Disusun Oleh :
2011
A. PENGERTIAN
Istilah "phobia" berasal dari kata "phobi" yang artinya ketakutan atau
kecemasan yang sifatnya tidak rasional yang dirasakan dan dialami oleh sesorang.
Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap
dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.
Menurut Dr.Kartini Kartono fobia adalah kekuatan atau kecemasasn yang
abnormal kuat, tidak rasional, dan tidak bisa dikontrol terhadap suatu situasi atau
obyek tertentu.
Fobia sekolah adalah bentuk kecemasan yang tinggi terhadap sekolah yang
biasanya disertai dengan berbagai keluhan yang tidak pernah muncul atau pun
hilang ketika “masa keberangkatan” sudah lewat, hari minggu atau libur.
Fobia sekolah dapat sewaktu-waktu dialami oleh setiap anak hingga usianya 14–
15 tahun, saat dirinya mulai bersekolah di sekolah baru atau menghadapi
lingkungan baru atau pun ketika ia menghadapai suatu pengalaman yang tidak
menyenangkan di sekolahnya. Phobia sekolah disebabkan oleh rasa
ketidaknyamanan pada sekolah, anak merasa sekolah menjadi aktifitas yang tidak
menyenangkan (punya pengalaman buruk) misalnya dicemooh guru dan diolok-
olok teman. Tetapi phobia sekolah bisa juga disebabkan karena ada masalah yang
dialamai orangtuanya.
Ada perbedaan antara kecemasan, ketakutan, dan fobia. Kecemasan atau
khawatir merupakan akibat memikirkan objek atau sesuatu yang belum jelas atau
belum terjadi. Ketakutan adalah rasa takut yang dialami oleh anak yang
merupakan respon negatif terhadap objek maupun pengalaman yang dialami.
Takut pada umumnya objek terlihat lebih jelas. Sedangkan fobia adalah rasa takut
yang berlebihan, terus-menerus, irasional, bahkan terkadang sulit diatasi dan
dihilangkan dari anak yang mengalami fobia. Pada anak sekolah, rasa fobia dapat
berupa perilaku mengelak saat akan diperintah orangtua untuk pergi sekolah.
Anak akan memberikan berbagai alasan agar anak tidak pergi ke sekolah.
Karakteristik anak yang mengalami fobia sekolah biasanya sulit berinteraksi
dengan orang lain, tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak ingin berada
lebih lama di sekolah, selalu menangis dan hanya ingin selalu berada di rumah.
Adiyanti (2005) menjelaskan bahwa fobia sekolah adalah kecemasan yang luar
biasa dan terus menerus serta tidak realistis pada seorang anak, sebagai respon
terhadap eksternal tertentu. Keengganan atau ketakutan pada anak untuk
bersekolah sebenarnya merupakan hal yang biasa terjadi. Rasa takut anak pada
umumnya sebagai respon untuk melindungi diri terhadap sesuatu hal. Namun
terkadang pada beberapa anak, ketakutan tersebut dapat menjadi hal yang
irasional dan berdampak sangat besar pada keinginan anak untuk tidak
bersekolah. Hal irasional yang seperti inilah yang dinamakan dengan fobia
sekolah (Adiyanti, 2006).
Menurut Hurlock (1996), anak perempuan biasanya lebih banyak
mengalami fobia sekolah. Berkisar sekitar 75% dibandingkan anak laki-laki yang
hanya 25%. Hal ini disebabkan karena ketakutan yang bervariasi, diantaranya
takut berpisah dengan orangtua, takut terhadap guru dan takut tidak mampu
beradaptasi dengan teman barunya. Anak perempuan biasanya lebih
memperlihatkan rasa takutnya akan sekolah dibandingkan anak laki-laki. Karena
anak perempuan lebih mudah mengatakan pada orangtua apa yang membuat anak
takut untuk masuk sekolah. Sedangkan anak laki-laki biasanya lebih sulit untuk
mengatakan apa yang terjadi pada dirinya saat masuk sekolah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fobia sekolah adalah suatu
gangguan kecemasan yang berlebihan, irasional, terus menerus dan tidak realistis
yang dialami anak sekolah dalam menghadapi lingkungan sekolahnya. Kemudian
fobia sekolah pada anak terjadi karena anak merasa cemas, takut, dan gelisah
untuk sekolah. Anak memikirkan hal-hal apa yang akan terjadi di sekolah. Anak
juga takut pada guru jika guru yang dihadapi oleh anak adalah guru yang galak.
Selain itu, anak perempuan lebih mengalami fobia sekolah daripada anak laki-
laki.
B. PENYEBAB
1. Gejala-gejala Fobia
Dibawah ini merupakan gejala-gejala fobia sekolah yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sumarti (dalam Soekresno, 2006) ada
beberapa gejala yang dapat dijadikan kriteria anak yang mengalami fobia sekolah
antara lain :
- Menolak untuk berangkat ke sekolah,
- Mau datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian minta pulang,
- Pergi ke sekolah dengan menangis,
- Selalu menggandeng tangan orangtuanya atau pengasuhnya,
- Menunjukkan sikap yang berlebihan seperti menjerit-jerit di kelas, agresif
terhadap anak lainnya (memukul, mencubit, menggigit, dan sebagainya)
- Menunjukkan sikap-sikap melawan atau menentang gurunya,
- Menunjukkan ekspresi atau raut wajah sedemikian rupa untuk meminta belas
kasih guru agar diijinkan pulang.
Menurut Ahmad (dalam Hawadi, 2001) ada empat gejala anak mengalami
fobia sekolah yaitu :
- Ketakutan atau kebimbangan yang tidak rasional,
- Perilaku mengelak dari objek atau situasi yang membuatnya takut,
- Tidak menerima penjelasan apapun yang bertujuan mengurangi kadar rasa
takutnya,
- Perubahan emosi yang signifikan seperti menjadi emosi dan gelisah.
http://fskpm.upsi.edu.my/pintarcerdas/images/assignment/sem10111/d034758/kes
_study_sem_3.pdf
http://www.gemari.or.id/file/edisi91/gemari9105.pdf
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_10
504149.pdf
http://www.abbott.co.id/documents/AFC_Newsletter_vol.3_2010.pdf
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1830512/pdf/canmedaj00794-
0053.pdf
http://virtual.yosemite.cc.ca.us/Childdevelopment/jeanette/SU09/ch12.pdf
http://www.docstoc.com/docs/33535935/School-Phobia
http://www.phobics-awareness.org/schoolphobia.htm
http://ragamperempuan.blogspot.com/2007/07/phobia
http://tiaranazwita.blogspot.com/2010/06/penyebab-phobia-sekolah.html
http://psikologiupi.blogspot.com/2008/09/phobia-sekolah-kategori-pendidikan
anak.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/faktor-penyebab-phobia-sekolah/
http://hutami-putri.blogspot.com