PERTEMUAN 1:
PSIKOLOGI, LINGUISTIK, PSIKOLINGUISTIK
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perbedaan mendasar objek kajian
tiga bidang ilmu, yakni psikologi, linguistik, dan psikolinguistik. Melalui risetasi,
Anda harus mampu:
1.1 Mengidentifikasi objek kajian ilmu psikologi
1.2 Mengidentifkasi objek kajian ilmu linguistik
1.3 Mengidentifikasi objek kajian ilmu psikolinguistik
1.4 Membedakan batasan objek kajian ilmu psikologi, linguistik, dan
psikolinguistik
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Objek Kajian Ilmu Psikologi
Kata psikologi berasal dari kata Yunani, psyche, yang artinya ‘jiwa’, dan
logos yang artinya ‘ilmu pengetahuan’. Jadi, secara etimologis (menurut arti kata)
psikologi artinya ‘ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-
macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, atau disebut dengan ilmu
jiwa’.
1. Objek material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau
suatu unsur yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran
pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret
(kerohanian, nilai-nilai, dan ide-ide). Objeknya adalah manusia.
2. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh
seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang
digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang
satu dengan ilmu yang lain (psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-
lain). Objeknya adalah dari segi tingkah laku manusia. Objek tersebut
bersifat empiris atau nyata yang dapat diobservasi untuk memprediksi atau
menggambarkan sesuatu yang dilihat. Caranya adalah melihat gerak-gerik
seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari matanya.
spesifik, tetapi ia membentuk sistem yang kompleks. Oleh sebab itu, bunyi-bunyi
yang keluar dari alat-alat ucap pada manusia relatif terbatas. Hal itu menyebabkan
banyak bahasa yang berkoleksi dalam banyak bunyi.
Kebanyakan bahasa manusia memanfaatkan sejumlah bunyi yang kurang
dari 40 bunyi. Akan tetapi, bunyi-bunyi yang spsesifik ini menjadikan banyak
susunan sehingga membentuk ribuan kata dalam satu bahasa. Kata-kata tersebut
menjadikan beberapa susunan yang dikenal di lingkungan bahasa, lalu
membentuk jutaan kalimat. Kata-kata tersebut dapat mengungkapkan peradaban
manusia dan pikiran manusia. Sistem komunikasi bahasa manusia berbeda dengan
sistem komunikasi yang ada pada hewan. Menurut Hijazi dalam Pengantar
Linguistik (2008: 4), bahasa manusia merupakan sistem lambang yang kompleks.
Lambang bahasa tidak mengandung nilai subjektif yang karakteristiknya
menghubungkan lambang bahasa dengan maknanya dalam kenyataan luar. Jadi,
tidak ada hubungan antara kata kucing dan komponen-komponen tubuh kucing.
Hubungannya menjadi tersembunyi pada kelompok manusia yang mengistilahkan
nama bagi hewan tersebut atas dasar pemakaian kata kucing. Hal ini dapat
diidentifikasikan bahwa nilai lambang-lambang bahasa ini didasari pada konvensi,
yaitu adanya kesepakatan di antara pihak-pihak yang menggunakannya ketika
berinteraksi.
Oleh karena itu, lambang bahasa merupakan sarana komunikasi dalam
kerangka kelompok bahasa yang sama. Proses ujaran dilatari oleh adanya penutur
dan penerima dan di antara keduanya ada sarana komunikasi. Artinya, penutur dan
penerima bersepakat dalam pemakaian lambang-lambang bahasa yang kompleks
dengan nilai-nilainya yang konvensional. Dengan kata lain, ada kesepakatan
dalam menerjemahkan lambang-lambang ini dalam akal. Sifat dan fungsi bahasa
sampai pada makna-maknanya yang dimaksud oleh penutur atau penulis, lalu
lambang-lambang itu dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa mempunyai karakteristik,
yakni
(1) Bahasa adalah bunyi-bunyi yang dipakai oleh setiap kaum untuk
menyatakan tujuannya.
Secara umum, ilmu bahasa atau linguistik dibedakan atas linguistik murni
dan linguistik terapan. Bidang linguistik murni mencakup fonetik, fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik. Di sisi lain, bidang linguistik terapan
mencakup pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi, sosiolinguistik,
psikolinguistik, dan lain-lain.
2) Morfologi
Morfologi atau tata bentuk kata adalah bagian dari tata bahasa yang
mempelajari bentuk-bentuk kata dan segala hal proses pembentukannya.
Morfologi mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan
gramatikal. Menurut Kridalaksana (2008: 159), morfologi dibagi menjadi dua
defisi, yakni (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-
kombinasinya; (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-
bagian kata, yakni morfem.
3) Sintaksis
Selain itu, menurut Kridalaksana (2008: 223), sintaksis dibagi menjadi tiga
defines, yakni (1) pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan
satuan-satuan yang lebih besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu
dalam bahasa. Satuan terkecil dalam bidang ini adalah kata; (2) subsistem bahasa
yang mencakup hal tersebut (sering dianggap bagian dari gramatika; bagian lain
ialah morfologi); (3) cabang linguistik yang mempelajari hal tersebut. Jadi,
sintaksis ialah ilmu yang mempelajari hubungan aantara kata, frasa, klausa,
kalimat yang satu dengan kata, frasa, klausa, kalimat yang lain. Kata, frasa, klausa
dan kalimat inilah yang oleh para ahli disebut sebagai satuan sintaksis.
4) Semantik
Dalam Kamus Linguistik Edisi Keempat (2008: 216), semantik adalah (1)
bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga
dengan struktur kapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara; (2) sistem
dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya.
Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa. Analisis makna dalam hal
ini mulai dari suku kata sampai kalimat.
sebagai suatu gejala dan identitas sosial saja, tetapi juga merupakan suatu
ikatan batin dan nurani yang sulit ditinggalkan.
d. Psikolinguistik Pendidikan: Psikolinguistik Pendidikan ini mengkaji aspek-
aspek pendidikan secara umum dalam pendidikan formal di sekolah. Hal ini
dapat diibaratkan sebagai peranan bahasa dalam pengajaran membaca,
pengajaran dalam kemahiran berbahasa, dan pegetahuan mengenai
peningkatan kemampuan berbahasa dalam proses memperbaiki kemampuan
menyampaikan pikiran dan perasaan.
e. Psikolinguistik Neurologi (neuropsikolinguistik): Psikolinguistik Neurologi ini
mengkaji hubungan antara bahasa, berbahasa, dan otak manusia. Para pakar
neurologi telah berhasil menganalisis struktur biologis otak serta telah
memberi nama pada bagian struktur otak itu. Namun, ada pertanyaan yang
belum dijawab secara lengkap, yaitu apa yang terjadi dengan input bahasa dan
bagaimana output bahasa diprogramkan dan dibentuk dalam otak itu.
f. Psikolinguistik Eksperimen: Psikolinguistik Eksperimen ini meliputi dan
melakukan eksperimen dalam semua kegiatan bahasa dan berbahasa pada satu
pihak dan prilaku berbahasa dan akibat berbahasa pada pihak lain.
g. Psikolinguistik Terapan: Psikolinguistik Terapan ini berkaitan dengan
penerapan dari temuan enam subdisiplin psikolinguistik di atas ke dalam
bidang tertentu yang memerlukannya. Yang termasuk subdisiplin ini ialah
psikologi, linguistik, pertuturan dan pemahaman, pembelajaran bahasa,
pengajaran membaca neurologi, psikistri, komunikasi, dan sastra.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Sebutkan dan jelaskan cabang ilmu linguistik?
2. Sebutkan dan jelaskan mengenai bahasa?
3. Jelaskan perbedaan mendasar antara objek kajian ilmu psikologi,
linguistik, serta psikolinguistik?
4. Sebutkan dan jelaskan ilmu-ilmu apa saja yang berperan dalam ilmu
psikolinguistik!
5. Sebutkan dan jelaskan cabang ilmu psikolinguistik!
D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Umum. Semarang: Rineka Cipta
Chaer, Abdul, 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Field, John. 2003. Psycholinguistics. London: Routledge.
Hijazi, Mahmud Fahmi. 2008. Pengantar Linguistik. Bandung: PSIBA Press.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta:
Gramedia
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: CV. Pustaka Setia