Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

LAYANAN KONSELING II ( SLTP DAN SLTP)

Tentang

Bimbingan dan Konseling II (SLTP dan SLTA) Lanjutan

Disusun Oleh: Kelompok 4

 Heriadi (1304900)
 Julius (1304887)
 Osy Khalisyah Anggraiani (1300343)
 Refsilia Agustin (1304861)
 Siska Maryomi Nosya (1304901)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SLTP DAN SLTA (LANJUTAN)

A. Pelaksana / Uraian Tugas


Pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan koneling adalah konselor di
sekolah. Sebagai pejabat fungsional, guru pembimbing atau konselor di tuntut
melaksaanakan berbagai tugas pokok fungsionalnya secara professional, adapun tugas
pokok guru pembimbing/konselor menurut SK No 84 /1993 ada lima yaitu:
1. Menyusun program bimbingan dan konseling.
Tugas pertama guru pembimbing adalah membuat persiapan dan
membuat rencana pelayanan,semacam persiapan tertulis tentang layanan
yang akan di lakukan. guru pembimbing juga di tuntut untuk membuat tugas
pokok yaitu rencana pelayanan atau di kenal dengan SATLAN. Ada
beberapa macam program yang harus di susun oleh guru pembimbing,
(Prayitno, 1997) mengemukakan 5 program bimbingan dan konseling yang
perlu di susun, yaitu:
a) Program tahunan, yaitu program bimbingan dan konseling meliputi
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing klas di sekolah.
b) Program semesteran, yaitu program bimbingan dan konseling
meliputi selama satu semester yang merupaka gamaran dari
semesteran.
c) Program bulanan, yaitu program bimbingan dan konseling meliputi
satu bulan yang merupakan gambaran program semesteran.
d) Program mingguan, yaitu program bimbingan dan konseling meliputi
kegiatan selama satu mingguyang merupakan ambaran dari program
bulanan.
e) Program harian, yaitu pogram bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentudalam satu minggu. program
harian yang merupakan gambaran dari program mingguan dalam
bentuk layanan (satlan) dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
2. Melaksanakan program bimbingan dan konseling
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di lakukan sesuai
dengan perencanaan yang telah di persiapkan pada bidang pribadi, sosial,
belajar, dan karir, kehidupan keberagamaan serta kehidupan berkeluarga.
Yang dilaksanakan melalui 10 jenis layanan.
3. Mengevaluasi program
Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan
menilai keberhasilan layanan dalam bimbingan pribadi, sosial, bimbingan
belajar, bimbingan karir, dan bimbingan kehidupan beragama dan
bimbingan kehidupan berkeluarga. Kegiatan mengevaluasi itu meliputi juga
kegiatan menilai kebenaran jenis-jenis layanan yang dilaksanakan.evaluasi
pelaksanaan bimbingan dan konseling di lakukan pada setiap selesai layanan
di berikan, baik pada jenis layanan maupun kegitan pendukung.
Evaluasi penilaian hasil pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan
melalui tiga tahap:
a. Penilaian segera (laiseg) yaitu penilaian pada akhir setiap jenis
layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan konseling untuk
mengetahui perolehan peserta didik yang di layani.
b. Penilaian jangka pendek (laijapen) yaitu penilaian dalam waktu
tertentu.(1 minggu – 1 bulan).
c. Penilaian jangka panjang (laijapan) yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (1 bulan – 1 semester).
Menurut Prayitno (2000) ,penilaian dalam bimbingan dan konseling
dapat dilakukan dalam format individual atau kelompok dengan media lisan
atau tulisan.
4. Menganalisis hasil evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling.
Menurut Prayitno (1997:176) analisis setidaknya meliputi:
a. Status perolehan siswa sebagai hasil kegiatan khususnya di
bandingkan dengan tujuan yang ingin di capai.
b. Apabila diagnosis terhadap kenyataan yang ada setelah di lakukan
kegiatan layanan / pendukung.
5. Tindak lanjut pelaksanaan program.
Upaya tindak lanjut didasarkan pada hasil analisa. menurut Prayitno
(1997) ada tiga kemungkinan kegiatan tindak lanjut yang dapat di lakukan
oleh guru pembimbing sebagai berikut:
a. Memberikan tindak lanjut “singkat dan segera” misalnya berupa
pemberian penguatan (reinforcement) atau penegasan kecil (siswa
diminta melakukan sesuatu yang berguna bagi dirinya).
b. Menempatkan atau mengikutsertakan siswa yang bersangkutan dalam
jenis layanan tertentu.
c. Membentuk program satuan layanan atau pendukung yang baru,
sebagai kelanjutan atau perlengkapan layanan/pendukung yang
terdahulu.

Selain itu sebagai seorang pendidik psikologis, seorang konselor harus


kompoten dalam hal :
a. Penguasaan konsep dan praktis pendidikan.
b. Kesadaran dan komitmen etika profesi.
c. Penguasaan konsep perilaku dan perkembangan individu.
d. Penguasaan konsep dan praktis bimbingan dan konseling.
e. Penguasaan konsep asesmen
f. Penguasaan konsep dan riset dalam bimbingan dan konseling.

Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing dan
konselor bertugas :
a. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan.
b. Merencanaan program bimbingan.
c. Melaksanakan segenap bimbingan.
d. Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan.
e. Menilai proses dan hasil pelaksanaan bimbingan dan kegiatan
pendukungnya.
f. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian.
g. Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
yang di laksanakan.
h. Mempertanggung jawabkan tugas dan pelaksanaannya dalam
bimbingan dan konseling.

Pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling adalah konsep


sekolah:
a) Menguasai spektrum pelayanan, khususnya pelayanan professional
konseling.
b) Merumuskan dan menjelaskan peran profsional konselor kepada
pihak – pihak terkait terutama peserta didik, pimpinan dan lain-lain.

B. Petunjuk pelaksanaan.
Pada setiap ajaran baru masing-masing guru pembimbing menerima
tugas dari kepala sekolah, dengan cara penunjukkan melalui surat pelayanan
tugas, seperti:
1. Pembagian siswa asuh.
Tentang pembagian jumlah siswa asuh masing-masing guru pembimbing
telah di atur dalam SKB Mendikbud kepala BAKN No.0433/p/1993 dan
no.25 tahun 1992 poin 3, 4,7,9 bunyi pasalnya adalah sebagai berikut:
 Jumlah peserta didik yang harus di bimbing oleh seorang guru
pembimbing adalah 150 siswa.
 Kelebihan peserta didik bagi guru pembimbing yang di beri angka
kredit adalah 75 orang, berasal dari pelaksanaan program bimbingan
dan konseling.
 Guru pembimbing yang menjadi kepala sekolah, wajib melaksanakan
bimbingan dan konseling terhadap 40 orang peserta didik.
2. Beban kerja.
Sebagaimana yang tercantum dalam UU No.14 tahun 2005, pasal 35
poin (2) di sebitkan bahwa beban kerja guru sebagaimana yang di maksud
pada ayat 1 adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-
banyaknya 40 jam tatap muka dalam satu minggu.guru pembimbing
melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling selama 24 jam pula. Jika
satu kali kegiatan layanan bimbingan dan konseling di hargai 2 jam, maka
guru pembimbing wajib melaksanakan kegiatan sebanyak 12 kali.
3. Waktu pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan di
dalam jam pelajaran sekolah dan di luar jam sekolah (panduan
pengembangan bimbingan dan konseling dari 2006).
a) Didalam jam pelajaran
 kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan
penyaluran, penguasaan konten, dan kegiatan instrumentasi serta
layanan atau kegiatan lain yang dapat dilakukan secara luas.
 volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 jam pelajaran
perkelas perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
 kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggaraka layanan konsultasi, konferensi kasus, dan
himpunan data.
b) Diluar jam pelajaran
 kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseing perorangan,
bimbingan kelompok, konseling kelompok dan mediasi serta
kegiatan lainnya yang dapat di laksanakan di luar kelas.
 Satu kali kegiatan layanan konseling di luar kelas atau di luar
jam pelajaran ekuivelen dengan 2 jam pembelajaran tatap muka
di dalam kelas.
 Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pelajaran sekolah
maksimum 50% dari seluruh kegiatan kegiatan pelaksanaan
konseling di laporkan kepada Pembina Sekolah/Madrasah.
Sedangkan, penyelenggaraan layanan peminatan pesreta didik oleh
guru bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Bekerjasama dengan guru mata pelajaran atau guru kelas untuk
tersedianya secara lengkap hasil belajar siswa yang akan di
perhitungkan sebagai salah satu aspek arah peminatan siswa.
2. Memberikan pelayanan kepada siswa berkenaan dengan:
a) Informasi sekolah yang sedang di jalani.
b) Informasi mata pelajaran.
c) Informasi pekerjaan /karir sesuai dengan peminatan siswa.
d) Materi, prosedur dan mekanisme pelayanan arah peminatan
yang di laksanakan guru bimbingan dan konseling terhadap
siswa.
3. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi
dengan memperoleh keminatan siswa.
4. Menyelenggarakan instrumentasi dan mengolah data tentang
aspek-aspek arah peminatan serta mempertimbangkan penggunaan
hasilnya.
5. Berkonsultasi dengan Kespsek tentang keseluruhan upaya
pelayanan peminatan siswa serta hasilnya.

C. Materi Bimbingan dan Konseling (bidang, jenis layanan, dan kegiatan


pendukung).
Pada dasarnya unsur dan tugas pokok guru pembimbing mengacu
kepada bimbingan dan konseling pola 17 Plus, meliputi:
1. Bidang bimbingan (pribadi, sosial, karir, kehidupan bernegara serta
kehidupan berkeluarga).
2. Jenis layanan bimbingan dan konseling (orientasi, informasi,
penempatan/penyaluran, penguasaan konten, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, mediasi, konsultasi, dan advokasi).
3. Kegiatan pendukung (aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan
rumah, konferensi kasus, alih tangan kasus dan tampilan kepustakaan.

Materi bimbingan dan konseling di SLTP dan SLTA adalah sebagai


berikut:
1) Bidang bimbingan siswa di SLTP dan SLTA:
a) Pengembangan kehidupan pribadi, membantu peserta didik dalam
memahami, menilai, bakat dan minat.
b) Pengembangan kehidupan sosial, membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kamampuan sosial dan
industrial yang harmonis, dinamis dan bermanfaat.
c) Pengembangan kemampuan belajar, mengembangkan kemampuan
belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah secara mandiri.
d) Pengembangan karir, memahami dan menilai informasi serta memilih
dan mengambil keputusa karir.
e) Bidang pengembangan kehidupan bernegara.
f) Bidang pengembangan kehidupan keberagamaan.
g) Bidang pengembanagn kehidupan berkewarganegaraan.
2) Jenis layanan bimbingan dan konseling di SLTP dan SLTA adalah
sebagai berikut:
Menurut Prayitno (2004:253) jenis layanan adalah:
a) Layanan orientasi, adalah layanan bimbingan yang di lakukan untuk
memperkenalkan siswa baru atau sesorang terhadap lingkungan yang
baru di masukinya.
b) Layanan informasi, adalah layanan yang bertujuan untuk membekali
siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang
berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga
dan masyarakat.
c) Layanan penempatan dan penyaluran, adalah layanan yang
memungkinkan peserta didik berada pada posisi dan pilihan yang
tepat.yang berkenaan dengan peminatan, kelompok belajar, dan
ekstrakulikuler.
d) Layanan bimbingan belajar, bimbingan belajar merupakan salah satu
bentuk layanan bimbingan yang penting di laksanakan di
sekolah.pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan yang di alami
siswa dalam belajar tidak selalu oleh kebodohan dan rendahnya
intelegensi.
e) Layanan konseling perorangan, layanan ini memungkinkan peserta
didik mendapatkan layanan secara langsung secar tatap muka dengan
guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan
masalahnya.
f) Layanan bimbingan kelompok, layanan ini dapat meningkatkan
hubungan yang baik, teutama anggota kelompok ( peserta didik),
kemampuan berkomunikasi dengan antar individu, pemahaman
berbagai situasi dan kondisi lingkungan , juga dapat mengembangkan
sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang di inginkan
sebagaimana terungkap dalam kelompok. Salah satunya adalah
pemahaman tentang dunia kerja dan pilihan jabatan serta
perencanaan masa depan.
g) Layanan konseling kelompok, layanan konseling kelompok
mengalahkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan
mengentasan masalah yang di alami melalui dinamika kelompok.
h) Layanan penguasaan konten.
i) Layanan konsultasi.
j) Layanan advokasi.

3) Kegiatan pendukung
a) Aplikasi instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data dan
keterangan tentang klien baik melalui tes maupun non tes.
b) Himpunan data, yaitu kegiatan menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta
didik.
c) Konferensi kasus, yaitu suatu kegiatan membahas masalah klien
dalam proses yang di hadiri oleh berbagai pihak.
d) Kunjungan rumah, yaitu suatu kegiatan memperoleh data keterangan
tentang klien melalui kunjungan rumah.
e) Tampilan kepustakaan.
f) Alih tangan kasus, yaitu suatu kegiatan memindahkan kasus klien
dari satu pihak ke pihak yang lain untuk mendapatkan pengangganan
yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno,dan Erman Yanti.2004.Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling.

Jakarta:Rineka Cipta.

Sukardi, D.K .2008. Pengantar Program Bimbingan dan Konseling .

Jakarta: Rineka Cipta

Thomrin. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integrasi. Jakarta: Rajawali Press.

http:// akhmadsudrajat.Wordpress.com/ 2009/11/15/ tugas-guru-BK-dan

- pengawas-Bk. (di akses 22 september 2014).

http:// arief-hugrohothebest.bolgspot.com/2009/12/layanan-bimbingan-

dan-konseling- di.html. (di akses 22 september 2014).

Anda mungkin juga menyukai