Makalah
oleh
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikolinguistik. Dosen pen
gampu mata kuliah memberikan tugas penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat membaha
s mengenai hal-hal lanjutan berkenaan dengan psikolinguistik. Menurut penulis, tugas makala
h ini dapat menambah kompetensi secara teoretis mengenai psikolinguistik, khususnya psikol
Penulis mengalami beberapa kendala dalam penyelesaian makalah ini. Akan tetapi, be
rkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Ol
eh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Yusri Yusuf, M.Pd. yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penuli
s berharap makalah ini dapat diterima untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikolinguistik. Pe
nulis juga mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk penulisan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Hakikat Psikolinguistik...............................................................................................6
2.2 Pentingnya Memelajari Psikolinguistik bagi Guru Bahasa.........................................7
2.3 Perkembangan Bahasa Anak.......................................................................................9
2.4 Hubungan antara Bahasa, Berpikir, dan Berbudaya..................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
Psikolinguistik adalah sub disiplin ilmu linguistik yang mengkaji hubungan antarailmu
psikologi dan ilmu bahasa. Sedangkan kegiatan berbahasa bukan hanyasecara mekanistik teta
pi juga secara mentalistik. Pembelajaran bahasa merupakan kegiatan yang panjang dan rumit.
Dalam mempelajari suatu bahasa, berbagai aspek dilibatkan. Aspek-aspek tersebut berupa asp
ek intelektual, respons fisik, maupun aspek emosional. Aspek-aspek ini sangat dibutuhkan dal
am upaya mengirim dan menerima pesan yang disampaikan melalui bahasa. Pembelajaran ba
hasa dilakukan setelah melalui tahap pemerolehan bahasa. mempelajari bahasa merupakan ke
giatan melampaui batasan-batasan bahasa pertama menuju bahasa baru. Mempelajari bahasa
baru ini juga meliuti kegiatan menggapai bahasa baru, budaya baru, dan cara baru dalam berp
Secara teoretis psikolinguistik memiliki tujuan utama untuk mencari satu teori bahasa y
ang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa da
edua juga melibatkan proses psikologi. Tentu hal ini disebabkan adanya proses neurobiologis
serta psikologis yang menyebabkan manusia dapat menggunakan dan memahami bahasa. De
ngan demikian, pembelajaran bahasa kedua melibatkan ilmu multidisipliner, yakni penggabu
ngan ilmu psikologi dan linguistik. Ilmu ini selanjutnya disebut psikolonguistik. Dalam maka
lah ini akan dibahas mengenai hakikat psikolinguistik, pentingnya mempelajari psikolinguisti
k bagi guru bahasa, perkembangan bahasa anak, dan hubungan antara bahasa, berpikir, dan b
erbudaya.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
BAB II
PEMBAHASAN
Linguistik secara umum dan luas merupakan satu ilmu yang mengkaji bahasa. Bahasa d
alam konteks linguistik dipandang sebagai sebuah sistem bunyi yang arbriter, konvensional, d
bahasa yang melibatkan dua disiplin ilmu, yaitu psikologi dan linguistik. Kajian linguistik
bahasa itu diperoleh, bahasa itu bekarja dan bahasa itu berkembang. Di dalam konsep ini
tampak bahwa psikolinguistik dianggap sebagai cabang dari linguistik sedangkan linguistik
dianggap sebagai cabang dari psikologi. Sedangkan secara teoretis psikolinguistik memiliki
tujuan utama untuk mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara
Istilah psikologi, yang disebut psychologia (bahasa Latin) atau psychology (bahasa
Inggris), berasal dari bahasa Yunani psycho = ‘jiwa‘ + logos = ‗kajian, ilmu‘. Secara harfiah,
psikologi itu diartikan ilmu jiwa. Istilah ini mulai dipakai pada tahun 1530 oleh seorang
Jerman yang bernama Philipp Melanchton dalam ceramah akademisnya mengenai jiwa,
untuk membedakannya dari pneumatologi, yakni kajian jiwa manusia yang berkaitan dengan
malaikat, roh jahat, dan Tuhan. Psikologi adalah studi ilmiah mengenai perilaku manusia dan
proses- proses yang berkaitan dengan perilaku tersebut, baik perilaku individual maupun
2) Osgood Osgood & Sebeok (Stern, 1983:296) menyatakan bahwa psikolinguistik secara
langsung berhubungan dengan proses penyandian dan pemahaman sandi seperti pesan
3) Psikolinguistik adalah pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi telaah
atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian, perubahan bahasa, dan hal-hal
yang berkaitan dengan itu, yang tidak mudah dicapai atau didekati melalui salah satu dari
4) Psikolinguistik merupakan suatu ilmu yang mencoba menguraikan proses psikologis yang
pendekatan yang menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa, dan perubahan bahasa
kerangka substansial pembelajaran bahasa di kelas ialah imperatif yang tak boleh dipisahkan.
sumber daya yang utuh memberikan arah kebijakan mendasar dalam meletakkan kerangka
berimplikasi terhadap terjadinya perubahan cara pandang bahkan perubahan konsep dalam
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti
di anataranya diartikan dengan ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih
tepat diartikan a way of beginning something ‘cara memulai sesuai. Karena itu, istilah
pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dalam pengertian yang lebih luas,
Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan
yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksiomatis. Aksiomatis
artinya bahwa kebenaran kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi.
dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang
memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang
berkaitan.
tadi adalah suatu proses yang dapat mengembangkan potensi-potensi siswa secara
menyeluruh dan terpadu. Pengembangan dimensi-dimensi individu secara parsial tidak akan
diharapkan. Karena itu dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya dituntut menyampaikan
materi pelajaran akan tetapi harus mampu mengaktualisasi peran strategisnya dalam upaya
membentuk watak siswa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang berlaku.
hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip
penemuan tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa, serta fungsi dan
8
pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat bahasa. Teori belajar
bahwa kebenaran teori-teori linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak
dipersoalkan lagi. Dari pendekatan ini diturunkan metode pembelajaran bahasa. Misalnya
dari pendekatan berdasarkan teori ilmu bahasa struktural yang mengemukakan karya
linguistik menurut pandangan kaum strukturalis dan pendekatan teori belajar bahasa
menganut aliran behavioerisme diturunkan metode pembelajaran bahasa yang disebut Metode
menjelaskan bahwa istilah metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berarti perencanaan
secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini lebih
bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan
dengan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan
perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil
belajar. Sedangkan menurut Salamun (2002), metode pembelajaran adalah cara-cara yang
berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah sebuah cara untuk perencanaan
secara utuh dalam menyajikan materi pelajaran secara teratur dengan cara yang berbeda-beda
untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
Perkembangan bahasa merupakan salah satu bagian perkembangan yang krusial bagi
kehidupan anak, mengingat bahasa merupakan media komunikasi penyampai pesan seseoran
g terhadap orang lain. Kemampuan bahasa dapat disebut juga sebagai kemampuan linguistik.
9
Pada usia ini anak akan mulai mempelajari tentang lima sistem aturan dalam bahasa, seperti f
onologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatis (Santrock, 2011). Dalam termin fonolo
gi, mereka akan menjadi sangat sensitif terhadap bunyi dari bahasa yang diucapkan oleh oran
g lain, sehingga mereka akan sangat menikmati rima, puisi, pensubstitusian nama benda yang
diucapkan dengan konyol, serta bertepuk tangan pada tiap suku kata dalam kalimat (Stoel-Ga
mmon & Sosa, 2010 dalam Santrock, 2011). Sedangkan pada perkembangan dalam termin m
orfologi, mereka mulai memproduksi 2 atau lebih kata pada setiap ucapannya (Santrock, 201
1). Kemampuan tersebut berkaitan juga dengan bagaimana pemahaman mereka pada penggu
naan imbuhan (awalan, tengah, dan akhiran), kata ganti kepemilikan, preposisi, kata sandang,
eka disebut displacement. Di mana pada usia ini anak mulai menggunakan bahasa untuk menj
elaskan hal-hal yang diluar kejadian pada tempat dan waktu yang sama dengannya. Mereka m
ulai menguasai cara menjelaskan sesuatu yang akan dilakukan atau terjadi (prediksi) di masa
yang akan datang serta apa yang terjadi di masa lalu. Anak usia dini juga mulai menggunakan
bahasa yang berbeda dengan orang yang berbeda, dalam hal ini mereka mulai mempelajari ke
tepatan bahasa yang digunakan dalam berinteraksi dengan orang dengan tingkatan usia yang
berbeda (Siegal, et al., 2010). Oleh karena itu, pada tahapan usia ini, mereka perlu memperole
h stimulasi yang tepat bagi proses belajar bahasanya sehingga kemampuan bahasa mereka da
Dalam upaya pemberian stimulasi bagi perkembangan bahasa anak usia dini, orang tu
a dan lingkungan terdekat anak memegang peranan yang sangat penting karena mereka akan
menjadi role model bagi anak dalam perkembangan bahasa mereka. Mereka akan mempelajar
i karakteristik bahasa mereka lewat percakapan orang tua maupun orang-orang yang berada d
a. Tahap Pralinguistik
Pada usia 0-3 bulan, bunyinya di dalam dan berasal dari tenggorok.
Pada usia 3-12 bulan, banyak memakai bibir dan langit-langit, misalnya ma, da, ba.
b. Tahap Protolinguistik
Pada usia 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan menunjukkan alat-alat tubuh. Ia
mulai berbicara beberapa patah kata (kosa katanya dapat mencapai 200-300).
c. Tahap Linguistik
Pada usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar tata bahasa dan
Kajian mengenai bahasa dalam cabang antropologi linguistik digunakan untuk menel
usuri arah perkembangan bahasa dan hubungan antarbahasa sehingga suatu suku bangsa mem
iliki corak dan ragam bahasa yang hampir serupa. Antropologi linguistik adalah ilmu pengeta
huan yang mempelajari aneka bahasa yang diucapkan manusia. Objek kajiannnya adalah daft
ar kosa kata dan pelukisan ciri-ciri serta tata bahasa dari bahasa lokal masyarakat. Untuk men
jelaskan hal itu dalam artikel ini akan dipaparkan tentang hubungan berbahasa, berpikir dan b
erbudaya.
Hampir seluruh bagian dalam kehidupan manusia dilingkupi oleh bahasa sehingga ba
hasa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan budaya manusia. Segala aktivit
as yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari unsur bahasa di dala
mnya. Seorang peneliti yang akan memahami kebudayaan suatu masyarakat terlebih dahulu h
11
arus menguasai perkembangan bahasa suatu masyarakat karena melalui bahasa seseorang bis
atau dengan kata lain bahasa itu di bawah lingkungan kebudayaan. Menurutnya pula,
pada zaman purba ketika manusia hanya terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang terse
bar di beberapa tempat saja di muka bumi ini, bahasa merupakan unsur utama yang
mengandung semua unsur kebudayaan manusia yang lainnya. Sekarang setelah unsur-unsu
r lain dari kebudayaan itu telah berkembang bahasa hanya merupakan salah satu uns
Menurut pendapat lain, bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau produk b
udaya, bahkan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan. Sebagai prod
uk sosial dan budaya tentunya bahasa merupakan wadah untuk aspirasi sosial, kegiatan dan p
erilaku masyarakat, wadah pengungkapan budaya, termasuk teknologi yang diciptakan masya
rakat pemakai bahasa itu sebagai cipta dan karyanya. Bahasa dalam masa tertentu berperan
sebagai wadah apa yang terjadi dalam masyarakat (Sumarsono, 2007: 20).
Hubungan bahasa dan berikir diungkapkan melalui beberapa teori. Chaer (2003:51)
Wilhelm van Humboldt, sarjana Jerman abad ke-15 menekankan adanya ketergantu
ngan pemikiran manusia pada bahasa. Maksudnya, pandangan hidup dan budaya suatu
at itu sendiri tiada dapat menyimpang dari garis-garis yang telah ditentukan oleh bahasan
ya itu. Kalau salah seorang dari anggota masyarakat ingin mengubah pandangan hidupny
12
a, maka dia harus mempelajari dulu satu bahasa lain itu. Maka dengan demikian dia ak
Mengenai bahasa itu sendiri, Wilhelm van Humboldt berpendapat bahwa substansi
bahasa terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berupa bunyi- bunyi, dan bagian lainnya b
erupa pikiran-pikiran yang belum terbentuk. Bunyi-bunyi dibentuk oleh lautform dan
pikiran-pikiran dibentuk oleh ideenform atau innereform. Jadi bahasa menurut Wilhelm v
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa merupakan bentuk l
uar, sedang pikiran adalah bentuk dalam. Bentuk luar bahasa itulah yang kita dengar,
sedangkan bentuk dalam bahasa berada dalam otak. Kedua bentuk inilah yang membelen
ggu manusia, dan menentukan cara berpikirnya. Dengan kata lain Wilhelm Van Humbol
dt berpendapat bahwa struktur suatu bahasa menyatakan kehidupan dalam otak dan pe
ma dengan Van Humboldt. Sapir mengatakan bahwa manusia hidup di dunia ini di baw
ah belas kasih bahasanya yang telah menjadi alat pengantar dalam kehidupan bermasyara
kat. Menurutnya, telah menjadi fakta bahwa kehidupan suatu masyarakat “didirikan” di
atas tabiat- tabiat dan sifat-sifat bahasa itu. Karena itulah tidak ada dua bahasa yang sam
a sehingga bisa mewakili satu masyarakat yang sama. Setiap Bahasa satu masyarakat tela
h mendirikan satu dunia tersendiri untuk penutur bahasa itu. Jadi, berapa banyak m
anusia yang hidup di dunia ini sama dengan banyaknya jumlah bahasa yang ada di duni
a ini. Dengan demikian, Sapir menegaskan bahwa apa yang kita dengar, kita lihat, kita al
ami dan kita perbuat saat ini adalah disebabkan oleh sifat-sifat/tabiat-tabiat bahasa yang
Menurut Benjamin Lee Worf (1897-1941), murid Sapir, sistem tata bahasa buk
an hanya alat untuk menyuarakan ide-ide, tetapi juga sebagai pembentuk ide-ide itu, pro
gram kegiatan mental dan penentu struktur mental seseorang. Dengan kata lain, bahasa
lah yang menentukan jalan pikiran seseorang. Sesudah meneliti bahasa Hopi, salah sat
satu hipotesa yang lazim disebut Hipotesa Whorf (atau Hipotesa Sapir-Whorf) mengenai
relativitas bahasa. Menurut hipotesa ini, bahasa-bahasa yang berbeda membongkar alam
ini dengan cara yang berbeda, sehingga terciptalah konsep relativitas sistem-sistem kon
sep yang tergantung kepada bahasa yang beragam itu. Tata bahasa itu bukan alat untuk
mengeluarkan ide-ide, tetapi merupakan pembentuk ide-ide itu. Tata bahasalah yang me
nentukan jalan pikiran seseorang. Berdasarkan hipotesis Sapir-Whorf itu dapatlah dikat
Thailand, dan lain-lain) adalah sama karena bahasa- bahasa mereka memiliki struktur
bahasa yang sama. Sedangkan pandangan hidup bangsa-bangsa lain seperti China, Jepan
g, Amerika, Eropa, Afrika, Perancis, Brazil adalah berlainan karena struktur bahasanya
berlainan. Untuk menjelaskan hal itu Whorf membandingkan kebudayaan Hopi dan ke
kan kebudayaan Eropa diorganisasi oleh ruang (space) dan waktu (time). Menurut ke
budayaan Hopi kalau satu bibit ditanam maka bibit itu akan tumbuh, jarak waktu dan te
mpat tumbuhnya tidaklah penting, yang penting adalah peristiwa menanamnya dan tumb
uhnya bibit itu, sedangkan menurut kebudayaan Eropa jangka wakatu itulah yang pentin
g. Menurut Whorf, inilah bukti bahwa bahasa mereka telah menggariskan realitas hidu
teori klasik yang disebut hipotesis nurani. Sebenarnya, teori ini tidak secara langsung me
mbicarakan gabungan bahasa dengan berpikir, tetapi kita dapat menarik kesimpulan
mengenai hal ini, karena Chomsky sendiri menegaskan bahwa pengkajian bahasa memb
ukakan perspektif yang baik dalam pengkajian proses mental manusia. Hipotesis nurani m
engatakan bahwa struktur bahasa-bahasa dalam adalah nurani. Artinya, rumus-rumus itu
dibawa sejak lahir. Pada waktu seorang kanak-kanak mulai mempelajari bahasa ibu dia t
elah dilengkapi sejak lahir dengan satu peralatan konsep, yaitu dengan struktur bahasa dal
am yang bersifat universal. Peralatan konsep ini tidak ada hubungannya dengan belajar ata
u pembelajaran.
Menurut Chomsky bahasa-bahasa yang ada di dunia ini adalah sama karena di
dasari oleh satu sistem yang universal, hanyalah pada tingkat dalamnya saja yang disebut
struktur dalam (deep structure). Pada tingkat luar (surface structure) bahasa-bahasa itu
berbeda-beda. Pada tingkat dalam, bahasa-bahasa itu terdapat rumus- rumus tata baha
ja. Chomsky mengistilahkan dengan dengan inti prooses generative bahasa (aspek kreati
f) terdapat pada tingkat dalam ini. Inti proses generative inilah yang merupakan alat sem
Hipotesis ini juga berpendapat bahwa struktur-struktur dalam bahasa adalah sam
a. Struktur dalam setiap bahasa bersifat otonom dan karena itu tidak ada hubungannya d
3.1 Simpulan
uistik. Sebuah ilmu multidisiplin yang merupakan sebuah pendekatan yang menelaah
mengacu pada teori-teori tentang hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang
produk budaya yang berasal dari daya pikir masayarakat penutur suatu bahasa.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hartley, Anthony F.1982. Linguistics for Language Learners. London: The. Macmillan Press
Ltd.
Lado, Robert. 1976. Language Teaching Bombay. New Delhi: Tata Mc Graw-Hill.
Machfudz, Imam, Metode Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif. Jurnal Bahasa dan
Sastra UM, 2000.
Soepriatmadji, L. 2015. Pola Perkembangan Sintaksis Bahasa Inggris pada Anak. Dinamika
Bahasa dan Budaya (DBB) vol 10 No 2. Tersedia di https://www.unisbank. ac.id/ojs/i
ndex.php/fbib1/article/view/3749. Diakses pada tanggal 17 November 2017.
16