Anda di halaman 1dari 22

 Psikologi klinis lahir berdasarkan pendapat

Hippocrates, bahwa perilaku, termasuk gejala sakit,


bersumber dari otak. Khusus untuk perilaku,
pengertian otak disubstitusi (proses atau hasil
penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dlm
satuan yg lebih besar untuk memperoleh unsur
pembeda) dengan psike, atau jiwa, mental atau
mind.
 Selang waktu antara tahun 1896 dan 1946
merupakan tahun-tahun praktik maupun wacana
tentang psikologi klinis mendominasi wacana
psikologi pada umumnya.
 Tahun 1896, Lightner Witmer, pria berkebangsaan
Amerika mendirikan Klinik Psikologis atau
Psychological Clinic pertama di Universitas
Pensylvania.
 Oleh karena itu, tahun 1896 dianggap sebagai tahun
penemuan psikologi klinis sebagai profesi. Witmer
menggabungkan istilah “psikologi” dengan istilah
“klinik” yang artinya tempat orang berobat.
 Lighther Witmer merupakan alumni Universitas
Pensylvannia tahun 1888. Witmer bekerja di program
doktoral bidang psikologi bersama Wilhem Wundt di
Leipzig. Setelah menyelesaikan program doktoralnya,
dia langsung ditunjuk sebagai direktur laboratorium
psikologi Universitas Leipzig.
 Dimulai ketika ada seorang guru sekolah bernama
Margareth Maguire yang meminta Witmer untuk
membantu salah seorang muridnya- Charles Gilman-
yang didiagnosa mengalami kesulitan dalam mengeja.
 Hal ini menghantarkan dia sebagai psikolog klinis
pertama, dan pada saat yang sama, ia memulai usaha
untuk mendirikan klinik psikologi pertama di dunia.
 Pendekatan yang pertama kali dilakukan oleh Witmer
adalah dengan assesmen (menilai) masalah Charles
disusul menyusun rangkaian pengobatan yang tepat.
Penilaian psikologis menunjukkan bahwa Charles
mengalami kerusakan visual, baik dalam hal membaca
dan masalah mengingat.
 Hal tersebut diberi istilah oleh Witmer dengan "amnesia
verbal-visual, atau sekarang disebut disleksia. Witmer
menggunakan tutorial yang intensif guna membantu si
anak dalam mengenal kata tanpa terlebih dahulu
mengejanya. Cara ini berhasil sehingga Charles bisa
kembali normal membaca.
 Pada klinik Witmer tugas psikolog ialah memeriksa
anak-anak yang mengalami kesulitan menerima
pelajaran. Klinik psikologi pada waktu itu tidak bergerak
sebagai adanya pelayanan bagi orang sakit atau orang-
orang yang mengalami gangguan penyesuaian diri.
 Di Universitas lain, pendirian klinik psikologis seperti itu
kemudian bermunculan, antara lain klinik psikologi
yang dibangun oleh Carl E. Seashore di Universitas
IOWA. Tahun 1914 telah tercatat 19 klinik psikologi yang
dibangun, dan jumlahnya meningkat tajam pada tahun
1935 hingga menjadi 87 buah klinik.
 Pada awalnya, psikologi klinis merupakan bidang
kajian dan terapan kecil yang juga menyangkut bagian
kecil dari psikologi secara menyeluruh.
 Asesmen klinis, sebelumnya dikenal dengan sebutan
diagnostika, khusus masalah psikologi disebut
psikodiagnostika, merupakan upaya untuk
memahami gejala-gejala yang menyangkut masalah
yang dialami anak-anak.
 Pada tahun 1946, barulah psikoterapi menjadi
aktivitas profesional yang tetap bagi psikolog klinis.
Sejak 1970-an, kebanyakan psikolog klinis
melakukan kegiatan psikoterapi, sementara kegiatan
asesmen atau diagnosis hanya menyita 10% saja dari
keseluruhan waktu praktik yang digunakan.
 Oleh karena psikologi klinis tidak mempunyai
pendidikan dasar kedokteran, maka hak seorang
psikolog klinis untuk memberikan psikoterapi sekiar
tahun 1950-1980 seringkali dipermasalahkan. Istilah
psikoterapi hanya dapat dilakukan oleh psikiater.
 Ketika Amerika memasuki PD I, militer dalam jumlah
besar direkrut dan harus diklasifikasikan menjadi orang
yang punya intelektual dan orang yang stabil
psikologisnya. Tidak ada teknik yang digunakan untuk
melakukan hal ini. Pihak militer meminta Robert Yerkes
(yang kemudian menjadi presiden APA) untuk
memimpin komite psikolog eksperimental yang
berorientasi pada asesmen yang mengembangkan
pengukuran yang tepat. Untuk mengukur kemampuan
mental, komite tersebut mengeluarkan tes intelligence
Army Alpha dan Army Betha, dan untuk membantu
mendeteksi gangguan perilaku. Selain itu, ini juga
merekomendasikan penemuan Psychoneurotic Robert
Woodworth's. Pada tahun 1918, para psikolog telah
mengevaluasi hampir 2 juta orang.
 Ahli klinis menggunakan variasi yang lebih luas
mengenai tes inteligensi untuk anak dan dewasa dan
menambah pengukuran baru tentang kepribadian,
minat, kemampuan khusus, emosi, dan perilaku.
 Mereka mengembangkan alat tes sendiri, sambil
mengadopsi dari alat tes lain yang diambil dari psikiater
Eropa yang orientasinya psikoanalisis. Beberapa tes yang
familiar pada masa ini adalah Jung's Association Test
(1919), Rorschach Inkblot Test (1921), the Miller Analogies
Test (1926), the Goodenough Draw-A-Man Test (1926),
the Strong Vocational Interest Test (1927), the Thematic
Apperception Test (TAT) (1935), the Bender-Gestalt Test
(1938), dan the Wechsler-Bellevue Intelligence Scale
(1939).
 Tahun 1930, terdapat sekitar 50 klinik psikologi dan
sedikitnya sekitar 12 klinik bimbingan anak di AS.
Psikolog klinis dalam seting ini menyadari bahwa
mereka sedang berurusan dengan dunia pendidikan,
bukan dengan masalah psikiatris. Akan tetapi,
perbedaan ini tumbuh lamban, secara perlahan, ahli
klinis menambah fungsi perawatan pada asesmen
mereka, training-training, dan alat-alat penelitian.
 Pada 1930-an akhir, psikologi klinis tidak hanya dikenal
sebagai profesi. Pada permulaan PD II, masih tidak
terdapat program training untuk ahli klinis, hanya
sedikit sekali yang menyelenggarakan program doktoral,
M.A dan paling banyak pada program B.A. Untuk
mendapatkan pekerjaan sebagai psikolog klinis,
dibutuhkan beberapa keahlian tentang tes, psikologi
abnormal, perkembangan anak, dan juga tertarik dengan
orang banyak. Departemen-departemen psikologi
Universitas enggan untuk mengembangkan program
pascasarjana dalam psikologi klinis karena fakultas
mereka mempertanyakan penerapan psikologi dan
mereka khawatir dengan biaya pelatihan klinis yang
cukup mahal.
 Seluruh materi pokok psikologi klinis modern telah
diadakan. Enam fungsinya – assesment, treatment,
research, teaching, consultation, dan administrasi –
sudah bermunculan. Psikologi klinis telah
berkembang melalui klinik-klinik aslinya serta melalui
rumah sakit, penjara dan setting-setting lainnya.
Parktisinya pun pada saat itu bekerja dengan anak-
anak dan orang dewasa.
 Masa pasca perang, hukum menyediakan lisensi atau
sertifikasi bagi para ahli klinis yang punya kualifikasi
tinggi, dan APA membuat grup sertifikat mandiri untuk
mengidentifikasi individu yang telah mempunyai banyak
pengalaman dan menguasai banyak keahlian.
 Penelitian klinis juga meluas dan menghasilkan banyak
kesimpulan negatif pada ketidakmanfaatan tes
kepribadian, nilai keputusan diagnostik dibandingkan
dengan keputusan yang statistik, dan efektifitas
psikoterapi tradisional. Penelitian ini membuat
ketidakpuasan terhadap metode standar penilaian klinis
dan ini termotivasi oleh perkembangan pendekatan-
pendekatan baru untuk merawat, termasuk pendekatan
humanistik dan behavioral.
 Pada tahun 1980, hampir seluruh yng berkaitan
dengan psikologi klinis sebelum PD II telah berubah.
Psikolog klinis sebelum PD merupakan ahli diagnosa
yang kliennya adalah anak-anak. Setelah 1945, fungsi,
setting, dan klien dari psikologi klinis berubah drastis.
Sekarang, ahli klinis bisa menikmati jangkauan yang
lebih luas tentang pendekatan teori dan alat-alat
praktek untuk melakukan asesemen dan untuk
merubah prilaku manusia.
 Perjalanan sejarah psikologi klinis mengalami
kemajuan pesat selama lebih dari 100 tahun, akan
tetapi baik perkembangannya maupun pengujiannya
belum sempurna. Ketika memasuki abad 21, psikologi
klinis banyak menemui hal yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Termasuk cara melatih siswa, layanan
yang disediakan ahli klinis, seting yang digunakan,
dan teori yang membimbing mereka serta perawatan
gangguan psikologis.
 Di Indonesia sendiri pendidikan psikologi dipelopori
oleh Slamet Iman Santoso. Pendidikan ini diharapkan
dapat membentuk suatu lembaga yang mampu
menempatkan the right man in the right place, karena
pada masa itu banyak kejadian di mana orang-orang
yang kurang kompeten menduduki posisi penting
sehingga membuat keputusan yang salah.
 Awal dari pendidikan psikologi dilakukan di lembaga
psikoteknik yang dipimpin oleh Teutelink yang
kemudian menjadi program studi psikologi yang pernah
bernaung di bawah bebagai fakultas di lingkungan
Universitas Indonesia.
 Tahun 1956-1960 menjadi jurusan psikologi pada fakultas
kedokteran UI.
 Tahun 1960 psikologi menjadi fakultas yang berdiri
sendiri di UI
 Kurikulum dan pelaksanaan program studi psikologi
dimulai sebelum tahun 1960, dibina oleh para pakar yang
mendapat pendidikan Doktor (S3) dan Diploma dari
negeri Belanda dan Jerman.
 Liepokliem mendirikan bagian klinis dan psikoterapi
bertempat di barak I RSUP (RSCM). Yap Kie Hien
mendirikan bagian psikologi eksperimen di salemba.
Myra Sidharta mendirikan klinik bimbingan anak.
Koestoer dan Moelyono memimpin bagian psikologi
kejuruan dan perusahaan (sekarang psikologi industri
dan organisasi) kemudian diperkuat oleh A.S.Munandar.
bagian posikologi sosial dirintis oleh Marat kemudian
dipimpin oleh Z. Joesoef. setelah kepergian Liepokliem
ke Australia, bagian psikologi klinis dan psikoterapi
berganti nama menjadi bagian psikologi klinis dan
konseling dipimpin oleh Yap Kie Hien (1960-1969).
Namun dengan adanya pengertian yang luas tentang
psikologi klinis, maka nama bagian psikologi klinis-
konseling berganti lagi menjadi bagian psikologi klinis.
 Sejak tahun 1992, pendidikan akademik dan
pendidikan profesi psikolog dipisahkan untuk
memungkinkan sarjana psikologi meneruskan ke
bidang lain yang mereka minati. Sebelumnya, sarjana
psikologi adalah juga psikolog karena pendidikan
praktik digabungkan pendidikan akademik. Sejak
tahun 2000, suatu forum menyepakati bahwa
prasyarat bagi pendidikan profesi psikolog – agar
dapat melakukan praktik psikologi – adalah tingkat
S2.
 Sejak 1994, psikolog yang berpraktik – artinya
memberikan konsultasi psikologi, melakukan asesmen
atau psikodiagnostik, dan melakukan konseling dan
terapi – diwajibkan memiliki Izin Praktik Psikolog.
Izin ini diperoleh setelah mereka memperoleh
rekomendasi dari organisasi profesi – dulu Ikatan
Sarjana Psikologi, sekarang Himpsi. Izin diterbitkan
oleh Departemen Tenaga Kerja (1994-2000) dan kini
dikeluarkan oleh Himpsi sendiri.

Anda mungkin juga menyukai