Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MUHAMMAD RIDHO RIZKY

NIM : 1811102433043

PRINSIP DASAR PELAKSANAAN TES PSIKOLOGI

1. Pentingnya Norma Pengujian

Standar / norma diperlukan agar pengguna dapat mengerti arti suatu skor yang diperoleh pada
test tertentu. Dengan adanya norma, seseorang dapat membandingkan kedudukan skor dengan
populasi di mana test itu distandarkan. Dalam pengukuran psikologi, penggunaan acuan norma
dilakukan untuk menyeleksi dan mengetahui dimana posisi seseorang terhadap kelompoknya.
Contoh apabila seseorang mengikuti tes tertentu, maka hasil tes harus memberikan gambaran
“posisi” jika dibandingkan dengan populasi yang mengikuti tes tersebut.

2. Pentingnya Objektivitas Tes Psikologi

Objektivitas tes psikologi bertujuan menjauhkan tes psikologi dari pemaknaan-pemaknaan


yang sifatnya personal. Nilai-nilai yang kurang tepat, atau bias harus dicegah & dihilangkan
pada fase penilaian (scoring). Dengan prinsip objektivitas, penilaian tes dilakukan dengan cara
terstandar sehingga diperoleh hasil yang benar-benar objektif.

3. Standardisasi alat ukur psikologi

Konsistensi penerapan alat ukur harus diberlakukan selama proses asesmen & tes psikologi.
Konsistensi juga meliputi standarisasi pada prosedur, tahapan-tahapan dan mekanisme
pelaksanaan penilaian. Tes psikologi harus dijalankan pada lingkup yang sama jika dilakukan
secara massal (umum), dengan demikian dapat menghasilkan gambaran yang setara.

4. Validitas & Reliabilitas

Alat tes yang digunakan untuk tes psikologi, harus memenuhi kriteria valid dan reliabel.

Validitas adalah kesesuaian penggunaan alat ukur dengan tujuan pengukuran itu sendiri.
Mengingat satu alat ukur memiliki tujuan dan lingkup pengukuran, maka alat ukur harus dapat
digunakan pada konteks yang benar.

Reliabilitas terkait dengan masalah keajegan. Alat ukur perlu menunjukkan performa/ hasil
yang konsisten setelah diterapkan pada beberapa tes yang menggunakan alat ukur yang sama.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN DALAM PSIKOLOGI

1. Faktor Perkembangan Internal

Yang dimaksud dengan faktor perkembangan internal adalah segala sesuatu yang ada dalam
diri seseorang yang keberadaannya mempengaruhi dinamika perkembangan. Termasuk ke
dalam faktor perkembangan internal tersebut adalah faktor perkembangan jasmaniah, faktor
perkembangan perkembangan psikologis, dan faktor perkembangan kematangan fisik dan
psikis. (Baca juga mengenai perkembangan emosional dalam psikologi pendidikan).

2. Faktor Perkembangan Eskternal

Faktor perkembangan eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri seseorang yang
keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk faktor
perkembangan eksternal antara lain : faktor perkembangan sosial, faktor perkembangan
budaya, faktor perkembangan lingkungan fisik, dan faktor perkembangan lingkungan non fisik.
(Baca juga mengenai hubungan psiklogi konseling dengan sosiologi dan antropologi).

3. Faktor Perkembangan Pembawaan

Pada waktu seseorang lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi yang ada pada dirinya.
Secara umum kemungkinan kemungkinan potensi yang ada pada seseorang yang baru lahir
adalah :

 Kecerdasan
 Bakat-bakat khusus
 Jenis kelamin
 Jenis ras
 Sifat-sifat fisik
 Sifat-sifat kepribadian
 Dorongan-dorongan (Baca juga mengenai hubungan psikologi klinis dengan ilmu lain).

4. Masa Kandungan dan Bayi

Pada waktu dilahirkan seseorang telah merupakan satu kesatuan psycho-physis sebagai hasil
pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam kandungan ibu. Selama
perkembangannya seseorang-seseorang itu tidak statis, melainkan dinamis, dan pengalaman
belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat khasnya yang sesuai
dengan perkembangannya itu. (Baca juga mengenai contoh kasus memori jangka pendek)

5. Pengalaman di Masa Kecil Seseorang

Masa seseorang dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan. Masa
seseorang awal dimulai ketika seseorang berusia antara 2 sampai 6 tahun. Pada masa seseorang
awal perkembangan fisik seseorang akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan
pada masa bayi. Pada seseorang usia ini faktor perkembangan pembawaan seseorang akan
mulai terlihat dan orang tua atau orang yang lebih tua darinya akan memperoleh gambaran
tentang kebiasaan dan kemampuan seseorang. (Baca juga mengenai komponen kesehatan
jiwa).

6. Lingkungan Sekitar

Kehidupan manusia khususnya seseorang dibutuhkan banyak berinteraksi dengan seseorang


lainnya. Lingkungan fisik (phiysical envirenment) banyak mempengaruhi perkembangan
seseorang. Faktor perkembangan lingkungan seperti halnya alam sekitar disebut sebagai faktor
perkembangan exogen. Pada seseorang usia ini seseorang seseorang sudah siap memasuki
dunianya yakni masuk dunia komunikasi.

Kemampuan berbicara, mobilitas, keikutsersertaan sosial yang cepat, kesemuanya


mempercepat pertumbuhan intelektual seseorang. Pada masa seseorang usia seperti ini telah
mendapat besar perkembangan berbahasa mereka sebagai salah satu tugas belajar mereka yang
penting. Kemampuan berbahasa yang dicapai akan memeudahkan mereka belajar lebih lanjut.

7. Orang Tua, Budaya, Agama

Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta menanggapi kemauan
seseorang. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua akan terbentuk sikap,
kebiasaan dan kepribadian seorang seseorang, selain itu ada pula faktor perkembangan
lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan seseorang, seperti
halnya dengan kebudayan.

Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi, kondisi ataupun corak
interaksi di mana seseorang itu berada. Selain faktor perkembangan-faktor perkembangan di
atas, faktor perkembangan agama juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan
kebiasaan seseorang. Salah satunya adalah seseorang mulai tahu tentang kebersihan, yakni
dengan melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.

8. Kecakapan, Harga Diri, Persepsi, Keinginan

 Kecakapan dan keterampilan seseorang

Seseorang yang cakap dan terampil akan lebih mudah dalam mengembangkan potensi-potensi
yang ada dalam dirinya. Contohnya: seseorang yang pandai bergaul, akan lebih mudah dalam
bersosialisasi dengan lingkungannya.

 Harga diri

Seseorang yang dapat menghargai dirinya sendiri dengan baik tidak akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi berbagai hal yang dihadapinya.
 Persepsi seseorang mengenai diri sendiri

Pandangan seseorang terhadap dirinya dapat mempengaruhi dalam perkembangan kognitifnya.


seseorang yang memandang dirinya buruk akan lebih sulit dalam mengembangkan potensi
dalam dirinya. Contoh: seseorang yang kurang percaya diri akan merasa malu untuk
menunjukkan kemampuannya.

 Keinginan

Seseorang yang memiliki keinginan dipastikan memiliki motivasi yang tinggi untuk meraih
keinginannya.

9. Orang Terdekat, Cara Mendidik, Pergaulan, Kelompok

 Adanya orang terdekat yang dapat dipercaya

Dengan adanya orang-orang yang mempunyai hubungan erat/ dekat dan orang tersebut dapat
memberikan kepercayaan sehingga melalui orang-orang terdekatnya itu perkembangan konatif
seseorang dapat meningkat karena adanya dorongan dari orang-orang yang tersayang.
Contohnya: sahabat, orang tua, kakak, dan adik.

 Cara orang tua mendidik dan membina seseorang

Orang tua yang mendidik seseorang dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal, dan
mendidik seseorang dengan penuh kasih sayang, biasanya seseorang memiliki kepercayaan diri
yang tinggi dan mereka akan mudah dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Contohnya: orang tua mengajarkan tentang kepercayaan diri kepada seseorang disertai dengan
memberikan dorongan

 Jenis dan sifat pergaulan

Pergaulan seseorang dalam lingkungannya akan berpengaruh terhadap motivasi yang


dimunculkan dalam dirinya.

 Kelompok bermain dimana seseorang bergabung

Kelompok bermain yang diikuti oleh seseorang berpengaruh dalam pengembangan potensi
seseorang.

10. Faktor perkembangan Turunan (Warisan)

 Bentuk tubuh dan warna kulit.

Gen dari orang tua akan memepengaruhi jasmani dan tidak bisa di ubah oleh teknologi
secanggih apapun.
 Sifat – sifat

Warisan dari orang tua sama halnya dengan bentuk tubuh dan warna kulit tidak dapat diubah.
Tipe manusia berdasarkan sifatnya menurut Edward Sparanger adalah manusia ekonomi, teori,
politik, sosial, seni dan agama.

 Inteligensi

Yaitu kemampuan umum untuk penyesuaian terhadap situasi atau masalah. Tes Inteligensi
yang standar antara lain tes binet-simon, tes Wechsler, tes Army Alpha dan Beta, tes
Progressive Matrices

 Bakat

Yaitu kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki
seseorang. Bakat dapat diketahui dari tingkah laku seseorang atau dengan tes bakat. Bila
seorang seseorang tidak diberi kesempatan untuk melatih bakatnya, maka bakatnya tersebut
tidak akan berkembang.

 Penyakit atau cacat tubuh

Orang yang sehat atau memiliki tubuh lengkap tidak kurang suatu apapun dengan orang yang
memiliki cacat tubuh atau sakit tentu memiliki rasa yang berbeda dalam memandang diri
sendiri, kehidupan, dan sekitarnya sehingga secara langsung akan berpengaruh pada
perkembangan perkembangan psikologinya.
KLASIFIKASI (TES PSIKOLOGI)

Lembaga Pendidikan, baik sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan tinggi, telah
rutin mengadakan tes psikologi /psikotest bagi segenap siswa yang memerlukannya. Tes
psikologi sangat banyak jenis ragamnya sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik
mengenai alat-alat tes perlu dilakukan proses pengelompokan (klasifikasi).

Tautan Penting: Prinsip Penting dalam Tes Psikologi

Untuk membuat klasifikasi tes yang komprehensif, hendaklah dilihat dari beberapa segi.
Berikut uraian singkat tentang berbagai klasifikasi psikotes (tes psikologi):

Klasifikasi Tes Psikologi

1. Tes psikologi ditinjau dari segi aspek mental individu yang dites:
o Tes intelegensi
o Tes bakat
o Tes prestasi belajar
o Tes kepribadian seperti tes Rorschach, wartegg dan sebagainya
2. Tes psikologi ditinjau dari segi pembuatnya:
o Tes kraepelin
o Tes binet-simon
o Tes rorschach
o Tes Wechsler
o Tes kuder dan lain-lain
3. Tes psikologi ditinjau dari banyaknya peserta yang mengikuti tes
o Tes individual: Merupakan jenis tes yang hanya dapat melayani untuk
seseorang individu saja dalam satu waktu, contohnya test WISC dan tes WAIS.
o Tes kelompok: Merupakan jenis tes yang dapat melayani sekelompok testi
dalam suatu waktu. Dari segi biaya, tes kelompok lebih ekonomis jika
dibandingkan dengan tes individual.
4. Tes Psikologi ditinjau dari segi waktu yang disediakan:
o Tes kecepatan (speed test): Merupakan tes yang mengutamakan kecepatan
(waktu) dalam mengerjakan sebuah tes. Contoh jenis tes ini arithemitical
reasoning, tes klerikal dan sejenisnya.
o Tes kemampuan (power test): Merupakan jenis tes untuk mengetahui sampai
dimana kemampuan seseorang dalam mengerjakan tes. Lamanya pengerjaan
(waktu) tidak dituntut terlalu ketat. Jenis tes ini misalnya general
comprehension test, tes SPM dan sejenisnya.
5. Tes Psikologi ditinjau dari segi materi tes:
o Tes verbal: Merupakan tes yang menggunakan bahasa (baik bahasa lisan
maupun bahasa tulisan). Oleh karena itu testi harus bisa membaca dan menulis
dengan baik.
o Tes non verbal: Merupakan tes yang item-item soalnya tidak terdiri dari
bahasa, akan tetapi terdiri dari gambar-gambar, garis-garis, bentuk-bentuk dan
sejenisnyanya. Jenis tes ini misalnya adalah tes CFIT, Tes SPM, tes Army Beta
dan sejenisnya.
6. Tes Psikologi ditinjau dari segi aspek manusia yang dites (Testi):
o Tes fisik: Merupakan alat tes untuk mengetahui kemampuan & keadaan fisik
testi misalnya: tes aerobik.
o Tes psikis: Merupakan alat tes yang digunakan untuk mengetahui keadaan atau
kemampuan mental individu (testi), misalnya tes intelegensi, tes bakat dan
sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai