( TES BAKAT )
DISUSUN OLEH
Asesmen adalah hal yang sangat penting bagi bimbingan dan konseling. Semua
layanan bimbingan konseling mesti berpangkal dari hasil asesmen yang memadai. Data hasil
asesmen yang memadai dapat menjadi dasar melakukan bantuan yang tepat dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa asesmen yang berkualitas tidak akan ada program
bimbingan dan konseling komprehensif, berkualitas, dan mampu mencapai tujuan layanan
dengan tuntas, baik dalam fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi fungsi pengembangan
(developmental) dan pencegahan (preventif).
Salah satu instrumen dalam kegiatan asesmen adalah tes. Teknik tes diberikan dengan
menyelenggarakan program testing untuk mengetahui potensi atau kemampuan klien. Dalam
kode etik profesi BK disebutkan bahwa dalam BK terdapat layanan informasi, testing dan
riset. Dengan demikian, testing merupakan aspek yang dipandang urgen dan perlu untuk
dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa hasil testing dapat melengkapi hasil non testing.
Adapun macam tes yang ada pada assesmen teknik tes adalah tes intelegensi , tes
bakat , tes minat dan tes kepribadian. Dimana tes-tes tersebut diimplementasikan pada proses
bimbingan dan konseling yang pada dasarnya sangat membutuhkan data melalui assesmen-
assesmen yang ada. Dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang tes bakat melalui
pembentukan pemahaman mengenai arti, manfaat, cara penggunaan dan kelebihan serta
kekurangan dari tes bakat itu sendiri.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Manfaat
Bakat menurut Spearman (Fudyartanta, 2004) adalah suatu kemampuan khusus yang
berkembang secara menonjol atau istimewa, dibandingkan dengan kemampuan – kemampuan
yang lain, bakat tidak sama dengan kecerdasan, tetapi kecerdasan menjadi dasar untuk
berkembangnya bakat. Bahkan kecerdasan itu dapat dipandang sebagai faktor umum dan
bakat itu adalah faktor khusus.
Dari pemaparan beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi bakat
adalah sesuatu hal yang menonjol pada sesorang dan menjadi kelebihan dari individu tersebut
pada bidang tertentu, misalnya bakat pada bidang seni, olahraga, dan sebagainya. Bakat
seseorang dapat muncul apabila bakat individu tersebut selalu di asah atau dilatih.
2. R.S. CHOUHAN : Tes bakat dapat didefinisikan sebagai suatu tes yang
mengukur kemampuan potensi seseorang dalam suatu aktivitas dari jenis yang khusus dan
dalam kisaran terbatas.
Tes bakat muncul karena pemikiran para psikolog bahwa tes inteligensi hanya
mengukur aspek tertentu dari inteligensi, dimana hal ini saja tidaklah cukup karena tidak
semua aspek penting terwakili karena cakupannya yang agak terbatas. Bahkan sebelum PD I,
para psikolog mulai mengakui perlunya tes-tes bakat khusus untuk digunakan dalam
konseling pekerjaan serta dalam seleksi dan klasifikasi personil industri dan militer. Sehingga
beberapa tes kemudian dimodifikasi menjadi tes bakat, misalnya pada tahun 1920-an
sejumlah tes inteligensi berubah menjadi tes bakat sekolah. Aplikasi praktis tes selanjutnya
menunjukkan perlunya dikembangkan tes multi bakat (multiple aptitude tes) karena sarana
untuk menyusun tes semacam ini telah tersedia.
- Diagnosis. Tujuannya adalah untuk mengetahui bakat seseorang sehingga akan lebih
mudah memahami potensi yang ada. Dengan demikian, dapat membantu untuk
menganalisis permasalahan yang dihadapi testi di masa kini secara lebih cermat.
- Prediksi. Pada dasarnya, prediksi adalah mempertemukan potensi seseorang dengan
persyaratan yang dituntut oleh lembaga sehingga dapat diperkirakan atau
diprediksikan kemungkinan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang
tertentu di masa depan. Prediksi meliputi seleksi, penempatan dan klasifikasi.
Bakat atau kemampuan khusus sebagai potensi yang dimiliki individu siswa perlu sekai digali
agar tampil dan dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai dengan bidangnya. Hal ini penting
sekali diterapkan khususnya dalam rangka program layanan bimbingan karir, umumnya
dalam program layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan kemampuan individu siswa agar siswa mampu memahami dirinya
(pemahaman diri) terutama bakat-bakatnya. Dengan mengetahui secara jelas kekuatan dan
kelemahan dirinya sendiri, individu siswa akan mampu untuk membuat perencanaan dan
keputusan kariernya di masa depan.
1. Kelompok Baterai Tes. Tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam tes
yang masing-masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara
keseluruhan. Misalnya: FACT, DAT dan GATB.
2. Kelompok Single Test. Tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya
mengungkap kemampuan khusus yang dimiliki seseorang, antara lain: tes sensori, tes
artistik, tes klerikal, tes kreativitas, tes Kraepelin dan tes Pauli.
- Form Perception (FP)/Persepsi Bentuk, diukur dengan dua tes untuk menggabungkan
alat-alat gambar dan bentukbentuk geometrik.
- Clerical Perception (CP)/ Persepsi Klerikal, mirip dengan Form Perception tetapi
memerlukan penggabungan namanama daripada gambar-gambar atau bentuk-bentuk.
- Finger Dexterity (FD)/Ketrampilan Jari Tangan, diukur dengan dua macam tes, yakni
tes merakit dan tes membongkar baut dan mur (assembling and diassembling test).
* Setiap deret waktu diberi 3 menit dan setiap 3 menit itulah subjek akan di beri
aba-aba untuk membuat garis. Kemudian mengerjkan tugas selanjutnya dan
jawaban ditulis disebelah kanan.
*Tujuan dari tes ini lebih kepada kepentingan industri. Namun juga digunakan
untuk mengukur kepribadian dan mendeteksi klinis.
6. Tes Kraeplin
=> Tes Kreaplin, tes ini dibuat dengan maksud untuk mengetahui kecepatan
kerja, ketelitian kerja, keajegan kerja dan ketahanan kerja.
* Bentuk tes ini adalah berupa satu lembar kertas dobel kuarto memanjang bolak-
balik terdiri atas 4 halaman, yaitu meliputi ;
3.1. KESIMPULAN
Dari isi makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa tes bakat adalah adalah tes yang
mengungkap bakat seseorang, yang juga merupakan kemampuan intelligensi khusus. Tes
bakat pembedaan adalah yang dibuat dengan maksud agar dapat mengukur kemampuan
mental dari beberapa faktor bukan hanya satu faktor saja sehingga skor yang dihasilkan tidak
pula hanya satu akan tetapi ada beberapa sesuai dengan kemampuan yang diukur.
3.2. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi dasar melakukan
bantuan yang tepat dalam rangka mencapai tujuan tes bakat sesuai yang diharapkan. Karena
tanpa asesmen yang berkualitas khususnya tes bakat, tidak akan mampu mencapai tujuan
layanan dengan tuntas, baik dalam fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi fungsi
pengembangan (developmental) dan pencegahan (preventif). Jadi tes bakat mutlak perlu
dalam program bimbingan dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Furdyartanta, Ki. 2004. Tes Bakat dan Perskalaan Kecerdasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nur’aeni. 2012. Tes Psikologi : Tes Intelegensi dan Tes Bakat. Purwokerto : Universitas
Muhammadiyah, Purwokerto Press