Anda di halaman 1dari 15

TES BAKAT

LAPORAN
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asesmen Psikologis : Teknik Tes
yang diampu oleh Yuliati Hotifah, S.Psi, M.Pd

Oleh

Andini Yuliana Anggraini 210111600032


Inacio Imelda Dewi B 210111600029

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PRODI S1 BIMBINGAN DAN KONSELING
DESEMBER 2022
A. Sejarah Tes Bakat
Munculnya Tes Bakat minat ini tejadi akbibat para psikolog pada saat itu
sadar bahwa tes intelegensi yang biasanya mereka gunakan hanya dapat
mengukur aspek – aspek tertentu dari sebeuah intelegensi. Oleh karena itu, tes
intelegensi ini tidak dapat mencakup semua fungsi yang dibutuhkan dan
cakupan dari tes ini dapat dikatakan terbatas. Hadirnya tes bakat ini tanpa
disadari, bahkan sejumlah tes yang sudah ada disebut dengan tes intelegensi
pada tahun 1920 an dan kemudian disebutlah sebagai tes bakat sekolah. Perlu
diketahui para psikolog mulai menyadari perlunya tes bakat khusus guna dalam
sebuah konseling sebuah pekerjaan dan didalam sebuah seleksi serta klasifikasi
anggota militer dan personil industry bahkan sebelum perang duania pertama.
Karena sarana untuk menyusun tes bakat telah tersesia oleh karena itu
sangat diperlukannya serta dikembngkan tes multi bakat in atau dapat disebut
dengan Multiple Aptitude Tes. Psikologi asal Inggris yang bernama Charles
Sperman pada tahun (1904-1927) merupakan psikolog pertama yang
melakukan penyelidikikan akan tes ini, ia melakukan penyelidikan selama
dasawarsa pertma pada abad ke 20. Selanjutnya perkembangan metodologis
didasarkan pada T.L.Kelley (1982) dan L.L.Thurstone (1938,1947) mereka
para psikolog yang berasal dari Amerika tidak hanya mereka adapun karya
peneliti Inggris dan Amerika yang dikenal sebagai analisis faktor.
Baterai Multibakat (Multiple Aptitude Batteries) merupakam praktis utama
dari analisis faktor ini. Hal ini karena dirancang guna memberikan sikap serta
ukuran dari setiap orang dalam setiap kelompok sifat hal tersebut guna untuk
mengganti skor total atau sering kita sebut IQ. Selanjutkan skor yang terpisah
tersebut digunakan untuk sifat atau ciri seperti pemahaman verbal, bakat
numeral, visualisasi spasial, penalaran, aritmetik dan serta kecepatan
perceptual. Dengan demikian dapat memberikan satu instrument yang sesuai
untuk dilakukannya analisis intra individu atau diagnosis diferensial yang
menjadi capaian atau target oleh para pengguna test selama bertahun-tahun.
Dari tes – tes intelegensi yang menghasilakan hasil yang kasar, kerap
menjadi sebuah kesalahan selain itu, baterai ini dapat memasukkan banyak
informasi yang sebelumnya telah didapat ddari tes – tes bakat khusus kedalam
program testing yang komprehensif dan sinematik dikarenakan baterai mukti
bakat ini sudah mencakup trait-trait yang biasanya termuat kedalam tes
inteligensi. Baterai multi bakat ini relative terbilang mutakir dalam bidang
testing ini. Pada tahun 1945 semua sudah hampir muncul. Karya psikolog
militer pada perang duni dua harus mememrhatikan angkatan udara,baterai
khusus disusun untuk pilot, pembom, operator radio, penemu jarak,dan banyak
militer lainnya.
Pada tahun 1980 dan 1990 muncul perkembangan yang lebih mutakir
terjadi, Integrasi mendasra dari pendekatan yang sebelumnya dianggap
bertentangan bagi pengukuran mental. Anastasi pada tahun 1994 menjadi wakil
tes inteligensi tradisiional dan oleh baterai multi bakat. Dalam hal ini semakin
diakui bahwa kemampuan manusia dapat diukur secara tepat dan berbagai
keluasan. Mulai dari hal yang didefinisikan secara sempit pada tes – tes tertentu
yang melewati trait yang cukup luas,sampai pada ke skoe menyeluruh seperti
IQ tradisional.

B. Hakikat Tes Bakat


Tes bakat adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensial
seseorang dalam pekerjaan tertentu dan dalam bidang tertentu. Menurut Caplin
(2002) tes bakat adalah sebagai serangkaian tugas yang dibakukan dan
diberikan untuk membuat penilaian kuantitatif atas kemampuan individu yang
akan menguntungkannya dari pelatihan tersebut.
Fungsi dari tes ini untuk mengukur reaksi diantar individu didalam situasi
yang berbeda. Tes ini muncul karena indentifikasi individu-individu yang
mempunyai keterbelakangan di dalam mentalnya.Di sekolah banyak yang
menggunak tes-tes ini guna untuk mengklasifikasi individu dengan
menggunakan acuan pada mereka guna mengambil manfaat dari berbagai
pelajran yang diajarkan sekolah yang mempunyai banyak jenis-jenis pelajran
yang berbeda-beda mengidentifikasi siswa yang cepat dan lamban,konseling
pendidikan ini dan pekerjaan pada tingkat sekolah menengah dan universitas,
serta menyeleksi orang yang ingin melamar memasuki sekolah yang
professional. Seleksi dan klasifikasi sumber daya manusia untuk bidang
industry menggambarkan penerapan utama lainnya.

C. Tujuan Tes Bakat


Tujuan mengetahui bakat dibagi menjadi dua, yaitu untuk dapat membuat
diagnosis dan prediksi. Tujuan pertama adalah membuat diagnosis, dengan
mengetahui bakat dan potensi seseorang, maka akan dapat memahami diri
seseorang. Ini membantu untuk menganalisis lebih hati-hati masalah yang
dihadapi klien saat ini. Masalah yang ada di pendidikan, di klinik, dan di
industri. Diharapkan para psikolog dapat menggunakan tes bakat ini untuk
memberikan penanganan yang tepat kepada kliennya.
Tujuan yang kedua untuk prediksi, yaitu dengan memprediksi kemungkinan
kesuksesan atau kegagalan seseorang di masa depan dalam bidang tertentu.
Prediksi tersebut meliputi seleksi, penempatan, dan klasifikasi. Pada dasarnya
prediksi adalah memadukan potensi seseorang dengan kebutuhan yang
dibutuhkan oleh lembaga. Ada dua faktor yang mempengaruhi bakat, yaitu
1. Faktor internal, meliputi kematangan fisiologis/faktor biologis.
Kematangan juga terjadi secara psikologis yang artinya semakin seseorang
dapat mencapai kematangan fisik dan mental, maka bakatnya akan semakin
berkembang.
2. Faktor eksternal, meliputi lingkungan dan pengalaman. Lingkungan yang
baik akan mempengaruhi perkembangan bakat yang dimiliki oleh individu
yang bersangkutan.

D. Faktor yang diungkapkan oleh Tes Bakat


1) Kemampuan verbal adalah kemampuan untuk memahami dan
menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan.
2) Kemampuan numerik adalah kemampuan ketelitian dan ketelitian dalam
menyelesaikan soal-soal aritmetika/konsep-konsep dasar aritmatika.
3) kesadaran spasial adalah kemampuan untuk merencanakan objek secara
akurat.
4) Kemampuan persepsi adalah kemampuan untuk mengamati dan memahami
gambar dua dimensi dalam bentuk tiga dimensi.
5) Kemampuan penalaran adalah kemampuan untuk memecahkan suatu
masalah.
6) Kemampuan mekanik adalah kemampuan untuk memahami dua konsep
mekanika dan fisika.
7) Memori adalah kemampuan untuk mengingat.
8) Kemampuan usaha adalah kemampuan bekerja dalam bidang manajemen.
9) Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan
menunjukkan sesuatu yang tidak biasa/istimewa.
10) Kecepatan kerja, merupakan kemampuan untuk bekerja dengan cepat,
terutama pada pekerjaan-pekerjaan rutin.
11) Akurasi kerja adalah kemampuan untuk bekerja secara teliti.
12) Ketahanan kerja adalah kemampuan untuk bekerja secara konsisten.

E. Jenis – jenis Tes Bakat


1. Jenis tes bakat berdasarkan Kelompok Battery Test
a) Differential Aptitude Test (DAT)
Differential Aptitude Test (DAT) merupakan salah satu rangkaian
tes bakat berganda yang paling banyak digunakan dalam bidang
pendidikan dan pekerjaan. DAT ditulis oleh G. Bannet, H.G. Seashore
dan A.G. Wesman dari Amerika Serikat yang diterbitkan DAT pada
tahun 1947 dan direvisi pada tahun 1963.
Tes ini dibuat dengan maksud untuk dapat mengukur kemampuan
mental dari beberapa faktor, tidak hanya satu faktor saja, sehingga skor
yang dihasilkan tidak hanya satu tetapi beberapa sesuai dengan
kemampuan yang diukur. Tujuan dari test DAT, yaitu :
1) Sebagai sumber akademik untuk membekali mahasiswa dengan
proses penilaian yang ilmiah, terintegrasi dan terstandar.
2) Dirancang untuk bimbingan pendidikan dan karir (Kerja).
3) Dapat digunakan di industri untuk menempatkan karyawan dan
mempromosikan mereka ke posisi berikut (pengembangan
pelatihan pabrik karyawan).
4) DAT terdiri dari delapan tes, yang masing-masing independen,
sehingga dapat digunakan secara terpisah untuk memilih industri
untuk jenis pekerjaan tertentu.
Dalam test DAT memiliki 2 kelompok subtes, yaitu :
1) Kelompok tes verbal :
 Verbal reasoning
Dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir abstrak,
menggeneralisasi dan membangun pemahaman konsep verbal.
Kosakata yang digunakan dalam tes ini mencakup kosakata
yang biasa digunakan dalam berbagai bidang, antara lain
sejarah, geografi, sastra, dan sains. Contoh soal tes :
Pilihlah pasangan kata – kata yang benar untuk melengkapi
kalimat dibawah ini :
……biasa dipakai dalam resepsi, dan pakaian seragam SD
dipakai di…...
a) Kain kebaya – kondangan
b) Jas dasi – rumah
c) Baju kerudung – wisata
d) Setelan jas – sekolah
e) Peci dan sarung – mesjid
Pilihan yang tepat adalah D
 Numerical ability
Dirancang untuk mengukur kemampuan memahami
hubungan bilangan dan memecahkan masalah yang berkaitan
dengan konsep bilangan. Tes ini mengukur perhitungan
daripada kemampuan numerik. Tes ini sangat penting untuk
membuat prediksi dalam bidang matematika, fisika, kimia,
teknik dan bidang lain yang membutuhkan kemampuan berpikir
kuantitatif. Prediksi dalam profesi seperti akuntansi, statistik,
dan teknisi laboratorium. NA bersama dengan VR digunakan
untuk menilai kemampuan belajar secara umum.
Contoh pertanyaan tes NA : 70 + 48 =…..
a) 127
b) 125
c) 137
d) 126
e) 157
Jawaban yang benar adalah A
 Clerical speed accuracy
Tes ini dirancang untuk mengukur kecepatan reaksi dan
akurasi dalam tugas-tugas yang membutuhkan pengetahuan
sederhana. Tugas peserta tes adalah memilih kombinasi angka
atau huruf yang sesuai dengan kombinasi yang digaris bawahi
pada kuesioner dengan menggarisbawahi kombinasi yang
dipilihnya. Butir-butir tes ini merupakan butir-butir yang sering
digunakan dalam berbagai tugas administrasi. Hasil tes ini dapat
digunakan untuk memprediksi kemampuan melakukan tugas-
tugas administratif rutin yang penting seperti pencatatan.
Utilitas di bidang pendidikan dapat dikatakan relatif kecil, tetapi
skor yang rendah menunjukkan bahwa peserta tes mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas dalam hal keberhasilan,
ketepatan, dan kecepatan.
 Language usage, bagian I
Kosa kata dalam tes ini merupakan hasil pemilihan Gate's
Spelling Difference in 3876 Words dan merupakan kosakata
yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Skor
rendah pada subtes ini menunjukkan kesulitan mengeja.
 Language usage, bagian II
Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan
membedakan tata bahasa yang baik dan buruk, memahami tanda
baca yang benar dan menggunakan kata-kata yang benar dalam
bahasa Inggris. Keterampilan ini banyak digunakan dalam
jurnalisme dan korespondensi bisnis. Perlu dicatat bahwa tes ini
lebih merupakan tes kinerja dibandingkan dengan tes lainnya.
2) Kelompok tes non verbal
 Abstarct reasoning
Dirancang untuk mengukur pemikiran non-verbal. Setiap
item dalam tes ini membutuhkan pemahaman logis tentang
prinsip-prinsip yang digunakan untuk mengubah grafik dan
kemampuan untuk melihat perbedaan kecil pada garis, bidang,
dan bentuk. AR adalah add-on VR + NA, untuk penilaian
kecerdasan. AR digunakan untuk prediksi dalam pendidikan
dan pekerjaan yang membutuhkan pemahaman objek atau
hubungan antar objek. Hasil AR dapat digunakan untuk
memahami penalaran saat seseorang mengalami kesulitan
bahasa dan mendapatkan skor rendah dari test VR.
 Mechanical reasoning
Tes ini merupakan bentuk baru dari tes keterampilan
Pemahaman Mekanik Spasial. Setiap butir soal dalam tes ini
menyajikan gambaran situasi mekanis yang disertai dengan
soal-soal secara sederhana. Tes ini mengukur pemahaman
prinsip mekanik dan fisik dalam situasi yang familiar. Skor
dalam tes ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, meskipun
skornya rendah. Hasil ini memprediksi keberhasilan dalam
studi dan karir yang membutuhkan pemahaman tentang
prinsip umum fisika. Prediksi dalam pekerjaan seperti montir,
perakitan, tukang kayu. Perlu dicatat bahwa subjek yang
mendapat nilai tinggi dalam tes ini dengan mudah mempelajari
prinsip pengoperasian dan perbaikan alat yang rumit.
 Space relation
Mengukur kemampuan untuk memvisualisasikan struktur
objek tiga dimensi yang dibangun dari pola dua dimensi dan
kemampuan untuk membayangkan berbagai cara di mana
objek dapat diputar agar konstruksinya terlihat dalam gambar.
Tes ini dirancang untuk memprediksi keberhasilan di bidang
tata ruang, desain, arsitektur, seni, dan desain interior.

b) General Aptitude Test Battery (GATB)


GATB dikembangkan pada tahun 1947 oleh The United State
Employment Services (USES). Pada GATB versi berikutnya, jumlah
tes dikurangi menjadi 12 tes dan faktornya adalah 9 jenis, yaitu 9 PMA,
atau primer, menurut terminologi Thurstone. Keterampilan, yang
masing-masing dihitung sebagai bakat. Sembilan faktor atau 9 PMA,
yaitu :
1) Kemampuan Belajar Umum (GLA), yang diuji dengan tiga jenis tes,
yaitu Kosakata, Penalaran Aritmatika (Arithmetic Reasoning) dan
Ruang Tiga Dimensi.
2) Kemampuan Verbal (VA)/kecerdasan berbicara diuji melalui kosa
kata. Subyek diminta untuk mengidentifikasi atau menemukan dua
kata lain dengan makna yang sama atau berlawanan.
3) Bakat numerik (NA), termasuk perhitungan dan penalaran
aritmatika.
4) Spatial Aptitude (SA), Kemampuan memahami representasi dua
dimensi dari objek tiga dimensi dan aspek visual dari objek tiga
dimensi. Kemampuan ini diukur dengan tes spasial tiga dimensi.
5) Persepsi Bentuk (FP) diukur dengan dua percobaan yang
menggabungkan alat gambar dan bentuk geometris.
6) Persepsi Tertulis (CP)/Persepsi Tertulis, mirip dengan Persepsi
Bentuk tetapi membutuhkan pencocokan nama, bukan gambar atau
bentuk.
7) Koordinasi Motorik (MC) yang diukur dengan tes kertas dan pensil
sederhana. Tes ini sering juga disebut sebagai tes tracing atau
coding.
8) Kecekatan Jari (FD) diukur dengan dua pengujian yang berbeda,
yaitu pengujian perakitan baut dan mur dan pengujian
pembongkaran (Assembly and Disassembly).
9) Manual Dexterity (MD), diukur dengan menggerakkan dan
membalikkan (menggerakkan dan mengembalikan) pin pada papan.

c) Flanagan Aptitude Classification Test (FACT)


Tes ini dikembangkan oleh J.C. Flanagan, Profesor Psikologi di
University of Pittsburgh dan Direktur American Institute for Research.
Tes ini dirancang untuk mencoba memiliki sistem peringkat standar
untuk menentukan keterampilan dan kemampuan dasar individu pada
tugas-tugas tertentu.
Tes ini digunakan sebagai alat untuk memprediksi keberhasilan
pekerjaan dan merencanakan program pelatihan yang berkaitan dengan
pengendalian pekerjaan dan sebagai alat untuk memilih dan
menempatkan karyawan. Tes ini dibagi menjadi 14 tes, yaitu :
1) Impection, mengukur kemampuan untuk secara cepat dan akurat
mendeteksi cacat atau retakan pada gambar, objek, atau rangkaian
item. Jadi tes ini menguji ketajaman persepsi visual secara detail,
oleh karena itu tes ini bisa disebut tes persepsi detail. Kemampuan
ini diperlukan untuk mengontrol hasil tanaman yang hampir jadi
atau jadi
2) Coding, pengukuran kecepatan dan ketepatan penyandian atau
pengkodean bentuk-bentuk batang tertentu (informasi bagasi).
3) Memory, mengukur kemampuan menghafal dan mengingat kode-
kode yang dipelajari dalam tes koding.
4) Precision, pengukuran kecepatan dan ketepatan gerakan jari
melingkar untuk satu tangan dan dua tangan. Diperlukan untuk
kecepatan kerja pada benda kecil.
5) Assembly, pengukuran visual tentang bagaimana beberapa objek
model individu muncul ketika ditempatkan sesuai dengan instruksi,
dalam bentuk uji hubungan spasial 3D, tanpa menggunakan model
fisik
6) Scales, alat ukur kecepatan dan ketelitian dalam membaca skala,
grafik, peta, atau denah. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam
pekerjaan tekni
7) Coordination, mengukur kemampuan mengkoordinasikan gerakan
lengan dan tangan (hand-arm coordinion)
8) Judgement, ukur kemampuan membaca dengan memahami,
menalar atau membuat keputusan yang benar dan menerapkan
keputusan tersebut dalam situasi praktis.
9) Arithematic, mengukur kemahiran dalam empat operasi aritmatika
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
10) Patterns, ukuran kemampuan Anda untuk mereproduksi pola dasar
dasar atau membuat sketsa pola sederhana (outline) secara akurat
dan menyeluruh
11) Components, ukuran kemampuan Anda untuk mengidentifikasi
komponen penting.
12) Tables, ukuran kemampuan membaca dua jenis tabel. Tabel
pertama terdiri dari angka dan tabel kedua berisi
13) Mechanics, mengukur kemampuan Anda untuk memahami
prinsip-prinsip mesin dan menganalisis gerakannya.
14) Expression, pengukuran emosi dan pengetahuan bahasa Inggris
yang benar. Flanagan menyusun rangkaian uji FACT
menggunakan validitas struktural, yaitu validitas berdasarkan
definisi yang disusun secara logis.

d) Armed Services Vocational Aptitude Battery


ASVAB (Baterai Bakat Kejuruan Angkatan Bersenjata) adalah tes yang
mengukur kekuatan dan kemungkinan keberhasilan seorang dewasa
muda dalam pelatihan militer. Tes ini terdiri dari 10 sub tes, yaitu :
1. Arithmatic Reasoning
2. Numerical Operations
3. Paragraph Comprehension
4. Word Knowledge
5. Coding Speed
6. General Science
7. Mathematics Knowledge
8. Electronics Information
9. Mechanical Comprehension
10. Authomotive and Shop Information

e) Sholastic Aptitude Test (SAT)


Tes standar yang dikembangkan oleh Dewan Perguruan Tinggi. Tes ini
digunakan ketika seseorang ingin mendaftar ke universitas Amerika
untuk mendapatkan gelar sarjana. Selain di Amerika, tes SAT juga
berlaku di Inggris, Singapura, Finlandia, dan Australia. Tes ini terdiri
dari dua,yaitu
1. Verbal :
 Antonyms
 Analogies
 Sentences Completions
 Reading Comprehension
2. Mathematics :
 Reguler Mathematics
 Quantitative Comparisons

2. Jenis tes bakat berdasarkan Kelompok Single Test


a) Test Sensory
Tes yang mengungkapkan kemampuan sensorik, seperti tes
ketajaman penglihatan dan tes pendengaran. Tes ketajaman penglihatan
menggunakan alat yang populer disebut Snellen chart. Kartu ini berisi
rangkaian huruf, dimulai dengan huruf besar, menurun ke yang terkecil
tergantung pada ukuran perspektif.
Tes pendengaran, Alat uji pendengaran ini disebut audiometer,
dimana peserta tes menggunakan telepon genggam yang dihubungkan
dengan sumber suara. Setiap telinga dapat diuji secara individual
dengan ponsel, volumenya dapat disesuaikan dengan penguji. Bunyi
yang akan diuji dapat berupa kata atau kalimat. Dimulai dengan nada
paling lemah, di bawah ambang rangsang.

b) Test Artistik
yaitu tes yang menunjukkan kemampuan seni, misalnya Horn Art
Aptitude Inventory. Tes ini ditujukan untuk orang dewasa dan tugasnya
adalah membuat sketsa objek umum, figur geometris, dan serangkaian
garis dasar pada bingkai persegi panjang.

c) Test Clerical
Tes yang mengukur ketelitian (akurasi, detail) dan kecepatan reaksi
pada tugas-tugas yang membutuhkan pemahaman sederhana. Hasil
pengujian ini dirancang untuk memprediksi kemampuan melakukan
tugas administrasi rutin yang penting seperti mengelola file.

d) Test Kreaplin
Ketrampilan diuji dengan mengetahui kecepatan kerja, ketelitian
kerja, kestabilan kerja dan daya tahan kerja orang yang sedang beraksi.
Faktor-faktor yang diungkapkan oleh tes ini adalah: (i) Kecepatan
seperti yang ditunjukkan oleh kinerja. (ii) akurasi yang ditunjukkan
oleh jumlah kesalahan dan lompatan yang dilakukan; (iii) Konsistensi
yang ditunjukkan dengan kecepatan kerja dalam mengikuti tes. (iv)
resistensi yang ditunjukkan oleh garis daya tahan.

e) Test Kreativitas
Tes yang mengungkapkan kreativitas. Contohnya tes Torrance.
f) Test Motor Dexterity
Tes yang menguji kecepatan dan akurasi.

F. Keterbatasan Tes Bakat


1. Tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yang ditampilkan atau sampel
item tes.
2. Standarisasi pengujian tergantung pada keadaan standarisasi sampel.
Dengan demikian, perkembangan budaya dan perkembangan teknologi
mempengaruhi validitas tes.
3. Koefisien kepercayaan reliabilitas tes jarang sama dengan satu, yang berarti
bahwa menguji seseorang berkali-kali tidak akan memberikan hasil yang
persis sama.
4. Mengukur kebugaran tidak berarti bahwa Anda memiliki pemahaman yang
komprehensif tentang kondisi mental seseorang dalam hal diagnosis dan
prognosis, akan lebih akurat jika dilakukan pengukuran aspek yang
komprehensif.
G. Daftar Rujukan
Aiken, L.R & Groth-Marnat, G (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan
Psikologi, Jilid 2, Edisi Kedua Belas. Jakarta : Indeks
Alsa, Asmadi, dkk. 1984. Informasi Tes. Yogyakarta : Fakultas Psikologi
UNM
Anastasi, Anne & Urbina, Susana .2007. Tes Psikologi, Edisi Ketujuh
(Terjemahan). Jakarta : PT Indeks.
Anastasi. A. 2003. Psychological Testing. Jilid I dan II. Edisi Bahasa Indonesia.
Jakarta : PT Indek Gramedia Grafindo
Azwar, S (1996). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran
Presyasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nastiti, D., & Laili, N. (2020). Buku Ajar Asesmen Minat Dan Bakat Teori Dan
Aplikasinya. Umsida Press, 1-106.
Nur’aeni, S. (2012). Tes psikologi: Tes inteligensi dan tes bakat. Universitas
Muhammadiyah (UM) Purwokerto Press.
Ormrod, J.E (2009). Psikologi Pendidikan, Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Santrock, J.W (2009). Psikologi Pendidikan, Edisi 3, Buku 1 (Terjemahan).
Jakarta : Salemba Humanika
Sugiyanto, dkk (1984). Informasi Tes, Khusus untuk Profesi Psikologi,
Edisi Kedua. Yogyakarta : Unit Pengembangan Alat Tes
Psikodiagnostika, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Suryabrata, S. 1998. Pembimbing ke Psikodiagnostik. Edisi II. Yogyakarta :
UGM

Anda mungkin juga menyukai