“Tema, Tahap-tahap, Peranan Pemimpin Kelompok Pada Masing-masing Tahap dan Bentuk
Bimbingan dan Konseling Kelompok”
DosenPengampu:
Dr. Netrawati,S.Pd.,M.Pd.
Rahmi Dwi Febriani, S.Pd.,M.Pd.
Soeci Izzati Adlya S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 5
Puji dan syukur kami hantarkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini Sholawat beserta salam juga
kamihaturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapat syafaat
beliau diYaumulAkhirkelak,Amin ya Robbal’Alamin.
Selanjutnya, Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok dan dengan judul makalah ini adalah “Tema,
Tahap-tahap, Peranan Pemimpin Kelompok Pada Masing-masing Tahap dan Bentuk Bimbingan
dan Konseling Kelompok” dan tentunya juga untukmenambah ilmupengetahuankitasemua yang
disajikan berdasarkanpengamatan dari berbagai sumber.
Kamiucapkanterimakasihkepadadosenmatakuliahbimbingandankonselingkelompok dan
teman anggota kelompok yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalahini.
Kamimenyadarimakalahinimasihjauhdarikatasempurnasertamasihbanyakkekurangan dan
kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka kami berharap adanya masukandariberbagai
pihak untuk perbaikan dimasayangakandatang.
Akhir kata besar harapan kami agar pembaca dapat memberikan umpan balik
berupakritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat sertawawasanbagi kita semuadan dipergunakan sebagaimestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BABI PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. LatarBelakang...................................................................................................................... 4
B. RumusanMasalah.................................................................................................................4
C. TujuanPenulisan...................................................................................................................4
BABII PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Tema.......................................................................................................................................5
B. . Tahap-tahap...........................................................................................................................6
1. Kesimpulan...........................................................................................................................10
2. Saran.....................................................................................................................................10
DAFTARPUSTAKA...................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok yang baik ialah kelompok yang diwarnai oleh semangat yang
tinggi,kerjasama yang lancar, dan mantap serta adanya saling mempercayai diantara
anggota-anggotanya. Sebagai makhluk social, kelompok bagi kehidupan manusia
berlandaskanpada kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup
sendirian. Dalamperjuangan hidupnya, guna memenuhi kebutuhan hidup, kelompok
manusia tidak terlepasdari interaksinya dengan manusia lain disekelilingnya. Sejak
dilahirkan ke dunia sampai meninggal dunia,manusia selalu terlibat dalam interaksi,
artinya tidak terlepas dari kelompok.
Di dalam kelompok ini, proses sosialisasi berlangsung, sehingga manusia
menjadidewasa dan mampu menyesuaikan diri. Atas pernyataan itu, hampir dari
seluruh waktudalam kehidupan sehari-hari dihabiskan melalui interaksi dalam
kelompok, dididik dalamkelompok, belajar di dalam kelompok, bekerja di dalam
kelompok, bermain-main didalam kelompok, dan seterusnya dengan adanya berbagai
kegiatan di dalam kelompok tersebut maka dalam seluruh kehidupannya, manusia
menghabiskan waktunya dalam seluruh kehidupannya, manusia menghabiskan
waktunya dalam berbagai keanggotaan pada berbagai jenis kelompok. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pada setiap perkembangannya, manusia
membutuhkan kelompok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Tema dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok ?
2. Bagaimana Tahap-tahap dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok ?
3. Apa Peranan Pemimpin Kelompok Pada Masing-masing Tahap ?
4. Apa Bentuk Bimbingan dan Konseling Kelompok?
C. Tujuan Penulisan
1. UntukMengetahui Tema dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok.
2. UntukMengetahui Tahap-tahap dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok.
3. UntukMengetahui Peranan Pemimpin Kelompok Pada Masing-masing Tahap.
4. Untuk Mengetahui Bentuk Bimbingan dan Konseling Kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tema
Menurut Romlah (2006) ada beberapa tema yang dapat digunakan dalam
pemberian layanan, yaitu:
1. Dalam bidang bimbingan pribadi, antar lain:
a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja
b. Perbedaan individual (individual differences)
c. Problem-problem masa remaja dan cara mengatasinya
d. Emosi dan cara pengendalianny
e. Perkembangan psikoseksual remaja
f. Perkembangan sikap dan kebiasaan hidup beragama
g. Sikap dan kebiasaan hidup sehat, h. Bakat, minat dan usaha
pembinaan,pengembangan serta penyalurannya
c. Teknik-Teknik
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan oleh pemimpin kelompok jika
kelompoktidak dapat terbuka dan rasa keikutsertaan sulit berkembang yaitu:
1) Teknik “pertanyaan dan jawaban” yaitu teknik yang dapat
digunakanolehpemimpin kelompok untuk mengungkapkan siapa saya
dengan menulis jawabanpada selembar kertas tanpa dituliskan nama.
Dimana jawaban dari anggotakelompok dapat digunakan untuk mengukur
keseluruhan suasana dan tanggapanatas sesuatu pertanyaan yang
dilontarkan.
2) Teknik “perasaan dan tanggapan” yaitu teknik yang digunakan untuk
memintamasing-masing anggota kelompok untuk mengemukakan
perasaandantanggapannya terhadap suatu masalah atau suasana yang
mereka rasakanpadasaat pertemuan berlangsung. Hal ini dapat dilakukan
untuk menunjanganggotakelompok untuk mengemukakan perasaannya dan
dapat digunakandalamkelompok bebas.
2. Kegiatan Peralihan
a) Suasana kegiatan, dalam tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan
peranananggotakelompok dalam “kelompok bebas” atau “kelompok tugas”.
b) Suasana ketidakseimbangan, dalam hal ini dapat terjadi
ketidakseimbangandimanaanggota kelompok akan bertanya-tanya kegiatan apa
yang akan terjadi selanjutnya. Maka dari itu pemimpin kelompok dapat
membantu anggota kelompokyangmengalami hambatan, keengganan, sikap
mempertahankan diri dan ketidaksabaranyang timbul dalam anggota kelompok.
c) Jembatan antara tahap I dan tahap III, dalam hal ini pemimpin kelompokdapat
membawa anggota kelompok melewati jembatan dengan selamat. Dimana hal
ini perlu dilakukan pemimpin kelompok dengan menjelaskan kembali tujuan
danazasyang digunakan, ditegaskan dan dimantapkan kembali.
3. Kegiatan Pokok
a) Kelanjutan dari tahap I dan tahap III, dalam tahap ini sangat bergantung
kepadaduatahap sebelumnya. Dalam hal ini anggota kelompok saling bertukar
pengalaman, pikiran, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri belangsung
secara bebas. Demikian pula, saling tanggap dan tukar pendapat berjalan
dengan lancer. Makaanggota kelompok dapat saling membantu, saling
menerima, saling kuat menguatkandan saling berusaha untuk saling
memperkuat rasa kebersamaan. Dalamhal ini kelompok benar-benar akan
mengangkat hal-hal yang benar nyata dan mereka alami serta bersifat kekinian.
b) Dinamika kegiatan kelompok, dalam tahap ini anggota kelompok diminta
dapat menerapkan BMB3 yaitu berpikir, merasa, bersikap, bertindak dan
bertanggungjawab terhadap apa yang menjadi isi bahasan. Dinamika BMB3
diupayakanuntukdapat mendorong para anggota kelompok untuk benar-benar
aktif berpatisipasi salingmenanggapi, mengkritisi, menyetujui serta
berpendapat secara positif untukkeberhasilan yang diharapkan.
c) Kegiatan “kelompok bebas”
1) Pengemukakan Permasalahan dalam kelompok dimana anggota
kelompokakanyang akan dikemukakan oleh masing-masing anggota
kelompok.
2) Pemilihan masalah/topic, dalam hal ini anggota kelompok yang akan
menentukanpermasalahan mana yang akan dibahas terlebih dahulu.
Pemimpin kelompokharus dapat menampilkan beberapa pertimbangan,
namun tetap anggotakelompoklah yang akan menentukan masalah mana
yang akan dibahas. Pertimbangan itu diberikan hanya sebagai rambu-rambu
petunjuk jalan. Adapunpertimbangan-pertimbangannya yaitu:
Masalah yang dibahas dirasakan sangat berat dan berdampak
cukupluasdidahulukan.
Masalah yang menyangkut kepentingan kelompok didahulukan
Topic yang menyangkut kepentingan umum dijelaskan
Topic yang paling hangat dibahas
Masalah yang dikemukakan lebih dahulu dibahas.
Beberapa masalah atau topic yang terkait disatukan dan
dibicarakanterlebihdahulu.
Menentukan topic mana yang didahulukan berdasarkan undian
Menetapkan topic mana yang didahulukan mellaui pembicaraan
bertingkat, berdua atau bertiga.
3) Pembahasan masalah, dalam hal ini pembahasan masalah dilakukan secara
bebasdan dinamis.
Bebas yaitu setiap anggota kelompok dapat mengemukakan apa
saja berkenaan dengan masalah/topic yang dibahas.
Dinamis yaitu hal-hal yang dikemukakan oleh para anggota
kelompokhendaknya bermanfaat dan diarahkan setapak demi
setapak berusahamendalami atau memecahkan masalah.
2) Storming (Goncangan)
Pada tahap ini, konflik yang tidak terhindarkan mulai muncul di antara anggota
kelompok. Pada tahap ini, beberapa naggota kelompok merasa kurang antusias
bahkan meragukan kemampuan kelompok mencapai tujuan. Pada tahap ini,
kemungkinan konflik yang muncul antara lain perebutan kepemimpinan, kekuatan,
dan peran. Biasanya pada tahap ini, situasi kelompok menjadi kacau, karena belum
ditetapkannya cara berkomunikasi mengenai perbedaan ini. Pada tahap ini, setiap
anggota kelompok berperan untuk mendorong kelompok mengembangkan saluran
komunikasi, dan membantu anggota kelompok lain agar terpusat pada tugas dan
bukan pada perbedaan pribadi. Sebuah kelompok yang tidak dapat belajar
bagaimana menangani konflik tidak pernah dapat mencapai tujuannya.
5) Adjourning (Penangguhan)
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa
saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan. Peran
setiap anggota kelompok pada tahap ini adalah mendorong anggota kelompok
untuk mendiskusikan proyek atau tugas, dengan membahas pelajaran yang dapat
diperoleh dari hasil pekerjaan mereka dan menyampaikan kepada kelompok baru
cara pemecahan masalah apabila berhadapan dengan masalah yang serupa.
Jenis kelompok lain yang diungkapkan oleh Soekanto (Mulyanah, 2016) yaitu
kelompok formal dan kelompok informal.
1. Kelompok formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan
sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan
antar sesamanya.
2. Kelompok informal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan
organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok informal biasanya terbentuk
karena pertemuan yang berulangkali yang didasari oleh kepentingan dan
pengalaman yang sama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Di dalam penulisan makalah ini penulis yakin masih banyak terdapat kekurangan, untuk
itu penulis sangat mengharapkan masukan pemikiran, saran serta komentar yang bersifat
membangun baik dari dosen maupun dari teman-teman demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan & Konseling Kelompok :Dasar & Profil.
CetakanPertama. Jakarta : Ghalia Indonesia