Anda di halaman 1dari 18

Tes Proyektif adalah tes yang mengungkap aspek-aspek psikologis seseorang, di mana

individu memproyeksikan diri dalam suatu objek. Tes ini membutuhkan alat untuk
mengungkap apa yang ada di alam bawah sadar, alatnya berupa kartu, kertas.
Jenis-jenis tes proyeksi
SSCT ( Sack Sentences Complation Test )
SSCT adalah test kepribadian yang bersifat proyektif yang dikembangkan oleh Joseph Sac
dan Sidney Levy bekerjasama dengan lembaga pelayanan kesehatan mental di New York.
Test SSCT ini merupakan salah satu tes non verbal, SSCT sifatnya sangat sederhana baik
pengerjaannya maupun interpretasinya, jumlahnya terdiri dari 60 item. Dimana masing-
masing item merupakan kalimayt yang belum selesai, tidak terstruktur/ambigu, selanjutnya
subyek berkewajiban menyelesaikan kalimat tersebut dengan cara mengisi atau
mengemukakan kata-kata yang pertama kali muncul dalam pikirannya. Pada awalnya tes ini
digunakan untuk proses terapi setelah perang, seperti yang kita ketahui bahwa setelah perang
banyak veteran perang yang mengalami gangguan jiwa, tes ini juga dapat membantu biro
konseling.
Aspek yang diungkap
Secara garis besar, aspek-aspek kepribadian yang akan diungkap oleh SSCT ada 4 faktor
yaitu:
-          Sikap individu dalam hubungannya dengan keluarganya
-          Sikap individu dalam kehidupan sexualnya
-          Sikap individu dalam hubungannya dengan orang lain atau antar individu
-          Konsep diri dari individu yang di tes
Dasar Teori
Kalimat-kalimat tak sempurna tersebut dapat merangsang seseorang untuk memproyeksi
keadaan atau isi psikisnya sesuai dengan rangsang yang terdapat/berkaitan dengan isi kalimat
tersebut (aufforderung character), jawaban-jawaban tersebut sifatnya unpre & conscious.
Cara penggunaan/penyajian
Dalam penyajian SSCT, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
-          Waktu/lama penyajian sekitar 20-40 menit
-          Bacakan instruksi, usahakan agar subyek mengerti, bila kurang mengerti beri
penjelasan. Usahakan menekankan bahwa respon yang pertama kali muncul itulah yang harus
dituliskan.
-          Perhatikan ekspresi ketika mengatakannya, utamanya kata-kata spontan yang mungkin
muncul ketika mengerjakan.
-          Diharapkan hambatan emosi yang muncul bisa disalurkan.
Tekhnik Skoring
Pemeriksaan dilakukan dengan rating sheet, penyekoran dilakukan berdasarkan gangguan
yang dialami subyek, meliputi:
-          Scoring 2 : Bila subyek mengalami gangguan dan membutuuhkan tindakan terapi.
-          Scoring 1: Diperkirakan bahwa subyek mengalami sediikit gangguan dan mungkin
butuh konseling.
-          Scoring 0 : Bila tidak ada gangguan
-          Scoring x : Bila jawaban subyek meragukan, tidak ada tanda-tanda yang jelas.
Tiap item dinilai sendiri-sendiri, kemudian item yang mendukung suatu sikap dinilai bersama
lalu di interpretasi.

TES  RORSCHACH
Tes rorschach merupakan salah satu tes proyektif yang paling populer dikembangkan oleh
psikiatris yang berkembangsaan Swiss bernama Herman Rorschach (1921-1942). Pertama
kali tes ini deskiprisikan pada tahun 1921 dengan melakukan percobaan pada pasien yang
berjumlah 1991, hasil yang memuaskan dari 40 tes ink blot, hanya 15 bercak tinta.
Tes rorschach adalah tes yang pertama menerapkan noda tinta pada penyeledikan diagnostik
atas kepribadian secara keseluruhan. Tes rosa ada 10 kartu. Masing-masing kartu memuat
cetakan noda tinta simetris bilateral. Lima noda tinta diletakkan pada bayangan abu-abu dan
hitam saja, dua memadukan beberapa bayangan pastel.
Aspek yang dinilai  dalam tes rorschach adalah:
1.      Kognitif; taraf intelektual, pendekat, keluasan minat
2.      Afektif; emosional, tanggungjawab, reaksi terhadap stress
3.      Fungsi ego; kekuatan ego, area konflik, defense
Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa seseorang akan rangsangan eksternal kelas
berdasarkan persepsi orang-set khusus dan termasuk kebutuhan, motif dasar, konflik dan
bahwa proses clustering adalah wakil dari proses yang digunakan dalam situasi kehidupan
nyata
Umumnya selama penyelenggaraan tes rosa, responden ditunjukkan masing-masing noda
tinta, satu kali setiap saat dan diminta untuk memberitahu apa yang dinampakkan oleh noda
tinta tersebut. Selain menyimpan catatan verbal tentang respon terhadap setiap kartoda tinta.
Penguji umumnya mencatat waktu reaksi dan lama respon atau posisi dimana kartu dipegang,
catatan spontan, ungkapan emosional dan perilaku insidental lain dari responden selama sesi
tes tersebut.
Pada waktu tertentu setelah presentasi 10 kartu, kebanyakan penguji mengajukan pertanyaan
pada individu secara sistematik tentang bagian dan aspek noda tinta terhadap mana asosiasi
diberikan. Selama penyelidikan ini, para responden juga memiliki kesempatan untuk
menguraikan serta menjernihkan respon lebih awal mereka.
Berikut ini adalah contoh kartu-kartu tes rosa :

MMPI ( MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY )


1.      Sejarah
Minnesota Multiphasic Personality Inventory ( MMPI 1 dan MMPI 2 ) merupakan salah satu
tes inventory dengan bentuk self report dengan pilihan jawaban “ya” atau “tidak”. MMPI
dikembangkan oleh Strake Hathaway dan J.C Mc Kinley pada tahun 1930an dan pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1943.
Pada tahun 1989, MMPI direvisi menjadi MMPI-2 mengingat karena ada area yang tidak
tercakup dalam MMPI dan karena ada beberapa item yang sangat tidak representative untuk
digeneralisasikan pada populasi.
2.      Aspek yang diungkap
Adapun beberapa aspek yang diungkap dari MMPI ini adalah :
-          Membedakan kelompok normal dan kelompok abnormal
-          Mendiagnosa atau memeriksa gangguan jiwa
3.      Cara penggunaan/penyajian
Tes ini hanya boleh di administrasikan oleh ahli-ahli yang kompeten dan berhak, seperti
psikolog atau psikiatrik dengan memberikan buku soal kepada subyek yang berisi
pernyataan-pernyataan yang dijawab benar atau salah. Waktu pengerjaan tes tak terbatas tapi
biasanya 1,5 jam.
4.      Tekhnik Skoring
Scoring dilakukan dengan menggunakan kunci atau dengan computer. Skor mentah lalu
diubah dalam bentuk skor T ( M=50, SD=10 ) dengan konversi K. Mean-nya adalah rata-rata
skor untuk orang normal setelah itu skor akhir dicocokkan dengan skala MMPI.
TEST GRAFIS
A.    TEST DRAW A PERSON
1.      Sejarah
Draw A Person Test dikembangkan oleh Karen Macover berdasarkan tes gambar yang
pertama  kali dipergunakan oleh Goodenough pada tahun 1926 yang dinamakan Goodenough
Draw A Man Test dan interpretasinya terutama didasarkan pada kualitas gambar dan jumlah
detil gambar.
Pada tahun 1949 Karen Macover tidak puas dengan system scoring yang dikembangkan oleh
Goodenough, ia lalu mengembangkan evaluasi kepribadian yang berbeda sebelumnya yang
dikenal dengan nama Macover Draw A Person Test yang khusus digunakan untuk
pemeriksaan kepribadian. Pada tahun 1961 dilaporkan bahwa tes`DAP menjadi tes kedua
yang paling sering digunakan dalam rumah sakit, klinik, dan pusat-pusat konseling.
2.      Aspek yang diungkap
-          Imajinasi    : imajinasi seseorang dapat dilihat dan bagaimana bentuk gambar yang
dibuatnya.
-          Emosi        : keadaan emosi dapat terlihat dari tekanan garis besar dan shading dalam
gambar.
-          Dinamisme : dapat dilihat dari totalitas gambar subyek
-          Reality Function : bagaimana subyek berfungsi terhadap lingkungan sekitarnya
3.      Cara penggunaan/penyajian
Tes DAP ini disajikan secara individual ataupun klasikal dengan durasi waktu tidak terbatas,
namun biasanya 10 menit. Selama subyek menggambar lakukanlah observasi, catatlah waktu
yang digunakan subyek, pernyataan subyek, ekspresi, penghapusan, penekanan, penghapusan
dan urutan bagian yang digambar
4.      Tekhnik Skoring
Scoring dilakukan berdasarkan :
-          Penempatan gambar
-          Garis
-          Ukuran gambar
B.     TEST BAUM
1.      Sejarah
Yang pertama kali menggunakan test BAUM sebagai alat diagnostic adalah Emil Jucker
tahun 1928 di Zurich, dimana dipakai sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di
Perusahaan. Kemudian diperbaiki oleh Goodenough dan di inspirasi bahwa pohon dapat
dipakai sebagai alat untuk mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang dikemukakan
oleh Hendry Starley.
2.      Aspek Kepribadian yang di Ungkap
-          Imajinasi
-          Emosi
-          Dinamisme
-          Reality function
3.      Cara Penyajian/Penggunaan
Test ini dapat disajikan secara individual ataupun klasikal, waktunya pun tidak terbatas tapi
biasanya 10 menit. Pada test ini subyek diminta untuk menggambar pohon, pohon buah.
Jangan menggambar pohon pisang, kelapa, beringin, pinus cemara atau rerumputan.
Sebaiknya test ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, Wartegg, dan HTP.
4.      Tekhnik scoring
Scoring di lakukan berdasarkan :
-          Ukuran gambar     : Besar atau kecil
-          Letak gambar        : Kiri, kanan, atas, bawah, tengah
-          Garis                      : Konsisten, kabur, tebal, tipis, tekanan berubah
-          Isi                          : Akar, batang, daun, bunga, buah, mahkota, dahan, garis tanah.
 Contoh BAUM Test :
C.    TEST HTP ( House, Tree, Person )
1.      Sejarah
Sebagaimana tes DAP dan BAUM, HTP ini juga merupakan tes diagnostic dimana dipakai
sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di Perusahaan. Kemudian diperbaiki oleh
Goodenough dan di inspirasi bahwa rumah, pohon, orang dapat dipakai sebagai alat untuk
mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang.
2.      Aspek yang di Ungkap
-          Mengukur keseluruhan aspek pribadi
-          Mengetahui interaksi pribadi dengan lingkungan
-          Mengetahui tingkat intelegensi
-          Keperluan diagnosis/prognosis dan pekembangan kepribadian setelah diberi treatment.
3.      Cara penggunaan/penyajian
Tes HTP ini diberikan secara individual dan klasikal, subyek diminta menggambar rumah,
pohon dan orang diatas kertas kosong dengan waktu penyajian dan terbatas tapi normalnya
10 menit. Sebaiknya tes ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, BAUM dan Wartegg.
4.      Tekhnik Skoring
Scoring dilakukan berdasarkan :
-          Proporsi gambar
-          Posisi gambar
-          Komposisi gambar
-          Penyelesaian gambar
-          Bentuk pohon
-          Bentuk orang
-          Bentuk rumah
TEST WARTEGG
1.      Aspek yang di Ungkap
-          Mengungkap adanya indikasi patologis
-          Mengungkap kepribadian secara keseluruhan
-          Individu dan lingkungan sekitarnya
2.      Cara penggunaan/penyajian
Bentuk tes ini adalah selembar kertas yang isinya tergambar delapan kotak yang berisi
stimulus tertentu. Tes ini dapat disajikan secara individual atau klasikal dengan waktu yang
digunakan umumnya antara 15-40 menit tergantung pada kualitas hasil ujian, kelayakannya
menurut stimuli. Tes ini digunakan dalam praktek konseling dan psikoterapi.
3.      Tekhnik scoring
Blangko scoring terbagi menjadi dua bagian yang saling berhadapan. Di sebelah sisinya
adalah daftar criteria atau variabel yang termasuk bagian kuantitatif dalam diagnosis. Angka-
angka pada lajur atas menunjuk pada nomor gambar, bila pemberian skor telah selesai maka
skor yang diperoleh oleh kedelapan gambar pada setiap kriteria di jumlahkan, dan jumlahnya
dituliskan disamping criteria yang bersangkutan yaitu didalam kolom total score dengan
jumlah yang di isikan adalah jumlah dalam angka bulat.
Pemberian skor diberikan dengan tanda (X) berarti satu poin penuh dan tanda garis miring (/)
berarti setengah poin. Agar diagnosis individu dapat dilakukan dengan baik maka sebaiknya
dilengkapi dengan data pribadi seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan
subyek.
 Contoh Wartegg Test
Add caption
CHILDREN  APPERCEPTION  TEST   (CAT)
CAT (Children Apperception Test) adalah tes yang dirancang khusus untuk anak-anak
berusia 3-10 tahun. Tes ini dikembangkan oleh Bellak pada tahun 1993. Kartu CAT
mengganti manusia menjadi hewan dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih muda
melakukan proyeksi pada hewan daripada manusia. Gambar tersebut dirancang untuk
membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan masalah makan serta aktivitas oral,
persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak, agresi, latihan buang air kecil dan
besar serta pengalaman anak lainnya.
CAT mempersiapkan modifikasi manusia (CAT-H) untuk anak-anak yang lebih tua, terutama
di atas usia 10 tahun, penyusunan tes mempertahankan bahwa bentuk manusia atau bentuk
hewan bisa lebih efektif tergantung pada usia dan ciri-ciri kepribadian anak bersangkutan.
Gambar kartu CAT sebagai berikut.
1.      Kartu 1: Anak ayam duduk mengelilingi sebuah meja dengan ayam dewasa muncul di
latar belakang.
2.      Kartu 2: Beruang besar dan bayi beruang bermain tarik-menarik tali.
3.      Kartu 3: Singa duduk di atas takhta diawasi oleh tikus melalui sebuah lubang.
4.      Kartu 4: Seekor kanguru dengan anak kanguru di kantongnya dan anak kanguru tertua
di sampingnya.
5.      Kartu 5: Dua bayi beruang tidur di kasur kecil di depan tempat tidur yang lebih besar
yang berisi dua benjolan.
6.      Kartu 6: Sebuah gua di mana dua beruang besar disamping berbaring bayi beruang.
7.      Kartu 7: Seekor harimau ganas melompat ke arah monyet yang mencoba memanjat
pohon.
8.      Kartu 8: Dua monyet dewasa duduk di sofa, sementara monyet dewasa lain sedang
berbicar dengan bayi monyet.
9.      Kartu 9: Sebuah kamar terdapat tempat tidur diambang pintu seekor kelinci duduk
sambil memangdang ke arah tersebut.
10.  Kartu 10: Seekor anak anjing yang dipukul oleh anjing dewasa di depan kamar mandi.
            Tata pelaksanaan tes CAT ini yaitu pemeriksa memberikan kartu demi kartu. Testi
diharapakan menceritakan apa yang terjadi dalam kartu tersebut. selain itu, pemeriksa dapat
meminta lebih spesifik pada anak tersebut untuk menjelaskan adagen pada gambar tersebut.
Waktu yang digunakan hanya 20-45 menit. Skor mengenai jawaban benar atau salah, tidak
ada. Melainkan dianalisis jawaban tersebut sesuai dengan kebutuhan, konflik, emosi, sikap
dan pola respons. Untuk itu, pemeriksa harus mencatat dan mengobservasi dalam
pelaksanaan tes berlangsung.
Tes yang lebih baruan dikembangkan, Roberts Apperception Test for Children (RATC), lebih
dekat untuk memenuhi standar psikometri untuk penyusunan tes dan evaluasi daripada
teknik-teknik lain jenis ini. RATC menyediakan 2 rangkaian dari 16 kartu stimulus tumpang
tindih, satu untuk anak laki-laki dan satu untuk perempuan. Gambar yang ada tersebut dipilih
untuk melukiskan situasi antar pribadi yang telah dikenal dimana anak-anak dalam
hubungannya dengan orang dewasa atau anak-anak lainnya. Validitasnya pun terus
menunjukkan hasil yang baik, disamping itu buku pegangan dengan garis pedoman rinci
untuk penentuan skor dan interpretasi RATC dalam penggunaan klinis juga telah
dipersiapkan oleh Glen E Roberts pada tahun 1994.
TEMAS adalah kata Sanyol untuk ‘tema’ dan merupakan singkatan Tell Me A Story yaitu
sebuah instrumen yang dirancang secara khusus untuk penaksiran atas ciri-ciri kognitif,
efektif dan kepribadian anak-anak dari usia 5-18 tahun. Temas menggunakan dua rangakain
kartu simulus paralek dengan warna lengkap, satu untuk anak-anak minoritas etnik dan satu
untuk anak-anak berkulit putih.
Temas merupakan perbaikan atas kartu TAT yang asli mendapat pujian karna kesesuaiannya
bagi anak-anak Amerika keturunan Afrika serta Amerika keturunan Spanyol. Namun ciri-ciri
psikometri dari tes ini terutama reliabilitas tes-tes ulangnya dan konsistensi internalnya telah
berulang kali dipertanyakan.
Tes-tes apersepsi tematik yang sama dikembangkan untuk orang usia lanjut antara lain: GAT
(Gerontological Apperseption Test) dan SAP (Senior Apperseption Test). Keduanya
menggunakan rangkaian kartu yang menampilkan seorang atau lebih dari lanjut usia dan
mengilustrasikan masalah yang bisa melanda orang usia lanjut seperti kesepian, kesulitan
dengan keluarga dan rasa tak berdaya. Kedua instrumen ini telah dikritik karena terlalu cepat
dipublikasikan dan digunakannya gambar-gambar yang cenderung melestarikan stereotipe
masa lanjut usia yang salah. Lagipula tidak satu pun dari keduanya telah terbukti memiliki
keunggulan di atas TAT dalam mentes orang lajut usia dan GAT tak lagi diterbitkan.
 Contoh CAT Test :

THEMATIC  APPERCEPTION  TEST  (TAT)


Pertama kali Theamatic Apperception Test (TAT) dikembangkan oleh Henry A Murray dan
stafnya di Harvard Psychological Clinic, pada tahun 1930. Dasar tes TAT  penilaian subyek
didasarkan pada apa yang dia proyeksi ke gambar ambigu. Oleh karena itu, untuk melengkapi
penilaian, setiap narasi yang dibuat oleh subjek harus hati-hati dicatat dan dianalisis untuk
mengungkap yang mendasari kebutuhan , sikap  dan pola reaksi. Meskipun praktisi klinis
yang paling tidak menggunakan sistem penilaian formal, beberapa sistem penilaian formal
telah dikembangkan untuk menganalisis cerita TAT secara sistematis dan konsisten. Dua
metode umum yang saat ini digunakan dalam penelitian adalah:
a.       Mekanisme Pertahanan DMM Manual .Ini menilai mekanisme pertahanan tiga:
penyangkalan (paling matang), proyeksi (intermediate), dan identifikasi (paling
matang).Seseorang pikiran atau perasaan yang diproyeksikan dalam cerita-cerita yang
terlibat.
b.      Kognisi Sosial dan Hubungan Obyek SCOR skala. Ini menilai empat dimensi yang
berbeda dari hubungan-hubungan objek : Kompleksitas Representasi dari Rakyat,
Mempengaruhi-Tone Hubungan Paradigms, Kapasitas Emotional Investasi dalam Hubungan
dan Standar Moral, dan Sosial Memahami Kausalitas.
 Aspek-aspek yang diungkapkan dalam tes ini sebagai berikut.
a.       Masalah umum mengenai dorongan hati lawan kontrolnya, masalah kehendak diri
pribadi lawan kekuatan budaya di luar dirinya.
b.      Sikap-sikap terhadap hubungan pria-wanita
c.       Sikap terhadap tokoh ibu, terutama dari segi larangan atau pengawasan. Sering muncul
pandangan mengenai orang dewasa terhadap penjajagan seks para remaja.
d.      Sikap terhadap otoritas, terhadap tututan dari luar (dari orang yang lebih senior) dan
sedikit banyak mengenai sikap keaktifan diri sendiri. Pada orang-orang tua dapat diartikan
sikap terhadap aturan-aturan dan kebijakan, terutama dalam dunia pekerjaan
e.       Orientasi terhadap kenyataan maupun terhadap ambisi dan kemampuan merancang
masa depan. Disini juga ada kesempatan munculnya perasaan permusuhn dan serang-
serangan.
f.       Pemahaman mengenai kontak fisik dan kadang-kadang berkaitan dengan masalah
homoseks. Disini dasarnya menggambarkan hubungan teman sebaya, klompok teman, dan
dapat juga memunculkan sikap-sikap terhadap kehidupan seksualnya sendiri.
g.      Kedekatan fisik yang merupakan bahan pengungkapan dua hal. Pertama, cara orang
menangani kontak fisik yang demikian dekat dan rangsangannya. Kedua, reaksi terhadap
objek kecintaan, terutama pada saat perpisahan. Dapat juga memunculkan pandangan
terhadap suami/isteri atu perasaan intim antara dua orang (belum tentu dalam artian seks)
seperti hubungan anak – orang tua.
h.      Ketakutan terhadp serangan dan kemampuan menangani ketidakadaan dukungan
manusia lain. Ketakutan ini mudah memunculkan emosi yang tidak terkontrol, baik yang
berbentuk agresi maupun tuntutan akan perlindungan
i.        Kepasifan orang dan sikap terhadap kekuatan luar yang mengontrolnya. Pada beberapa
orang dapat memunculkan pikiran mengenai homoseks.
j.        Hubungan antara wanita yang berbeda umur. Pada wanita setengah baya, dapat
mengenai ancaman mas tua, pada wanita muda, lebih dominan mengenai pikiran-pikiran
terhadap kekuasaan yang lebih tua.
k.      Sikap terhadp partner hubungan seks, terutama reaksi-reaksi sebelum atau sesudah
hubungan seks. Sering terungkap hubungan antara nafsu seks dan perasaan agresi.
TAT adalah tes proyektif dalam, seperti tes Rorschach , penilaian subyek didasarkan pada
apa yang dia proyek ke gambar ambigu. Oleh karena itu, untuk melengkapi penilaian, setiap
narasi yang dibuat oleh subjek harus hati-hati dicatat dan dianalisis untuk mengungkap yang
mendasari kebutuhan , sikap dan pola reaksi.
Materi TAT terdiri dari 31 kartu yang memuat gambar-gambar kabur dalam warna hitam dan
putih serta kartu kosong. 11 kartu untuk segala teste, termasuk disini kartu kosong dan 9
kartu disesuaikan untuk dewasa atau anak dan pria atauwanita. Ke-9 kartu ditandai dengan:
1.      BM = Boy and Male (untuk pria)
2.      GF = Gilr and Female (Untuk wanita)
3.      MF = Male and  Female (untuk dewasa)
4.      GB = Boy and  Girl (untuk anak-anak 4 – 14 tahun).
Penjelasan dari 31 kartu gambar TAT sebagai berikut.
1.      Kartu 1: Seorang anak laki-laki sedang memandangi sebuah biola yang terletak di atas
meja di depannya.
2.      Kartu 2: Pemandangan desa digambarkan disebelah depan ada seorang wanita
membawa buku, dilator belakang ada seorang laki-laki sedang bekerja di ladang dan seorang
wanita lebih tua dari wanita pertama sedang memandanginya.
3.      Kartu 3 BM: Dilantai seorang anak laki-laki sedang meringkuk dan menempel di sofa
dengan kepalanya disandarkan di atas tangan kanannya. Disampingnya di lantai tergeletak
sepucuk pistol.
4.      Kartu 3GF: Seorang wanita sedang berdiri dengan kepala menunduk. Mukanya ditutupi
dengan tangan kanannya. Tangan kirinya direntangkan pada suatu pintu kayu.
5.      Kartu 4: Seorang wanita sedang memegang erat-erat bahu seorang pria yang badan dan
wajahnya membelakangi wanita tadi. Pria ini seolah-olah berusaha menghindar dari wanita
tersebut.
6.      Kartu 5: Seorang wanita setengah baya sedang berdiri di ambang pintu yang setengah
terbuka dan melihat kearah suatu kamar.
7.      Kartu 6 BM: Seorang wanita tua pendek berdiri membelakangi seorang pria muda
jangkung. Si pria memandang ke bawah dengan ekspresi wajah kebingungan.
8.      Kartu 6 GForang wanita sedang duduk ditepi sebuah sofa. Ia memandang kebelakang
ke arah seorang pria yang lebih tua yang berpipa di mulutnya. Pria ini seakan-akan sedang
berbicara dengan wanita tersebut.
9.      Kartu  7 BM: Seorang pria beruban memandang seorang pria muda cemberut yang
sedang melamun.
10.  Kartu 7 GF: Seorang wanita agak tua sedang duduk disamping seorang perempuan,
sambil berbicara atau membacakan sesuatu untuk si anak. Si anak yang sedang memegangi
boneka, memandang kearah lain.
11.  Kartu 8 BM: Seorang pria remaja memandang lurus ke luar gambar. Di satu sisi tampak
sebuah laras senapan, dan dilatar belakang tampak lamat-lamat seperti bayangan dalam
mimpi, pemandangan semacam operasi.
12.  Kartu 8 GF: Seorang wanita muda duduk bertopang dagu sambil melamun.
13.  Kartu 9 BM: Empat pria berpakaian kerja sedang tiduran santai di rerumputan.
14.  Kartu 9 GF: Seorang wanita muda dengan majalah dan dompe di tangan memandang dari
balik sebatang pohon seorang wanita muda lain berpakaian pesta yang sedang berlari-lari
ditepi pantai.
15.  Kartu 10: Kepala seorang wanita muda bersandar dibahu seorang pria.
16.  Kartu 11:  Suatu jalan menyusuri suatu jurang yang dalam diantara batu-batu cadas yang
terjal. Diatas jalan dikejauhan ada gambaran-gambaran yang tidak jelas. Dari salah satu
dinding cadas menjulur kepala dan leher panjang seekor naga.
17.  Kartu 12 M: Seorang pria muda sedang berbaring memejamkan mata diatas dipan.
Seorang pria tua membungkuk, tangannya terbuka diatas muka orang yang sedang berbaring.
18.  Kartu 12 F: Gambar seorang wanita muda. Dilatar belakangnya seorang wanita tua
berkerudung dan menyeramkan sedang mengerutkan wajah.
19.  Kartu 12 BG:  Sebuah kapal dayung didaratkan dipinggiran sungai didaerah berhutan.
20.  Kartu 13 B: Seorang anak laki-laki kecil sedang duduk ditangga sebuah pondok kayu.
21.  Kartu 13 F: Seorang anak perempuan sedang memanjat tangga yang berkelok-kelok.
22.  Kartu 13 MF: Seorang pria muda sedang berdiri menunduk, mukanya ditutup dengan
lengan. Dibelakangnya ada gambaran seorang wanita sedang berbaring diatas tempat tidur.
23.  Kartu 14: Bayangan seorang pria atau wanita pada suatu jendela yang terang. Gambar
sisanya seluruhnya gelap.
24.  Kartu 15: Seorang pria kurus dengan tangan terpadu berdiri diatara batu-batu nisan.
25.  Kartu 16: Kartu kosong.
26.  Kartu 17 BM: Seorang pria tanpa busana sedang bergantung pada seutas tali. Ia sedang
memanjat atau menurun.
27.  Kartu 17 GF: Sebuah jembatan diatas air, sesosok wanita bersandar menjulur diatas
pagar jembatan itu. Dilatar belakangnya tampak gedung-gedung tinggi dan gambar-gambar
kecil beberapa pria.
28.  Kartu 18 BM: Seorang pria dipegang erat-erat dari belekang oleh tiga tangan. Tidak
tampak gambar lawan-lawan orang ini.
29.  Kartu 18 GF: Seorang wanita tangannya mencekam lehr wanita lain yang tanpaknya
didorong kebelakang kearah pagar tangga.
30.  Kartu 19: Gambar yang menyeramkan, melukiskan kumpulan awan menyelimuti pondok
yang tertutup salju dipedesaan.
31.  Kartu 20: Gambar remang-remang seorang pria (atau wanita) bersandar pada tiang lampu
dimalam buta.
                        Instruksi dalam TAT ini yaitu responden diminta untuk mengarang cerita
sesuai dengan tiap gambar tersebut, mendeskripsikan apa yang terjadi pada waktut itu dan
apa yang dirasakan dan dipirkan oleh karakter dalam gamabar lalu memberikan hasilnya.
Dalam hal kartu kosong, responden diminta untuk membayangkan gambar tertentu pada kartu
itu, mendeskripsikannya dan kemudian membuat cerita tentang hal tersebut.
            Dalam menginterpretasikan tanggapan testi terhadap stimuli yang disajikan
diperlukan pemehaman mengenai karakteristik atau sifat-sifat stimuli tersebut. Pengenalan
karakteristik juga diperlukan untuk memilih kartu-kartu yang akan disajikan pada penyajian
singkat.
1.      Kajelasan struktur konteks atau situasi orang yang terlibt, dan objek yang terlibat.Dalam
beberapa gambar, situasi, orang dan objek, tampak jelas. Pada kartu 1, disitu tampak jelas
gambar seorang anak laki-laki sedang instrospeksi yang melibatkan biola yang tampak jelas.
Pada kartu 2, jelas pemandangan pertanian dengan orang-orang yang terlibat ialah seorang
wanita muda, seorang pria dan seorang wanita yang leebih tua. Kartu-kartu lain yangjelas
strukturnya ialah kartu 3 MF, 4, 5, 6 BM, dan 9 GF, 10, 13 MF.Dari stimulus yang jelas
begini, imajinasi tidak dibutuhkan. Bila testi menginterpretasikan gambar yang jelas tidak
seperti yang seharusnya, maka dapat dikatakan ada penyimpangan persepsi atau salah
interpretasi. Hal ini dapat digunakan bahan diagnosa.               
2.      Situasi kejadiannya biasa atau luar biasa, ditinjau dari pengalaman manusia pada
umumnya. Kartu 6 BM, yang menggambarkan wanita setengah umur berdiri membelakangi
pria muda jangkung, dan 7 GF, ialah seorang ibu dudukdisamping anak perempuan,
merupakan contoph gambar yang strukturnya jelas dan situasinya tidak asing lagi bagi
kebanyakan orang. Juga kartu 10, yang meskipun gambarnya kurang jelas pelakunya, tetapi
kejadiannya masih merupakan pengalaman biasa.                                              
3.      Bermanusia atau tidak. Kebanyakan stimuli TAT mengambarkan kejadian yang ada
manusianya, seseorang atau lebih. Beberapa hanya memberikan kesan ada orangnya, seperti
kartu 11. Kartu 12 BG dan 19 sama sekali tidak menampakan manusianya.
Ditinjau dari karakteristik ini, kertu 16 termasuk kartu yang tidak bermanusia, bahkan sama
sekali tidak ada gambarannya alias kosong. Kartu ini menantang testi untuk menciptakan
sendiri seluruh ceritanya, mencari sendiri bahan-bahannya, ialah orang-orangnya yang
terlibat, hubungan-hubungannya, kejadiannya, dan lain-lain.
4.      Sederhana atau rumitnya bentuk, tanpa memandang sederhana dan rumitnya isi: sekilas
dapat diamati adanya perbedaan definit dan tidaknya gambar. Bandingkan kartu 1 dengan
kartu 19. Pada kartu 1 unsur pokok tampak jelas anak laki-laki dan biola, atau mungkin
ditambah meja. Sebaliknya pada kartu 19 gambar yang meliuk-liuk tidak menonjolkan bentuk
yang dominan yang dapat menjadi pusat perhatian, dan keseluruhan gambar tidak meberikan
bentuk yang definit sehingga dapat diartikan bermacam-macam. Testi dipaksa puas
mengartikan sebagai benda-benda yang tidak berbentuk seperti mendung, awan, asap,
kekuatan pusaran, dan sebagainya.
Lain lagi bila kita bandingkan kartu 1 dengan kartu 2 ialah pemandangan daerah pertanian.
Pada kartu 1 unsurnya hanya 2 atau 3, sedangkan pada kartu 2 tampak bahwa disini terdapat
lebih banyak gambar orang, sehingga lebih banyak interprestasi hubungan antara orang-orang
ini. Demikian juga, pada kartu 2 ini terdapat begitu banyak perincian. Buku, bajak, kuda.
Lading, bangunan , kehamilan wanita yang leboh tua, dan sebagainya.
Sebahagian contoh gambar-gambar pada kartu TAT :

ROSENZWEIG PICTURE-FRUSTATION STUDY  ( P-F STUDY )


1.      P-F study lebih dibatasi dalam cakupannya dan meminta respo-respon yang lebih
sederhana dibanding TAT dan teknik terkait diatas. Berasal dari teori frustasi dan agresi si
pengarang, P-F study menyajikan rangkaian kartu dengan satu orang membuat frustasi orang
lain atau meminta perhatian untuk kondisi yang membuat frustasi. Pada gambar, dalam ruang
kosong yang disediakan, respon dan menulis apa yang akan dikatakan oleh orang frustasi.
2.      Instrument ini tersedia dalam bentuk terpisah untuk orang dewasa, usia 14 tahun keatas,
untuk remaja usia 12 tahun-18 tahun, dan untuk anak-anak usia 4-13 tahun.
3.      P-F study lebih  mudah didekati  oleh analisis statistic dari pada kebanyakan tekhnik
proyektif lainnya, sebab lebih terbatas dalam hal cakupan, jauh lebih berstruktur, dan relative
obyektif dalam prosedur penentuan skornya.
TEST ASOSIASI KATA
1.      Awalnya dikenal sebagai Tes asosiasi bebas
2.      Dideskripsikan secara sistematik pertama kali oleh Gallton ( 1879 ), Wundt dan J. McK.
Cattel. Selanjutnya memperkenalkan tes ini kedalam laboratorium psikologis, caranya adalah
dengan menyajikan rangkaian kata-kata tak terkait dan meminta individu untuk memberikan
respon dengan memberikan kata pertama yang muncul dalam pikiran mereka.
3.      Selama  30 tahun kemudian,tehnik asosiasi kata yang sama dikembangkan di Menniger
Clinic oleh Rapport dan rekan-rekannya (1946/1968). Menurut para penyusunnya, tes ini
memiliki 2 tujuan : untuk membantu mendeteksi kerusakan proses pikiran dan menunjukkan
area konflik yang signifikan. Bisa juga penggunaannya sebagai “ detector kebohongan”
4.      Pendekatan berbeda terhadap tes asosiasi kata digambarkan oleh karya awal dari Kent
dan Rosanoff (1910), dirancang sebagai instrumen penyaringan psikiatris.
KENT- ROSANOFF FREE ASSOCIATION TEST
1.      Sepenuhnya menggunakan penentuan skor objektif, akan tetapi penggunaan diagnostic
teknik asosiasi kata ditolak seiring dengan meningkatnya kesadaran bahwa frekuensi respon
juga amat berbeda-beda tergantung usia, tingkat sosioekonomis dan pendidikan, latar
belakang regional dan budaya, kreatifitas dan factor lainnya.
2.      Teknik proyektif verbal lainnya, yaitu penyelesaian kalimat.telah digunakan secara luas
dalam praktek penelitian maupun klinis.
3.      Umumnya, kata-kata pembukaan atau kalimat memungkinkan variasi penyelesaian
yang mungkin jumlahnya tak terbatas. Ex: ambisi saya,,,,Wanita,,,,;ibu saya…..Bentuk
kalimat kerap kali dirumuskan sedemikian rupa untuk membangkitkan respon yang relevan
bagi domain kepribadian yang diteliti.
4.      Contoh yang lebih luas digunakan adalah Rotter Incomplete Blank ( RISB ) yang terdiri
dari 40 bentuk kalimat. Petujuk pada peserta test sebagai berikut “lengkapilah kalimat-
kalimat ini untuk mengungkapkan perasaan anda yang sesungguhnya. Pastikan anda
melengkapi kalimat itu.” Isi respon ini bisa diouji secara klinis untuk mendapat isyarat-
isyarat diagnostic yang lebih spesifik.
5.      Banyak tes penyelesaian kalimat lainnya telah dikembangkan, sejumlah tambahan baru
yang menarik adalah instrument-instrumen yang dirancang untuk mendeteksi sikap pura-pura
sakit selama pemeriksaan, ketidakmampuan, untuk mempridiksi efektivitas manajerial, dan
untuk menaksir konstruk-konstruk, seperti mekanisme pertahanan diri, yang bisa relevan
dalam penaksiran kepribadian.
EARLY MEMORIES PROCEDURE (EMP)
1.      Merupakan hasil karya Arnold R. Bruhn, berdasarkan teori kognitif perseptualnya,
bahwa ingatan-ingatan otobiografis (EMS) memainkan peranan sentral pada pemahaman tes
kepribadian.
2.      EMP merupakan instrument untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan ingatan-
ingatan otobiografis.
3.      EMP adalah instrument menggunakan kertas dan pencil yang dijalankan sendiri.
MACHOVER DRAW-A- PERSON TEST  ( D-A-P-Machover, 1949 )
Dalam tes ini individu diberi pencil pada kertas untuk “menggambar orang”setelah
menyelesaikan gambar pertamanya, ia diminta untuk menggambar orang dari jenis kelamin
yang berlawanan – atau jenis kelamin yang berbeda – dari gambar pertamanya. Sementara
responden menggambar, penguji memperhatikan komentarnya, urutan penggambaran ini
biasanya diikuti dengan rangkaian pertanyaan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang
umur,sekolah, pekerjaan, dan fakta-fakta yang lain berhubungan dengan karakter yang
digambar. Penyelidikan ini bisa berupa permintaan pada responden untuk menyusun suatu
cerita tentang tiap orang yang digambar.
HUMAN FIGURE DRAWINGS ( HFDs )
1.      Dirancang oleh Kopitz (1968,1984)
2.      HFDs merupakan gambar bentuk manusia yang dirancang untuk anak-anak dan remaja.
KINETIC FAMILY DRAWING ( KFD-R )
Test ini meminta anak-anak untuk melukis gambar setiap orang didalam keluarga mereka
termasuk diri mereka sendiri dalam keadaan sedang “melakukan sesuatu”

Anda mungkin juga menyukai