Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK


“Kelompok, Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok”

Dosen

Dr. Netrawati, MPd., Kons.

Kelompok 1

1. Adilatunnisa : 18006225
2. Aida Rizkina : 18006227
3. Annisatul Afifah : 18006172
4. Arzanah Putri : 18006087
5. Annisa Rahmi : 18006236

JUERUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim

Assalamuallaikum Warahmatullahi Waabarakatuh

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunianya beserta hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah Bimbingan dan Konseling Kelompok dengan materi Kelompok,
Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok dengan lancar dan tepat pada
waktunya
Terimakasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Bimbingan dan Konseling KelompokDr. Netrawati, M. Pd., Kons., keluarga,
rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penulis
dalam menyelesaikan makalah ini, dalam makalah ini penulis menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, baik dalam penulisan kata-kata
maupun yang berkaitan dengan isi, karena kekurangan dan keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis dalam pembuatan makalah ini
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca
demi sempurnanya makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca, sehingga dapat menambah pengetahuan dengan informasi dari
makalah ini beserta penambahan wawasan yang berguna bagi kita semua
Terima Kasih

Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Minggu, 7 September
2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
....................................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................
...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...............................................................................


.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
.................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................
.................................................................................................... 2
D. Manfaat ..........................................................................................
.................................................................................................... 2
BAB II KONELING GESTALT ..................................................................
...................................................................................................................... 3
A. Pengertian Kelompok dan Kerumuan..............................................
.......................................................................................................... 3
B. Faktor Pengikat Kelompok..............................................................
.............................................................................................................6
C. Pengertian Bimbingan Kelompok...................................................
.............................................................................................................7
D. Tujuan Kelompok............................................................................
.............................................................................................................7
E. Pengertian Konseling Kelompok....................................................
.............................................................................................................8
F. Tujuan Konseling Kelompok...........................................................
............................................................................................................ 8

ii
G. Syarat permaianan Kelompok.........................................................
............................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................


........................................................................................................................11
A. Kesimpulan .....................................................................................
............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
........................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
            Berbicara mengenai manusia, tentunya tidak pernah terlepas dari kegiatan
memahami,berpikir, merasa, dan melakukan sesuatu.Kegiatan tersebut merupakan
suatu kebiasaan atau rutinitas, bahkan suatu kebutuhan yang perlu dilakukan dan
dipenuhi oleh manusia itu sendiri.
            Menyinggung kegiatan memahami, berpikir, merasa, dan melakukan
sesuatu, tentunya kita akan dihadapkan dengan suatu sistem yang melakukan
seperti yang telah disebutkan tadi. Sistem tersebut dengan istilah pendidikan,
pendidikan sendiri merupakan suatu sistem yang cakupannya cukup luas. Baik itu
pendidikan yang bersifat akademik, pendidikan budi pekerti dan pendidikan
spiritual. Sistem pendidikan mencakup hal-hal tersebut. Dalam sistem pendidikan
sendiri terdapat beberapa disiplin ilmu yang digunakan untuk mendidik peserta
didik supaya menjadi manusia yang terdidik, seperti matematika, bahasa, fisika,
dan terkhusus ilmu bimbingan dan konseling.
            Bimbingan konseling sendiri merupakan salah disiplin ilmu yang berusia
muda, dibandingkan dengan disiplin-disiplin ilmu lainnya, karena usianya yang
belum menginjak 1,5 abad. Bimbingan dan konseling sendiri pada mulanya
didirikan oleh tokoh bimbingan Frank Parson dengan biro vokasionalnya, untuk
membantu anak-anak muda siap memasuki dunia pekerjaan, seiring berjalannya
waktu peran dari bimbingan sendiri meluas mencakup aspek-aspek seperti karier,
pribadi, sosial, dan belajar dari individu-individu. Bimbingan dan konseling
sendiri  dalam prakteknya memiliki beberapa model dan pendekatan, dan
pendekatan yang akan dibahas dalam makalah ini lebih berfokus pada bimbingan
konseling dalam model pendekatan yang berbentuk kelompok (lebih dari satu
individu). Bagaimanakah pendekatan konseling dan bimbingan dalam model

1
kelompok, tentunya akan dibahas lebih mendalam pada bagian isi dari makalah
ini.
B.Rumusan masalah
1. Apa pengertian kelompok dan kerumunan?
2. Apa faktor pengikat kelompok?
3. Apa pengertian Bimbingan kelompok?
4. Apa tujuan Bimbingan kelompok?
5. Apa pengertian konseling kelompok?
6. Apa tujuan konseling kelompok?
7. Apa saja syarat permaianan kelompok?

C.Tujuan makalah
1.      Mengetahui pengertian kelompok dan kerumunan.
2. Mengetahui faktor pengikat kelompok.
3.      Mengetahui pengertian Bimbingan kelompok.
4.      Mengetahui tujuan Bimbingan kelompok.
5.      Mengetahui pengertian konseling kelompok.
6. Mengetahui tujuan konseling kelompok.
7. Mengetahui syarat permainan kelompok.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok dan Kerumunan


a. Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu dengan yanglain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu dengan yang lain, dan memandang mereka sebagai bagian
dari kelompok tersebut (Mulyana, 2007). Kelompok sebagai kumpulan
perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh
beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di
antara mereka. Menurut Syamsu et al. (1999) kelompok itu adalah
kumpulan dua orang atau lebih, yang secaraintensif dan teratur selalu
mengadakan interaksi sesama mereka untuk mencapai tujuan bersama yang
telah ditetapkan, dan secara sadar mereka merasa bagian dari kelompok,
yang memiliki sistem norma tertentu, peranan, struktur, fungsi dan tugas
dari masing-masing anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Kelompok menurut Slamet (2003) adalah dua atau lebih orang yang
berhimpun atas dasar adanya kesamaan, berinteraksi melalui pola/struktur
tertentu guna mencapai tujuan bersama, dalam kurun waktu yang relatif
panjang. Kemudian Syamsuet al. (1999) mengutip pendapat Gerungan
(2004) yang mendefinisikan kelompok sebagai kesatuan sosial yang terdiri
atas dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial yang cukup
intensifdan teratur, sehingga di antara individu terdapat pembagian tugas,
struktur, norma-norma tertentu yang khas bagi kesatuan sosial tersebut.
Pendapat lain seperti Koentjaraningrat (1990) dalam Soekanto (2009)
menyatakan bahwa suatu kelompok merupakan suatumasyarakat kecil yang
saling berinteraksi antar anggotanyayang diatur oleh adat istiadat dan
sistem-sistem norma tertentu secara kontinyu serta adanya rasa identitas
yang mempersatukan semua anggotanya.Robert F. Bales mendefinisikan

3
kelompok kecil yang dikutip Saleh (2010) adalah sebagai sejumlah orang
yang terlibat dalam interaksi satu dengan yanglain dalam suatu pertemuan
yang bersifat tatap muka, setiap anggota kelompok mendapat kesan atau
penglihatan antara satu dengan yang lainnya yang cukup jelas sehingga
anggota-anggota kelompok, baik pada saat timbulnya pertanyaan maupun
sesudahnya, dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai
perorangan.
Secara rinci definisi di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Komunikasi tatap muka sebagai konsekuensi kelompok kecil,
maka komunikasi verbal dan non verbal sebagai bagian emosional
untuk saling memahami.
2. Pertemuan dengan sebuah tujuan yang dikehendaki/ditetapkan
karena adanya tujuankolektif yang terus dijaga sampai terwujud.
3. Perasaan memiliki (bagian) dari kelompok tersebut berimplikasi
pada munculnya kepemilikan identitas pada kelompok.
4. Saling mempengaruhi/saling terkait pada tanggungjawab masing-
masing anggota sehingga anggota merasa bertanggung jawab atas
perencanaan yang disepakati untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan pengertian yang telah ada kelompok dapat dikatakan sebagai
suatu unit sosial yang terdiri dari himpunan individu yang memiliki kesamaan
kebutuhan, minat, aspirasi dan memiliki hubungan, interaksi serta ketergantungan
antara satu dengan yang lainnya yang diatur oleh norma-norma tertentu.
b. Kerumunanan
Kerumunan bisa diartikan sebagai individu-individu yang tidak saling
kenal berkumpul atau mengerubungi sesuatu dan dapat menimbulkan sifat panik,
bahagia/senang, sedih serta sifat yang mencerminkan perilaku tidak bermoral di
masyarakat. Contohnya ketika kita melihat kecelakaan dijalan pasti kita akan
berkumpul atau mengerubungi pengendara yang sedang kecelakaan itu. Dalam
menyikapi kejadian kerumunan lebih sering menggunakan cara-cara rasional dan
emosinal yang sulit di kontrol tetapi itu semua hanya bersifat sementara karena

4
biasanya kerumunan tidak berstruktur dan Kerumunan lebih mudah dihasut dan
digerakan daripada massa dan publik.
Pengertian kerumunan menurut para ahli :
1. Menurut kornblum mendefinisikan sebagai sejumlah besar orang yang
berkumpul bersama dalam jarak waktu yang dekat.
2. Menurut giddens kerumunan adalah sekumpulan orang dalam jumlah
relatif besar yang langsung berinteraksi satu dengan yang lainnya ditempat
umu
3. Menurut light keller & calhoun mendefinisikan kerumunan adalah
sekumpulan orang yang berkumpul disekitar seseorang atau suatu
kejadian, sadar akan kehadiran orang lain dan dipengaruhi orang lain.
4. Menurut yusron razak keumunan adalah kumpulan orang, yang bersifat
sementara dan yang memberikan reaksi secara bersama terhadap suatu
rangsangan.
Kerumunan merupakan bentuk kelompok yang tidak teratur, individu
yang berkumpul secara bersamaan serta kebetulan di suatu tempat dan
juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan antara lain:
1) Khalayak penonton atau pendengar yang formal (Formal audiences)
Merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian
dann persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif, contohnya menonton
film.
2) Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned Expressive
Group) Adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu
penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam
aktifitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya.
Fungsinya adalah sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang
dialami orang karena pekerjaan sehari-hari, contoh orang yang
berpesta, berdansa, dsb

5
B. Faktor Pengikat Kelompok

Dalam buku Konsep Dasar Bimbingan Kelompok (Hartinah, 2009 :12)


sebuah kelompok mempunyai faktor-faktor yang dapat mengikat seseorang
dengan kelompoknya, diantaranya:

1. Adanya pemimpin yang mempunyai tujuan yang realistis, sederhana dan


memiliki nilai keuntungan bagi pribadi (high valuable). Lalu adanya
tujuan yang muluk dan ide yang terlalu idealis kurang mendapat tempat
bagi individu untuk berkelompok. Terkecuali bagi orgnisasi-organisasi
tertentu yang membutuhkan hal tersebut.
2. Masalah kepemimpinan dalam kelompok. Masalah kepemimpinan cukup
berperan dalam menentukan kekuatan ikatan antar anggota kelompok.
3. Interaksi dalam kelompok secara seimbang merupakan alat perekat yang
baik dalam membina kesatuan dan persatuan.

Kondisi kepemimpinan yang dapat tersusunnya norma bersama. Dapat


mengakibatkan seseorang meninggalkan kerumunanya. Sebuah kerumunan
dapat berubah menjadi kelompok apabila dalam kerumunan tersebut muncul
faktor-faktor berikut;

1. Interaksi antara orang-orang di dalam kerumunan


2. Tujuan yang sama di antara orang-orang di dalam kerumunan
3. Kepemimipan yang dipatuhi oleh orang-orang di dalam kerumunan
4. Ikatan emosional seabgai rasa kebersamaan pada orang-orang di dalam
kerumunan
5. Norma yang diakui dan dianut oleh semua orang di dalam kerumunan.

Ataupun sebaliknya, sebuah kelompok dapat berubah menjadi


kerumunan, yang disebabkan oleh surutnya kepemimpinan dalam kelompok,
serta hilangnya beberapa atau salahsatu dari kelima faktor pengikat kelompok
yang telah dikemukakan di atas, seperti demikian itulah kelompok kurang
kompak.Adapun kelompok yang disebut dengan kelompok semu atau

6
kelompok yang menagambang. Seperti layaknya para penonton sepak bola
yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menonton pertandigan bola, namun
terselip tujuan-tujuan lain.

Sehingga nampak jelas bahwa kelompok adalah suatu keadaan ilmiah


yang akan dijumpai manusia dimanapun ia berada. Dari kelompok, manusia
belajar tentang hidup bermasyarakat, mempelajari tentang nilai-nilai dan
norma, serta diarahkan untuk dapat memainkan peranan, baik sebagai seorang
pemimpin maupun sebagai anggota masyarakat. (Hartinah, 2009:20) hartinah,
2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Refika Aditama. Bandung

C. Pengertian Bimbingan Kelompok


Pengertian bimbingan kelompok Sukardi (2000: 48) menjelaskan
bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan
sejumlah pesrta didik memeroleh berbagai bahan berupa informasi dari
narasumber tertentu (terutama pembimbing/ konselor) yang berguna dalam
menunjang kehidupannya seharihari baik individu maupun sebagai pelajar,
serta sebagai anggota keluarga dan masyarakat dan dalam pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.

D. Tujuan Bimbingan Kelompok


Menurut Prayitno (1995) tujuan bimbingan kelompok, diantaranya:
1. Mampu berbicara didepan orang banyak
2. Mmapu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan
dan lain sebgainya kepada banyak orang
3. Belajar menghargai pendapat banyak orang
4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya
5. Mmapu menendalikan diri dan menahan emosi
6. Dapat bertenggang rasa
7. Menjadi akrab satu sama lainnya

7
8. Membahas topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi
kepentinan bersama layanan bimbingan kelompok dimaksudkan
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai
bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik individu maupun
sebagai pelajar, angggota keluarga dan anggota masyarakat ( Sri
Narti, 2019).

E. Pengertian Konseling Kelompok


Menurut Herman konseling kelompok adalah suatu proses antar-pribadi
yang dinamis dan terfokus pada pikiran dan tingkah laku yang disadari serta
dibina dalam suatu kelompok yang dimanfaatkan untuk meningkatkan
pemahaman dan penerimaan diri menuju perilaku yang lebih baik dari
sebelumnya. Sedangkan menurut Latipun (2001) konseling kelompok adalah
bentuk konseling yang membantu beberapa klien normal yang diarahkan
mencapai fungsi esadaran secara efektif. Konseling kelompok dilaksankan
untuk jangka waktu yang pendek dan menengah (Namora Lumongga, 2011).
Menurut Karyanti (2018) konseling kelompok yaitu layanan konseling yang
mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok dengan konselor
sebagai pemimpin kelompoknya untuk membahas masalah pribadi yang
dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui dinamika kelompok.

F. Tujuan Konseling Kelompok


Menurut Karyanti (2018) tujuan umum layanan konseling kelompok
adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan
komunikasi peserta layanan. Tujuan khususnya terfokus pada pembahasan
masalah pribadi individu peserta kegiatan layanan. Melalui layanan kelompok
intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebut para peserta memperoleh:
1. Terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah
kepada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi atau berkomunikasi.

8
2. Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya
imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain peserta
layanan konseling kelompok
G. Syarat-Syarat Permainan Kelompok
Permainan dapat dijadikan sebagai salah satu teknik dalam layanan
bimbingan kelompok baik sebagai selingan maupun sebagai wahana yang
membuat materi pembinaan atau materi layanan tertentu. Permainan
kelompok yang efektif dan dapat di jadikan sebagai teknik layanan
bimbingan kelompok haris memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sederhana
2. Mengembirakan
3. Menimbulkan suasana rileks dan tidak melahkan
4. Meningkatkan Keakraban
5. Diikuti oleh semua anggota kelompok (Tohirin. 2007)
Menurut syarat-syarat permainan kelompok, diantaranya:
1. Seperasaan artinya dalam kelompok tersebut anggota kelompok
berusaha mengidentifikasi dirinya dengan anggota lain sehingga
mereka memiliki perasaan sebagai “kelompok kami”. Perasaan ini
muncul biasanya diakibatkan adanya tujuan yang sama antara
anggot. Masing-masing anggota lebih mengutamakan perasaan
solidaritas antara anggota biasanya. Kepentingan individu
diselaraskan terhadap kepetningan kelompok.
2. Sepenanggungan artinya setiap individu memiliki peranannya
masing-masing dalam kelompok dan melaksankan peranan tersebut
sehingga individu tersebut memiliki kedudukan yang pasti dalam
kelompok
3. Saling memerlukan, masing-masing anggota merasakan dirinya
tergantung pada komunitas tersebut baik kebutuhan fisik maupun
kebutuhan psiologis. Perwujutan nyata dari individu terhadap
komunitas yaitu berbagai kebiasaan masyarakat, perilaku-perilaku

9
tertentu secara khas merupakan ciri komunitas tersebut (Soerjono
Soekanto, 1982).

10
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
            Berdasarkan penjelasan mengenai BK kelompok itu sendiri, baik dari segi
pengertian, tujuan, fungsi, dan manfaatnya. Dapat disimpulkan bahwa layanan BK
dalam seting kelompok adalah layanan BK yang bertujuan untuk memberikan
bantuan kepada individu, konteks layanan yang berbentuk kelompok ini bertujuan
untuk meningkatkan efektifitas layanan BK individual. Keberadaan BK yang
dilakukan secara kelompok bukan untuk menggantikan layanan BK yang
dilakukan secara individual melainkan untuk melengkapi kelemahan-kelemahan
yang ada pada layanan BK yang dilakukan dalam seting individual. Seperti yang
dikutip dalam buku Winkel (2006) bahwa layanan BK baik yang kelompok
maupun yang individual itu bersifat sinergi dan melengkapi satu dengan yang lain,
karena melihat tiap-tiap pendekatan baik yang individual maupun yang kelompok
sama-sama memiliki kekurangan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Karyanti. (2018). Dance Counseling. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA

Lubis, Namora Lumongga. (2011). Memahami Dasar-Dasar Konseling Falam


Teori dan Praktik Edisi Pertama. Jakarta: Kencana

Lubis, Namora Lumongga. (2016). KonselingKelompok. Jakarta: Kencana

Narti, Sri. (2019).Kumpulan Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan


Bimbingan dan Konseling (PTBK). Yogyakarta: CV BUDI UTAMA

Mulyana D. 2007. Ilmu komunikasi: Suatu pengantar. Bandung:Remaja


Rosdakarya.

Prayitno, dkk. (2017). Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok.


Bogor: Ghalia Indonesia

Slamet M. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan.Penyunting


Ida Yustina dan Adjat Sudrajat. Bogor: IPB Press.
Syamsu S, Yusril M, Suwarto FX. 1999. Dinamika dan Kepemimpinan: Sebuah
Pengantar. Yogyakarta: Universitas Admajaya.
Saleh, A. 2006. Tingkat Penggunaan Media Massa dan Peran
KomunikasiAnggota Kelompok Peternak dalam Jaringan Komunikasi
Penyuluhan.Disertasi. Bogor: Program Studi Ilmu Penyuluhan
Pembangunan,Sekolah Pascasarjana IPB.
Soerjono, Soekanto. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah.Jakarta:


Rajawali Pers.

12

Anda mungkin juga menyukai