Anda di halaman 1dari 7

TUGAS IV

BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

RESUME:
PERMAINAN LABORATORIUM

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Nurfarhanah, S.Pd.,M.Pd. Kons

NAMA : AMINAH DAULAY


NIM :19006006

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
PETA KONSEP
a. Mendeskripsikan permainan laboratorium pohon keluarga
Pohon Keluarga maksudnya dalam kelas setiap kelas diberi peran masing-
masing seperti dalam sebuah keluarga. Dari seluruh angggota kelas diberi peran
seperti ada yang jadi ayah, ibu, paman, bibi, anak, kakek, nenek dan sebagainya, nanti
setiap peran harus berfungsi selayaknya keluarga. Sebagaimana peran ayah nanti
siswa yang menjadi ayah juga berkedudukan menjadi kepala keluarga yang
bertanggung jawab membuat kelas menjadi harmonis, ibu bertugas membantu ayah
dalam mengurus rumah tangga dan peran-peran lainnya juga menyesuaikan dengan
tugas.
Dalam keluarga kelas ini dibentukkan sebagai keluarga yang demokratis
dimana dalam setiap tahun ajaran baru dibantu oleh wali kelas membuat peraturan
kelas/keluarga yang harus dipatuhi oleh warganya. Dibuat sendiri dan dipatuhi sendiri
dan diperlakukan system reward dan punish, siapa yang tidak pernah melanggar
aturan akan diberi hadiah sedangkan yang melanggar diberi hukuman. Contoh disini
dibuat peraturan setiap guru mengajar maka dilarang untuk berbicara sendiri, dalam
kelas harus terjadi interaksi antara siswa dan guru maka diharapkan setiap siswa harus
mengajukan pertanyaan disaat proses belajar mengajar.
Disini setiap keluarga dituntut untuk menjadi keluarga yang harmonis, dalam
kelas dibuat seperti surga atau istilahnya baiti jannati. Jika dalam kelas bisa terbentuk
baiti jannati maka setiap siswa akan betah dalam kelas. Rumah yang harmonis akan
memiliki anggota keluarga yang bisa berkomunikasi baik, jika ada masalah selalu
diselesaikan bersama, dalam keluarga harus mempunyai rasa saling memilik,
memiliki rasa untuk saling mengingatkan jika ada anggota keluarga yang salah.
Jika kelas dianggap sebagai rumah dalam keluarga maka jika ada orang yang
masuk dalam rumah tersebut dianggap sebagai tamu, sebagaimana adat bahwa tamu
itu raja maka guru yang masuk dalam kelas harus dianggap sebagaimana tamu. tamu
disambut dengan senyuman yang hangat sebagaimana memuliakan tamu maka kelas
harus dibuat kondisi senyaman mungkin supaya betah dalam kelas. Begitu pula disaat
ada tamu , orang di dalam rumah tidak boleh gaduh menghormati tamu.

Pengertian Pohon Keluarga


Pohon keluarga adalah metode untuk mengetahui jumlah data keluarga dari
konseli. Petunjuk pengerjaannya adalah setiap konseli diharuskan menggambar pohon
keluarga dengan menggambarkan jumlah anggota yang masih hidup atau ada. Hasil
dari pohon keluarga bisa digabungkan dengana assessment lain, dari situlah nantinya
data si konseli dan keluarga bisa diungkap. Konseli diberi instruksi menceritakan
dengan apa yang ia gambar tentang pohon keluarga. Konseli tidak diharuskan
menguasai teknik gambar yang bagus, yang penting bisa mendeskripsikan keluarga
melalui pohon keluarga sudah cukup.

Manfaat Pohon Keluarga

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa sebenarnya pohon keluarga adalah
metode untuk mengungkap keluarga konseli. Pemberian materi bimbingan ini bisa
dilalukan pada saat memberikan layanan klasikal maupun bimbingan kelompok.

b. Mendeskripsikan permainan laboratorium poster pribadi


1. Apa itu poster pribadi?
Poster pribadi adalah salah satu wadah untuk melatih siswa membuat
perencanaan tentang masa depan atau karir dan berbagai perasaan serta usaha untuk
mewujudkan perencanaan tersebut. Poster pribadi termasuk ke dalam khazanah
layanan penguasaan konten, yaitu layanan bantuan kepada induvidu (sendiri-sendiri
atau berkelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui
kegiatan belajar (Prayitno, 2004: 2).

2. Poster pribadi untuk mengenal diri sendiri


Dalam pemahaman terhadap diri sendiri, butuh kesadaran terhadap siapa diri
kita, kelebihan-kelebihan, bakat dan minat, cita-cita dan harapan, serta kebutuhan-
kebutuhan dalam hidup. Menurut Renita Mulyaningtyas (2006: 23) mengemukakan
bahwa “mengenal dan memahami diri sendiri tidak cukup hanya dengan menjawab
pertanyaan ‘siapa saya’ saja, pertanyaan tersebut perlu diteruskan lagi hingga ‘untuk
apa aku lahir dan hidup?”
Mengenal dan memahami diri sendiri tentu tidak lepas dari mengenal berbagai
kebutuhan-kebutuhan diri sendiri, menurut Maslow terdapat lima tingkat kebutuhan
dalam hidup seseorang, diantaranya adalah:
a) Kebutuhan fisiologis, seperti makan, dan minum
b) Kebutuhan akan rasa aman, seperti rasa tentram dan terhindar dari bahaya
c) Kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, misalnya bergabung dengan orang lain,
menjadi anggota atau diterima suatu kelompok
d) Kebutuhan untuk dihargai, misalnya mencapai prestasi, menjadi orang yang
kompeten, memperoleh pengakuan dari orang lain.
e) Kebutuhan mengaktualisasikan diri, seperti merealisasikan dan menujukkan bakat
yang dimiliki.
Dengan mengetahui kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka secara otomatis
seseorang akan mengenal dirinya. Selain itu, mengenal diri adalah dengan mengenal
cita-cita dan harapan yang dimiliki. Melalui poster pribadi, siswa dapat menuliskan
berbagai perasaan, harapan, kebutuhan, dan berbagai usaha yang dapat ia lakukan
dalam mencapai rencana masa depan.

3. Poster pribadi untuk merencanakan masa depan/karir.


Menurut Renita Mulyaningtyas (2006: 24) bahwa “remaja atau pelajar berada
pada posisi kelompok peralihan kematangan tertentu dan menjelang pemantapan dan
penitian karir. Masa ini adalah masa yang penting untuk memantapkan hati menuju
masa depan.” Jadi perencanaan karir dan masa depan sejak masa remaja merupakan
suatu hal yang penting dan perlu diwujudkan secara nyata. Selain itu sebagai remaja,
hendaklah jangan hanya menjadi penonton saja, remaja harus menjadi pemain, harus
mengetahui ingin jadi apa? Mau berbuat apa untuk cita-cita tersebut?
Namun, yang perlu diingat adalah dalam merumuskan cita-cita dan harapan
tersebut janganlah muluk-muluk dan berlebihan, karena dalam menentukan rencana
masa depan tersebut harus berupa masa depan yang realistis (Renita Mulyaningtyas,
2006: 25)
Dalam poster pribadi, siswa menggambarkan cita-cita dan rencana masa
depannya dalam bentuk gambar sehingga langkah-langkah yang akan dilakukan
kedepannya dapat lebih jelas dengan adanya perencanaan tersebut.

4. Contoh poster pribadi


Rencana masa depan/cita-
cita/rencana karir

Nama siswa

Perasaan saat ini, usaha-usaha


yang dilakukan untuk mencapai
cita-cita dan perencanaan masa
depan

5. Alat dan bahan poster pribadi


1. Karton manila
2. Gunting
3. Gambar dari guntingan majalah, koran atau hasil cetak komputer yang
berhubungan dengan cita-cita dan perencanaan masa depan
4. Lem dan alat tulis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, 2004. Layanan Penguasaan Konten. Padang: BK UNP


Renita Mulyanigtyas, 2006. Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai