Anda di halaman 1dari 3

TENTANG CARA MENGGUNAKAN SKALA

PSIKOLOGI SEBAGAI ALAT UKUR

Apakah pengukuran menggunakan Skala Psikologi harus dilakukan dengan menyusun skala
dari awal? Jawabannya, Tidak. Apabila peneliti ingin melakukan pengukuran dengan
menggunakan Skala Psikologi, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. menyusun/ konstruksi Skala Psikologi dari awal (mulai dari 0),
2. memodifikasi Skala Psikologi yang sudah ada,
3. me-adaptasi Skala Psikologi dari luar (berbahasa asing), dan
4. langsung menggunakan Skala Psikologi yang sudah ada.
Berikut ini penjelasan dari masing-masing cara tersebut:

1. Konstruksi Skala
Istilah konstruksi skala mencakup seluruh proses penyusunan skala mulai dari
pembuatan item sampai dengan pengujian properti psikometris (reliabilitas dan validitas)
skala tersebut.
Konstruksi skala dilakukan ketika tidak ada skala yang eksis/ ada untuk mengukur
variabel yang ingin diteliti atau tidak ada skala yang memiliki properti psikometris yang
memuaskan (Hinkin, Tracey, & Enz, 1997). Jadi sebenarnya, istilah konstruksi skala
merupakan proses yang kita pelajari dalam mata kuliah Penyusunan Skala Psikologi
selama ini (di kampus lain juga dikenal dengan mata kuliah Konstruksi Alat Ukur).
Proses konstruksi skala dimulai dengan pembuatan item (item generation). Item
generation sendiri terdiri atas dua jenis, deduktif dan induktif. Konstruksi skala deduktif
dimulai dengan operasionalisasi definisi konstrak teoritis yang kemudian digunakan
sebagai panduan untuk pembuatan item. Dari penjelasan ini, kontruksi skala deduktif
adalah metode konstruksi yang kita pelajari dalam materi kuliah Penyusunan Skala
Psikologi selama ini. Sementara itu, konstruksi Skala Psikologi secara induktif diawali
oleh studi eksplorasi terhadap suatu fenomena yang belum memiliki konstruk teoritis
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Tanggapan kemudian diklasifikasikan ke dalam
sejumlah kategori berdasarkan berdasarkan kata kunci atau tema. Dari kategori ini, baru
dibuatlah item.
2. Modifikasi Skala
Proses modifikasi Skala Psikologi cukup sering ditemukan dalam penelitian Psikologi di
Indonesia. Proses modifikasi skala dilakukan dengan menggunakan kerangka teoritis dan
beberapa item yang relevan dari Skala Psikologi yang sudah ada, untuk kemudian
dimodifkasi (direvisi dan ditambah itemnya) sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Dalam proses penyusunannya, modifikasi tidak memerlukan ijin dari pembuat skala
asli. Peneliti cukup menuliskan sitasi darimana teori dan skala yang dimodifikasi itu
diambil. Proses modifikasipun bermacam-macam, sebagian besar dilakukan dengan
menambah jumlah item dari skala asli karena takut banyak item yang gugur nantinya.
Namun ada juga yang mengurangi jumlah item, mengubah format pilihan item,
mengubah cara skoring, dll. Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan dari peneliti sendiri.
Namun demikian, landasan teoritis yang digunakan adalah sama seperti pada landasan
teoritis skala aslinya.
Skala yang dimodifikasi tentu memerlukan validasi ulang. Hal ini karena secara praktis
kita hampir membuat skala yang sama sekali baru, meskipun dengan kerangka teoritis
yang sudah ada. Penelitian yang menggunakan modifikasi skala bisa ditemui di sebagian
besar skripsi dan tesis Psikologi di Indonesia.
Salah satu contoh modifikasi Skala Psikologi adalah ketika mengambil Skala Psikologi
dari skripsi/ tesis/ disertasi orang lain, lalu kita gunakan dalam penelitian kita. Ketika
hendak menggunakan Skala tersebut, kita tidak langsung memakainya, tetapi kita
melakukan penyesuaian terhadap skala. Misalnya, ketika Skala dari skripsi yang kita
dapatkan digunakan untuk mengukur subjek remaja, lalu kita akan menggunakan untuk
subjek anak-anak, maka kita harus melakukan penyesuaian aitem. Penyesuaian aitem
dapat dilakukan antara lain mengubah pernyataan sesuai konteks subjek, menghilangkan/
menambah aitem. Setelah kita melakukan penyesuaian ini, maka kita dapat langsung
melakukan uji validasi (professional judgement dan uji coba skala).
Kelebihan dari metode alternatif modifikasi Skala Psikologi untuk menyusun skala
adalah kita lebih mudah membuat atau merevisi aitem karena sudah ada rujukan
formulasi indikator perilaku dan aspek/ dimensi keperilakuannya, sehingga kita tinggal
mengembangkan aitemnya.
3. Adaptasi Skala
Secara umum, adaptasi skala merupakan istilah yang menggambarkan proses terjemahan
skala dari bahasa asli ke bahasa tujuan. Dalam perkembangannya, istilah yang lebih
populer adalah adaptasi lintas budaya. Adaptasi lintas budaya mencakup proses alih
bahasa dan masalah adaptasi budaya dalam menyiapkan skala untuk digunakan dalam
setting lain (Beaton, Bombardier, Guillemin, & Ferraz, 2000). Jadi adaptasi lintas budaya
bukan semata-mata terjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain, namun juga
menyesuaikan dengan konteks budaya dimana skala itu akan digunakan. Misalnya skala
asli berasal dari Amerika, dan akan digunakan di Indonesia dimana bahasa dan budaya
kedua negara tersebut sangat berbeda, maka adaptasi perlu dilakukan.
4. Skala Langsung Pakai
Langsung menggunakan Skala Psikologi yang sudah ada tanpa melakukan modifikasi
dan proses validasi ulang. Hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan
Skala Langsung Pakai adalah:
1. Pastikan kriteria sampel/ subjek yang diberikan pengukuran sama. Artinya, apabila
kita ingin mengukur Kecemasan pada Siswa SMP, maka kita juga harus
menggunakan Skala Kecemasan yang mengukur subjek SMP.
2. Konstruk teoritis yang digunakan dalam Skala Psikologi sama dengan yang
digunakan dalam penelitian.
3. Skala memiliki properti psikometris yang memuaskan (Valid dan Reliabel).
4. Mendapatkan izin tentang penggunaan alat ukur yang dikembangkan oleh orang lain,
termasuk di dalamnya izin untuk menggandakan instrument tersebut. Pada konteks
ini, peneliti dapat dihuhungi melalui email/ kontak yang tercantum dlaam publikasi
ilmiahnya.
5. Mencantumkan sitasi dari pengembang Skala Psikologi asli.

REFERENSI
Beaton, D. E., Bombardier, C., Guillemin, F., & Ferraz, M. B. (2000). Guidelines for the process
of cross-cultural adaptation of self-report measures. Spine, 25(24), 3186–3191.
Hinkin, T. R., Tracey, J. B., & Enz, C. A. (1997). Scale Construction: Developing Reliable and
Valid Measurement Instruments. Journal of Hospitality & Tourism Research, 21(1), 100–
120.
Sumber Internet
https://www.semestapsikometrika.com/2017/09/perbedaan-adaptasi-modifikasi-dan.html

Anda mungkin juga menyukai