Anda di halaman 1dari 7

PSIKOLINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Helty, Neldi harianto, Agung yusup, Ismellia latifa, M.mubarak, M.fajarudin arya
saputra
Email : ismellialatifa16@gmail.com

ABSTRAK

Psikolinguistik menganalisis objek linguistik dan objek psikologi dengan


menitikberatkan kajiannya pada bidang psikolingi. Psikolinguistik mencoba
menjelaskan bahasa dilihat dari aspek psikologi dan sejauh yang dapat dipikirkan oleh
manusia. Psikolinguistik merupakan ilmu linguistik terapan (applied linguistics) yang
membahas fenomena berbahasa atau hubungan bahasa dengan akal, sebagaimana ilmu
sosiolinguistik, neurolinguistik, leksikologi, pembelajaran bahasa, semuanya
membahas kaitan bahasa dengan aspek-aspek eksternal bahasa. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

Kata kunci: psikolinguistik, pembelajaran bahasa

ABSTRACT

Psycholinguistics analyzes linguistic objects and psychological objects by emphasizing


their studies on the field of psycholingy. Psycholinguistics tries to explain language in
terms of psychological aspects and as far as human beings can think of.
Psycholinguistics is an applied linguistics that discusses the phenomenon of language
or the relationship of language to reason, as sociolinguistics, neurolinguistics,
lexicology, language learning all discuss the relationship of language to external aspects
of language. The research method used is a qualitative descriptive method.

Keywords : psycholinguistics, language learning

A. PENDAHULUAN

Psikolinguistik berasal dari dua suku kata yakni psikologi dan kata linguistik .dua kata
ini berasal dari dua bidang ilmu yang berbeda yang masing masing berdiri sendiri
dengan prosedur dan methode masing masing. Psikolinguistik menganalisis objek

7
linguistik dan objek psikologi dengan menitikberatkan kajiannya pada bidang
psikolingi. Kesadaran pendidik dalam menetapkan interdisiplin ilmu psikolinguistik
dalam pembelajaran bahasa dikelas adalah hubungan yang tak bisa dipisahkan.
Menghubungkan ilmu psikologi dan ilmu linguistik sehingga menjadi psikolinguistik
diperhitungkan kontibusinya bagi keberhasilan pembelajaran bahasa.

Psikolinguistik mencoba menjelaskan bahasa dilihat dari aspek psikologi dan


sejauh yang dapat dipikirkan oleh manusia. Kata pemerolehan tidak sama dengan
perolehan. Kata pemerolehan mengacu kepada proses, sedangkan kata perolehan
mengacu kepada hasil. Jika dipadankan kata pemerolehan ini identik dengan kata
bahasa Inggris acquisition. cabang ilmu ini mengkaji hal hal yang terkait dengan teori
bahasa misalnya mengenai hakikat bahasa dan ciri bahasa manusia. Bidang ini
mempelajari mengenai bagaimana pengungkapan yang disampaikan manusia dalam
berbahasa, misalnya dengan sikap atau bahasa tubuh seperti apa yang tampil dan apa
perbedaan bahasa manusia satu dengan yang lain serta pengaruh apa saja yang bisa
mengubahnya. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian psikolinguistik


2. Apa hubungan psikolinguistik dalam pembelajaran bahasa
Selaras dengan permasalahan di atas tujuan bahasan ini adalah utnuk mengetahui
1. pengertian Psikolinguistik
2. peran psikolinguistik dalam pembelajaran bahasa.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif


adalah penelitian yang berlandaskan filsafat post positivisme yang digunakan untuk
meneliti kondisi objek yang alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci dan hasil
penelitiannya lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2009).

Sementara itu menurut Walidin & Tabrani (2015, hlm. 77) penelitian kualitatif
adalah suatu proses penelitian untuk memahami fenomena-fenomena manusia atau
sosial dengan menciptakan gambaran yang menyeluruh dan kompleks yang dapat
disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari sumber
informan, serta dilakukan dalam latar setting yang alamiah. Penelitian kualiatif
memiliki sifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis pendekatan induktif,

7
sehingga proses dan makna berdasarkan perspektif subyek lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif ini (Fadil, 2020, hlm. 33).

C. PEMBAHASAN

Emmon Bach dengan singkat dan tegas mengutarakan bahwa psikolinguistik adalah
suatu ilmu yang meneliti bagaimana sebenarnya para pembicara atau pemakai suatu
bahasa membentuk atau membangun atau mengerti kalimat bahasa tertentuSedangkan
Paul Fraisse menyatakan bahwa, “Psycholinguistics is the study of relations between
our needs for expression and communication and the means offered to us by a language
learned in one’s childrood and later”. Psikolinguistik adalah telaah dan kajian tentang
hubungan antara kebutuhankebutuhan kita untuk berekspresi dan berkomunikasi
melalui bahasa yang kita pelajari sejak kecil dan tahap-tahap selanjutnya Dari beberapa
definisi di atas, berdasarkan ruang lingkupnya, psikolinguistik adalah ilmu yang
mempelajari aktivitas berbahasa manusia, baik pemerolehan, pemahaman, maupun
penggunaan bahasa. Psikolinguistik merupakan ilmu yang terlahir dari perpaduan ilmu
linguistik dan psikologi. Perpaduan antardisiplin ilmu ini bertujuan agar manusia lebih
mampu menguraikan fenoma kompetensi-performansi bahasa yang terjadi di
kehidupan masyarakat. Dengan memadukan keduanya, kelemahan linguistik yang
hanya membatasi kajian pada permasalahan bahasa, dan psikologi yang mengkaji akal
manusia, bisa disempurnakan. Psikolinguistik merupakan ilmu tentang Psikologi yang
lebih dahulu mempunyai hubungan langsung dengan ketidakteraturan kejiwaan
seseorang. Terutama fokus dalam penanganan aphasia, stuttering, mental deficiency
dan segala yang berhubungan dengan bahasa dan otak sekaligus kekacauan dalam
berkomunikasi. Secara garis besar ilmu psikolinguistik tidak hanya mempelajari
tentang pemerolehan bahasa pada anak, melainkan banyak cakupan yang masuk
kedalam bahasan psikolinguistik. Seperti halnya menangani anak-anak atau orang yang
mengalami kesulitan dalam berbahasa, disleksia, stuttering, affasia, dan kasus-kasul
lain mengenai gangguan berbahasa pada orang.

Psikolinguistik menganalisis objek linguistik dan objek psikologi dengan


menitikberatkan kajiannya pada bidang psikolingi. Psikolinguistik mencoba
menjelaskan bahasa dilihat dari aspek psikologi dan sejauh yang dapat dipikirkan oleh
manusia. Psikolinguistik merupakan ilmu linguistik terapan (applied linguistics) yang

7
membahas fenomena berbahasa atau hubungan bahasa dengan akal, sebagaimana ilmu
sosiolinguistik, neurolinguistik, leksikologi, pembelajaran bahasa, semuanya
membahas kaitan bahasa dengan aspek-aspek eksternal bahasa. Di dalam kurikulum
pendidikan bahasa pada lembaga pendidikan tenaga kependidikan, mata kuliah
psikolinguistik dimasukkan dalam kelompok mata kuliah proses belajar-mengajar,
bukan pada kelompok mata kuliah linguistik/kebahasaan.

pokok bahasan dalam psikolinguistik erat kaitannya denga kegiatan proses belajar-
mengajar bahasa itu dan dalam berbagai aspek ;

1. Bahasa
Bahasa memiliki sifat suka rela, simbolis, sistematis, dan beroprasi dalam dua modal
yang berbeda, yaitu lisan dan tulis. Dalam berkomunikasi tentunya memiliki
perbedaan, kesepakatan yang melibatkan dari orang yang berbicara, sekaligus suara
juga menentukan dari komunikasi tersebut. Bahasa bukan hanya bahasa secara lisan
saja, melainkan ada bahasa isyarat.
2. Lisan
Bahasa lisan bisa dikarakteristikkan proses pengucapan yang melibatkan komunikasi
dari sebuah pesan yang disampaikanLisan memiliki ciri yang nyata, yaitu melibatkan
dua bentuk komunikasi non-linguistik seperti dengusan dan mendesah. Keterkaitan
dalam penggunaan lisan yang menyeuruh meliputi lidah, gigi, langit-langit lunak
rahang, dan hidung, rongga mempunyai kemampuan untuk meenturkan pita suara.
3. Komunikasi
Komunikasi merupakan istilah untuk seseorang ketika bertukar informasi. Namun,
bahasa bukan satu-satunya alat untuk berkomunikasi manusia. Contoh komunikasi
yang tidak menggunakan bahasa adalah bahasa tubuh, senyum, ekspresi, sinyal tangan,
bahkan lampu lalu lintas dapat mengkomunikasikan simbolnya dengan pengguna jalan.

Dalam psikolinguistik ada dua proses pemerolehan bahasa yaitu yang pertama teori
aliran Behaviorisme yang menyatakan bahwa perkembangan bahasa anak-anak itu
melalui penambahan sedikit demi sedikit. Jadi, seolah-olah pemerolahan bahasa itu
bersifat linier (garis lurus) Makin hari makin bertambah juga sampai akhirnya lengkap
seperti bahasa orang dewasa. Kedua yaitu teori aliran Rasionalisme Dinyatakan bahwa
perkembangan bahasa anak itu mengikuti suatu pola perkembangan tertentu. Setiap
pola perkembangan bahasa itu mempunyai tata bahasa sendiri-sendiri pula, yang

7
mungkin saja tidak sama dengan tata bahasa orang dewasa (tata bahasa yang
sebenarnya). Pada setiap pola perkembangan bahasa berikutnya, tata bahasa yang tidak
benar itu secara berangsur diperbaikinya menuju tata bahasa yang benar.

Dalam sejarahnya perkembangan terdapat pakar psikologi ada sejumlah pakar


psikologi yang menaruh perhatian pada linguistik. Diantara mereka yang patut
diketengahkan adalah John Dewey, Karl Buchler, Wilhelm Wundt, Watson, dan Weiss.
1. John Dewey (1859-1952)
Dewey adalah pakar psikologi berkebangsaan Amerika, seorang empirisme murni.
Beliau mengkaji behasa dan perkembangannya dengan cara menafsirkan analisis
linguisti kanak-kanak berdasarkan prinsip-prinsip psikologi. Dengan cara inilah
maka, berdasarkan prinsip-prinsip psikologi akan dapat ditentukan hubungan antara
kata-kata adverbial dan preposisidistu pihak dengan kata-kata berkelas nomina dan
adjektiva dipihak lain. Jadi, dengan pengkajian kelas kata berdasarkan pemahaman
kanak-kanak kita dapat menetukan kecendrungan akal (mental) kanak-kanak yang
dihubungkan dengan perbedaan-perbedaan linguistik. Pengkajian seperti ini,
menurut Dewey akan memberikan bantuan yang besar kepada psikologi bahasa
pada umumnya.

2. Karl Buchler
Buchler ialah pakar linguistik berkebanngsaan Jerman, Dalam bukunya Sprach
Theorie (1934), beliau menyatakan bahwa bahasa manusia itu mempunyai tiga
fungsi yang disebut Kungabe (kemudian disebut Ausdruck) Appell (yang
sebelumnya disebut Auslosung), dan Darstellung. Yang dimaksud dengan Kungabe
adalah tindakan komunikatif yang diwujudkan dalam bentuk verbal. Appell adalah
permintaan yang ditujukan kepada orang lain. Sedangkan darstellung adalah
penggambaran pokok masalah yang dikomunikasikan.

3. Wilhelm Wundt (1832-1920)


Wundt adalah ahli psikologi berkebangsaan Jerman, orang pertama yang
mengembangkan secara sistematis teori mentalistik bahasa.Beliau menyatakan
bahwa bahasa adalah alat untuk melahirkan pikiran.Di samping itu, Wundt juga
dikenal sebagai pengembang teori performansi bahasa (language

7
performance).Teori ini didasarkan pada analisis psikologi yang dilakukannya terdiri
dari dua aspek yaitu, 1.Fenomena luar yang berupa cipta bunyi, dan 2. Fenomena
dalam yang berupa rentetan pikiran.Hal ini menujukkan bahwa analisis yang dibuat
Wundt terhadap hubungan system fenomena linguistik (bahasa). Dengan kata lain,
interaksi antara fenomena dalam akan dapat dipahami dengan lebih baik melalui
pengkajian struktur bahasa.

4. Watson (1878-1958)
Watson adalah ahli psikologi behaviorisme berkebangsaan Amerika, Beliau
menempatkan prilaku berbahasa sama dengan prilaku atau kegiatan lainnya, seperti
makan, berjalan, dan melompat. Pada mulanya Watson hanya menghubungkan
perilaku berbahasa yang implisit, yakni yang terjadi di dalam pikiran, dengan yang
eksplisit, yakni yang berupa tuturan.Namun, kemudiandia telah menyamakan
berbahasa itu dengan teori stimulus respons (S-R) yang dikembangkan oleh Pavlov.

5. Weiss
Weiss adalah ahli psikologi behaviorisme Amerika, Beliau mengakui adanya aspek
mental dalam bahasa.Namun karena wujudnya tidak memiliki kekuatan bentuk
fisik, maka terwujudnya itu sukar dikaji atau ditunjukkan. Oleh karena itu, Weiss
lebih cenderung mengatakan bahwa bahasa itu sebagai satu bentuk prilaku apabila
seseorang menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosialnya.

Peran Psikolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa


Siswa adalah subjek dalam pembelajaran. Karena itu, dalam hal ini siswa dianggap
sebagai organisme yang beraktivitas untuk mencapai ranah-ranah psikologi, baik
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Kemampuan menggunakan bahasa baik
secara reseptif (menyimak dan membaca) ataupun produktif (berbicara dan
menulis) melibatkan ketiga ranah tadi. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan
Garnham (Nababan, 1992: 60-61) terhadap aktivitas berbicara ditemukan berbagai
berbicara yang menyimpang (kurang benar) dengan pengklaifikasian kesalahan
sebagai berikut.

7
D. PENUTUP
pembelajaran bahasa sangat penting karena dengan memamahami psikolinguistik
seorang guru memahami proses yang terjadi dalam diri siswa ketika siswa
menyimak, berbicara, membaca, ataupun menulis sehingga manakala kemampuan
dalam keterampilan berbahasa bermasalah, guru dapat melihat dari sudut pandang
psikologi sebagai alternative solusinya Secara formal kelahiran psikolinguistik
sebenarnya ditandai dengan dibukanya satu program khusus psikolinguistik pada
tahun 1953 oleh R. Brown.

E. DAFTAR PUSTAKA
Mochamad Ismail (2013) peranan psikolimguistik dalam pembelajaran Bahasa
arab :Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim ,Malang

Arby suharyanto(2018) Cabang Cabang psikolinguitik :


https://dosenpsikologi.com/cabang-cabang-psikolinguistik

Nur Indah ,Rohmani .Historical perspective and development of psycholinguistic


http://repository.uin-malang.ac.id/1096/3/historical.pdf

Lisnawati Iis (2008), Psikolingustik dalam pembelajaran bahasa , Aducare Vol


6, No 1 Agustus 2008

Anda mungkin juga menyukai