KONSELING TRAUMA
Dosen Pengampu:
Kelompok 6:
2024
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Konseling Trauna dan tentunya juga untuk menambah wawasan
khususnya mengenai “Neuro-Linguistic Programming (Nlp)”
Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof. Ifdil. S,HI, S.Pd., M.Pd., Ph. D, Kons. Dan Bapak Febri Wanda
Putra, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Konseling Trauma. Penulis
juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
dan kelancaran penulisan makalah selanjutnya, mengingat makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan penulis masih dalam proses belajar. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi yang semakin berkembang, menuntut pula pada suatu
penemuan- penemuan atau ilmu pengetahuan yang baru. Sebut saja NLP,
sebuah tehnik atau pemrograman baru untuk mengubah mainset seseorang
terhadap kecaman sesuatu yang menurut dia sangat berbahaya. Dan disinilah
penerapan atautehnik-tehnik dari NLP bekerja. NLP yang hanya dikuatkan oleh
sebuah kata-kata, bisa sangat ajaib merubah kepribadian seseorang.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian NLP (neuro linguisitc programming) ?
2. Apa Sejarah NLP (neuro linguisitc programming) ?
3. Bagaimana Prosedur dan Teknik NLP (neuro linguisitc programming) ?
4. Apa Dampak dari NLP (neuro linguisitc programming) ?
5. Apa Saja Peran dan Fungsi Konselor dalam konseling Neuro Linguistic
Programming (NLP) ?
C. Tujuan
1. Memahami Pengertian NLP (neuro linguisitc programming).
2. Memahami Sejarah NLP (neuro linguisitc programming).
3. Memahami Prosedur dan Teknik NLP (neuro linguisitc programming).
4. Memahami Dampak dari NLP (neuro linguisitc programming).
5. Memahami Peran dan Fungsi Konselor dalam konseling Neuro Linguistic
Programming (NLP).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian NLP
Ditinjau dari asal-usul kata, neuro linguisitc programming terdiri atas
tiga buah kata, yaitu neuro, linguistic dan programming. Kata neuro berasal
dari bahasa Inggris, artinya saraf yang mana Neuron adalah sel yang
mempunyai kemampuan menerima impuls dan mengantarkan impuls, yang
jumlahnya triliunan dalam tubuh manusia. Sel-selnya tidak mengalami
pembelahan sel sehingga jika sudah mati/rusak neuron tidak dapat diganti.
Neuron atau sel saraf merupakan satuan anatomis dan fungsional
independen dengan ciri morfologis majemuk (Muhammad, 2010).
Sedangkan linguistic berarti bahasa, sedangkan programming
bermakna pemrograman. Dengan mempelajari hubungan-hubungan
tersebut, individu secara efektif bertransformasi dari cara lama mereka
dalam merasakan, berfikir, dan berperilaku, menjadi bentuk baru dan jauh
lebih membantu dalam komunikasi manusia.Terapi NLP (Neuro Linguistic
Programming) adalah suatu sistem syaraf yang mengacu pada pengolahan
kemampuan berbahasa manusia secara verbal berupa lisan maupun
nonverbal yang berupa gaya berfikir dan kepercayaan.
Perilaku seseorang dalam hal ini adalah perilaku sukses, sangat
ditentukan olehsyaraf otaknya (neuro) dalam memprogram diri (otak) atau
mempersepsikan diri terhadap setiap stimulus dari luar. Dengan bantuan
Bahasa, otak mampu merumuskan setiap bentuk perilaku sukses. Dengan
Bahasa pula, otak akan membuat sebuah program perilaku sukses dari soal
sikap positif meniru atau menduplikasi, hingga tindakan nyta. Oleh
karenanya disebut neuro Linguistic Programming (Rahmawati dan Wiryo,
2014).
Menurut Davies (2009) NLP ditemukan dari filosofi utama yang lahir
dri observasi Bandler & Grinder pada transkrip dari film-film sesi
psikoterapi. Bandler & Grinder dipengaruhi oleh hipnoterapi Milton
Erikson, terapis keluarga Virginia Satir, dan penemu terapi gestalt Fritz
3
4
B. Sejarah NLP
Neurolinguistic Programming (NLP), diciptakan oleh Richard Bandler,
seorang ahli pemrograman komputer dan fisika di universitas California di
Santa Cruz pada tahun 1970 (Tosey, 2005). Awalnya, Bandler merasa
tertarik terhadap keberhasilan terapis terkenal, yaitu Milton Erickson,
Virginia Satir, dan Fritz Perls ketika menangani pasiennya. Melalui
penelitian yang dilakukannya, yaitu memodel tingkah laku dan kebiasaan
yang dilakukan ketiga terapis tersebut terhadap orang lain, Bandler
menemukan fakta yang sangat menakjubkan bahwa strategi dan tingkah
laku mereka dapat ditiru dengan hasil yang sangat akurat.
Kemudian, Bandler melanjutkan risetnya bersama seorang professor
linguistik bernama John Grinder. John Ginder merupakan spesialis peneliti
linguistik teori Noam Chomsky, peneliti aksen-aksen dan pembuat model
perilaku budaya penutur bahasa. Karena memiliki kesamaan minat itulah
5
3. Mapping Across
Maping across adalah suatu kegiatan untuk memetakan lintas atau
beralih keperistiwa proses dimana unsur komunikasi disajikan sehingga
menggeser persepsi individu tentang makna atau "frame" dikaitkan
dengan kata, frasa dan peristiwa. Framing adalah dasar dari lelucon,
mitos,legenda, dongeng dan cara paling kreatif dalam berpikir
O’Connor.
4. Sub-Modality
Sub-modalitas ada dua tipe submodalitas nanalog dan digital.
Submodalitas digital adalah off atau on. Misalnya, suatu gambar mental
berada dalam posisi apakah bergerak atau diam. Tidak ada posisi
tengah. Di sisi lain, submodalitas analog sangat bervariasi di antara
ujung-ujung paling ekstrim. Bunyi bervariasi sepanjang kondisi
diam/hening/senyap hingga nyaring. Bandler (2014) sebut sebagai
submodalitas (kualitas gambar, suara, dan perasaan).
A. Kesimpulan
NLP merupakan pemrograman pikiran (otak manusia) dengan
menggunakan bahasa sebagai medianya, baik melalui bahasa verbal
maupun nonverbal sehingga dapat menghasilkan pikiran dan perilaku.
Dengan kalimat lain NLP adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa
terhadap pikiran dan perilaku seseorang. Dalam NLP, bahasa verbal dan
nonverbal memiliki kedudukan yang sama sebagai sumber informasi
yangakan memengaruhi perilaku.
Prosedur dan Teknik NLP yaitu membangun Rapport, sensory
Language, mapping Across, sub-Modality. Dampak instruksional dari
penerapan model NLP dalam pendidikan, khususnya dalam menulis dapat
meningkatkan kemampuan menulis persuasi.
8
KEPUSTAKAAN
Bandler, Richard. (2014). Get The Life You Want. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Davies, Roderique Gareth. (2009). Neuro-linguistic programming: cargocult
psychology. Journal of applied research in higher education. Vol 1. 57-63.
Muhammad, As‟adi. (2010). Bila Otak Kanan dan Otak Kiri Seimbang. Cet.I.
Jogjakarta :Diva Press.
Rahmawati, Feni Etika dan Wiryo Nuryono. (2014). Penerapan Terapi NLP (Neuro
Linguistic Programming) untuk Menurunkan Kecemasan Berbicara di
Depan Umum pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pare. Jurnal BK. 4(3),
675 – 682.
Seyhener, Lidy. (2011). Time line therapy. An advanced technique from the
science of neurolingistic programming. Australian journal of clinical
hypnotherapy and hypnosis. 31.