Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSELING PERORANGAN

TENTANG

KONSELING

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:

I’IS DAHLIA : 1830108033

ADITYA AZHARI :1830108001

OKTA MELIZA : 1930108058

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Silvia Netri, M. P,d., Kons,
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING (BK)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2020 M/1441 H

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr, Wb…
Segala puji bagi Allah SWT yang memberi petunjuk, rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konseling Behavioral” untuk melengkapi
tugas mata kuliah ,Model Model Konseling. dengan sebaik mungkin. Tidak lupa solawat dan
salam penulis sampaikan kepada Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk dan jalan
yang benar kepada umatnya.

Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Oleh karena itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang terkait dalam membantu penyelesaian makalah ini.

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari Allah SWT. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya kami penulis dan bagi pembaca .

Batusangkar, 11 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...…………ii
BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar belakang ……………………………………………….….…………...1

B. Rumusan masalah………………………………………….………..….……..1

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling Analisis Transaksional……………………………..……2


B. Pandangan Tentang Manusia…………………………………………………....3
C. Truktur Kepribadian…………………………………………………..……3
D. Jenis-Jenis Transaksi ………………………………………………..……..5
E. Tujuan Konseling Transaksional ……………………………………….....5

F. Proses Konseling………………………………………………….……….6
G. Teknik- Teknik Analisis Transaksional………………………..…………..7

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………11
B. Saran………………………………………………………………….11

DAFTAR KEPERPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan konseling sebagai suatu layanan profesional dan ilmiah, dalam


pelaksanaannya, dilandasi oleh teori-teori yang erat kaitannya dengan proses terapi.
Sampai saat ini sudah banyak teori terapi yang telah berkembang yang kemudian menjadi
landasan kerja dalam pelaksanaan layanan konseling. Salah satu teori tersebut ialah teori
analisis transaksional, terkenal dengan nama transactional analysis (TA), yang
dikembangkan oleh Eric Berne. Teori inilah yang akan menjadi pokok kajian dalam
makalah ini.

Mengingat pentingnya teori analisis transaksional sabagai salah satu landasan


kegiatan praktik konseling, maka para konselor seharusnya menguasai pengetahuan dan
keterampilan menerapkan teori analisis transaksional tersebut dalam situasi konseling
yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar teori ini. Oleh karena itulah. Mahasiswa sebagai
calon konselor hendaknya menguasai latar belakang dan pandangan dasar, konsep-konsep
dasar, perkembangan kepribadian, dan kondisi dari mekanisme perubahan konseling
analisis transaksional, serta mampu menerapkan dalam situasi praktik konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Konseling Analisis Transaksional ?
2. Bagaimana Pandangan Tentang Manusia ?
3. Apa saja Jenis-Jenis Transaksi ?
4. Apa Tujuan Konseling Transaksional ?
5. Bagaimana Proses Konseling Transaksional ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling Analisis Transaksional


Analisis transaksional adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan
pada hubungan interaksional. Analisis transaksional dapat dipergunakan untuk terapi individual,
tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian
dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh
klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil
oleh kien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan baru,
guna kemajuan hidupnya sendiri.
Analisis transaksional dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960. Dalam
mengembangkan pendekatan ini Eric Berne menggunakan berbagai bentuk permainan antara
orang tua, orang dewasa dan anak. Berne mengamati bahwa kehidupan sehari-hari banyak
ditentukan oleh bagaimana ketiga status ego (anak, dewasa, dan orang tua) saling berinteraksi dan
hubungan transaksional antara ketiga status ego itu dapat mendorong pertumbuhan diri seseorang,
tetapi juga dapat merupakan sumber-sumber gangguan psikologis.
Teori analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne, yang ditulisnya dalam
buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok
Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang sangat populer dan
digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis
transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antar pribadi yang mendasar.
Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam
komunikasi antar pribadipun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik
verbal maupun non erbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara
mendalam proses transaksi (siapa-siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang
dipertukarkan).
Transaksional maksudnya ialah hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang
lain. Adapun hal yang dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi
mereka. Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi berlangsung
secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasi dapat menggambarkan apakah
seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau tidak.
B. Pandangan Tentang Manusia

Pendekatan Analisis Transaksional  memandang manusia sebagai makhluk


antideterministik (anti untuk dikondisikan). Pandangan ini menempatkan kepercayaan
bahwa individu memiliki kapasitas untuk bisa memilih tujuan dan tingkah laku baru.
Pendekatan ini memfokuskan pada pengambilan keputusan awal yang dilakukan oleh
konseli dan menekankan pada kapasitas konseli untuk membuat keputusan baru,
menekankan pada aspek kognitif, rasional, dan tingkah laku dari kepribadian, dan
berorientasi pada peningkatan kesadaran konseli sehingga konseli dapat membuat
keputusan baru dan mengganti arah hidupnya. 
Pandangan analisis transaksional tentang hakekat manusia ialah pada dasarnya
manusia mempunyai keinginan atau dorongan – dorongan untuk memperoleh sentuhan
atau “stroke”. Sentuhan ini ada yang bersifat jasmaniah dan rohaniah serta yang
berbentuk verbal dan fisik. Yang menjadi keperibadian seseorang ialah bagaimana
individu memperoleh sentuhan melalaui transaksi. Penampilan kepribadian seseorang
terbentuk dari naskah hidup seseorang yang telah terbentuk sejak usia muda.

C. Truktur Kepribadian
Analisis transaksional meyakini pada diri individu terdapat unsure-unsur 
kepribadian yang terstruktur dan itu  meruakan satu kesatuan yang disebut dengan “ego
state”. Adapun unsur kepribadian itu terdiri dari:
1. Ego state child
Pernyataan ego dengan ciri kepribadian anak-anak seperti bersifat manja,
riang, lincah dan rewel. Tiga bagian dari ego state child ini ialah: 
a) Adapted child (kekanak-kanakan)
Unsure ini kurang baik ditampilkan saat komunikasi karena banyak
orang tidak menyukai dan hal ini menujukkan ketidak matangan
dalam sentuhan.
b) Natural child (anak yang alamiah)
Natural child ini banyak disenangi oleh orang lain karena sifatnya
yang alamiah dan tidak dibuat-buat serta tidak berpura-pura, dan
kebanyakan orang senang pada saat terjadinya transaksi.
c)  Little professor
Unsur ini ditampilkan oleh seseorang untuk membuat suasana riang
gembira dan menyenangkan padahal apapun yang dilakukannya itu
tidaklah menunjukkan kebenaran.
2. Ego state parent
Ciri kepribadian yang diwarnai oleh siafat banyak menasehati, memerintah
dan menunjukkan kekuasaannya. Ego state parent ini terbagi dua yaitu:
a).  Critical parent
Bagian ini dinilai sebagai bagian kepriadian yang kurang baik,
seperti menujukkan sifat judes, cerewet, dll.
b).  Nurturing parent
Penampilan ego state seperti ini baik seperti merawat dan lain
sebagianya.
3. Ego state adult
Berorientasi kepada fakta dan selalu diwarnai pertanyaan apa, mengapa dan
bagaimana.
Dengan demikian untuk kita ketahui bahwasanya dalam tiap individu ego
state yang tiga diatas selalu ada yang berbeda Cuma kadarnya saja. Berapa
banyak ego state yang ada dalam individu akan mempengaruhi tingkah
lakuorang tersebut.
Berdasarkan keberadaan ego state terdapat tiga komposisi yang ada dalam diri
individu adalah:
a). Ego state normal
Sesuai dengan situasi dan kondisi dimana orang itu berada.
Penampilan ego state yang normal ini dapat dilihat dalam suasana
yang serius.
b). Ego state kaku
Ego state yang ditmpilaknnya tidak berbeda tetapi hanya satu saja.
c). Ego state cair
Tidak ada batasan antara penampilan ego state yang satu dengan
yang lain.

D. Jenis-Jenis Transaksi
Gerald Corey (dalam Taufik, 2009:108) membagi jenis transaksi menjadi tiga
bagian yaitu transaksi sejajar, silang dan terselubung:
1. Transaksi sejajar
Adalah individu yang berkomunikasi dengan menggunakan ego state
tertentu dan ditujukan pada penampilan ego state tertentu, sehinggan respon
yang ditampilakan oleh orang lain sesuai dengan yang diharapkan
2. Transaksi silang
Adalah penampilan ego state seseorang dan respon yang diharapkan tidak
sejajar atau silang sehingga respon yang diberikan tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Transaksi terselubung
Adalah penampilan ego state oleh seseorang yang dalam komunikasi yang
memiliki tujuan terselubung seperti kiasan atau sindiran dari maksud
pembicaraannya.

E. Tujuan Konseling Transaksional

Secara umum tujuan yang hendak dicapai dalam konselingg analisis transaksional adalah

membantu klien agar dapat memahami sifat dan jenis transaksi mereka dengan orang lain

sewaktu dia bertransaksi. Pemahaman ini akan berguna bagi klien sehingga mereka bisa

merespon orang lain secara langsung , menyeluruh dan akrab (geral corey, 1988).

Tujuan konseling menurut model analisis transaksional ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Agar klien berusaha dengan bantuan konselor menghilangkan pencemaran ego
statenya.
2. Setelah pencemaran terkikis habis konselor berusaha mengembangkan kemampuan
individu untuk dapat mempergunakan ego statenya secara tepat, sesuai dengan situasi
dan kondisi dimana dia berada
3. Apa bila hal ini sudah tercapai, maka selanjutnya dia mesti dapat mempergunakan
ego state adult secara optimal, karena makin dewasa dia makin ego state adultlah
yang mestinya banyak tampil.
4. Membebaskan diri klien dari ketidak stabilan posisi hidup dan mengganti dengan
naskah hidupnya yang lebih produktif serta menempatkan posisi saya oke, kamu oke.

F. Proses Konseling
Hansen dkk (1977 dalam buku taufik halaman 113-115) membagi empat tahap yang
hendaknya dilalui dalam kegiatan konseling analisis transaksional yaitu:
1. Analisis struktur
Menjelaskan kepada klien bahwasanya kita sebagai indvidu mengemban
tiga ego state dan menjelaskan tentang ego state itu satu persatu, sehingganya
individu itu sadar ego state yang mana yang lebih dominan dalam dirinya.
2.   Analisis transaksional

Konselor menganalisis pola transaksi dalam kelompok, sehingganya


konselor dapat mengetahui ego state yang mana yang lebih dominan dan apakah
ego state yang ditampilkan tersebut sudah tepat atau  belum.

3. Analisis permainan
Konselor menganalisis suasana permainan yang diikuti oleh klien untuk
mendapat sentuhan, setelah itu dilihat apakah kline mampu menanggung resiko
atau malah bergerak kearah resiko yang tingkatnya lebih rendah.
4. Analisis naskah hidup
Hal ini dilakukan apabila konselor sudah meyakini bahwasanya kliennya
terjangkiti posisi hidup yang tidak sehat.
G. Teknik- Teknik Analisis Transaksional
untuk membantu memecahkan masalah klien, dalam konseling dipakaikan beberapa
teknik yang dirumuskan oleh model ini. Teknik yang digunakan dalam model ini analisi
transaksional tersebut menurut Hansen, dkk ( 1977) yaitu:
1. Permission (Pemberian kesempatan)
dalam konseling kesempatan ini diberikan kepada kilen untuk, Menggunakan waktunya
secara efektif tanpa melakukan ritual pengunduran diri, Mengalami semua status ego yang
biasanya dilakukan dengan mendorong klien menggunakan kemampuan Status ego dewasa
untuk menikmati kehidupan, Tidak memainkan permainan dengan cara tidak membiarkan
klian memainkannya.
2. Protection (Proteksi )
Dalam hal ini klien merasa aman berada bersama konselor. Dalam kegiatan konseling
diciptakan rasa aman, sehingga klien merasa dirinya aman meskipun dia melakukan apa
saja.dalam hal ini juga perlu menjadi perhatian.
3. Potency (Potensi)
Konselor benar-benar menampilkan kemampuan kemampuan dirinya untuk membantu
klien. Disini tampak bahwa konselor dituntut untuk mampu memberikan sesuatu dan mampu
berbuat sesuatu dengan kepentingan,kemajuan dan kesejahteraan klien.hal ini tampak jelas
benar dituntut agar konselor perlu memperlihatkan diri bahwa dia adalah orang yang
pintar,berpengalaman , karya dalam berbagai hal yang dibutuhkan klien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan analisis transaksional adalah pendekatan psikoterapi yang
menekankan pada hubungan interaksional. Analisis transaksional merupakan karya
Eric Berne (1961). Melalui analisis transaksional dapat di simpulkan apakah transaksi
yang terjadi berlangsung secara tepat, benar, dan wajar. Bentuk, cara dan isi
komunikasi dapat menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang mengalami
masalah atau tidak. Tujuan dasar dari Analisis Transaksional adalah membantu klien
dalam membuat keputusan-keputusan baru yang menyangkut tingkah lakunya
sekarang dan arah hidupnya.
Eric Berne dalam teori analisis transaksionalnya menyebutkan apa yang
dikerjakan atau dikatakan pada orang lain disebut sebagai transaksi. Ada 3 macam
transaksi dalam pendekatan konseling AT yaitu transaksi komplementer, transaksi
silang, dan transaksi terselubung. Dalam AT juga dikenal adanya empat posisi yang
menetukan kehidupan diantaranya adalah I’m OK – You’re Not OK, I’m Not OK –
You’re OK, I’m Not OK – You’re Not OK, dan I’m OK – You’re OK. Pendekatan
konseling AT ini dapat terlaksana dengan baik dan efisien apabila antara klien dan
konselor dapat bekerjasama dengan baik ketika berlangsungnya proses konseling.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
dan pengetahuan bagi kita semua.Pemakalah menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari segi isi maupun dalam penulisan. Diharapkan, untuk memberi saran
dan kritik makalah yang sudah kami buat.
DAFTAR PUSTAKA

rayitno. 1998. Konseling Pancawaskita. Padang: Jurusan BK FIP UNP


Taufik. 2009. Model-model konseling. Padang: Jurusan BK FIP UNP
Muhammad Surya. 2003. Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bany Quraisy

Anda mungkin juga menyukai