Disusun oleh :
Veronica Fortuna Wilhelmina F. / 179114016
Veronica Hani Mutiara Palupi / 179114017
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
2. Segi Psikometrik
a. Statistik Item
Taraf kesukaran item : tes yang baik apabila memiliki taraf kesukaran
dalam kisaran nilai Pi (proporsi penjawan benar 0,30-0,70, jika nilai yang
diperoleh sebesar 1,0 berarti testi menjawab item dengan benar dan dapat
dikatakan taraf kesukaran item tersebut rendah. Jika nilai yang diperoleh
0 berarti testi tidak mampu menjawab item tersebut. Dan dapat dikatakan
item tersebut tidak efektif karena tidak dapat membedakan taraf
pemilikan atribut yang sedang diukur.
Daya diskriminasi item : kefektivan item dalam membedakan testi yang
secara relative menempati posisi tinggi dan testi yang relative menempati
posisi rendah dalam atribut psikologis yang menjadi objek pengukuran.
Dapat dikatakan menjadi tes yang baik jika fungsi item sejalan dengan
fungsi tes, dapat dilihat dari tabel reliabilitas bagian corrected item-total
correlation serta menunjukkan hasil yang positif dan dengan kriteria 0,2-
0,3.
Efektivitas distraktor : muncul pada item dengan format pilihan ganda.
Pada format pilihan ganda akan terdapat jawaban yang paling benar juga
ada jawaban yang kurang benar atau salah. Jawaban yang kurang benar
atau salah inilah disebut distraktor. Sebuah tes dapat dikatakan baik jika
efektivitas distraktor berjalan efektif maksudnya perannya harus mampu
menarik perhatian testi untuk memilihnya. Efektivitas distraktor
dievaluasi dengan melihat presentase testi yang memilih masing-masing
opsi yang salah dalam menjawab item.
b. Statistik Tes
Reliabilitas : konsistensi hasil pengukuran jika prosedur pengetesannya
dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi individu atau
kelompok. (AERA, APA, & NCME, 1999)
Validitas : kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu tes
sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak diukurnya.
Daya diskriminasi tes : salah satu statistik yang direkomendasikan untuk
memeriksa daya diskriminasi tes adalah koefisien diskriminasi yang
disebut ferguson’s delta. Delta ferguson didasarkan pada penjenjangan
subjek sehingga koefisien diskriminasi menunjukkan seberapa cermat dan
konsisten sebuah tes menjenjangkan testi sepasang demi sepasang dalam
hal atribut psikologis yang diukur. Penjenjangan subjek didasarkan pada
perbedaan dari pada kesamaan skor di antara mereka.
BAB II
ANALiSIS ITEM
A. Pengertian
Analisis item merupakan proses untuk memeriksa ciri-ciri statistik respon testi
dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap masing-masing item untuk keperluan seleksi
item, yaitu berguna untuk memutuskan item mana yang dapat memenuhi syarat untuk
dimasukkan dalam rupa final tes, mana yang harus direvisi terlebih dahulu dan diuji
kembali sebelum akhirnya dimasukkan dalam bentuk final tes, serta dapat secara
langsung dieliminasi karena mempunyai ciri-ciri statistik yang tidak sesuai dengan
persyaratan.
3. Efektivitas Distraktor
Dalam analisis efektivitas distraktor dapat dievaluasi menurut persentase testi
yang menjawab opsi salah dalam menjawab item. Dalam hal ini sebuah distraktor
dikatakan efektif apabila memiliki persentase yang tinggi.
Berdasarkan hasil data yang telah didapatkan terlihat bahwa distraktor yang
dihasilkan sebanyak 30 item yang tidak baik dan 10 item yang baik. Hal ini
menunjukkan bahwa tes berhitung memiliki daya efektivitas distraktor yang tidak
baik.
C. Pembahasan
Pada taraf kesukaran item, hasil data yang didapatkan yaitu jumlah testi yang mampu
menjawab item dengan benar sebanyak 37 testi sedangkan testi yang tidak mampu
menjawab item dengan benar sebanyak 3 testi. Hal ini berarti soal yang ada dalam tes
mempunyai taraf kesukaran yang baik karena memiliki mean sesuai dengan kriteria.
Pada daya diskriminasi item, jumlah item yang positif berada pada rentang angka 0,2
dan 0,3 yaitu sebanyak 10 item dan 40 item negative.
Sedangkan untuk efektivitas distraktor dihasilkan sebanyak 30 item yang tidak baik
dan 10 item yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa tes berhitung memiliki daya
efektivitas distraktor yang tidak baik.
BAB III
ESTIMASI RELIABILITAS
A. Pengertian
Estimasi reliabilitas merupakan analisis reliabilitas yang melibatkan penggunaan
dua rangkaian skor atau hasil pengukuran, lalu menghitung koefisian korelasi antara
kedua rangkaian skor tersebut.
X1 X2
X1 Pearson Correlation 1 .548**
Sig. (2-tailed) .006
N 24 24
X2 Pearson Correlation .548** 1
Sig. (2-tailed) .006
N 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
X3 X4
X3 Pearson Correlation 1 .060
Sig. (2-tailed) .779
N 24 24
X4 Pearson Correlation .060 1
Sig. (2-tailed) .779
N 24 24
b) Belah Gasal-Genap
Metode ini diterapkan dengan membagi 2 soal menjadi no.item ganjil dan
no.item genap. Skor per item yang telah dikerjakan lalu di jumlahkan sesuai
dengan no.item yang sudah dibelah. Setelah mendapat 2 data, dilakukan
perhitungan menggunakan SPSS untuk melihat perbandingan korelasi antara item
ganjil dan item genap.
Correlations
X5 X6
X5 Pearson Correlation 1 .419*
Sig. (2-tailed) .042
N 24 24
X6 Pearson Correlation .419* 1
Sig. (2-tailed) .042
N 24 24
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil data yang didapatkan, evidensi reliabilitas terbagi ke dalam 3
pendekatan yaitu pendekatan Test-Retest, pendekatan belah dua (belah tengah dan belah
gasal-genap), dan pendekatan Cronbach’s Alpha.
Pada pendekatan test-retest, bisa dilihat bahwa terdapat korelasi yang signifikan
dimana hasil korelasi dari tes pertama sebesar 1 dan pada pengulangan tes sebesar 1. Hal
ini menunjukkan bahwa reliabilitas test-retest menghasilkan sebuah estimasi reliabilitas .
Pada pendekatan belah dua (belah tengah), bisa dilihat bahwa terdapat korelasi
yang signifikan antara X3 dan X4. Dimana, hasil yang didapatkan pada X3 sebesar 1 dan
X4 sebesar 1. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara X3
dan X4.
Pada pendekatan belah dua (ganjil genap), bisa dilihat bahwa terdapat korelasi
yang signifikan antara X5 dan X6. Dimana, hasil yang didapatkan pda X5 sebesar 1 dan
X6 sebesar 1. Hal ini menunjukkan bahwa antara item yang genap dan ganjil
menghasilkan korelasi yang signifikan.
Pada pendekatan Cronbach-Alpha, bisa dilihat bahwa nilai Cronbach-Alpha yang
diperoleh sebesar 0,655 dengan jumlah item sebanyak 40.
BAB IV
ESTIMASI VALIDITAS
A. Pengertian
Validitas merupakan kualitas yang memperlihatkan sejauh mana tes mengukur
atribut psikologis yang seharusnya diukur. Validitas merupakan konsekuensi sosial
karena hasil tes tersebut akan berkaitan dengan keputusan dan nasib seseorang yang
diberikan tes.
E. Pembahasan
Hasil tes berhitung dengan IPK dianalisis untuk meilhat hubungannya, dengan
menggunakan korelasi bivariet. Berdasarkan hasil korelasi menunjukkan adanya
hubungan yang negatif signifikan. Artinya, variabel eksternal yaitu IPK, tidak
mempengaruhi hasil tes berhitung dari testi. Pada hasil tabel diatas, dapat dilihat bahwa
korelasi yang dihasilkan adalah signifikan dengan masing – masing korelasi sebesar 1.
BAB V
PENUTUP
A. Daya Diskriminasi Tes
Daya diskriminasi tes digunakan pada bagian terakhir setelah segala analisis
lainnya didapatkan. Lebih rinci dari yang dimaksud segala analisis yaitu sesudah selesai
mengumpulkan evidensi secara keseluruhan dan terbukti tes yang digunakan/diujikan
reliabel dan valid sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian dibutuhkan satu
evidensi tambahan yang akan membuktikan secara keseluruhan memiliki daya
diskriminasi yang baik. Untuk menguji daya diskriminasi apakah baik atau tidak dapat
diperiksa dengan menghitung koefisie n delta Ferguson. Tes yang berdaya diskriminasi
baik memiliki nilai koefisien delta Ferguson lebih besar dari 0,90.
B. Kesimpulan
Pada taraf kesukaran item, hasil data yang didapatkan yaitu jumlah testi yang
mampu menjawab item dengan benar sebanyak 37 testi sedangkan testi yang tidak
mampu menjawab item dengan benar sebanyak 3 testi. Hal ini berarti soal yang ada
dalam tes mempunyai taraf kesukaran yang baik karena memiliki mean sesuai dengan
kriteria. Pada daya diskriminasi item, jumlah item yang positif berada pada rentang angka
0,2 dan 0,3 yaitu sebanyak 10 item dan 40 item negative. Sedangkan untuk efektivitas
distraktor dihasilkan sebanyak 30 item yang tidak baik dan 10 item yang baik. Hal ini
menunjukkan bahwa tes berhitung memiliki daya efektivitas distraktor yang tidak baik.
Berdasarkan hasil data yang didapatkan, evidensi reliabilitas terbagi ke dalam 3
pendekatan yaitu pendekatan Test-Retest, pendekatan belah dua (belah tengah dan belah
gasal-genap), dan pendekatan Cronbach’s Alpha.
Pada pendekatan test-retest, bisa dilihat bahwa terdapat korelasi yang signifikan dimana
hasil korelasi dari tes pertama sebesar 1 dan pada pengulangan tes sebesar 1. Hal ini
menunjukkan bahwa reliabilitas test-retest menghasilkan sebuah estimasi reliabilitas .
Pada pendekatan belah dua (belah tengah), bisa dilihat bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara X3 dan X4. Dimana, hasil yang didapatkan pada X3 sebesar 1 dan X4
sebesar 1. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara X3 dan
X4.
Pada pendekatan belah dua (ganjil genap), bisa dilihat bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara X5 dan X6. Dimana, hasil yang didapatkan pda X5 sebesar 1 dan X6
sebesar 1. Hal ini menunjukkan bahwa antara item yang genap dan ganjil menghasilkan
korelasi yang signifikan. Pada pendekatan Cronbach-Alpha, bisa dilihat bahwa nilai
Cronbach-Alpha yang diperoleh sebesar 0,655 dengan jumlah item sebanyak 40.
Hasil tes berhitung dengan IPK dianalisis untuk meilhat hubungannya, dengan
menggunakan korelasi bivariet. Berdasarkan hasil korelasi menunjukkan adanya
hubungan yang negatif signifikan. Artinya, variabel eksternal yaitu IPK, tidak
mempengaruhi hasil tes berhitung dari testi.
Tes validitas dan reliabilitas memiliki suatu keterkaitan yang saling terkait dan
dapat membentuk sebuah tes menjadi tes yang baik. Tes dinyatakan reliabel apabila tes
menunjukkan hasil yang konsisten. Tetapi hasil yang konsisten dari suatu tes, belum
tentu dapat dikatakan valid, begitu juga suatu tes yang reliabel belum tentu tes tersebut
valid untuk itu sebaiknya tes memiliki instrumen valid dengan reliabilitas yang sama-
sama baik. Pada hasil tabel diatas, dapat dilihat bahwa korelasi yang dihasilkan adalah
signifikan dengan masing – masing korelasi sebesar 1.
Daya diskriminasi tes digunakan pada bagian terakhir setelah segala analisis
lainnya didapatkan. Lebih rinci dari yang dimaksud segala analisis yaitu sesudah selesai
mengumpulkan evidensi secara keseluruhan dan terbukti tes yang digunakan/diujikan
reliabel dan valid sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Tes yang berdaya
diskriminasi baik memiliki nilai koefisien delta Ferguson lebih besar dari 0,90.
DAFTAR ACUAN
Supratiknya, A. 2014. Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Sanata Dharma University
Press.