Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu bagian terpenting yang
perlu di perhatikan oleh perusahaan. kesehatan dan keselamatan kerja adalah usaha
kesejahteraan terhadap karyawan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
meningkatkan produksifitas kinerja dan kenyamanan karyawan.

B. Rumusan Masalah
Terdapat beberapa rumusan masalah dalam makalah ini
1. Apa definisi keselamatan dan kesehatan kerja?
2. Apa itu keselamatan kerja?
3. Apa itu kesehatan kerja?
4. Apa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja?
5. Apa saja indikator yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja?

C. Tujuan Penulisan
1. mengetahui definisi keselamatan kerja
2. Mengetahui apa itu keselamatan kerja
3. Mengetahui apa itu kesehatan kerja
4. Mengetahui tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
5. Mengetahui indikator yang mempengarui keselamatan dan kesehatan kerja

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi keselamatan dan kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor yang penting dalam terlaksananya
kegiatan perusahaan. Setiap karyawan akan bekerja maksimal apabila terdapat jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Adanya jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan kepada para
karyawannya. Adapun pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja menurut para ahli
adalah sebagai berikut.

Menurut Rivai (2005:411) keselamatan dan kesehatan kerja merujuk kepada


kondisikondisi fisiologis-fiskal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan
kerja yang disediakan oleh perusahaan. Sedangkan menurut Mangkunegara (2010:161),
istilah keselamatan mencakup dua istilah yaitu resiko keselamatan dan resiko kesehatan.
Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan. Keselamatan kerja menunjukkan
kondisi aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.
Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari fisik, mental, emosi
atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.1

Menurut OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


sebagai kondisi dan faktor yang akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
(termasuk pekerja kontrak atau kontraktor) dan juga tamu atau orang lain berada di tempat
kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk
menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita
luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi atau taat pada hukum
dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuju
keselamatan di tempat kerja.2

1
Indria Al Kautsar dkk, “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan” ,Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013,hlm,3.
2
Elphiana E.G, Yuliansyah M. Diah, & M. Kosasih Zen,“PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN”. JEMBATAN – Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan, Tahun XIV No 2,
Oktober 2017,hlm.105.

2
1. Keselamatan kerja
Keselamatan kerja adalah usaha-usaha yang dapat menjamin keadaan dan
kesempurnaan pekerja beserta hasil karyanya dan alat-alat kerjanya ditempat kerja.
Usaha-usaha tersebut harus dilakukan oleh semua unsur yang terlibat dalam proses kerja,
yaitu pekerja itu sendiri, pengawas (kepala kelompok kerja), perusahaan, pemerintah dan
masyarakat pada umumnya. Tanpa adanya kerja sama yang baik antara semua unsur
tersebut, tidak mungkin keselamatan kerja diwujudkan secara maksimal.3

Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.

Dari penjelasan mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja yang telah
disebutkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan salah satu cara untuk melindungi para karyawan dari bahaya atau
ancaman kecelakaan kerja selama bekerja yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman dan sehat yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bermacam-macam, ada yang


menyebutnya Hygene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya
disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.

Ada beberapa sasaran keselamatan kerja, yaitu sebagai berikut4 :


a. Mencegah timbulnya kecelakaan ditempat kerja.
b. Mencegah timbulnya penyakit akibat keria.
c. Mencegah/mengurangi kematian akibat kerja.
d. Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat kerja,
mesin-mesin dan instalasi.
f. Meningkatkan produktifitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya.
g. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber produksi
lainnya sewaktu kerja.

3
Bambang Setiabudi, “KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA”. GEMA TEKNOLOGI Vol 14 N0. 3 Periode April
2005 - Oktober 2005.hlm.135
4
Elphiana E.G, Yuliansyah M. Diah, & M. Kosasih Zen,“PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN”. JEMBATAN – Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan, Tahun XIV No 2,
Oktober 2017,hlm.105-106.

3
h. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga menimbulkan
semangat kerja.

2. Kesehatan Kerja

Pengertian sehat digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial
seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga
menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekadar mengobati, merawat, atau
menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama di
bidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya
penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.5 Status kesehatan seseorang
menurut Blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yaitu:
a. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik/anorganik,
logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, mikroorganisme), dan sosial budaya
(ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
b. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
c. Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,
rehabilitasi.
d. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

Definisi kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta


praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial dengan usaha-
usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan
yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-
penyakit umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin berubah, bukan sekadar
“kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan
untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work).
Keselamatan kerja sama dengan hygene perusahaan.6

5
Sri Redjeki, “KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA” (Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan,2016),hlm.6.
6
Sri Redjeki, “KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA” (Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan,2016),hlm.6-7.

4
B. Tujuan keselamatan dan keselamatan kerja

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut.
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.7

C. Indikator yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja

Menurut Wieke Y.C. dkk (2012:85), bahwa budaya keselamatan dan kesehatan kerja
dapat terbentuk dari beberapa indikator, yaitu sebagai berikut:
a. Variabel pertama komitmen manager terhadap pekerja.
b. Peraturan dan prosedur K3 ialah aturan dan petunjuk yang ditetapkan dalam
menjalankan manajemen K3.
c. Komunikasi Pekerja ialah adanya penyampaian informasi atau pesan.
d. Kompetensi pekerja, ialah kemampuan yang di miliki pekerja.
e. Lingkungan kerja.
f. Keterlibatan pekerja dalam K3.8

7
Ibid, hlm.11
8
Elphiana E.G, Yuliansyah M. Diah, & M. Kosasih Zen, “PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN”. JEMBATAN – Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan, Tahun XIV
No 2, Oktober 2017,hlm.106.

5
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja
a) Kondisi tempat kerja yang tidak aman.
 Layout pabrik, yaitu cara penyusunan mesin-mesin beserta
perlengkapan yang diperlukan untuk proses kegiatan.
 Sistem penerangan, sistem penerangan yang baik memungkinkan
para karyawan dapat melihat objek objek yang dikerjakan secara
jelas, sehingga kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan dapat dihindari.
 Kondisi peralatan yang ada. Kondisi mesin dan peralatan yang tidak
memenuhi persyaratan merupakan salah satu timbulnya kecelakaan.

b) Tindak perbuatan yang tidak memenuhi keselamatan.


 Kebiasaan pengaman peralatan. Manusia merupakan salah satu
faktor penyebab timbulnya kecelakaan.kebiasaan untuk
mengamankan peralatan juga merupakan timbulnya kecelakaan.
Kebiasaan pengaman peralatan ini tercermin pada bagaimana
peralatan, bahan-bahan dan benda-benda lain diamankan, peralatan
tersedia secara memadai serta pemahaman terhadap metode
pengerjaan yang baik.
 Penggunaan perlundungan diri.
Cara pencegahan lain terhadap kemungkinan bahaya adalah
perlindungan diri terhadap para karyawan pada waktu bekerja .
 Penggunaan prosedur kerja, prosedur kerja adalah tata cara dalam
pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian pelaksaan kegiatan dapat
lakukan secara baik berdasar prosedur kerja yang ada, sehingga
dapat terhindar kemungkinan terjadinya kecelakaan.

c) Suasana kejiwaan karyawan para karyawan yang bekerja dibawah tekanan


atau yang merasa bahwa pekerjaan mereka terancam atau tidak terjamin,
akan mempunyai kemungkinann mengalami kecelakaan lebih besar daripada
mereka yang tidak dalam keadaan tertekan.

6
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja adalah :

a) Kondisi fisik, yaitu berupa penerangan, suhu udara, ventilasi ruangan tempat
kerja, tingkat kebsingan, getaran mekanis, radiasi dan tekanan udara.
b) Kondisi fisiologis, kondisi ini dapat dilihat dari konstruksi mesin/peralatan,
sikap badaan dan cara kerja dalam melakukan pekerjaan, hal-hal yang dapat
menimbulkan kelelahan fisik dan bahakan dapat kerja yang mengakibatkan
perubahan fisik tubuh karyawan.
c) Kondisi khemis, kondisi yang dapat dilihat dan uap gas, debu, kabut, asap,
awan, caftan dan benda padat,

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memberikan kenyamanan, kesejahteraan pada karyawan serta untuk
meningkatkan produksifitas kinerja karyawan.

Terdapat beberapa sasaran kerja:


a. Mencegah timbulnya kecelakaan ditempat kerja.
b. Mencegah timbulnya penyakit akibat keria.
c. Mencegah/mengurangi kematian akibat kerja.
d. Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat kerja,
mesin-mesin dan instalasi.
f. Meningkatkan produktifitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya.
g. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber produksi
lainnya sewaktu kerja.
h. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga menimbulkan
semangat kerja.

Status kesehatan seseorang menurut Blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yaitu:
a. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik/anorganik,
logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, mikroorganisme), dan sosial budaya
(ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
b. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
c. Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,
rehabilitasi.
d. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja


a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.

8
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut.
Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien

Menurut Wieke Y.C. dkk (2012:85), bahwa budaya keselamatan dan kesehatan kerja dapat
terbentuk dari beberapa indikator, yaitu sebagai berikut:
a. Variabel pertama komitmen manager terhadap pekerja.
b. Peraturan dan prosedur K3 ialah aturan dan petunjuk yang ditetapkan dalam
menjalankan manajemen K3.
c. Komunikasi Pekerja ialah adanya penyampaian informasi atau pesan.
d. Kompetensi pekerja, ialah kemampuan yang di miliki pekerja.
e. Lingkungan kerja.Keterlibatan pekerja dalam K3

Anda mungkin juga menyukai