Anda di halaman 1dari 7

1. Kesulitan apakah yang dialami oleh anak Retardasi Mental ?

a. Kesulitan dalam mengingat sesuatu

b. Lambat untuk menguasai hal-hal yang sebenarnya mudah,

seperti berpakaian, makan tanpa disuapi

c. Terlambat berbicara atau mengalami kesulitan dengan berbicara

d. Sering mengamuk tanpa alasan pasti

e. Ketidakmampuan untuk menghubungkan tindakan dengan

konsekuensi

f. Kesulitan dengan pemecahan masalah atau pemikiran logis

g. Sering berguling-guling sendiri, berjalan-jalan ketika yang lain

duduk dikelas.

2. Menurut anda hal apa sajakah yang perlu diajarkan kepada anak yang memiliki

gangguan Retardasi Mental supaya dapat berkembang menjadi pribadi yang

mandiri ?

a. Belajar segala sesuatu tentang cacat intelektual

Belajar akan membuat seseorang menjadi lebih tahu. Dengan belajar

mengenai apa yang sedang dihadapi akan membuat orangtua memahami

bagaimana mendidik anak dan menghindari apa yang seharusnya tidak

diberikan kepada anaknya.

b. Mengajarkan kemandirian kepada anak

Jangan terlalu over-protective kepada anak. Izinkanlah mereka untuk

mencoba hal-hal baru dengan cara dia sendiri. Mendorong anak untuk
melakukan hal-hal baru tanpa banyak intervensi akan membuat kepercayaan

diri seorang anak menjadi lebih baik.

Berikan bimbingan hanya ketika dibutuhkan dan hadirlah untuk memberikan

penghargaan jika anak tersebut dapat menguasai hal baru dengan jerih

payahnya sendiri.

c. Mengajak anak terlibat dalam kegiatan kelompok

Mengikuti kegiatan kelompok dapat membantu anak membangun

keterampilan sosial. Contoh kegiatan kelompok yang bisa diikuti oleh anak

antara lain kelas seni ataupun pramuka. Kegiatan kelompok ini bisa

mengenalkan anak bagaimana harus bertindak dan bersosialisasi dengan

orang lain.

d. Usahakan selalu terlibat dalam kegiatan anak

Keterlibatan orangtua terhadap kegiatan anak dapat memotivasi dalam

pendidikannya. Hanya saya perlu batasan dimana orang tua hanya

memberikan bimbingan jika diperlukan dan bukannya sebagai pengatur anak.

Berhubungan degan guru akan membantu orangtua mengetahui

perkembangan dan kemajuannya di sekolah. Hal itu kemudian dijadikan

sebagai langkah evaluasi pendidikan dirumah.

e. Berkenalan dengan orang tua lain yang memiliki retardasi mental

Berkenalan dengan orangtua yang juga memiliki anak dengan kondisi yang

sama akan memberikan banyak manfaat. Mereka bisa memberi banyak tips

dan nasihat serta dukungan emosional yang mungkin tidak didapatkan

ditempat lain
3. Sebutkan kriteria anak Slowlearner?

 Fungsi kemampuan di bawah rata-rata pada umumnya.

 Memiliki kecanggungan dalam kemampuan menjalin hubungan intrapersonal.

 Memiliki kesulitan dalam melakukan perintah yang bertahap.

 Tidak memiliki tujuan dalam menjalani kehidupannya

 Memiliki berbagai kesulitan internal seperti; keterampilan mengorganisasikan,

kesulitan transfer belajar, dan menyimpulkan infromasi.

 Memiliki skor yang rendah dengan konsisten dalam beberapa tes.

 Memiliki pandangan mengenai dirinya yang buruk.

 Mengerjakan segalanya secara lambat.

 Lambat dalam penguasaan terhadap sesuatu.

4. Jelaskan beberapa contoh peran guru dalam membimbing anak Slowlearner ?

 Pahami bahwa anak membutuhkan lebih banyak pengulangan, 3 sampai 5 kali,

untuk memahami suatu materi daripada anak lain dengan kemampuan rata-rata.

Maka, dibutuhkan penguatan kembali melalui aktivitas praktek dan yang familiar,

yang dapat membantu proses generalisasi.

 Anak slow-learner yang tidak berprestasi dalam akademik dasar dapat

memperoleh manfaat melalui kegiatan tutorial di sekolah atau privat. Tujuan

tutorial bukanlah untuk menaikkan prestasinya, tetapi membantunya untuk

optimis terhadap kemampuannya dan menghadapkannya pada harapan yang

realistik dan dapat dicapainya.


 masuk akal dan dapat dibenarkan untuk memberi mereka kelas yang lebih singkat

dan tugas yang lebih sederhana.

 Berusahalah untuk membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai

konsep baru daripada menuntut mereka menghafal materi dan fakta yang tidak

berarti bagi mereka.

 Gunakan demonstrasi dan petunjuk visual sebanyak mungkin. Jangan

membingungkan mereka dengan terlalu banyak verbalisasi. Pendekatan

multisensori juga dapat sangat membantu.

5. Bagaimana cara mengindifikasi seorang anak yang memiliki gangguan belajar

underachiever?

Menunjukan prestasi yang berlawanan dengan harapan atau potensi yang dimilikinya.

Merasa tidak senang dengan sekolah atau gurunya dan cenderung bergabung dengan

teman yang juga memiliki sikap negatif terhadap sekolah.

 Kurang termotivasi untuk belajar, tidak mengerjakan tugas, sering mengantuk ketika

belajar dan tidak tuntas dalam mengerjakan tugas.

Kurang mampu melakukan penyesuaian intelektual.

Merasa kurang bersemangat, kurang tegas dan sering ribut di kelas.

Memiliki disiplin yang rendah, sering telat sekolah, enggan mengerjakan tugas, sering

ribut, dan mudah terpengaruh.

Tidak memiliki hobi atau minat terhadap kegiatan untuk mengisi waktu luang.
6. Menurut anda, penanganan pendidikan yang seperti apakah yang tepat untuk

anak underachiever agar dapat mengembangkan potensinya dengan maksimal !

a. Memberikan tes intelegensi individual. Selama pengetesan, pemeriksa harus

waspada terhadap karakteristik khusus pada anak yang berkaitan dengan tugas

seperti ketegangan, perhatian, ketekunan, keuletan dalam mengerjakan tugas,

respons terhadap frustasi, cara pemecahan masalah, dan respons terhadap

dorongan dari pemeriksa.

b. Memberikan tes prestasi individual yang menunjukkan kekuatan dan

kelemahan

c. Memberikan tes kreativitas dan inventori yang diberikan oleh psikolog.

Disamping skor berpikir kreatif diperoleh gambaran mengenai ciri-ciri afektif

(sikap) yang berkaitan dengan kreativitas, seperti kemandirian, kepercayaan

diri, dan pengambilan risiko.

7. Kesulitan apakah yang dialami oleh anak disleksia ? Bagaimanakah pendidikan

yang tepat untuk membantu anak disleksia ?

Kesulitan yang dialami oleh anak disleksia

 Mengalami masalah mempelajari nama – nama benda dan bunyi dari huruf –

huruf.

 Kemampuan mengeja tidak konsisten dan tidak bisa ditebak.

 Menaruh kata dan bentuk dengan urutan yang salah, misalnya menuliskan

angka 6 menjadi 9, atau menuliskan huruf B padahal yang dimaksud adalah D.

 Bingung dengan urutan dari huruf – huruf dalam suatu kata.


 Membaca sangat perlahan atau membuat kesalahan ketika membaca keras –

keras, dan kemampuan membacanya berada di bawah rata – rata anak

seusianya.

 Mengalami gangguan visual ketika membaca, misalnya seorang anak akan

melihat bahwa huruf – huruf dan kata – kata akan tampak berlompatan atau

buram, padahal hasil tes mata menunjukkan hal yang normal.

pendidikan yang tepat untuk membantu anak disleksia

1. Metode Multisensori

Metode ini mendayagunakan kemampuan visual atau kemampuan penglihatan

anak, auditori atau kemampuan pendengaran, kinestetik atau kesadaran pada

gerak dan juga taktil atau perabaan pada anak.

2. Metode Fonik (Bunyi)

Metode yang memanfaatkan kamampuan visual dan auditori anak dengan cara

menamai huruf sesuai dengan bunyi bacaannya. Misalnya saja huruf B yang

dibunyikan eb, huruf C dibunyikan ecdan lain sebagainya.

3. Metode Linguistik

Metode yang mengajarkan anak disleksia mengenal kata secara utuh.Metode

ini menekankan pada kata-kata yang bermiripan. Penekanan inilah yang

diharapkan bisa membuat anak mampu menyimpulkan sendiri pola hubungan

antara huruf dan juga bunyinya.


8. Apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusi dan apakah kelebihan

penerapan inklusi dalam pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus ?

Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan

kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran

dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada

umumnya.

kelebihan penerapan inklusi dalam pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

 Keberadaan ABK diakui sejajar dengan anak normal

 Lingkungan mengajarkan kebersamaan dan menghilangkan diskriminasi

 Memberi kesan pada orang tua dan masyarakat bahwa ABK pun mampu seperti

anak pada umumnya

 Anak yang berkelainan akan belajar menerima dirinya sebagaimana adanya dan

juga tidak menjadi asing lagi di lingkungannya

 ABK memiliki kesempatan untuk beraktivitas (yang mungkin dapat diikutinya) dan

berpartisipasi sehingga dapat menunjukkan kemampuannya di lingkungan anak

normal

 Membutuhkan pegangan diri yaitu dengan belajar secara kompetitif, eksistensi

ABK akan teruji dalam persaingan secara sehat dengan anak pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai