Anda di halaman 1dari 7

REVIEW DAN ANALISIS JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Nama : Affinda Indar Zakiyah

NPM : 1841040070

Kelas/semester : BKI A / 3

Mata Kuliah : Kode Etik Konseling

Dosen Pengampu : Siti Zahra Bulantika,M.Pd

A. Jurnal Nasional
Judul : Kode Etik profesi Konseling Serta Permasalahan
Dalam Penerapannya
Jurnal : Jurnal Tarbiyah/Jurnal Ilmu Pendidikan
Volume dan Halaman : 14 dan 69-77
Tahun : 2018
Penulis : Eko Sujadi
Reviewer : Affinda Indar Zakiyah
Tanggal : 02 Desember 2018

Review

Adanya perubaahan sosial yang begitu cepat membuat gaya hidup


asyarakat ataupun menajdi berubah, masyarakat secara tidak langsung di tuntut
untuk mengikuti perkembangan zaman, sehingga masyarakat harus siap secara
fisik maupun psikologis, jika tidak maka akan muncul berbagai macam
permasalahan-permasalahan dalam masyarakt mauapun individu tersebut.
Hal tsb memberikan peluang yang bagus bagi para monselor, oleh karena
itu, kita sebagai seorang konselor harus memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang memadai dalam konseling.

Seorang klien yang datang kepada konselor pasti berharap bahwa sang
konselor dapat membantunya dalam menyelesaikan permasalahan yang di
alaminya, jadi pembawaan seorang konselor yang hangat dan terbuka sangat
mempengaruhi dalam proses konseling supaya tujuan dari proses konseling
tersebut berjalan secara maksimal. Selama ini banyak yang memiliki persepsi
negative terhadap konselor, karena bersumber dari oknum-oknum konselor itu
sendiri. Seperti kurangnya kepercayaan siswa terhadap guru BK dii sekolah. Oleh
karena itu, kita sebagai seorang konselor dalam melaksanakan tugasnya selain
harus professional tetapi juga harus memiliki kode etik. Karena konseling
merupakan suatu pelayanan bantuan yang di dasari dengan suatu keahlian, dengan
kata lain bahwa konseling itu tidal bisa dilakukan secara sembarangan.

Menurut penelitian, pemahman kode etik konseling masih tergolong


rendah, karena masih banyaknya kekeliruan dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling

Oleh karena itu, supaya profesi bimbingan dan konseling lebih bermartabat,
kode etik profesi konseling haru lebih di tegakkan lagi, dan dari konselornya
sendiri juga harus meningkatkan kualitas diri konselor tsb.

Analisis jurnal

1. Judul penelitian : Kode Etik Profesi Konseling Serta Permasalahan


Dalam Penerapannya.
Pengarang : Eko Sujadi
Tahun terbit : 2018
Penerbit : Jurnal Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan

Abstrak: Abstrak. Setiap individu dituntut mampu menyesuaikan diri


dengan perubahan yang terjadi. Bagi individu yang tidak mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan, maka dapat menimbulkan masalah
baginya. Kondisi ini memberikan peluang yang besar bagi konselor untuk
menyelenggarakan pelayanan konseling kepada individu-individu yang
bermasalah. Dalam memberikan layanan kepada klien, konselor harus
menegakkan kode etik. Berbagai masalah dalam penerapan kode etik
terjadi dalam pelaksanaan layanan konseling, baik yang disebabkan oleh
konselor itu sendiri atau pihak eksternal. Oleh sebab itu, konselor harus
memiliki kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan tugas dengan benar,
terus meningkatkan kompetensi, serta bagi pembuat kebijakan untuk
merumuskan peraturan yang jelas disertai dengan pengawasan.

Kata Kunci: Kode Etik, Bimbingan dan Konseling, Permasalahan

2. Latar belakang masalah


Perubahan sosial yang begitu cepat secara jelas telah mempengaruhi
gaya hidup masyarakat. Dimana masyrakat di tuntut untuk menyesuakan
diri dengan perubahan tsb agar tidak menimbulkam berbagai macam
permasalahan. Tentu saja fenomena menjadi peluang besar bagi para
konselor.dan seorang konselor juga harus sadar bahwa masyarakat yang
datang kepada konnselor membawa harapan untuk membantu berbagai
permaslahan yang di alaminya.
Namun banyak yang memilik persepsi yang negarif terhadap konselor,
yang bersumber dari kesalahan konselor itu sendiri, karena kurangnya
tingkat kepercayaan klien terhadapa konselor dan factor-faktor yang lain,
Karena itu, selain memiliki kompetensi yang profesional juga harus
diiringi dengan serangkaian etika. Maka dari itu organisasi induk BK yaitu
ABKIN menyusun serangkaian kode etik profesi bimbingan dan konseling
yang harus diikuti oleh seluruh konselor yang melaksanakan prkatik
konseling, baik di dalam mauapun di luar sekolah.
3. Perumusan Masalah
Terkait dengan permasalahan dalam penerapan kode etik , penulis dapat
merumuskan sumber permasalahannya yaitu:
1) Pelaksanaan pelayanan BK kurang memiliki kompetensi. Hal ini
dikarenakan banyak guru BK yang tidak berlatar belakang pendidikan
BK.
2) Pihak di luar BK. Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari
sistem pendidikan itu sendiri, namun sering kita lihat bahwa beberapa
kebijakan yang dibuat oleh pihak tertentu justru mengaburkan hakikat
pelaksanaan layanan dan bimbingan konseling.

4. Landasan teori
Menurut yusri (2012) untuk memenuhi standard kualifikasi tenaga
pendidik, tlah di lakukan beberpa upaya seperti dengan pengembanagn diri
melalui pendidikan akademis dan profesi serta melakukan ujian
kompetensi guru (UKG). Pada kenyataanya, hasil UKG baru mencapai
rata-rata 4,5.
Hartono (2009) juga mengatakan bahwa di sekolah beberapa kali terjadi
kebijakan birokrasi yang justru mengaburkan eksistensi dan peran
bimbingan dan konseling sebagai layanan ahli, seperti adanya penugasan
menjadi guru pembimbing (konselor sekolah) bagi seorang guru yang
tidak memiliki kompetensi bimbingna dan konseling tanpa pendidikan dan
pelatihan yang memadai. Padahal berdasarkan kode etik profesi konseling,
tercantum secara jelas bahwa seorang guru BK harus memiliki kualifikasi
yang memadai yang meliputi, nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan dan
wawasan dalam bidang BK, serta memperoleh pengakuan atas
kemampuan dan kewenangan sebagai seorang konselor.
5. Metodologi penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka
jenis penelitian yang dilaksakan adalah penelitian deskriptif, yaitu
penelitian yang mengungkapkan fakta dari informasi yang di dapat peneliti
yaitu tentang Kode Etik Profesi Konseling Serta Permasalahan Dalam
Penerapannya.

B. Jurnal Internasional

Judul : The Contribution of Levina’s Conception of


Responsibility to Ethical Encounter Counselor-
Counselee

Jurnal : International Journal Of Social Sciences and


Humanities
Volume dan Halaman : 3 hal.71-83
Tahun : 2019

Penulis : Zummi Anselmus Dami, Imanuela Pandu, Elka


Anakotta, Agusthinus Sahureka

Reviewer : Affinda Indar Zakiyah


Tanggal : 2 Agustus 2019

Review

Profesi konselor merupakan profesi yang dinamis dan menekan pada nilai
nilai yang profesional dan etika dan tanggung jawab hukum konselor dan klien.
Konsep tanggung jawab selalu diarahkan pada kualitas konselor, akan tetapi
keberhasilan dari proses konseling itu sendiri lebih tergantung pada kualitas
pribadi dari si konselor tsb.
Dalam aspek konselor, di temukan mutiara tanggung jawab, yang
merupakan salah satu karakteristik kepribadian konselor. Fokus dari jurnal ini
adalah membahas kontribusi konsep tanggung jawab levinas terhadap peran
konselor dalam memberikan bantuan kepada konseli, yaitu, peranan pribadi, karir,
sosial dan pembelajaran.

Analisis Jurnal

1. Judul : The Contribution of Levina’s Conception of


Responsibility to Ethical Encounter Counselor-Counselee

Pengarang : Zummi Anselmus Dami, Imanuela Pandu, Elka Anakotta,


Agusthinus Sahureka

Tahun terbit : 2019

Penerbit : Universidad Tecnica de Manabi

2. Latar belakang belakang

Peran utama konselor adalah mengatur konseling dalam berbagai


aspek, termasuk konseling individu, konseling kelompok, konseling
keluarga, konseling karir, konseling pendidikan dan juga juga melakukan
berbagai konsultasi. Pelayanan bimbingan dan konseling berhubungan
dengan pelayanan personal dan interpersonal yang mana harus mengikuti
pola klien dan menekan kan pada kode etik konseling.

Diman konsep tanggung jawab selalu diarahkan pada konselor.


Truax dan charckhuff, waren, Virginia, dan satir mengatakan bahwa
Konselor ynag efektif adalah konselor yang memiliki kualitas pribadi.
Konsep tanggung jawab levinas berkontribusi dan memperkuat konsep
tanggung jawab yang tertulis dalam literatur bimbing dan konseling.
3. Landasan teori

Profesi yang membantu yang tidak memahami dan tidak


mempromosikan nilai nilai etika dan tanggung jawab hukum dari konselor
dan klien dapat membahayakan diri mereka sendiri (Gladding, 2012).

Sebaliknya, profesi penolong yang mengedepankan nilai nilai, etika, dan


tanggung jawab dapat membuat kehidupan konselor dan klien bahagia
(Prayitno dan anti, 2014)

4. Metodologi penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan


tinjauan pustaka dimana data di kumpulkan dari jamber perpustakaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran seperti buku dan jurnal. Berdasarkan
data yang diperoleh tersebut kemudian di analisis dan interpretasi nya
terkait dengna kontribusi konsep tanggung jawab levinas terhadap
pertemuan etik Konselor-konseli.

Anda mungkin juga menyukai