Anda di halaman 1dari 16

KLASIFIKASI EMOSI TOKOH DALAM NOVEL MARYAM KARYA

OKKY MADASARI KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAVIF KRECH

Sri Risma Yuliana1, Mahmudah2, Suarni Syam Saguni3


Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar
Email: zryryzma@gmail.com

ABSTRAK
Sri Risma Yuliana, 2018. “Klasifikasi Emosi Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky
Madasari Kajian Psikologi Sastra David Krech”. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar dibimbing oleh
Mahmudah dan Suarni Syam Saguni.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan klasifikasi emosi tokoh dalam novel
Maryam karya Okky Madasari menggunakan Kajian Psikologi Sastra David Krech.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data
dalam penelitian adalah novel Maryam karya Okky Madasari yang diterbitkan PT
Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016 dengan tebal 275 halaman. Data dalam
penelitian ini adalah teks yang berupa kata atau kalimat yang menunjukkan bentuk
klasifikasi emosi tokoh dalam novel Maryam karya Okky Madasari berdasarkan teori
klasifikasi emosi menurut David Krech. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu teknik baca dan teknik catat. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan
teknik analisis data dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menguraikan, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tujuh klasifikasi emosi menurut David Krech
terdapat dalam novel Maryam karya Okky Madasari. Klasifikasi emosi tersebut
digambarkan oleh tokoh Maryam, Orang tua Maryam, Alam, Umar, dan Fatimah.
Klasifikasi emosi tersebut yaitu 17 klasifikasi emosi kesedihan, 11 klasifikasi emosi
konsep rasa bersalah, 9 klasifikasi emosi kebencian, 8 klasifikasi emosi rasa bersalah
yang dipendam, 7 klasifikasi emosi cinta, 1 klasifikasi emosi menghukum diri sendiri,
dan 1 klasifikasi emosi rasa malu. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan
dalam meneliti dan mengembangkan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan teori
Psikologi Sastra menurut David Krech dalam karya ilmiah.

Kata kunci: klasifikasi emosi, tokoh, psikologi sastra, novel.

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 1
Psikologi Sastra David Krech
PENDAHULUAN
luar maupun berdasarkan
Karya sastra merupakan sebuah pengalamannya sendiri.
bentuk pengamatan terhadap Novel Maryam karya Okky
kehidupan. Pengarang menciptaan Madasari terdiri dari delapan (8)
sebuah dunia baru, meneruskan proses subbagian. Dalam novel tersebut
penciptaan di dalam semesta alam, Maryam menjadi tokoh utama yang
bahkan menyempurnakannya. diceritakan sebagai perempuan yang
Pengarang menangkap gejala jiwa memiliki paras yang cantik, selain
melalui imajinasi dalam penciptaan wajahnya yang menawan Maryam juga
tokoh-tokoh dan alur cerita, yang
seorang perempuan yang memiliki
berasal dari pengalaman kejiwaannya kecerdasan yang lebih dibanding
sendiri maupun berupa imajinasi yang teman-temannya. Selain tokoh
berasal dari luar. Hasil dari sebuah Maryam, tokoh yang paling banyak
pengamatan tersebut dapat diwujudkan berperan dalam cerita tersebut adalah
dalam bentuk puisi, cerita, novel, prosa, Pak dan Bu Khairuddin kedua orang tua
dan lain sebagainya yang dapat Maryam, Alam sebagai suami pertama
dipelajari, dipahami, dan dinikmati, Maryam, adik Maryam yaitu Fatimah
atau dimanfaatkan oleh pembaca. dan Suami Maryam yang bernama
Sebuah novel yang menarik dan Umar. Melalui tokoh-tokoh tersebut
sarat dengan klasifikasi emosi ditulis penulis menggambarkan emosi yang
oleh Okky Madasari dengan judul dialami setiap tokoh yang kemudian
Maryam. Dalam novel tersebut Okky menjadi konflik yang terjadi dalam
lebih banyak menggambarkan tentang novel.
perbedaan keyakinan dan perbedaan Tokoh utama (Maryam)
pandangan mengenai kehidupan. Pada memiliki peran penting dalam novel
lembar pertama novel tersebut penulis tersebut, psikologi tokoh berdasarkan
menuliskan kalimat “untuk mereka klasifikasi emosi mendasar yang
yang terusir karena iman”. terdapat dalam tokoh membangkitkan
Berdasarkan kutipan tersebut perasaan-peraaan terkait dengan
tergambar permasalahan dalam novel tindakan yang ditimbulkannya dan
ini yang kemudian menjadi konflik mengakibatkan meningkatnya
dalam cerita. Penulis menggambarkan ketegangan (dalam kasus ini konflik)
konflik-konflik sosial yang sering dalam novel tersebut.
terjadi dikalangan masyarakat. Novel Maryam dipilih menjadi
Kemundian menciptakan tokoh-tokoh objek material dalam kajian ini karena
melalui imajinasi yang berasal dari
memiliki cerita tentang keadaan hidup

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 2
Psikologi Sastra David Krech
yang sangat unik. Pengarang perasaan tersebut sangat terkait dengan
menggambarkan keunikan psikologi tindakan yang ditimbulkannya dan
tokoh dalam berbagai keadaan yang mengakibatkan meningkat ketegangan
tercermin pada emosi dasar dari setiap (Krech, 1974: 471 dalam Minderop:
tokoh. Hal inilah yang mengundang 2016: 40). Adapun klasifikasi emosi
berbagai pertanyaan untuk diteliti agar menurut David Krech, adalah konsep
dapat diperoleh jawaban terhadap rasa bersalah, rasa bersalah yang
fenomena tersebut. dipendam, menghukum diri sendiri,
Melalui sebuah penelitian rasa malu, kesedihan, kebencian, dan
terhadap karya sastra, seseorang atau cinta.
pembaca dapat mengambil banyak Penelitian tentang klasifikasi
pelajaran. Memberikan nasihat kepada emosi tokoh dalam karya sastra telah
seseorang bisa dilakukan secara banyak dilakukan baik itu dalam
langsung maupun tidak langsung. Pada sebuah drama maupun novel. Salah
umumnya nasihat secara langsung satunya adalah penelitian yang
kurang efektif sehingga sebuah karya dilakukan oleh Diah Agustina
sastra sebagai sarana untuk mahasiswi program studi S1 sastra
memberikan nasihat secara langsung Jepang, Fakultas Ilmu Budaya
dianggap lebih efektif, apalagi dengan Universitas Diponegoro Semarang
menggunakan pendekatan psikologi pada tahun 2017 dengan judul
yang sarat dengan pembelajaran penelitian Klasifikasi Emosi Tokoh
khususnya klasifikasi emosi contohnya Utama dalam Drama Priceless karya
pentingnya seseorang mengatur dan Suzuki Masayuki kajian Psikologi
mengelola emosi sehingga tidak terjadi Sastra. Fokus penelitiannya adalah
penyesalan karena tidak teraturnya mengenai klasifikasi emosi para tokoh
emosi dalam dirinya. Hanya saja dan bagaimana pengaruh emosi para
sebuah novel tidak dapat dipahami tokoh dalam Drama Priceless.
secara mudah oleh kebanyakan orang, Selanjutnya penelitian yang dilakukan
sehingga perlu pemahaman lebih dalam oleh Shabrinavasthi mahasiswa
yaitu melalui kajian atau analisis Pendidikan Bahasa Jerman, Universitas
terhadap novel tersebut. Negeri Yogyakarta pada tahun 2017
Klasifikasi emosi ialah emosi- dengan judul penelitian Klasifikasi
emosi kegembiraan, kemarahan, Emosi Tokoh Utama Erika dalam
ketakutan, dan kesedihan yang kerap Roman Die Klavierspielerin Karya
kali dianggap sebagai emosi yang Elfriede Jelinek (Analisis Psikologi
paling mendasar (primary emotion). Sastra). Adapun yang menjadi fokus
Situasi yang membangkitkan perasaan- penelitiannya adalah klasifikasi emosi

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 3
Psikologi Sastra David Krech
tokoh utama Erika dengan terhadap sastra. Dalam artian, teori
menggunakan teori David Krech. sastra mempelajari pandangan orang
Persamaan penelitian tersebut terhadap sastra (Susanto, 2012: 13-14).
dengan penelitian ini yaitu terletak pada Teori sastra merupakan suatu intisari
penggunaan teori klasifikasi emosi atau dasar dari kesusastraan yang
David Krech. Perbedaannya, penelitian menyangkut unsur-unsur pembangun
terdahulu hanya berfokus pada satu cipta sastra (karya sastra) secara umum
tokoh yaitu tokoh utama, sedangkan (Dola, 2007: 3). Teori sastra
dalam penelitian ini berfokus pada berhubungan dengan bidang yang
klasifikasi emosi beberapa tokoh yaitu membicarakan mengenai defenisi
tokoh utama dan tokoh yang sering sastra, hakikat sastra, teori penelitian
muncul atau tokoh yang sering sastra, jenis sastra, teori gaya penulisan,
berkaitan dengan tokoh utama. dan juga teori penikmatan sastra (Semi,
1989: 9).
TEORI SASTRA Teori sastra ialah suatu studi
Kata sastra dalam bahasa prinsip, kategori, dan kriteria dari
Indoesia berasal dari bahasa jawa kuna kesusastraan. Ia hanya dapat disusun
yang berarti tulisan. Kata “sastra” berdasarkan studi langsung terhadap
dalam khazanah jawa kuna berasal dari karya sastra. Baik itu kriteria, kategori,
bahasa sansekerta yang berarti maupun skema, tidak mungkin
kehidupan. Akar kata bahasa sansekerta diciptakan tanpa adanya pijakan
adalah sas yang berarti mengarahkan, (Wellek & Warren, 2014: 35-36).
mengajar, atau memberi petunjuk atau Dalam hal ini teori sastra merupakan
instruksi. Sedangkan akhiran tra seperangkat pengetahuan atau prinsip-
biasanya menunjukkan alat atau sarana. prinsip tentang sastra yang
Jadi, sastra merupakan alat untuk dimanfaatkan kritikus dalam
mengajar atau suatu buku petunjuk atau menghadapi karya sastra (KS Yudiono,
buku instruksi ataupun buku pengajaran 1984: 27-28).
(Emzir & Rohman, 2015: 5-7).
PSIKOLOGI SASTRA
Studi sastra dapat dibedakan
menjadi beberapa bidang, yakni teori Kata psychology berasal dari
sastra, kritik sastra, sejarah sastra, bahasa Yunani, yaitu dari kata psyche
sastra bandingan, dan kajian budaya. yang artinya jiwa dan logos yang
Teori sastra mempelajari aturan-aturan artinya ilmu (ilmu pengetahuan).
atau kaidah, pandangan-pandangan, Bertolak dari hal itu, maka psikologi
maupun pemikiran-pemikiran diartikan sebagai ilmu pengetahuan
masyarakat atau kelompok teoritikus mengenai jiwa manusia atau lebih

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 4
Psikologi Sastra David Krech
sering disingkat sebagai ilmu jiwa pertama dan kedua dapat dimasukkan
manusia (dalam Prawira 2017: 14) ke dalam psikologi kesenian.
Psikologi merupakan cabang Menurut Sehandi (2016: 46)
pengetahuan yang masih muda manfaat psikologi sastra adalah untuk
dibandingkan ilmu pengetahuan memahami aspek-aspek kejiwaan
lainnya. Psikologi menjadi bagian yang dalam suatu karya. Meskipun demikian,
tidak terpisahkan dari ilmu filsafat. bukan berarti analisis psikologi sastra
Oleh karena itu, diperlukan waktu sama sekali terlepas dari kebutuhan
berabad-abad lamanya untuk masyarakat. Sesuai dengan hakikatnya,
melepaskan psikologi dari pengaruh karya sastra memberikan pemahaman
ilmu filsafat. Psikologi adalah ilmu terhadap masyarakat secara tidak
pengetahuan tentang tingkah laku dan langsung. Melalui pemahaman
kehidupan psikis (jiwa) manusia terhadap psikologi tokoh-tokohnya,
(Kartono, dalam Emzir & Rohman S, misalnya msyarakat dapat memahami
2015: 161). perubahan, kontradiksi, dan
Secara singkat psikologi disebut penyimpangan-penyimpangan lain
dengan ilmu jiwa-kata psikologi sendiri yang terjadi dalam masyarakat
berasal dari perkataan Yunani, yakni khususnya dalam kaitan dengan proses
psyche yang berarti jiwa dan logos yang kejiwaan.
berarti ilmu (Ahmadi, dalam Emzir & Psikologi sastra adalah kajian
Rohman S, 2015: 161). sastra yang memandang karya sebagai
Sastra adalah fenomena aktivitas kejiwaan. Pengarang akan
kejiwaan yang menantang. Psikologi menggunakan cipta, rasa, dan karya
sastra seharusnya memasuki tantangan dalam berkarya. Begitu pula pembaca,
tersebut secara hati-hati. Menurut dalam menaggapi karya juga tak akan
(Hardjana dalam Endraswara 2013: lepas dari kejiwaan masing-masing.
140) psikologi memasuki bidang kritik Bahkan, sebagaimana sosiologi
sastra lewat beberapa jalan: (1) refleksi, psikologi sastra pun mengenal
pembahasan tentang proses penciptaan karya sastra sebagai pantulan kejiwaan.
sastra, (2) pembahasan psikologi Pengarang akan menangkap gejala jiwa
terhadap pengarangnya (baik sebagai kemudia diolah ke dalam teks dan
suatu tipe maupun sebagai seorang dilengkapi dengan kejiwaannya.
pribadi), (3) pembicaraan tentang Pada dasarnya, psikologi sastra
ajaran dan kaidah psikologi yang dapat akan ditopang oleh tiga pendekatan
ditimba dari karya sastra, dan (4) sekaligus. Pertama, pendekatan
pengaruh karya sastra terhadap jenis tekstual, yang mengkaji aspek
psikologi tokoh dalam karya sastra.

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 5
Psikologi Sastra David Krech
Kedua, pendekatan reseptif-pragmatik, individu, lingkungan sosial, alam, dan
yang mengkaji aspek psikologi Tuhan atau ketegangan individu dengan
pembaca sebagai penikmat karya sastra dirinya sendiri. Ketegangan-
yang terbentuk dari pengaruh karya ketegangan itu, sering kali justru
yang dibacanya, serta proses resepsi dipandang sebagai cermin kehidupan
pembaca dalam menikmati karya masyarakat (Mahayana, 2007: 227).
sastra. Ketiga, pendekatan ekspresif, Dapat disimpulkan bahwa melalui
yang mengkaji aspek psikologis sang novel penggambaran kehidupan sosial
penulis ketika melakukan proses kreatif manusia lebih dapat tercipta
yang terproyeksi lewat karyanya, baik dibandingkan dengan puisi dan drama,
penulis sebagai pribadi maupun wakil karena novel menyajikan beberapa
masyarakatnya (Roekhan, dalam tokoh serta berbagai macam konflik
Endraswara 2013: 97-97). yang berupa ketegangan individu,
lingkungan sosial, alam dan Tuhan.
NOVEL Novel sebagai genre sastra yang
utama dari industri masyarakat dapat
Menurut KBBI novel adalah
dilihat sebagai usaha untuk
karangan prosa yang panjang
menciptakan kembali dunia sosial
mengandung rangkaian cerita
manusia yang berhubungan dengan
kehidupan seseorang dengan orang di
politik, sosial, budaya, dan segenap
sekelilingnya dengan menonjolkan
aspek kehidupan lainnya. Dalam
watak dan sifat setiap pelaku.
konteks ini novel juga melukiskan
Istilah novel dalam bahasa
peran manusia dalam keluarga,
Indonesia berasal dari istilah novel
kelompok maupun unit (institusi)
dalam bahasa Inggris. Sebelumnya
sosial lainnya. Bentuk novel tampaknya
istilah novel dalam bahasa Inggris
merupakan transposisi dataran sastra
berasal dari bahasa Itali, yaitu novella
kekehidupan sehari-hari dalam
(yang dalam bahasa Jerman novelle).
masyarakat individualistic yang
Novella diartikan sebuah barang baru
diciptakan oleh produksi pasar atau
yang kecil, kemudian diartikan sebagai
dapat pula dikatakan secara lebih luas
cerita pendek dalam bentuk prosa
sebagai hubungan antara manusia
(Abrams, dalam Purba, 2012: 62).
terhadap sesamanya (Goldman dalam
Novel merupakan karya sastra
Faruk, 2010: 93).
yang paling mendekati gambaran
Berdasarkan beberapa pendapat
kehidupan sosial dibandingkan puisi
tersebut dapat disimpulkan novel
atau drama. Konflik yang dapat kita
adalah karangan prosa yang panjang
tangkap dalam novel adalah gambaran
dan berisi tentang rangkaian cerita
ketegangan antara individu dengan

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 6
Psikologi Sastra David Krech
kehidupan seseorang dengan orang Wiyatmi 2009:31). Novel Sitti Nurbaya
dikelilingnya dengan menonjolkan misalnya, memiliki tokoh sentral Sitti
watak dan sifat setiap pelaku. Nurbaya karena dialah yang memenuhi
kriteria tokoh utama tersebut,
TOKOH sementara Samsul Bachri dan Datuk
Maringgih hanyalah tokoh peripheral.
Tokoh adalah para pelaku yang
Menurut Sayuti (dalam
terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh
Wiyatmi 2009:31) berdasarkan
dalam fiksi merupakan ciptaan
wataknya dikenal tokoh sederhana dan
pengarang, meskipun dapat juga
kompleks. Tokoh sederhana adalah
merupakan gambaran dari orang-orang
tokoh yang kurang mewakili keutuhan
yang hidup di alam nyata. Oleh karena
personalitas manusia dan hanya
itu, dalam sebuah fiksi tokoh
ditonjolkan satu sisi karakternya saja.
hendaknya dihadirkan secara alamiah.
Sementara tokoh kompleks, sebaliknya
Dalam arti tokoh-tokoh itu memiliki
lebih menggambarkan kebutuhan
“kehidupan” atau berciri “hidup”
personalitas manusia, yang memiliki
(Sayuti, 2000:68 dalam Wiyatmi
sisi baik dan buruk secara dinamis.
2009:30). Sama halnya dengan manusia
Fiksi lama umumnya menampilkan
yang ada dalam alam nyata, yang
tokoh-tokoh sederhana.
bersifat tiga dimensi, maka tokoh dalam
fiksi pun hendaknya memiliki dimensi
KLASIFIKASI EMOSI
fisiologis, sosiologis, dan psikologis.
Tokoh adalah individu rekaan Klasifikasi emosi ialah emosi-emosi
yang mengalami peristiwa atau kegembiraan, kemarahan, ketakutan,
perlakuan dalam berbagai peristiwa dan kesedihan yang kerap kali dianggap
dalam cerita (Sudjiman, 1988: 16 dalam sebagai emosi yang paling mendasar
Ismawati, 2013: 70). Tokoh dalam fiksi (primary emotion). Situasi yang
biasanya dibedakan menjadi beberapa membangkitkan perasaan-perasaan
jenis. Sesuai dengan keterlibatannya tersebut sangat terkait dengan tindakan
dalam cerita dibedakan antara tokoh yang ditimbulkannya dan
utama (sentral) dan tokoh tambahan mengakibatkan meningkat ketegangan
(peripheral). Tokoh disebut sebagai (Krech, 1974: 471). Selain itu
tokoh sentral apabila memenuhi tiga kebencian atau perasaan benci (hate)
syarat, yaitu (1) paling terlibat dengan berhubungan erat dengan perasaan
makna atau tema, (2) paling banyak marah, cemburu, dan iri hati. Ciri khas
berhubungan dengan tokoh lain, (3) yang menandai perasaan benci ialah
paling banyak memerlukan waktu timbulnya nafsu atau keinginan untuk
penceritaan (Sayuti, 2000 dalam menghancurkan objek yang menjadi

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 7
Psikologi Sastra David Krech
sasaran kebencian. Perasaan benci bersikap baik, tetapi ia seorang yang
bukan sekedar timbulnya perasaan buruk.
tidak suka atau aversi/enggan yang Pada konsep rasa bersalah yang
dampaknya ingin menghindar dan tidak dipendam biasanya seseorang menutupi
bermaksud menghancurkan. sesuatu hal karena ingin merasa aman
Sebaliknya, perasaan benci selalu dan melindungi diri dari ancaman-
melekat di dalam diri seseorang, dan ia ancaman yang dapat mengganggu
tidak akan pernah merasa puas sebelum kehidapannya, sehingga mengorbankan
menghancurkannya; bila objek tersebut orang lain. Seseorang yang memendam
hancur ia akan merasa puas (Krech, rasa bersalah terhadap sesuatu hal
1974:479). biasanya akan dihantui dengan
a. Konsep rasa bersalah perasaan-perasaan cemas yang
Perasaan bersalah kerap kali diciptakan oleh mereka sendiri, karena
ringan dan cepat berlalu, tetapi dapat perasaan bersalah tersebut hanya
pula bertahan lama. Derajat yang lebih diketahui oleh dirinya sendiri.
rendah dari perasaan bersalah kadang- Rasa bersalah yang dipendam
kadang dapat dihapus karena si tidak jauh berbeda dengan konsep rasa
individu mengingkarinya dan ia merasa bersalah hanya saja dalam konsep ini
benar (Minderop, 2010: 40). Terdapat sesorang yang merasa bersalah tidak
perbedaan yang tajam dalam diri menampakkan perasaan tersebut, ia
seseorang dalam menangkap situasi hanya memendam dan hanya dirinya
yang menjurus pada rasa bersalah. Ada yang mengetahui sendiri apa yang telah
orang yang sadar apa yang harus dia perbuat. Adapun kosa kata yang
dilakukannya dan ia sungguh biasanya termasuk dalam klasifikasi
memahami bahwa ia telah melanggar emosi ini adalah kata menyesal,
suatu keharusan. Contohnya, seseorang memohon maaf tapi tidak secara
berpendapat bahwa ia merasa bersalah langsung melainkan hanya berkata
karena ia mendiamkan pelayan toko kepada dirinya sendiri dan menyesali
mengembalikan uang berlebih. Ada apa yang telah diperbuat.
pula orang yang merasa bersalah, tetapi c. Menghukum diri sendiri
ia tidak tahu penyebabnya serta tidak Perasaan bersalah yang paling
tahu bagaimana menghilangkannya mengganggu adalah sebagaimana
b. Rasa bersalah yang dipendam terdapat dalam sikap menghukum diri
Dalam kasus rasa bersalah, sendiri si individu terlihat sebagai
seseorang cenderung merasa bersalah sumber dari sikap bersalah. Rasa
dengan cara memendam dalam dirinya bersalah tipe ini memiliki implikasi
sendirinya, memang ia biasanya terhadap berkembangnya gangguan-

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 8
Psikologi Sastra David Krech
gangguan kepribadian yang terkait bergengsi dihadapan orang lain. Orang
dengan kepribadian, penyakit mental itu tidak merasa bersalah karena ia tidak
dan psikoterapi. melanggar nilai-nilai moralitas.
Dalam klasifikasi emosi Perasaan ini tidak terdapat pada anak
menghukum diri sendiri biasanya kecil; ia merasa malu dan bahkan takut
seseorang telah menyadari dan tertangkap basah sedang mencuri kue.
mengakui kesalahannya sehingga e. Kesedihan
seringkali menghukum diri sendiri. Kesedihan atau dukacita (grief)
Konsep rasa bersalah yang dipendah berhubungan dengan kehilangan
sangat berkaitan erat dengan sesuatu yang penting atau bernilai.
menghukum diri sendiri, dalam hal ini Intensitas kesedihan tergantung pada
perasaan bersalah dalam diri seseorang nilai, biasanya kesedihan yang teramat
akan sangat besar sehingga perasaan sangat bila kehilangan orang yang
menyesal akan suatu hal juga sangat dicintai. Kesedihan yang mendalam
dirasakan mendalam oleh orang bisa juga karena kehilangan milik yang
tersebut. sangat berharga yang mengakibatkan
Konsep klasifikasi emosi kekecewaan atau penyesalan.
menghukum diri sendiri biasanya Ciri-ciri lain dari klasifikasi
ditandai dengan kata atau kalimat emosi berdasarkan kesedihan adalah
seperti ingin melukai diri sendiri, terdapat kalimat yang menggambarkan
membiarkan dirinya dalam suatu keadaan dimana seseorang
keadaan tertentu, dan lainnya. mengeluarkan air mata kesedihan
Perasaan-perasaan tersebut terjadi karena suatu hal, baik itu antara orang
karena adanya perasaan menyesal tua dan anak, sepasang kekasih, dan
terhadap suatu hal yang terjadi namun lain-lain. Bisa saja kesedihan tersebut
tidak sesuai dengan apa yang dikarenakan kehilangan seseorang atau
diinginkan, sehingga timbullah emosi bisa juga karena tidak tercapainya
ingin menghukum diri sendiri. sesuatu yang diinginkan sehingga
d. Rasa malu timbullah perasaan sedih dalam diri
Rasa malu berbeda dengan rasa seseorang.
bersalah. Timbulnya rasa malu tanpa Adapun kosa kata yang
terkait dengan rasa bersalah. Seseorang menunjukkan klasifikasi emosi
mungkin merasa malu ketika salah kesedihan seperti kehilangan, air mata,
menggunakan garpu ketika hadir dalam menangis, kematian, kesedihan dan
pesta makan malam terhormat, tapi ia lainnya. Biasanya klasifikasi emosi ini
tidak merasa bersalah. Ia merasa malu berkaitan dengan kesedihan karena
karena merasa bodoh dan kurang

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 9
Psikologi Sastra David Krech
ditinggal seseorang, atau karena Kosa kata yang termasuk dalam
sesuatu hal yang mengharukan. klasifikasi emosi kebencian adalah
f. Kebencian seperti marah, tidak menyukai, benci,
Kebencian atau perasaan benci ingin menghancurkan dan lainnya.
(hate) berhubungan erat dengan g. Cinta
perasaan marah, cemburu dan iri hati. Perasaan cinta bervariasi dalam
Ciri khas yang menandai perasaan beberapa bentuk; intensitas
benci adalah timbulnya nafsu atau pengalaman pun memiliki rentang dari
keinginan untuk menhancurkan objek yang terlembut sampai kepada yang
yang menjadi sasaran kebencian. amat mendalam; derajat tensi dari rasa
Perasaan benci bukan sekedar sayang yang paling tenang sampai pada
timbulnya perasaan tidak suka atau gelora nafsu yang kasar dan agitatif.
aversi/ enggan yang dampaknya ingin Jika demikian, esensi cinta adalah
menghindari dan tidak bermaksud perasaan tertarik kepada pihak lain
menghancurkannya. Sebaliknya dengan harapan sebaliknya.
perasaan benci selalu melekat di dalam Cinta diikuti oleh perasaan setia
diri seseorang dan ia tidak akan pernah dan sayang. Ada yang berpendapat
merasa puas sebelum bahwa cinta tidak mementingkan diri
menghancurkannya; bila objek tersebut sendiri, bila tidak demikian berarti
hancur ia akan merasa puas (Krech, bukan cinta sejati. Terdapat pula cinta
1974:472-473, dalam Minderop, 2016: yang disebut selfish, misalnya cinta
44). seorang ibu yang sangat menurut dan
Ciri-ciri lain klasifikasi emosi positif terhadap anak perempuannya.
berdasarkan kebencian adalah adanya Berdasarkan analisis terhadap kisah
perasaan dalam diri seseorang untuk cinta Romeo and Juliet, Driscoll, Davis
menghancurkan orang lain karena dan Lipetz (1972) menemukan bahwa
merasa tersaingi atau merasa orang intervensi orang tua yang sangat kental
tersebut berada jauh didepannya dalam percintaan anak-anak dari awal
sehingga ia menginginkan kehancuran apakah pasangan ini akan menikah atau
bagi orang tersebut. Kebencian yang tidak akan mempertebal rasa saling
terdapat dalam diri seseorang juga mencinta pasangan kekasih tersebut;
biasanya diakibatkan karena maksudnya hubungan cinta yang
ketidaksukaannya pada orang tersebut, dihalang-halangi akan mempertebal
bisa karena pernah terjadi suatu hal di perasaan mereka yang bercinta (Krech,
masa lalu sehingga masih tersimpan 1974:472-473, dalam Minderop, 2016:
dendam dalam dirinya dan timbul lah 44-45).
perasaan benci kepada seseorang.

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 10
Psikologi Sastra David Krech
METODE PENELITIAN data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitatif digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, a. Konsep rasa bersalah
suatu data yang mengandung makna. Tokoh Maryam merupakan
Fokus dalam penelitian ini adalah pemeran utama dalam novel tersebut.
klasifikasi emosi tokoh dalam novel Tokoh Maryam diceritakan sebagai
Maryam karya Okky Madasari. perempuan yang berasal dari keluarga
Data dalam penelitian ini ahmadi yang bagi sebagian orang di
berupa kata, frasa atau kalimat yang di sekitarnya dianggap sesat. Melalui
dalamnya menunjukkan klasifikasi konflik dalam cerita tersebut tergambar
emosi tokoh dalam novel Maryam klasifikasi emosi yang dialami setiap
karya Okky Madasari. Sumber data tokoh. Klasifikasi emosi tokoh Maryam
penelitian ini adalah novel Maryam berdasarkan konsep rasa bersalah
karya Okky Madasari yang diterbitkan digambarkan dalam kutipan berikut ini:
oleh PT. Gramedia Pustaka Utama, “Cerita Jamil tergambar jelas
Jakarta, tahun 2016 dengan tebal tebal dalam pikirannya. Ia tak melihat
buku sebanyak 275 halaman sebagai peristiwa itu langsung, tapi ia
objek penelitian. Teknik pengumpulan merasa cukup tahu bagaimana
data dilakukan dengan teknik baca dan menit demi menit peristiwa itu
teknik catat. terjadi. Ia bisa merasakan apa yang
Teknik baca dilakukan dengan dirasakan orangtua dan adiknya
membaca dan mengamati kalimat saat itu. Sakitnya, pedihnya,
setiap paragraf dalam novel Maryam dukanya, takutnya, semua bisa ia
karya Okky Madasari dengan seksama rasakan saat ini” (Madasari, 2016:
untuk mencapai tujuan penelitian serta 52).
membaca literatur yang relevan yang Berdasarkan kutipan tersebut
berhubungan dengan penelitian ini. tokoh Maryam merasa bersalah karena
Teknik catat, penulis mencatat tidak bersama dengan kedua orang tua
kutipan-kutipan yang menunjukkan dan adiknya pada saat kejadian
klasifikasi emosi tokoh dalam novel pengusiran terjadi di kampung
Maryam karya Okky Madasari. halamanya. Maryam pun semakin
Data dalam penelitian ini bersalah mendengar cerita dari Jamil
dianalisis dengan menggunakan teori dan ikut merasakan bagaimana
Miles dan Huberman, yaitu : reduksi perasaan keluargannya pada saat itu.

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 11
Psikologi Sastra David Krech
Semakin Jamil banyak bercerita tentang c. Menghukum diri sendiri
pengusiran keluarganya Maryam Klasfikasi emosi menghukum
semakin merasa bersalah dan menyesali diri sendiri dalam novel Maryam hanya
tidak bisa berada disisi keluarganya dialami oleh orang tua Maryam.
pada saat-saat sulit seperti itu. Mereka merasa bersalah karena terlalu
b. Rasa bersalah yang dipendam cepat menceritakan kepada orang
Selain mengalami konsep rasa tentang laki-laki yang akan melamar
bersalah, tokoh Maryam juga Maryam.
mengalami klasifikasi emosi rasa “Pak Khairuddin tak mau lagi
bersalah yang dipendam. Hal tersebut menipu diri. Berpura-pura tak
dialami Maryam pada saat ia mencari terjadi apa-apa untuk menutupi
keberadaan keluarganya setelah semuanya. Biarlah ia malu
pengusiran tersebut. Maryam bertemu sebentar, pikirnya, lalu lega
dengan Zulkhair, ketua organisasi selamanya” (Madasari, 2016: 91).
ahmadia. Melalui Zulkhair banyak Dari kutipan tersebut
mengetahui ceita tentang keadaan tergambarkan perasaan bersalah orang
keluarganya. Pada saat itulah Maryam tua Maryam, kesalahan bersalah
mengalam klasifikasi emosi tersebut. tersebut membuat Bapak Maryam
Berikut kutipannya: mengalami klasifikasi emosi
“Butuh waktu bagi Maryam untuk menghukum diri sendiri. Menghukum
langsung menyampaikan maksud diri sendiri yang dilakukan berupa
kedatangannya. Ia ragu harus menipu dirinya sendiri, yaitu dengan
mulai dari mana. Mencari mengatakan semua baik-baik saja,
keluarganya yang sekarang ada di padahal ia sendiri sangat malu kepada
mana tak bisa dilepaskan dari orang-orang yang telah mengetahui
cerita bahwa ia anak durhaka” tentang batalnya lamaran anak
(Madasari, 2016: 66). perempuannya. Pak Khairuddin
Kutipan tersebut menunjukkan berusaha menutupi segalanya dan
Maryam memendam perasaan menganggap semuanya baik-baik saja
bersalahnya karena tidak bisa berada padahal tidak dengan kenyataannya.
ditengah-tengah keluarganya pada saat d. Rasa malu
kejadian pengusiran tersebut. Ia terus Maryam mengalami klasifikasi
menganggap dirinya sebagai anak emosi rasa malu pada saat bapaknya
durahaka dan tidak bisa melakukan bertanya tentang hubungannya dengan
apa-apa untuk membantu kedua orang Alam, Maryam pun menjawab dengan
tua dan adiknya. malu. Berikut kutipan yang

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 12
Psikologi Sastra David Krech
menunjukkan rasa malu yang garis pantai, menembus gelap,
ditunjukkan oleh Maryam: mendekap senyap. Maryam
“Maryam menyebut nama Alam terisak. Makin lama makin keras.
Syah. Karyawan di perusahaan Sangat keras. Ini tangisan
konstruksi. “Kalian pacaran?” pertamanya, sejak palu perceraian
tanya bapaknya lagi. Maryam tak diketok hakim seminggu lalu”
menjawab jelas, hanya tertawa (Madasari, 2016: 14-15).
kecil sambil mengangguk-angguk” Dari kutipan tersebut,
(Madasari, 2016: 17). klasifikasi emosi kesedihan dialami
Dari kutipan tersebut, oleh tokoh Maryam tergambar.
klasifikasi emosi rasa malu Maryam Maryam begitu menyesali semua yang
tergambarkan, Maryam merasa malu telah dialaminya bersama Alam.
karena ditanya soal pacarnya. Rasa Tangisannya pecah tiap kali mengingat
malu Maryam bukan karena rasa setiap kejadian yang telah berlalu.
bersalah melainkan karena bapaknya Kesedihan yang dirasakan Maryam
bertanya tentang Alam seseorang yang bercampur dengan perasaan bersalah
sedang dekat dengan dirinya. Alam dan menyesal. Merasa bersalah kepada
adalah laki-laki pertama yang kedua orang tuanya dan menyesal
dikenalkan Maryam kepada kedua karena pernah begitu meyakini Alam
orang tuanya sehingga ada sedikit mampu membahagiakannya.
perasaan malu yang dirasakan. f. Kebencian
Sebelumnya Maryam telah menjalani Pada cerita tersebut Maryam
hubungan dengan Gamal tetapi kedua diceritakan beberapa kali mengalami
orang tuanya belum pernah bertemu klasifikasi emosi kebencian khusnya
langsung dengan Gamal. kepada orang-orang yang telah
e. Kesedihan mengusir paksa keluarga dan tetangga
Selain mengalami klasifikasi ahmadi lainnya dari rumah mereka
emosi konsep rasa bersalah dan rasa sendiri, rumah yang mereka bangun
bersalah yang dipendam, tokoh dengan hasil jerih payah sendiri.
Maryam juga mengalami klasifikasi “Maryam menarik napas panjang.
emoi kesedihan. Kesedihan pertama Ia menggerutu dalam hati.
yang dialami tokoh Maryam adalah saat Memaki-maki orang-orang desa
akan kembali ke kampung halamannya yang mau dibodohi. Tidakkah
setelah ia dan Alam resmi bercerai. mereka bisa berpikir sejenak,
Berikut kutipan: menimbang-nimbang mana yang
“Ketika telah menyentuh air, ia benar dan mana yang hanya
berbelok arah, berlari mengikuti hasutan” (Madasari, 2016: 70).

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 13
Psikologi Sastra David Krech
Dari kutipan di atas klasifikasi dalam menjalin hubungan dengan
emosi kebencian dialami tokoh seseorang, karena apabila terlanjur
Maryam. Ia terus memaki warga desa jatuh cinta kepada orang luar akan sulit
yang telah dengan sengaja mengusir untuk menyatukan mereka kecuali
keluarganya dari desa tersebut. orang yang dipilih Maryam bersedia
Maryam menyalahkan warga desa yang untuk mengikuti keyakinan keluarga
dengan mudah mendengar hasutan dari Maryam.
luar untuk memusuhi mereka yang
berasal dari keluarga ahmadi. Maryam KESIMPULAN
juga membandingkan kehidupan di Dalam novel Maryam karya
kota dan di desa. Keluarga ahmadi yang Okky Madasari, ketujuh klasifikasi
tinggal di kota masih bisa emosi menurut David Krech
berdampingan dengan tetangga lainnya. tergambarkan. Klasifikasi emosi
Tidak ada pengusiran dan tidak pernah tersebut digambarkan melalui beberapa
terjadi masalah seperti yang terjadi di tokoh diantaranya, Maryam, Alam,
kampungnya. Maryam terus Umar, Orang tua Maryam, dan
menggerutu menyalahkan tetangganya. Fatimah. Emosi konsep rasa bersalah
g. Cinta digambarkan hanya pada dua tokoh
Klasifikasi emosi cinta yang yaitu Maryam dan Alam. Emosi rasa
dialami oleh ibu Maryam adalah bentuk bersalah yang dipendam digambarkan
kasih sayang ibu kepada anaknya. Ibu pada tokoh Maryam, orang tua
Maryam sangat menyayangi Maryam Maryam, dan Fatimah. Emosi
sehingga tidak mau Maryam merasakan menghukum diri sendiri dan emosi rasa
kecewa karena suatu hal. malu masing-masing hanya
“Ibunya ikut bicara. “Lebih baik digambarkan oleh satu tokoh yaitu
tidak usah pacaran dengan orang orang tua Maryam dan Maryam.
luar. Daripada nanti sama-sama Selanjutnya, emosi kesedihan dan
kecewa. Sama-sama terluka. Lebih emosi kebencian sama-sama
baik diakhiri saja” (Madasari, digambarkan oleh empat tokoh yaitu
2016: 17). Maryam, orang tua Maryam, Umar, dan
Berdasarkan kutipan di atas Fatimah. Terakhir emosi cinta
klasifikasi emosi cinta dari ibu Maryam digambarkan oleh tiga tokoh yaitu
tergambar, ibu Maryam tidak mau orang tua Maryam, Alam dan Umar
apabila Maryam merasakan kecewa
karena berpacaran dengan orang luar
(orang yang bukan ahmadi). Ia selalu
menasehati Maryam agar berhati-hati

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 14
Psikologi Sastra David Krech
SARAN Endraswara, Suwardi. 2013.
Metodologi Penelitian Sastra
Pembaca sebagai penikmat (Epistemologi, Model, Teori,
sastra dapat mencontoh nilai-nilai dan Aplikasi). Yogyakarta:
positif yang berkaitan dengan CAPS (Center for Academic
klasifikasi emosi tokoh dalam novel Publishing Service).
Maryam karya Okky Madasari
diantaranya, apabila ingin mengambil Emzir & Rohman Saifur. 2015. Teori
keputusan hendaknya dipikirkan dan Pengajaran Sastra. Jakarta:
dengan matang, karena jika tidak hal Rajawali Pers.
tersebut akan menimbulkan penyesalan
yang akan membuat seseorang merasa Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi
bersalah dengan keputusan yang pernah Sastra: dari Strukturalisme
sampai Postmodernisme.
diambilnya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bagi peneliti selanjutnya, untuk
lebih memperdalam analisis diharapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
ada penelitian lanjutan terhadap novel Bahasa Edisi Keempat. 2015.
Maryam karya Okky Madasari dengan Jakarta: Gramedia Pustaka
menggunakan teori yang sama maupun Utama.
menggunakan teori lainnya.
KS, Yudiono. 1984. Telaah Kritik
DAFTAR PUSTAKA Sastra Indonesia. Bandung:
Angkasa.
Agustina, Diah. 2017. Klasifikasi
Emosi Tokoh Utama dalam Mahayana, Maman S. 2007.
Drama Priceless karya Suzuki Eksentrikalitas Sastra
Masayuki kajian Psikologi Indonesia. Jakarta: Raja
Sastra. Program Studi S1 Sastra Grafindo
Jepang, Fakultas Ilmu Budaya: Minderdop, Albertine. 2016. Psikologi
Universitas Diponegoro Sastra (Karya Sastra, Metode,
Semarang. Diakses pada 20 Teori, dan Contoh Kasus).
Oktober 2017. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Dola, Abdullah. 2007. Apresiasi Prosa Indonesia.
Fiksi dan Drama. Makassar: Prawira, Purwa Atmaja. 2017.
Badan Penerbit UNM. Psikologi Umum Dengan

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 15
Psikologi Sastra David Krech
Persfektif Baru. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.

Sehandi, Yohanes. 2016. Mengenal 25


Teori Sastra. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.

Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra.


Bandung: Angkasa.

Shabrinavasthi. 2017. Klasifikasi


Emosi Tokoh Utama Erika
Dalam Roman Die
Klavierspielerin Karya Elfriede
Jelinek (Analisis Psikologi
Sastra). Jurusan Pendidikan
Bahasa Jerman, Fakultas
Bahasa dan Seni: Universitas
Negeri Yogyakarta. Diakses
pada 26 Oktober 2017.

Susanto, Dwi. 2012. Pengantar Teori


Sastra. Yogyakarta: CAPS.

Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian


Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 16
Psikologi Sastra David Krech

Anda mungkin juga menyukai