable Indikator Item-item pernyataan

● Merokok pada jam


Istirahat ke- 1
● Merokok pada jam
Istirahat ke-2
● Merokok pada saat
Merokok jam kosong
berdasarkan ● Merokok pada saat
waktu pulang sekolah
● Merokok pada saat
nongkrong
bersama teman –
teman
Perilaku
Merokok ● Merokok di kantin
sekolah
● Merokok di
parkiran sekolah
● Merokok di toilet
Merokok sekolah
berdasarkan ● Merokok di
Tempat belakang gedung
sekolah
● Merokok di base
camp / tempat
nongkrong
● Merokok di dalam
kelas

Anda mungkin juga menyukai