Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK 5

BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

“Tema, Tahap-tahap, Peranan Pemimpin Kelompok Pada Masing-masing Tahap dan Bentuk
Bimbingan dan Konseling Kelompok”

DosenPengampu:
Dr. Netrawati,S.Pd.,M.Pd.
Rahmi Dwi Febriani, S.Pd.,M.Pd.
Soeci Izzati Adlya S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 5

1. Putri Ananda (20006100)


2. Rahma Dwi Mandasari (20006105)
3. Reti Maizani (20006107)
4. Anita Zahara (20006126)
5. Syerli Syaftira (20006128)
6. Cladiva Muthia Wirga (20006131)

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami hantarkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini Sholawat beserta salam juga
kamihaturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapat syafaat
beliau diYaumulAkhirkelak,Amin ya Robbal’Alamin.

Selanjutnya, Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok dan dengan judul makalah ini adalah “Tema,
Tahap-tahap, Peranan Pemimpin Kelompok Pada Masing-masing Tahap dan Bentuk Bimbingan
dan Konseling Kelompok” dan tentunya juga untukmenambah ilmupengetahuankitasemua yang
disajikan berdasarkanpengamatan dari berbagai sumber.

Kamiucapkanterimakasihkepadadosenmatakuliahbimbingandankonselingkelompok dan
teman anggota kelompok yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalahini.

Kamimenyadarimakalahinimasihjauhdarikatasempurnasertamasihbanyakkekurangan dan
kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka kami berharap adanya masukandariberbagai
pihak untuk perbaikan dimasayangakandatang.

Akhir kata besar harapan kami agar pembaca dapat memberikan umpan balik
berupakritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat sertawawasanbagi kita semuadan dipergunakan sebagaimestinya.

Padang, 23 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BABI PENDAHULUAN...............................................................................................................4

A. LatarBelakang...................................................................................................................... 4

B. RumusanMasalah.................................................................................................................4

C. TujuanPenulisan...................................................................................................................4

BABII PEMBAHASAN................................................................................................................5

A. Tema.......................................................................................................................................5

B. . Tahap-tahap...........................................................................................................................6

C. Peranan Pemimpin Kelompok Pada Masing-masing Tahap..................................................8

D. Bentuk Bimbingan dan Konseling Kelompok........................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................................10

1. Kesimpulan...........................................................................................................................10

2. Saran.....................................................................................................................................10

DAFTARPUSTAKA...................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelompok yang baik ialah kelompok yang diwarnai oleh semangat yang
tinggi,kerjasama yang lancar, dan mantap serta adanya saling mempercayai diantara
anggota-anggotanya. Sebagai makhluk social, kelompok bagi kehidupan manusia
berlandaskanpada kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup
sendirian. Dalamperjuangan hidupnya, guna memenuhi kebutuhan hidup, kelompok
manusia tidak terlepasdari interaksinya dengan manusia lain disekelilingnya. Sejak
dilahirkan ke dunia sampai meninggal dunia,manusia selalu terlibat dalam interaksi,
artinya tidak terlepas dari kelompok.
Di dalam kelompok ini, proses sosialisasi berlangsung, sehingga manusia
menjadidewasa dan mampu menyesuaikan diri. Atas pernyataan itu, hampir dari
seluruh waktudalam kehidupan sehari-hari dihabiskan melalui interaksi dalam
kelompok, dididik dalamkelompok, belajar di dalam kelompok, bekerja di dalam
kelompok, bermain-main didalam kelompok, dan seterusnya dengan adanya berbagai
kegiatan di dalam kelompok tersebut maka dalam seluruh kehidupannya, manusia
menghabiskan waktunya dalam seluruh kehidupannya, manusia menghabiskan
waktunya dalam berbagai keanggotaan pada berbagai jenis kelompok. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pada setiap perkembangannya, manusia
membutuhkan kelompok.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Tema dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok ?
2. Bagaimana Tahap-tahap dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok ?
3. Apa Peranan Pemimpin Kelompok Pada Masing-masing Tahap ?
4. Apa Bentuk Bimbingan dan Konseling Kelompok?

C. Tujuan Penulisan
1. UntukMengetahui Tema dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok.
2. UntukMengetahui Tahap-tahap dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok.
3. UntukMengetahui Peranan Pemimpin Kelompok Pada Masing-masing Tahap.
4. Untuk Mengetahui Bentuk Bimbingan dan Konseling Kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tema
Menurut Romlah (2006) ada beberapa tema yang dapat digunakan dalam
pemberian layanan, yaitu:
1. Dalam bidang bimbingan pribadi, antar lain:
a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja
b. Perbedaan individual (individual differences)
c. Problem-problem masa remaja dan cara mengatasinya
d. Emosi dan cara pengendalianny
e. Perkembangan psikoseksual remaja
f. Perkembangan sikap dan kebiasaan hidup beragama
g. Sikap dan kebiasaan hidup sehat, h. Bakat, minat dan usaha
pembinaan,pengembangan serta penyalurannya

2. Dalam bidang bimbingan sosial, antara lain:


a. Nilai-nilai (tata karma, sopan santun, agama atau adat) yang berlaku,
b. Pergaulan teman sebaya yang konstruktif
c. Problem pergaulan antara remaja dan cara mengendalikannya
d. Remaja pria dan wanita
e. Problem-problem sosial yang timbul dalam pergaulan antar kawan
f. Hak dan kewajiban anggota masyarakat atau negara
g. Peristiwa-peristiwa aktual dalam masyarakat yang mengandung nilai didik bagi
siswa.

3. Dalam bidang bimbingan belajar, antara lain:


a. Sikap dan kebiasaan belajar efektif dan efisien
b. Motif dan motivasi belajar
c. Kesulitan belajar dan pemecahannya
d. Teknik dan kiat dalam mencatat dan mengikuti pelajaran, membuat ringkasan,
membaca teks-book, belajar di perpustakaan, menghadapi ulangan atau ujian
e. Penggunaan waktu luang
f. Pengajaran perbaikan (remedial) dan pengajaran pengayaan.

4. Dalam bidang bimbingan karier, antara lain:


a. Tahapan perkembangan karier masa remaja
b. Macam-macam bidang karier dalam masyarakat
c. Kualifikasi dan syarat-syarat umum jabatan-jabatan dalam masyarakat,
d. Problem-problem karier dan upaya mengantisipasinya
e. Kursus atau perguruan tinggi yang mungkin dimasuki setamat dari SMU /
SMK, sesuai dengan program studi atau jurusan sekarang.
B. Tahap-tahap Perkembangan Kelompok
Adapun tahap-tahap pembentukan kelompok (Prayitno, dkk. 2017:53) yaitu:
1. Kegiatan Awal
a. Pembentukan Kelompok Dalam melakukan pembentykan kelompok ada
beberapa hal yangharus direncanakan yaitu:
1) Pengenalan dan pengungkapan tujuan, dimana dalam tahap ini setiap
anggotakelompok harus diharapakan dapat mengenalkan diri dan
mengemukakan tujuan yang ingin dicapai baik oleh sebagaian anggota
kelompok maupun seluruhanggota kelompok. Dalam tahap ini
pemimpin kelompok dapat memberikanperanannya yaitu:
 Menjelaskan tujuan umum yang ingin diacapai dan menjelaskan
cara-carauntuk mencapai tujuan tersebut.
 Mengemukakan diri sendiri, memperkenalkan diri secara
terbukadanperanannya sebagai pemimpin kelompok.
 Menampilkan komunikasi yang hangat, saling menghormati,
ketulusan dan rasa empati.
2) Terbangunnya kebersamaan dengan menampilkan minat-minatdan
kebutuhananggota kelompok untuk saling berkepentingan sehingga
tujuan dari kelompokdapat tercapai. Pemimpin kelompok dapat
merangsang dan menggairahkanseluruh anggota kelompok untuk
mampu ikut serta dna bertanggungjawabdalamkegiatan kelompok.
Dalam membangun kebersamaan maka pemimpin kelompokdapat
menjelaskan azas kerahasiaan, keterbukaan, kesukarelaan,
kegiatandankenormatifan.

b. Keaktifan Pemimpin Kelompok


Dalam hal ini pemimpin kelompok tidak berceramah atau menjelaskanhal
apasaja yang harus dilakukan oleh anggota kelompok. Namun pemimpin
kelompokdapat memusatkan perhatiannya yaitu dengan:
1) Menjelaskan tentang tujuan kegiatan
2) Menumbuhkan rasa saling mengenal antara anggota kelompok
3) Menumbuhkan sikap saling percaya dans aling menerima antar
anggotakelompok
4) Dimulai dengan pembahasan tingkah laku dan petasaan dalamkelompok.

c. Teknik-Teknik
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan oleh pemimpin kelompok jika
kelompoktidak dapat terbuka dan rasa keikutsertaan sulit berkembang yaitu:
1) Teknik “pertanyaan dan jawaban” yaitu teknik yang dapat
digunakanolehpemimpin kelompok untuk mengungkapkan siapa saya
dengan menulis jawabanpada selembar kertas tanpa dituliskan nama.
Dimana jawaban dari anggotakelompok dapat digunakan untuk mengukur
keseluruhan suasana dan tanggapanatas sesuatu pertanyaan yang
dilontarkan.
2) Teknik “perasaan dan tanggapan” yaitu teknik yang digunakan untuk
memintamasing-masing anggota kelompok untuk mengemukakan
perasaandantanggapannya terhadap suatu masalah atau suasana yang
mereka rasakanpadasaat pertemuan berlangsung. Hal ini dapat dilakukan
untuk menunjanganggotakelompok untuk mengemukakan perasaannya dan
dapat digunakandalamkelompok bebas.

3) Teknik “permainan kelompok” merupakan teknik yang


digunakanuntukmenciptakan suasana hangat dan suasana kebersamaan
antar anggota kelompok. Oleh karena itu dalam menggunakan teknik
permainan kelompok denganmemperhatikan ciri-ciri berikut:

 Dilakukan oleh seluruh anggota kelompok termasuk pemimpin


kelompok
 Bersifat gembira dan lucu
 Tidak melelahkan
 Sederhana dan waktu singkat

2. Kegiatan Peralihan
a) Suasana kegiatan, dalam tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan
peranananggotakelompok dalam “kelompok bebas” atau “kelompok tugas”.
b) Suasana ketidakseimbangan, dalam hal ini dapat terjadi
ketidakseimbangandimanaanggota kelompok akan bertanya-tanya kegiatan apa
yang akan terjadi selanjutnya. Maka dari itu pemimpin kelompok dapat
membantu anggota kelompokyangmengalami hambatan, keengganan, sikap
mempertahankan diri dan ketidaksabaranyang timbul dalam anggota kelompok.
c) Jembatan antara tahap I dan tahap III, dalam hal ini pemimpin kelompokdapat
membawa anggota kelompok melewati jembatan dengan selamat. Dimana hal
ini perlu dilakukan pemimpin kelompok dengan menjelaskan kembali tujuan
danazasyang digunakan, ditegaskan dan dimantapkan kembali.

3. Kegiatan Pokok
a) Kelanjutan dari tahap I dan tahap III, dalam tahap ini sangat bergantung
kepadaduatahap sebelumnya. Dalam hal ini anggota kelompok saling bertukar
pengalaman, pikiran, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri belangsung
secara bebas. Demikian pula, saling tanggap dan tukar pendapat berjalan
dengan lancer. Makaanggota kelompok dapat saling membantu, saling
menerima, saling kuat menguatkandan saling berusaha untuk saling
memperkuat rasa kebersamaan. Dalamhal ini kelompok benar-benar akan
mengangkat hal-hal yang benar nyata dan mereka alami serta bersifat kekinian.
b) Dinamika kegiatan kelompok, dalam tahap ini anggota kelompok diminta
dapat menerapkan BMB3 yaitu berpikir, merasa, bersikap, bertindak dan
bertanggungjawab terhadap apa yang menjadi isi bahasan. Dinamika BMB3
diupayakanuntukdapat mendorong para anggota kelompok untuk benar-benar
aktif berpatisipasi salingmenanggapi, mengkritisi, menyetujui serta
berpendapat secara positif untukkeberhasilan yang diharapkan.
c) Kegiatan “kelompok bebas”
1) Pengemukakan Permasalahan dalam kelompok dimana anggota
kelompokakanyang akan dikemukakan oleh masing-masing anggota
kelompok.
2) Pemilihan masalah/topic, dalam hal ini anggota kelompok yang akan
menentukanpermasalahan mana yang akan dibahas terlebih dahulu.
Pemimpin kelompokharus dapat menampilkan beberapa pertimbangan,
namun tetap anggotakelompoklah yang akan menentukan masalah mana
yang akan dibahas. Pertimbangan itu diberikan hanya sebagai rambu-rambu
petunjuk jalan. Adapunpertimbangan-pertimbangannya yaitu:
 Masalah yang dibahas dirasakan sangat berat dan berdampak
cukupluasdidahulukan.
 Masalah yang menyangkut kepentingan kelompok didahulukan
 Topic yang menyangkut kepentingan umum dijelaskan
 Topic yang paling hangat dibahas
 Masalah yang dikemukakan lebih dahulu dibahas.
 Beberapa masalah atau topic yang terkait disatukan dan
dibicarakanterlebihdahulu.
 Menentukan topic mana yang didahulukan berdasarkan undian
 Menetapkan topic mana yang didahulukan mellaui pembicaraan
bertingkat, berdua atau bertiga.
3) Pembahasan masalah, dalam hal ini pembahasan masalah dilakukan secara
bebasdan dinamis.
 Bebas yaitu setiap anggota kelompok dapat mengemukakan apa
saja berkenaan dengan masalah/topic yang dibahas.
 Dinamis yaitu hal-hal yang dikemukakan oleh para anggota
kelompokhendaknya bermanfaat dan diarahkan setapak demi
setapak berusahamendalami atau memecahkan masalah.

Pembahasan masalah pada topic III kegiatan kelompok dapat dikatakan


merupakan inti dari kegiatan kelompok secara keseluruhan. Hal ini dapat
diperhatikan dengan cara:
a) Segi proses, dimana pembahasan kelompok untuk mengembangkandiri
dalam kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara
langsungdanterbuka
b) Segi isinya merupakan arena untuk mengusahakan
pendalamandanpemecahan masalah.

4) Permainan kelompok merupakan permainan yang mengikutsertakan


seluruhanggota kelompok dan mengarahkan kepada peningkatan keakraban,
tidakmelelahkan, sederhana, menggembirakan dan menciptakan suasanan
santai.

d) Kegiatan “kelompok tugas”


1) Mengemukakan masalah, dimana masalah dikemukakan oleh
pemimpinkelompok atau dapat diibaratkan pemimpin kelompok
memberikan tugas kepadaanggota kelompok. Adapun ciri-ciri
permasalahan yang dapat diajukan pemimpinkelompok yaitu:
 Permasalahan relevan dengan permasalahan umum yang dialami
olehsebagian orang
 Permasalahan yang diangkat merupakan permasalahan yang hangat,
baru, sedang terjadi, banyak dibicarakan orang atau kemungkinan
banyak terjadi.
 Permasalahan itu dapat memberikan dampak yang cukup besar
maka dari ituperlu dibahas.
 Permasalahan itu sesuai dengan tingkat perkembangan,
kemampuandanpengalaman sebagian besar anggota kelompok.
 Permasalahan itu menarik untuk dibicarakan.
 Permasalahan dikemukakan dalam bahasa yang jelas dan
menggunakanbahasa yang baik dan benar
 Pembahasan masalah itu berguna bagi perkembangan pribadi
anggotakelompok

2) Tanya jawab tentang permasalahan yang diajukan hendaknya dapat


menampilkanhal-hal berikut:
 Terperincinya aspek-aspek yang dimaksud
 Makin jelasnya tugas yang harus dilaksanakan anggota kelompok
 Makin jelasnya cara-cara yang harus ditempuh oleh anggota
kelompokdalammenyelesaikan tugas
 Makin jelasnya hasil yang diperoleh oleh anggota kelompok setelah
berakhirkegiatan
 Makin jelasnya bentuk laporan dari hasil pembahasan

3) Pembahasan dilakukan dengan mengarahkan kepada pemecahan masalah


disatu segi dan pengembangan pribadi anggota kelompok disegi lain.
4) Bentuk khusus, kegiatan pembahasan dalam kelompok tugas dapat
diselenggarakan dalam suasana yang tidak langsung dibawah
pimpinanpemimpin kelompok. Dalam hal ini pemimpin kelompok dapat
berada diluar kegiatan pembahasan itu. Pemimpin kelompok dapat
menunjuk salahseoranganggota kelompok mengetuai kelompok itu dan
memimpin kegiatan.
4. Kegiatan Pengakhiran
a) Frekuensi pertemuan, keberhasilan suatu kelompok tidakdiukur dari berapakali
kelompok itu bertemu tapi beradasarkan tujuan yang telah ditetapkan tercapai
atautidak.
b) Pembahasan keberhasilan kelompok hendaknya dapat dipusatkan
kepadapembahasan dan penjelajahan tentang apakah anggota kelompok telah
jelas memiliki sesuatu yang baru sebagai hasil belajar dan mampu menerapkan
hal-hal yangtelahmereka pelajari pada kehiudpan nyata sehari-hari.
c) Pengakhiran kegiatan merupakan penyimpulan butir-butir pencapaian
yangtelahmereka dapatkan selama kegiatan berlangsung.

Adapun menurut Tuckman (Janasz, dkk, 2009) kelompok tumbuh dan


berkembang melalui tahap forming (pembentukan), storming (goncangan), norming
(pembentukan norma), performing (melakukan atau melaksanakan), dan adjourning
(penangguhan). Berikut penjelasannya, yaitu:
1) Forming (Pembentukan)
Pada tahap ini, awalnya anggota kelompok belum mengenal satu sama lain, dan
bahkan muncul rasa ketidak pastian ketika mereka melakukan sesuatu karena
belum memiliki kesempatan untuk mengenal satu sama lain dan menetapkan
tujuan kelompok. Pada tahap pembentukan, beberapa anggota kelompok
melakukan uji kepemimpinan, menetapkan tujuan kelompok, menemukan
perbedaan dan kesamaan, memantapkan misi dan tujuan, mengatur jadwal kerja,
mengenal satu sama lain, dan menetapkan norma awal.

2) Storming (Goncangan)
Pada tahap ini, konflik yang tidak terhindarkan mulai muncul di antara anggota
kelompok. Pada tahap ini, beberapa naggota kelompok merasa kurang antusias
bahkan meragukan kemampuan kelompok mencapai tujuan. Pada tahap ini,
kemungkinan konflik yang muncul antara lain perebutan kepemimpinan, kekuatan,
dan peran. Biasanya pada tahap ini, situasi kelompok menjadi kacau, karena belum
ditetapkannya cara berkomunikasi mengenai perbedaan ini. Pada tahap ini, setiap
anggota kelompok berperan untuk mendorong kelompok mengembangkan saluran
komunikasi, dan membantu anggota kelompok lain agar terpusat pada tugas dan
bukan pada perbedaan pribadi. Sebuah kelompok yang tidak dapat belajar
bagaimana menangani konflik tidak pernah dapat mencapai tujuannya.

3) Norming (Pembentukan Norma)


Pada tahap ini, para anggota kelompok berusaha menetapkan dan mematuhi pola
perilaku yang dapat diterima dan dalam bekerja sama mereka belajar untuk
menggabungkan metode dan prosedur baru yang telah disepakati sebelumnya.
Pada tahap ini, anggota berusaha untuk mencapai keselarasan dengan menghindari
konflik yang tidak perlu, bertindak lebih ramah terhadap sesama anggota
kelompok, saling percaya satu sama lain, dan mengembangkan rasa kesatuan
kelompok. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring
dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
4) Performing (Melakukan atau Melaksanakan)
Pada tahap ini, status keanggotaan anggota kelompok sudah stabil, tugas sudah
jelas, dan perhatian anggota kelompok lebih pada tujuan untuk menyelesaikan
tugas. Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar
dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota
kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam
berkomunikasi.

5) Adjourning (Penangguhan)
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa
saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan. Peran
setiap anggota kelompok pada tahap ini adalah mendorong anggota kelompok
untuk mendiskusikan proyek atau tugas, dengan membahas pelajaran yang dapat
diperoleh dari hasil pekerjaan mereka dan menyampaikan kepada kelompok baru
cara pemecahan masalah apabila berhadapan dengan masalah yang serupa.

C. Peran Pemimpin Kelompok


Dalam bimbingan kelompok tugas pemimpin kelompok adalah memimpin
kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahasa” konseling untuk
mencapai tujuan konseling. Secara khusus, pemimpin kelompok diwajibkan
menghidupkan dinamika kelompok diantara semua peserta seintensif mungkin yang
mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus (Wicaksono, 2013).

Adapun peranan pemimpin kelompok dalam bimbingan dan konseling


kelompok(Prayitno, dkk. 2017:58) yaitu:
1. Tahap I (Pembentukan), peran pemimpin kelompok yaitu:
a. Menampilkan diri secara utuh dan terbuka
b. Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, tulus, bersedia
membantu, dan penuh empati
c. Sebagai contoh/teladan

2. Tahap II (Peralihan), peran pemimpin kelompok yaitu:


a. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka
b. Tidak menggunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil
alihkekuasaannya
c. Mendorong dibahasnya suasana perasaan
d. Membuka diri, sebagai contoh dan penuh empati

3. Tahap III (Kegiatan Pokok), peran pemimpin kelompok yaitu:


a. Sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka
b. Aktif tetapi tidak banyak bicara
c. Memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati

4. Tahap IV (Penyimpulan Hasil Kegiatan), peran pemimpin kelompok yaitu:


a. Menjelaskan perlunya pengungkapan hasil kegiatan kelompok
b. Mengungkapkan cara mengisi format BMB3
c. Menjelaskan perlunya saling memahami hasil kegiatan yang diperoleh para
anggotakelompok
d. Menjelaskan dan mengharapkan komitmen anggota kelompok untuk
terlaksananyaPERPOSTUR oleh setiap anggota kelompok.

5. Tahap V (Pengakhiran), peran pemimpin kelompok yaitu:


a. Tetap mengusahakan suasana yang hangat, bebas dan terbuka
b. Memberikan pernyataan dan mengucapkan terimakasih atas keikutsertaan
anggota
c. Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut
d. Rasa penuh persahabatan dan empati

D. Bentuk Bimbingan dan Konseling Kelompok


Menurut Soekanto (Mulyanah, 2016) ada berbagai jenis kelompok, salah satunya
yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.
1. Kelompok primer yaitu kelompok sosial yang paling sederhana, dimana antar
anggotanya saling mengenal serta terdapat kerja sama yang jelas. Dalam kelompok
primer hubungan antar anggota kelompok bersifat irasional dan tidak disarkan
pada pamrih, selalu mengembangkan sifat sosial serta melepaskan kepentingan
sendiri demi kepentingan kelompok.
2. Kelompok sekunder yaitu kelompok yang terdiri dari banyak orang, yang sifat
hubungnnya tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langgeng.
Fungsi dari kelompok sekunder yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam
dalam masyarakat.

Jenis kelompok lain yang diungkapkan oleh Soekanto (Mulyanah, 2016) yaitu
kelompok formal dan kelompok informal.
1. Kelompok formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan
sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan
antar sesamanya.
2. Kelompok informal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan
organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok informal biasanya terbentuk
karena pertemuan yang berulangkali yang didasari oleh kepentingan dan
pengalaman yang sama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Di dalam penulisan makalah ini penulis yakin masih banyak terdapat kekurangan, untuk
itu penulis sangat mengharapkan masukan pemikiran, saran serta komentar yang bersifat
membangun baik dari dosen maupun dari teman-teman demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Janasz, dkk. (2009). Interpersonal Skills in Organizations. New York:


McGrawHill/Irwin.

Mulyanah, D. (2016). Tahap Perkembangan Kelompok Informal (Doctoral


dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Prayitno. (2012). Jenis Layanan dan KegiatanPendukung Konseling. Padang: Program


PPK Jurusan BK UNP.

Romlah, T. (2006). Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas


Negeri Malang.

Prayitno, dkk. (2013). Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok.


Bogor: Ghalia Indonesia

Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan & Konseling Kelompok :Dasar & Profil.
CetakanPertama. Jakarta : Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai