Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSELING TRAUMA

"NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP)"


MAKALAH

Dosen Pengampu:

Prof. Ifdil. S,HI, S.Pd., M.Pd., Ph. D, Kons.


Febri Wanda Putra, M.Pd.

Kelompok 6:

Diah Yusra (21006009)


Herdinda Oktafani (21006060)
Khairil Arfan (21006065)

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Konseling Trauna dan tentunya juga untuk menambah wawasan
khususnya mengenai “Neuro-Linguistic Programming (Nlp)”
Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof. Ifdil. S,HI, S.Pd., M.Pd., Ph. D, Kons. Dan Bapak Febri Wanda
Putra, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Konseling Trauma. Penulis
juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
dan kelancaran penulisan makalah selanjutnya, mengingat makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan penulis masih dalam proses belajar. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, Maret 2024

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Pengertian NLP ....................................................................................................... 3
B. Sejarah NLP ............................................................................................................ 4
C. Prosedur dan Teknik NLP ....................................................................................... 5
D. Dampak Penggunaan NLP ...................................................................................... 6
E. Peran dan Fungsi Konselor dalam konseling Neuro Linguistic Programming
(NLP) ...................................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8
KEPUSTAKAAN .............................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi yang semakin berkembang, menuntut pula pada suatu
penemuan- penemuan atau ilmu pengetahuan yang baru. Sebut saja NLP,
sebuah tehnik atau pemrograman baru untuk mengubah mainset seseorang
terhadap kecaman sesuatu yang menurut dia sangat berbahaya. Dan disinilah
penerapan atautehnik-tehnik dari NLP bekerja. NLP yang hanya dikuatkan oleh
sebuah kata-kata, bisa sangat ajaib merubah kepribadian seseorang.

NLP merupakan pemrograman pikiran (otak manusia) dengan


menggunakan bahasa sebagai medianya, baik melalui bahasa verbal maupun
nonverbal sehingga dapat menghasilkan pikiran dan perilaku. Dengan kalimat
lain NLP adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa terhadap pikiran dan
perilaku seseorang. Dalam NLP, bahasa verbal dan nonverbal memiliki
kedudukan yang sama sebagai sumber informasi yang akan memengaruhi
perilaku. Dengan tehnik-tehnik tertentu, kita bisa melakukan apa yang kita
kehendaki untuk diri sendiri maupun orang lain. Pada saat ini, NLP sudah
banyak sekali digunakan dalam dunia artis, atletis, penjual, pengusaha, dan
seterusnya. Terutama dalam pendidikan, NLP harusnya sangat penting
dipelajari seorang guru untuk menghadapi pola-pola atau tingkah laku
muridnya.

Dampak instruksional dari penerapan model NLP dalam pendidikan,


khususnya dalam menulis dapat meningkatkan kemampuan menulis persuasi.
Hasil tulisan siswa dapat memengaruhi orang lain dengan berdampak pada
pembentukan karakter yang baik. Selain dampak instruksional, dampak
penyerta dari penggunaan model ini dapat menciptakan kebiasaan siswa dalam
mengemukakan pendapat melalui bahasa yang santun, percaya diri, menghargai
pendapat orang lain, mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab, dan
dapat mengembangkan kreativitas

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian NLP (neuro linguisitc programming) ?
2. Apa Sejarah NLP (neuro linguisitc programming) ?
3. Bagaimana Prosedur dan Teknik NLP (neuro linguisitc programming) ?
4. Apa Dampak dari NLP (neuro linguisitc programming) ?
5. Apa Saja Peran dan Fungsi Konselor dalam konseling Neuro Linguistic
Programming (NLP) ?

C. Tujuan
1. Memahami Pengertian NLP (neuro linguisitc programming).
2. Memahami Sejarah NLP (neuro linguisitc programming).
3. Memahami Prosedur dan Teknik NLP (neuro linguisitc programming).
4. Memahami Dampak dari NLP (neuro linguisitc programming).
5. Memahami Peran dan Fungsi Konselor dalam konseling Neuro Linguistic
Programming (NLP).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian NLP
Ditinjau dari asal-usul kata, neuro linguisitc programming terdiri atas
tiga buah kata, yaitu neuro, linguistic dan programming. Kata neuro berasal
dari bahasa Inggris, artinya saraf yang mana Neuron adalah sel yang
mempunyai kemampuan menerima impuls dan mengantarkan impuls, yang
jumlahnya triliunan dalam tubuh manusia. Sel-selnya tidak mengalami
pembelahan sel sehingga jika sudah mati/rusak neuron tidak dapat diganti.
Neuron atau sel saraf merupakan satuan anatomis dan fungsional
independen dengan ciri morfologis majemuk (Muhammad, 2010).
Sedangkan linguistic berarti bahasa, sedangkan programming
bermakna pemrograman. Dengan mempelajari hubungan-hubungan
tersebut, individu secara efektif bertransformasi dari cara lama mereka
dalam merasakan, berfikir, dan berperilaku, menjadi bentuk baru dan jauh
lebih membantu dalam komunikasi manusia.Terapi NLP (Neuro Linguistic
Programming) adalah suatu sistem syaraf yang mengacu pada pengolahan
kemampuan berbahasa manusia secara verbal berupa lisan maupun
nonverbal yang berupa gaya berfikir dan kepercayaan.
Perilaku seseorang dalam hal ini adalah perilaku sukses, sangat
ditentukan olehsyaraf otaknya (neuro) dalam memprogram diri (otak) atau
mempersepsikan diri terhadap setiap stimulus dari luar. Dengan bantuan
Bahasa, otak mampu merumuskan setiap bentuk perilaku sukses. Dengan
Bahasa pula, otak akan membuat sebuah program perilaku sukses dari soal
sikap positif meniru atau menduplikasi, hingga tindakan nyta. Oleh
karenanya disebut neuro Linguistic Programming (Rahmawati dan Wiryo,
2014).
Menurut Davies (2009) NLP ditemukan dari filosofi utama yang lahir
dri observasi Bandler & Grinder pada transkrip dari film-film sesi
psikoterapi. Bandler & Grinder dipengaruhi oleh hipnoterapi Milton
Erikson, terapis keluarga Virginia Satir, dan penemu terapi gestalt Fritz

3
4

Perls. Mereka menemukan bahwa terapis-terapis ini memiliki reputasi


kesuksesan, Bandler & Grinder ingin mempelajari teknik-teknik para
terapis tersebut. NLP juga dikenal sebagai metode untuk berkomunikasi dan
pengembangan pribadi (Tosey, 2005) atau proses modeling (Stipanic,
2010).
Tujuan pelatihan ini adalah penerima manfaat memiliki strategi yang
baik dalam menghadapi stress dan membangun persepsi yang lebih positif.
Menerapkan NLP diharapkan individu dapat merasakan, berfikir,
komunikasi, dan memanajemen diri dengan lebih efektif (Seyner, 2011).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa NLP
merupakan pemrograman pikiran (otak manusia) dengan menggunakan
bahasa sebagai medianya, baik melalui bahasa verbal maupun nonverbal
sehingga dapat menghasilkan pikiran dan perilaku. Dengan kalimat lain
NLP adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa terhadap pikiran dan
perilaku seseorang. Dalam NLP, bahasa verbal dan nonverbal memiliki
kedudukan yang sama sebagai sumber informasi yangakan memengaruhi
perilaku.

B. Sejarah NLP
Neurolinguistic Programming (NLP), diciptakan oleh Richard Bandler,
seorang ahli pemrograman komputer dan fisika di universitas California di
Santa Cruz pada tahun 1970 (Tosey, 2005). Awalnya, Bandler merasa
tertarik terhadap keberhasilan terapis terkenal, yaitu Milton Erickson,
Virginia Satir, dan Fritz Perls ketika menangani pasiennya. Melalui
penelitian yang dilakukannya, yaitu memodel tingkah laku dan kebiasaan
yang dilakukan ketiga terapis tersebut terhadap orang lain, Bandler
menemukan fakta yang sangat menakjubkan bahwa strategi dan tingkah
laku mereka dapat ditiru dengan hasil yang sangat akurat.
Kemudian, Bandler melanjutkan risetnya bersama seorang professor
linguistik bernama John Grinder. John Ginder merupakan spesialis peneliti
linguistik teori Noam Chomsky, peneliti aksen-aksen dan pembuat model
perilaku budaya penutur bahasa. Karena memiliki kesamaan minat itulah
5

keduanya memadukan keahlian mereka pada bidang komputer , linguistik,


dan menyusun model perilaku nonverbal manusia. Melalui riset yang
dilakukan keduanya, mereka menarikkesimpulan bahwa empat model yang
mereka teliti (Virginia Satir seorang terapis terkenal; Gregory Bateson,
seorang filosof danantropolog ; Milton Erickson, seorang ahli hipnotis; dan
Fritz Perls, seorang terapis beraliran psikologi Gestalt) memiliki kesamaan
pola ketika berkomunikasi.
Pola komunikasi yang digunakan keempat orang tersebut kemudian
diterapkan kepada orang lain, dan ternyata menghasilkan pengaruhyang
sama besar. Hasil riset mereka, tidak hanya digunakan pada bidang terapis,
selanjutnya banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan,salah
satunya dalam bidang pendidikan. (Ghannoe, 2010). NLP dapat membantu
seseorang dalam berkomunikasi dengan dirinya sendiri secara lebih baik,
mengurangi ketakutan tanpa alasan, serta mengontrol emosi negative dan
kecemasan. (Elfiky, 2007).

C. Prosedur dan Teknik NLP


1. Membangun Rapport
Building rapport (keakraban) Sebagaimana diketahui dalam proses
penyelesain masalah building rapport (keakraban) adalah bagian
terpenting. Hal ini bertujuan agar konseli dapat terbuka, nyaman, dan
percaya terhadap konselor sehingga dapat mengukapkanpermasalahan
yang dihadapi.
2. Sensory Language
Melibatkan memvisualisasikan sebuah 'isyarat' yang merupakan
bagian dari perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya, tangan perokok
dengan rokok bergerak kearah wajah, dan kemudian 'beralih'
kevisualisasi dari hasil yang diinginkan, seperti orang terlihat sehat,
Mapping Across.
6

3. Mapping Across
Maping across adalah suatu kegiatan untuk memetakan lintas atau
beralih keperistiwa proses dimana unsur komunikasi disajikan sehingga
menggeser persepsi individu tentang makna atau "frame" dikaitkan
dengan kata, frasa dan peristiwa. Framing adalah dasar dari lelucon,
mitos,legenda, dongeng dan cara paling kreatif dalam berpikir
O’Connor.
4. Sub-Modality
Sub-modalitas ada dua tipe submodalitas nanalog dan digital.
Submodalitas digital adalah off atau on. Misalnya, suatu gambar mental
berada dalam posisi apakah bergerak atau diam. Tidak ada posisi
tengah. Di sisi lain, submodalitas analog sangat bervariasi di antara
ujung-ujung paling ekstrim. Bunyi bervariasi sepanjang kondisi
diam/hening/senyap hingga nyaring. Bandler (2014) sebut sebagai
submodalitas (kualitas gambar, suara, dan perasaan).

D. Dampak Penggunaan NLP


Dampak instruksional dari penerapan model NLP dalam pendidikan,
khususnya dalam menulis dapat meningkatkan kemampuan menulis
persuasi. Hasil tulisan siswa dapat memengaruhi orang lain dengan
berdampak pada pembentukan karakter yang baik. Selain dampak
instruksional, dampak penyerta dari penggunaan model ini dapat
menciptakan kebiasaan siswa dalammengemukakan pendapat melalui bahasa
yang santun, percaya diri, menghargaipendapat orang lain, mengerjakan tugas
dengan penuh tanggung jawab, dan dapat mengembangkan kreativitas.

E. Peran dan Fungsi Konselor dalam konseling Neuro Linguistic


Programming (NLP)
Peran dan fungsi konselor dalam konseling Neuro Linguistic
Programming (NLP) adalah sesuai dengan 4 pilar dalam Neuro Linguistic
Programming (NLP) yang merupakan keterampilan- keterampilan yang
harus dimiliki oleh konselor sebelum menerapkan konseling Neuro
Linguistic Programming (NLP) ini yaitu Pengarah pembentukan outcome,
7

Membentuk Rapport yang selaras, Menggunakan Sensory Acuity, bersikap


fleksibel dalam berkomunikasi. Dengan begitu konselor akan mudah
mengarahkan konseli, dan juga konseli akan mudah mengikuti arahan dari
konselor guna mencapai hasil akhir yang ingin dicapai (Imah & Purwoko,
2018)
Pengalaman konseli dalam konseling Neuro Linguistic Programming
(NLP) adalah Selama sesi konseling, konseli tidak akan merasa jenuh.
Dikarenakan konselor dalam penerapan konseling NLP ini akan membuat
konseli tertarik untuk mengikuti setiap sesi konseling. Selain itu konseli
akan merasa nyaman dikarenakan konselor benar-benar respek dan
menanggapi segala bentuk pendapat maupun cerita dari konseli, sehingga
konseli akan merasa bebas dan terbuka dalam mengeluarkan pendapatnya.
Konseli yang semula bersifat pendiam dan pemalu, pada konseling ini
konseli akan menghilangkan sifat itu dan berkomunikasi dengan sangat baik
dengan konselor.
Hubungan antara konselor dan konseli dalam konseling Neuro
Linguistic Programming (NLP) adalah Konselor menggunakan 4 pilar
dalam NLP seperti outcome, raport, sensory ocuity dan flexibility guna
membuat konseli merasa nyaman dalam memgungkapkan pendapat dan
bercerita mengenai masalahnya, selama proses konseling konselor dan
konseli akan sama-sama mendapatkan sisi positifnya yaitu dalam artian
dengan hubungan yang baik selama proses konseling akan mempermudah
konselor untuk mengarahkan konseli mencapai hasil akhir yang diinginkan,
dan konseli mudah untuk mengikuti arahan konselor untuk mencapai hasil
akhir yang diinginkan, konselor dan konseli menjadi akrab karena adanya
kesamaan konseli dan konselor, Tercipta suasana saling menguntungkan
antara konselor dan konseli.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
NLP merupakan pemrograman pikiran (otak manusia) dengan
menggunakan bahasa sebagai medianya, baik melalui bahasa verbal
maupun nonverbal sehingga dapat menghasilkan pikiran dan perilaku.
Dengan kalimat lain NLP adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa
terhadap pikiran dan perilaku seseorang. Dalam NLP, bahasa verbal dan
nonverbal memiliki kedudukan yang sama sebagai sumber informasi
yangakan memengaruhi perilaku.
Prosedur dan Teknik NLP yaitu membangun Rapport, sensory
Language, mapping Across, sub-Modality. Dampak instruksional dari
penerapan model NLP dalam pendidikan, khususnya dalam menulis dapat
meningkatkan kemampuan menulis persuasi.

Peran dan fungsi konselor dalam konseling Neuro Linguistic


Programming (NLP) adalah sesuai dengan 4 pilar dalam Neuro Linguistic
Programming (NLP) yang merupakan keterampilan- keterampilan yang
harus dimiliki oleh konselor sebelum menerapkan konseling Neuro
Linguistic Programming (NLP) ini yaitu Pengarah pembentukan outcome,
Membentuk Rapport yang selaras, Menggunakan Sensory Acuity, bersikap
fleksibel dalam berkomunikasi.
B. Saran
Sejauh ini penulis telah membahas tentang materi “ Neuro-Linguistic
Programming (NLP)” sejauh ini pula kesalahan-kesalahan yang tidak
penulis ketahui, namun tidak sengaja penulis lakukan yang berkaitan
dengan makalah ini. Penulis menyarankan pembaca khususnya dosen
pengampu agar kiranya memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun, agar kedepannya penulis mampu membuat makalah yang jauh
lebih baik lagi dari sebelumnya, serta agar makalah yang akan penulis buat
nantinya lebih mudah dipahami dan diingat.

8
KEPUSTAKAAN

Bandler, Richard. (2014). Get The Life You Want. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Davies, Roderique Gareth. (2009). Neuro-linguistic programming: cargocult
psychology. Journal of applied research in higher education. Vol 1. 57-63.

Elfiky,I. (2007). Terapi NLP. Jakarta: Hikmah.

Ghannoe. ( 2010). Buku Pintar NLP (Neuro Linguistic Programming).


Terjemahan. Yogyakarta: Flash Books.

Imah, M. T., & Purwoko, B. (2018). Studi Kepustakaan Penerapan Konseling


Neuro Linguistic Programming (NLP) dalam Lingkup Pendidikan
(Doctoral dissertation, State University of Surabaya).

Muhammad, As‟adi. (2010). Bila Otak Kanan dan Otak Kiri Seimbang. Cet.I.
Jogjakarta :Diva Press.

Rahmawati, Feni Etika dan Wiryo Nuryono. (2014). Penerapan Terapi NLP (Neuro
Linguistic Programming) untuk Menurunkan Kecemasan Berbicara di
Depan Umum pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pare. Jurnal BK. 4(3),
675 – 682.

Seyhener, Lidy. (2011). Time line therapy. An advanced technique from the
science of neurolingistic programming. Australian journal of clinical
hypnotherapy and hypnosis. 31.

Stipanic, M. (2010). Effect of neurolinguistic psychotherapy on psychological


difficulties and perceived quality of life. J o u r n a l Counselling and
psychotherapy research. 10 (1).

Tosey, P. ( 2005). Mapping transformative learning the potential of neuro-


linguistic programming. Journal of transformatic education. 3 (2) 140-167

Anda mungkin juga menyukai