Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSELING TRAUMA
“NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP)”

Dosen Pengampu:

Dr. Nurfarhanah, M. Pd., Kons.

KELOMPOK 3

Anggota Kelompok:

Aditya Fahtul (20006122)


Azagia Mandrisa (20006129)
Putri Ananda (20006100)
Tashya Nur Arva Maryen (20006119)

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha Penyayang, kami mengucapkan rasa
syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah dengan judul “Neuro-Linguistic Programming (Nlp)” . Makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Konseling Trauma, serta tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.
Nurfarhanah, S.Pd.,M.Pd. Kons. selaku Dosen pengampu mata kuliah Konseling Trauma yang telah memotivasi
kami supaya terselesaikannya tugas makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
susunan kalimat maupun tata cara bahasanya. Oleh karena itu kami terbuka untuk menerima segala masukan dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisamelakukan melakukan perbaikan makalah yang
baik dan benar akhir kata kami meminta semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
pembaca.

Padang, 16 April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian NLP ........................................................................................................ 5

B. Sejarah NLP ............................................................................................................. 7

C. Prosedur dan Teknik NLP ....................................................................................... 8

D. Dampak Penggunaan NLP....................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10

B. Saran ...................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teknologi yang semakin berkembang, menuntut pula pada suatu


penemuan-penemuan atau ilmu pengetahuan yang baru. Sebut saja NLP, sebuah
tehnik atau pemrograman baru untuk mengubah mainset seseorang terhadap
kecaman sesuatu yang menurut dia sangat berbahaya. Dan disinilah penerapan atau
tehnik-tehnik dari NLP bekerja.
NLP yang hanya dikuatkan oleh sebuah kata-kata, bisa sangat ajaib merubah
kepribadian seseorang. Dengan tehnik-tehnik tertentu, kita bisa melakukan apa
yang kita kehendaki untuk diri sendiri maupun orang lain. Pada saat ini, NLP sudah
banyak sekali digunakan dalam dunia artis, atletis, penjual, pengusaha, dan
seterusnya. Terutama dalam pendidikan, NLP harusnya sangat penting dipelajari
seorang guru untuk menghadapi pola-pola atau tingkah laku muridnya.
Neuro-Linguistik Programming (NLP) merupakan salah satu cara yang
membuat
seseorang dapat mampu memetakan semua proses yang terjadi di dalam
otaknya (didasarkan pada pengalaman-pengalamannya) adalah dengan
memprogram fungsi neuro-nya (otaknya) dengan menggunakan bahasa (linguis)
yang disebut dengan NeuroLinguistik Programming (NLP) (Andreas & Faulkner,
1988).
Menurut Grinder dan Bandler, NLP mencakup dua pengertian yaitu proses
neurologi dan proses bahasa. Neurologi merupakan suatu proses tentang
bagaimana manusia, melalui mekanisme kerja otak, dapat menterjemahkan
pengalamanpengalaman yang diterima kedalam fungsi fisiologi-nya dan proses
bahasa merupakan suatu pola kata-kata yang spesifik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian NLP (Neuro Linguistic Programming)?

4
2. Apa Sejarah NLP (Neuro Linguistic Programming)?
3. Apa Prosedur dan Teknik NLP (Neuro Linguistic Programming)?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami Pengertian NLP (Neuro Linguistic Programming)?
2. Memahami Sejarah NLP (Neuro Linguistic Programming)?
3. Memahami Prosedur dan Teknik NLP (Neuro Linguistic Programming)?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian NLP
Pengertian terapi NLP (Neuro Linguistic Programming) menurut Carol
Harris penggagas elemen-elemen dasar NLP, NLP adalah keingintahuan,
panduan pemikiran, pembelajaran hakikat pengalaman, dan perangkat lunak
otak. terapi NLP (Neuro Linguistic Programming) adalah suatu sistem syaraf
yang mengacu pada pengolahan kemampuan berbahasa manusia secara verbal
berupa lisan maupun nonverbal yang berupa gaya berfikir dan kepercayaan.
Perilaku seseorang dalam hal ini adalah perilaku sukses, sangat ditentukan oleh
syaraf otaknya (neuro) dalam memprogram diri (otak) atau mempersepsikan
diri terhadap setiap stimulus dari luar. Dengan bantuan Bahasa, otak mampu
merumuskan setiap bentuk perilaku sukses. Dengan Bahasa pula, otak akan
membuat sebuah program perilaku sukses dari soal sikap positif meniru atau
menduplikasi, hingga tindakan nyta. Oleh karenanya disebut neuro Linguistic
Programming (Rahmawati dan Wiryo, 2014).
Ditinjau dari asal-usul kata, neuro linguisitc programming terdiri atas
tiga buah kata, yaitu neuro, linguistic dan programming. Kata neuro berasal
dari bahasa Inggris, artinya saraf, linguistic berarti bahasa, sedangkan
programming bermakna pemrograman.
Elfiky (2007: 14) dan Andreas (2008: 23-24) mendefinsikan ketiga kata
tersebut sebagai berikut: Neuro merujuk pada sistem saraf, jalur mental bagi
pancaindra untuk dapat mendengar, mengecap, mambaui, dan merasa.
Linguistik merujuk pada kemampuan alami berkomunikasi secara verbal dan
nonverbal. Verbal mengacu pada pilihan kata dan frasa, mencerminkan dunia
mentalitas manusia. Nonverbal berkaitan dengan ’bahasa sunyi’, seperti postur,
gerak-gerik dan tingkah laku. ’Bahasa sunyi melahirkan gaya berpikir dan
kepercayaan. Kata programming mengacu pada pola berpikir, perasaan, dan
tindakan. Perilaku dan kebiasaan keseharian dapat diganti dengan perilaku dan
kebiasaan baru yang lebih positif. Kata programming ini dipinjam dari ilmu
komputer untuk mensinyalkan bahwa pikiran, perasaan, dan tindakan manusia

6
adalah program-program kebiasaan yang dapat diubah dengan memperbaiki
perangkat lunak mental.
Definisi NLP dalam Encyclopedia of Systemic NLP and NLP New
Coding adalah pola-pola atau pemrograman yang diciptakan dari hubungan
antara otak (neuro), bahasa (linguistic) dan kondisi tubuh (body state). Ditinjau
dari perspektif NLP, hubungan tersebut akan mempengaruhi perilaku manusia
yang efektif dan tidak efektif, dan sangat memengaruhi pembentukan mental
individu yang adjustment danmaladjusment . (Dilts, 2000: 849).
NLP melibatkan aspek neuro (syaraf, khususnya syaraf otak), linguistik
(bahasa) dan aktivitas pemrograman. Apa yang rasakan panca indra, yakni apa
yang dilihat, didengar, dan rasakan diolah oleh cortex dengan
neuro-transmiternya, dan otak akan mengubahnya menjadi informasi yang
tersimpan di pikiran. Apa yang tercatat dan tersimpan itu disebut representasi
internal. Namun, karena dalam pemanfaatannya NLP digunakan oleh berbagai
kalangan, maka definisi terhadap NLP pun menjadi variatif, dengan tidak lepas
dari substansi makna NLP itu sendiri. Berikut adalah definisi NLP menurut
beberapa ahli:
a. Menurut Coolingwood NLP adalah studies the way people take
information from the world, how they describe it to themselves
withtheir senses, filter it with their beliefs and act on the result.”2
b. Sedangkan menurut Bandler & Grinder sendiri mengenai NLP
ini, individu adalah suatu eseluruhan sistem pikiran-tubuh dengan
hubungan yang telah dipola diantara pengalaman internal (neuro),
bahasa (language), dan perilaku. Dengan mempelajari hubungan-
hubungan tersebut, individu secara efektif bertransformasi dari
cara lama mereka dalam merasakan, berfikir, dan berperilaku,
menjadi bentuk baru dan jauh lebih membantu dalam komunikasi
manusia.
c. Menurut O’Connor NLP adalah suatu cara untuk mempelajari
bagaimana seseorang dapat begitu sempurna dalam satu hal dan
kemudian mengajarkan hal tersebut pada orang lain. Lebih lanjut,
ia menerangkan bahwa NLP adalah seni sekaligus sains dari
sebuah personal excellence.
d. Sedangkan menurut Bandler sendiri, NLP adalah sikap dan

7
metodologi yang mengajak orang untuk berpikir dan
berkomunikasi lebih efektif.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa NLP
merupakan pemrograman pikiran (otak manusia) dengan menggunakan
bahasa sebagai medianya, baik melalui bahasa verbal maupun nonverbal
sehingga dapat menghasilkan pikiran dan perilaku. Dengan kalimat lain NLP
adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa terhadap pikiran dan perilaku
seseorang. Dalam NLP, bahasa verbal dan nonverbal memiliki kedudukan
yang sama sebagai sumber informasi yangakan memengaruhi perilaku.
Penerapan NLP dalam pembelajaran mengacu kepada pilar-pilar NLP
yang terdiri atas enam hal, yaitu “praktikkan pada diri sendiri, bangun keakraban
(rapport), tetapkan hasil secara spesifik/tujuan, ke- pekaan yang tinggi, cek
ekologis, dan fleksibilitas”(Yuliawan, 2010).
B. Sejarah NLP
Neurolinguistic Programming (NLP), diciptakan oleh Richard Bandler,
seorang ahli pemrograman komputer dan fisika dari University of Santa
California. Awalnya, Bandler merasa tertarik terhadap keberhasilan terapis
terkenal, yaitu Milton Erickson, Virginia Satir, dan Fritz Perls ketika
menangani pasiennya. Melalui penelitian yang dilakukannya, yaitu memodel
tingkah laku dan kebiasaan yang dilakukan ketiga terapis tersebut terhadap
orang lain, Bandler menemukan fakta yang sangat menakjubkan bahwa
strategi dan tingkah laku mereka dapat ditiru dengan hasil yang sangat akurat.
Kemudian, Bandler melanjutkan risetnya bersama seorang professor
linguistik bernama John Grinder. John Ginder merupakan spesialis peneliti
linguistik teori Noam Chomsky, peneliti aksen-aksen dan pembuat model
perilaku budaya penutur bahasa. Karena memiliki kesamaan minat itulah
keduanya memadukan keahlian mereka pada bidang komputer , linguistik, dan
menyusun model perilaku nonverbal manusia. Melalui riset yang dilakukan
keduanya, mereka menarik kesimpulan bahwa empat model yang mereka teliti
(Virginia Satir seorang terapis terkenal; Gregory Bateson, seorang filosof dan
antropolog ; Milton Erickson, seorang ahli hipnotis; dan Fritz Perls, seorang
terapis beraliran psikologi Gestalt ) memiliki kesamaan pola ketika
berkomunikasi. Pola komunikasi yang digunakan keempat orang tersebut
kemudian diterapkan kepada orang lain, dan ternyata menghasilkan pengaruh

8
yang sama besar. Hasil riset mereka, tidak hanya digunakan pada bidang
terapis, selanjutnya banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan,
salah satunya dalam bidang pendidikan. (Ghannoe, 2010: 13-16). NLP dapat
membantu seseorang dalam berkomunikasi dengan dirinya sendiri secara lebih
baik, mengurangi ketakutan tanpa alasan, serta mengontrol emosi negative dan
kecemasan. (Elfiky: 2007).
C. Prosedur dan Teknik NLP
1. Membangun Rapport
Building rapport (keakraban) Sebagaimana diketahui dalam
proses penyelesain masalah building rapport (keakraban) adalah
bagian terpenting. Hal ini bertujuan agar konseli dapat terbuka,
nyaman, dan percaya terhadap konselor sehingga dapat mengukapkan
permasalahan yang dihadapi.
2. Sensory Language
Melibatkan memvisualisasikan sebuah 'isyarat' yang merupakan
bagian dari perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya, tangan perokok
dengan rokok bergerak kearah wajah, dan kemudian 'beralih'
kevisualisasi dari hasil yang diinginkan, seperti orang terlihat sehat,
Mapping Across.
3. Mapping Across
Maping across adalah suatu kegiatan untuk memetakan lintas
atau beralih keperistiwa proses dimana unsur komunikasi disajikan
sehingga menggeser persepsi individu tentang makna atau "frame"
dikaitkan dengan kata, frasa dan peristiwa. Framing adalah dasar dari
lelucon, mitos,legenda, dongeng dan cara paling kreatif dalam
berpikir O’Connor.
4. Sub-Modality
Sub-modalitas ada dua tipe submodalitas nanalog dan digital.
Submodalitas digital adalah off atau on. Misalnya, suatu gambar
mental berada dalam posisi apakah bergerak atau diam. Tidak ada
posisi tengah. Di sisi lain, submodalitas analog sangat bervariasi di
antara ujung-ujung paling ekstrim. Bunyi bervariasi sepanjang
kondisi diam/hening/senyap hingga nyaring.

9
D. DAMPAK PENGGUNAAN NLP
Dampak instruksional dari penerapan model NLP dalam pendidikan,
khususnya dalam menulis dapat meningkatkan kemampuan menulis persuasi.
Hasil tulisan siswa dapat memengaruhi orang lain dengan berdampak pada
pembentukan karakter yang baik. Selain dampak instruksional, dampak
penyerta dari penggunaan model ini dapat menciptakan kebiasaan siswa dalam
mengemukakan pendapat melalui bahasa yang santun, percaya diri, menghargai
pendapat orang lain, mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab, dan dapat
mengembangkan kreativitas.

10
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
NLP adalah keingintahuan, panduan pemikiran, pembelajaran hakikat pengalaman,
dan perangkat lunak otak. terapi NLP (Neuro Linguistic Programming) adalah suatu
sistem syaraf yang mengacu pada pengolahan kemampuan berbahasa manusia secara
verbal berupa lisan maupun nonverbal yang berupa gaya berfikir dan kepercayaan.
Neurolinguistic Programming (NLP), diciptakan oleh Richard Bandler, seorang ahli
pemrograman komputer dan fisika dari University of Santa California.
Prosedur dan Teknik NLP
1. Membangun Rapport
2. Sensory Language
3. Mapping Across
4. Sub-Modality

Dampak instruksional dari penerapan model NLP dalam pendidikan, khususnya


dalam menulis dapat meningkatkan kemampuan menulis persuasi.

B. SARAN
Sejauh ini penulis telah membahas tentang materi “ NEURO-LINGUISTIC
PROGRAMMING (NLP) ”, sejauh ini pula kesalahan-kesalahan yang tidak penulis
ketahui, namun tidak sengaja penulis lakukan yang berkaitan dengan makalah ini.
Penulis men yarankan pembaca khususnya dosen pengampu agar kiranya memberikan
masukan berupa kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya penulis mampu
membuat makalah yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya, serta agar makalah yang
akan penulis buat nantinya lebih mudah dipahami dan diingat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andreas, S. dan Faulkner. 2008. NLP: The New Technology of Achievement.


Terjemahan.Yogyakarta: Pustaka Baca

Biswal dan Prusty. 2011. Trends in Neuro-Linguistic Programming (NLP): a Critical


Review. Social Science International. 27(1), 41 – 58.

Elfiky,I.2007.Terapi NLP.Jakarta: Hikmah.

Ghannoe. 2010. Buku Pintar NLP (Neuro Linguistic Programming). Terjemahan.


Yogyakarta: Flash Books.

Ifdil. 2019. Konseling Trauma. Jakarta: Redwhite Press.

Rahmawati, Feni Etika dan Wiryo Nuryono. (2014). Penerapan Terapi NLP (Neuro
Linguistic Programming) untuk Menurunkan Kecemasan Berbicara di Depan
Umum pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pare. Jurnal BK. 4(3), 675 – 682.

Wikanengsih. (2012). Menerapkan Neurolinguistic Programming (NLP) dalam


Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. 31 – 45.
Yuliawan, T. 2010. NLP, The Art of Enjoying Life. Ja- karta: Gramedia Pustaka Utama.

12
LAMPIRAN

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai