Anda di halaman 1dari 28

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Karya sastra sebagai potret kehidupan bermasyarakat merupakan suatu

karya sastra yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat. Karya sastra tercipta dari pengalaman batin pengarang berupa Teori

psikologi yang erat hubungannya dengan dunia sastra adalah teori Freud tentang

kepribadian. Kepribadian tokoh dapat terbentuk dari peristiwa-peristiwa yang

dialami sebelumnya. Konflik juga dapat menjadikan pemicu timbulnya

kepribadian tokoh. Aspek kepribadian terdiri dari tiga yaitu id, ego, dan super ego.

Mekanisme tersebut dapat dijadikan cara atau usaha untuk menyelesaikan konflik.

Peristiwa atau problem dunia yang menarik sehingga muncul gagasan

imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan karya sastra menyumbangkan

tata nilai figure dan tatanan tuntutan masyarakat, hal ini merupakan ikatan timbal

balik antara karya sastra dengan masyarakat walaupun karya sastra tersebut

berupa fiksi. Namun pada kenyataannya, sastra juga mampu memberikan manfaat

yang berupa nilai-nilai moral bagi pembacanya. (Khasanah, 2014)

Sastra selalu menampilkan gambaran hidup dan kehidupan itu sendiri,

yang merupakan kenyataan sosial. Dalam hal ini, kehidupan tersebut mencakup

hubungan antar masyarakat dengan seseorang, antarmanusia, manusia dengan

Tuhannya, dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Hal ini

berkaitan dengan ilmu psikologi atau kejiwaan seseorang (Khasanah, 2014).

1
Ilmu yang mempelajari kejiwaan disebut psikologi. Jiwa adalah

kekuatan dalam diri yang menjadi penggerak bagi jasad dan tingkah laku. Secara

etimologis, psikologi berasal dari bahasa yunani yaitu psychology yang dibagi

menjadi dua yaitu psyco dan logos, adapun psyco berarti jiwa dan logos berarti

pengetahuan atau ilmu. Jadi, psikologi dapat diartikan sebagai pengetahuan

tentang jiwa atau ilmu jiwa (Walgito, 2010).

Psikologi merupakan suatu ilmu yang meneliti serta mempelajari tentang

perilaku atau aktivitas-aktivitas yang dipandang sebagai manifestasi dari

kehidupan psikis manusia (Walgito, 2010).

Psikologi dan sastra memiliki hubungan karena sama-sama untuk

mempelajari keadaan jiwa orang lain, bedanya dalam psikologi gejalanya nyata,

sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif. Menurut Endraswara (2013:129)

“sastra lahir dari luapan psikologi pengarang. Jiwa pengarang berupaya

menangkap gejala di dunia sekitarnya, lalu diresepse, dan diekspresikan lewat

gagasan”.

Karya sastra yang dijadikan objek kajian penelitian ini adalah novel yang

berjudul Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia. Alasan peneliti memilih

novel ini untuk dianalis karena cerita dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya

Asma Nadia ini mengisahkan seperti dalam dunia nyata yang dialami sebagian

manusia di tengan masyarakat modern. Selain itu novel ini juga banyak

menampilkan konflik dengan dirinya sendiri dan terdapat juga konflik dengan

tokoh lain.

2
Dari hasil bacaan penulis terhadap novel Cinta di Ujung Sajadah karya

Asma Nadia, maka penulis tertarik untuk mencoba meninjau tentang psikologi

sastra yang ada dalam novel tersebut, yaitu pendekatan psikologi sebagai studi

tipe dan hukum-hukum yang diterapkan pada karya sastra. Analisis yang

dilakukan terutama diarahkan pada psikologi sastra yang berkenaan dengan id,

ego,superego, dan konflik tokoh dalam cerita.

Penelitian ini secara luas dan mendalam sudah pernah diteliti oleh

beberapa peneliti lain yaitu (1) Armayanti, dengan judul Analisis Psikologi Sastra

dalam Novel Zukhruf Kasih Karya Azzura Dayana dengan masalah yang diteliti

bagaimanakan struktur psikologis dan konflik tokoh dalam novel Zukhruf Kasih

Karya Azzura Dayana. (2) L. Toni Suherman, dengan judul Analisis Psikologis

Tokoh Andre dalam Novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga dengan masalah

yang diteliti bagaimanakah psikologi tokoh Andre berdasarkan teori struktur

kepribadian Sigmund freud dalam novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga karya

Novanka Raja?

Meskipun terdapat kesamaaan dalam peneliti psikologi sastra dengan

peneliti diatas, tetapi penelitian ini mempunyai perbedaan, perbedaan ini terdapat

pada masalah dan novel yang dianalisis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis

maupun teoritis. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membantu

pembaca memahami isi cerita Novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia

terutama kepribadian tokoh utama. Manfaat teoritis dalam penelitian ini

3
diharapkan mampu menambah wawasan dan memperkaya ilmu pengetahuan

mengenai studi sastra Indonesia khususnya berkenaan dengan psikologi sastra.

1.1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang penulis rumuskan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagaimanakah aspek kepribadian tokoh utama yang berkenaan dengan id,

ego, dan superego dalam novel Cinta Di Ujung Sajadah Karya Asma Nadia?

b. Bagaimanakah konflik tokoh utama dalam novel Cinta Di Ujung Sajadah

Karya Asma Nadia?

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian dengan judul analisis psikologi sastra novel Cinta di Ujung

Sajadah karya Asma Nadia bertujuan untuk:

a. Mengatahui unsur kepribadian yang berkenaan dengan id, ego, dan superego

tokoh utama dalam novel Cinta Di Ujung Sajadah Karya Asma Nadia?

b. Mengetahui konflik tokoh utama dalam novel Cinta Di Ujung Sajadah Karya

Asma Nadia?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang berjudul “Analisis Psikologi Sastra Novel Cinta di

Ujung Sajadah Karya Asma Nadia” termasuk kedalam ruang lingkup kajian kritik

sastra karena menggunakan teori dan karya sastra sebagai pedoman dan objek

penelitian.

4
1.3.1 Pembatasan Masalah

Untuk keperluan spesifikasi ruang lingkup kajian, penulis membatasi

masalah penelitian ini pada (1) Id, (2) Ego, (3) Superego dan Konflik Tokoh

Utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah Karya Asma Nadia.

1.3.2 Penjelasan Istilah

Untuk kepentingan keseragaman pemahaman dalam membaca orientasi

penelitian ini, berikut penulis jelaskan operasional istilah-istilah yang relevan

dengan masalah pokok penelitian ini.

Analisis merupakan penguraian suatu pokok atau berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh

pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (KBBI, 2002:43)

Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevensi dan

peranan studi psikologis. Artinya, psikologi turut berperan penting dalam

penganalisian sebuah karya sastra dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya sastra

tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya.

Psikologi sastra lahir sebagai salah satu jenis kajian sastra yang digunakan untuk

membaca dan menginterpretasikan karya sastra, pengarang karya sastra dan

pembacanya dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada

dalam psikologi.(Wiyatmi, 2011)

Psikologi sastra yang di maksud dalam penelitian ini adalah mencakup 3 dasar

kepribadian tokoh yaitu id, ego, dan super ego dalam novel Cinta di Ujung

Sajadah Karya Asma Nadia.

5
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita

kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak

dan sifat setiap pelaku (KBBI)

1.4 Anggapan Dasar, Hipotesis, dan Teori

1.4.1 Anggapan Dasar

Berdasarkan pengamatan penulis bahwa dalam novel Cinta Di Ujung

Sajadah Karya Asma Nadia ini dapat ditemukan hal-hal yang berkaitan dengan

psikologi sastra, seperti aspek kepribadian berkenaan dengan id, ego, superego

dan konflik tokoh utama.

1.4.2 Hipotesis

Dari kajian teori diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam

penelitian ini adalah terdapat beberapa aspek kepribadian dan konflik tokoh

utama.

1.4.3 Teori

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa pendapat para ahli

mengenai teori psikologi sastra yang berhubungan dengan aspek kepribadian dan

konflik tokoh utama.

1. Psikologi Sastra

Secara etimologis, psikologi berasal dari bahasa yunani yaitu psychology

yang dibagi menjadi dua yaitu psyco dan logos, adapun psyco berarti jiwa dan

logos berarti pengetahuan atau ilmu. Jadi, psikologi dapat diartikan sebagai

pengetahuan tentang jiwa atau ilmu jiwa (Walgito, 2010). Dalam KBBI, psikologi

6
diartikan sebagai ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun

abnormal dan pengaruhnya pada perilaku; ilmu pengetahuan tentang gejala dan

kegiatan jiwa.

Sastra secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata sas

yang berarti mengarahkan, memberi petunjuk, atau instruksi, serta tra berarti alat,

atau sarana. Dalam KBBI, sastra berarti bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang

dipakai dalam kitabkitab (bukan bahasa sehari-hari), dan tulisan.

Analisis psikologi terhadap karya sastra, terutama novel tampaknya

memang tidak terlalu berlebihan karena baik sastra maupun psikologi sama-sama

membicarakan manusia. Bedanya, sastra membicarakan manusia yang diciptakan

(manusia imajiner) oleh pengarang, sedangkan psikologi membicarakan manusia

yang diciptakan Tuhan yang secara riil hidup di alam nyata.

Menurut Endraswara (2003:97) dalam (Karya, 2010) psikologi sastra

merupakan kajian yang memandang karya sastra sebagai aktivitas kejiwaan.

Dalam arti luas bahwa karya sastra tidak lepas dari kehidupan yang

menggambarkan berbagai rangkaian kepribadian manusia.

2. Aspek kepribadian

Kajian keribadian adalah kajian mengenai bagaimana seseorang menjadi

dirinya sendiri , karena tiap individu memiliki pengalaman atau keunikan sendiri,

walaupun semua berdasarkan hukum yang berlaku umum. Hal yang penting ialah

tidak ada hukum kepribadian yang terpisah dari teori psikologi.

Psikologi kepribadian ialah psikologi yang mempelajari kepribadian

manusia dengan objek penelitian faktor-faktor yang memengaruhi tingkah laku

7
manusia. Dalam struktur kepribadian Freud, ada tiga aspek penting, yakni id, ego,

dan superego.

 Id

Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir.

Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan

primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga

komponen utama kepribadian.Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang

berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan

kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan

negara atau ketegangan.

Maka, dapat disimpulkan bahwa Id atau Das Es adalah suatu wadah

dalam jiwa seseorang yang berisikan dorongan-dorongan primitif. Dorongan-

dorongan tersebut yang menghendaki agar segera dipenuhi, agar mendapat suatu

kepuasan Id dapat juga berarti sistem kepribadian manusia yang paling dasar

(Khasanah, 2014)

 Ego

Ego adalah Perasaan yang menyatakan bahwa keadaan dan jalan pikiran,

serta perasaan yang melintas di dalam pikiran dan perasaan, serta apa yang

dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh, dalam banyak hal akan mencerminkan

sifat-sifat kediriannya juga (Nurgiyantoro,1998:204) dalam (Khasanah, 2014).

Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita,sehingga

ego beroperasi mengikuti prinsip realita (reality principle) yaitu usaha

memperoleh kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan

8
baru atau menunda kenikmatan sampai ditemukan obyek yang nyata-nyata dapat

memuaskan kebutuhan. Dengan kata lain, ego sebagai eksekutif kepribadian

berusaha memenuhi kebutuhan id sekaligus juga memenuhi kebutuhan moral

dan kebutuhan berkembang mencapai kesempurnaan dari superego.

 Super Ego

Super ego adalah aspek kepribadian yang berisi nilai-nilai aturan yang

berdifatevaluatif (menyangkut baik dan buruk). Super ego merupakan

penyeimbang dari id. Semua keinginan-keinginan id sebelum menjadi

kenyataan, dipertimbangkan oleh super ego. Apakah keinginan id itu

bertentangan atau tidak dengan nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat.

Super Ego lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan. Oleh

karena itu, Super Ego dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian.

Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah,

pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak

sesuai dengan moral masyarakat.

3. Konflik

Konflik menunjuk pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak

menyenangkan yangterjadi dan atau dialami oleh tokoh-tokoh cerita, jika tokoh-

tokoh itu tidak mempunyai kebebasan untuk memilih ia tidak akan memilih

peristiwa itu untuk menimpa dirinya. Dalam KBBI konflik merupakan

ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama (pertentangan

antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara

dua tokoh, dan sebagainya).

9
Terjadinya sebuah konflik bisa berdasar pada kehidupan. Dalam suatu

cerita tentu saja kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan antar tokoh yang

dimanivestasikan oleh seorang pengarang sebagai makhluk hidup yang memiliki

kehidupan untuk berinteraksi. Terjadinya sebuah sebuah konflik dapat

disebabkan atas dua faktor, yaitu faktor eksternal atau faktor yang terjadi karena

adanya konflik di luar diri tokoh fiksi, seperti adanya pertentangan antara

individu satu dengan lainnya. Faktor kedua yaitu faktor eksternal atau faktor

yang terjadi karena adanya konflik di dalam diri tokoh fiksi itu sendiri, seperti

pertentangan yang meliputi perasaan dan pikiran individu tersebut (Rahayu,

2015)

1.5 Penetuan Sumber Data

1.5.1 Populasi Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Cinta Di Ujung Sajadah

karya Asma Nadia. Novel ini terdiri dari 292 halaman yang terbagi menjadi 7

subb judul diterbitkan Republika Jakarta tahun 2012.

1.5.2 Sampel Penelitian

Data penelitian ini berupa kutipam-kutipan novel bersangkutan dengan

psikologi sastra khususnya unsur kepribadian dan konflik tokoh.

10
1.6 Pengumpulan Data

1.6.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis keadaan suatu subjek atau objek berdasarkan fakta-fakta yang apa

adanya dan mengandung makna. Menurut Sugiyono (2007:9) makna adalah data

yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.

1.6.2 Teknik Penelitian

Teknik yang penulis gunakan yaitu teknik Hermeneutik yaitu teknik

baca, catat, dan simpulkan. Hermeneutik ialah sebuah metode untuk memahami

teks yang diuraikan dan diperuntukkan bagi penelaahan teks karya sastra (Dr.

Suwardi Endraswara, 2013). Teknik Hermeneutik ini diawali dengan penulis

membaca seluruh kutipan-kutipan yanga da dalam novel Cinta di Ujung Sajadah

karya Asma Nadia setelah membaca penulis akan melakukan teknik catat atau

digaris bawahi dimana teknik ini bisa menjadi penanda bahwa itu termasuk dalam

masalah yang akan dianalisis, terakhir penulis melakukan teknik simpulkan

dimana penulis membuat kesimpulan dari hasil baca yang penulis lakukan tentang

novel tersebut.

1.6.3 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Karena dalam

mengumpulkan data, berdasarkan kriteria-kriteria yang dipahami dilakukan

dengan metode kepustakaan dan Hermeneutik terhadap karya sastra berupa novel

Cinta di Ujung Sajadah. Peneliti juga dibantu dengan instrumen lain yaitu buku-

11
buku teori sastra dan buku-buku teori psikologi sastra sebagai acuan dalam

penulisan penelitian ini.

12
BAB II PENGOLAHAN DATA

2.1 Deskripsi Data

Pada deskripsi data dibawah ini penulis memaparkan kutipan tentang

aspek kepribadian id, ego, super ego, dan konflik tokoh utama dalam novel Cinta

di Ujung Sajadah karya Asma Nadia.

TABEL 1 KUTIPAN ASPEK ID, EGO, DAN SUPER EGO TOKOH

UTAMA DALAM NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH

KARYA ASMA NADIA

No Tokoh Kutipan Aspek

Utama Kepribadian

1 Cinta “Cantik melirik sinis. Cinta tidak Id

terpengaruh. Tetap menyodorkan nasinya

dengan semangat seperti biasa. Di

belakangnya, Mbok Nah yang sedang

menghidangkan lauk waspada sepertinya

tak lama lagi akan terjadi serangan badai

buat Non tersayangnya” (CdUS, 2012: 67)

“Cinta menggelengkan kepala. Berusaha

mengusir pikiran jahat Anggun agar tak

terlanjur menetap di hatinya. Tidak. Ia tak

ingin ingatan putih tentang ibu ternodai.

13
SAMBUNGAN TABEL 1

Sebab ibu yang dicintainya adalah sosok

welas asih yang penuh kasih sayang (CdUS,

2012:89)”

“Foto-foto itu, dengan caranya yang aneh,

senantiasa mengalirkan pelukan keibuan,

yang nyaris tak meninggalkan jejak lagi

dalam ingatan Cinta” (CdUS, 2012:16)

2 “Ya, masih banyak. Harus ada pengukuran Ego

cahaya atau diafragma dan speed, trus bodi

kamera yang tahan banting, biasanya yang

metal dan titanium, terus lampu kilat yang

dapat diatur arah dan kekuatan

pancarannya....

“Jangan bengong. Yang penting sebelum

sebelum motret kamu perhatiin dulu aja

deh. Komposisi gambar dan pengukuran

cahaya sesuai dengan skenario yang kamu

mau” (CdUS, 2012:61)

3 “Heh, diam kamu!” telunjuk Papa lurus ke Super Ego

arah Cinta, dengan kemarahan memuncak.

Anak gadisnya ini memang selalu

membangkang”. “Cinta masih bersikukuh

membalas tatapan Papa. Membatu. Dalam

14
SAMBUNGAN TABEL 1

detik-detk yang menegangkan itu, tiba-tiba

satu keajaiban terjadi. Cantik tahu-tahu

sudah berdiri. Dengan tampang polosnya

menutup episode pagi yang kisruh. Begitu

kontras dengan wajah Cinta yang masih

gusar” (CdUS, 2012:33-34)

TABEL 2 KUTIPAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA

No Tokoh Kutipan

1 Cinta “Tapi mama Alia itu bukan ibunya. Meskipun Cinta sempat

berharap, perempuan cantik itu akan menjadi sedikit oase

kerinduannya yang gersang atas bayangan ibu. Tapi

kelihatannya harapan itu tidak akan pernah terwujud”

(CdUS, 2012:15)

“Itu pertama kali Cinta merasakan kehilangan yang sangat,

juga rindu yang teramat besar, untuk ibu yang bahkan tak

pernah dikenalnya walau hanya sebatas cerita” (CdUS,

2012:21)

“Ibu dan anak itu bertatapan, tersenyum. Sejurus kemudian

mama mencubit pipi anak gadisnya. Cinta melihat semuanya

15
SAMBUNGAN TABEL 2

dengan hari luruh. Rindu itu… desisnya pelan. Andai mama

masih ada… ” (CdUS, 2012:77)

“Iri akan kasih saying tanpa batas, yang terekam di mata

Cinta, membuat kerinduannya makin menggunung dari

waktu ke waktu. Kerinduan yang menemui jalan buntu.

Sebab kenyataan tak bisa diubah. Ibu, sosok penuh kasih

saying yang membawanya ke dunia, telah didekap alam,

terbaring beberapa meter didalam tanah. Tidak jelas tahan

yang mana, sebab papa tak pernah memberitahu” (CdUS,

2012:166-167)

“Di kursinya, Cinta menatap debu knalpot yang

ditinggalkan bus yang melaju di depan kendaraan mereka.

Terisap dalam pikirannya sendiri. Bertemu ibu hari ini,

Ya… Cinta semakin memperkuat doanya.. Semoga Allah

memberinya kesempatan bertemu dengan Ibu, memeluk dan

menciumi wajahnya, lalu bersimpuh di kakinya, dimana

surge terlukis disana” (CdUS, 2012:244)

2.2 Analisis Data

Data yang di analisis dalam penelitian ini adalah data mengenai

psikologi sastra tentang aspek kepribadian dan konflik tokoh utama dalam novel

Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia. Psikologi merupakan suatu ilmu yang

menyelidiki dan mempelajaritentang tingkah laku aatau aktivitas–aktivitas manusia.

16
Tingkah laku serta Aktivitas-aktivitas itu merupakan manifestasi hidup kejiwaan.

(Walgito,1997:9).

1. Analisis aspek kepribadian Id, Ego, dan Super Ego

Sigmund Freud mengatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat tiga

sistem kepribadian yang disebut Id, Ego atau, dan Super Ego. Meskipun

demikian, ketiga aspek itu masing-masing menpunyai fungsi, sifat, komponen,

prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri, ketiganya berhubungan dengan rapatnya

sehingga sukar (tidak mungkin) untuk memisahkan pengaruhnya terhadap tingkah

laku manusia, tingkah laku selalu merupakan hasil kerjasama dari ketiga aspek

tersebut (Khasanah, 2014). Berikut dijelaskan aspek kepribadian tokoh utama

yang terdapat dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia.

 Id

Data 1

“Cantik melirik sinis. Cinta tidak terpengaruh. Tetap menyodorkan

nasinya dengan semangat seperti biasa. Di belakangnya, Mbok Nah yang

sedang menghidangkan lauk waspada sepertinya tak lama lagi akan terjadi

serangan badai buat Non tersayangnya” (CdUS, 2012: 67)

Kutipan di atas menunjukkan kalau cinta memiliki kepribadian yang

tidak terlalu menghiraukan lingkungan sekitarnya. Cinta tetap menyodorkan

makanan ketika saudara tirinya mulai mengusik ketenangan suasana makan pagi

17
keluarga. Ia menyantap makanannya dengan lahap tidak menghiraukan

lingkungan sekitarnya.

Data 2

“Cinta menggelengkan kepala. Berusaha mengusir pikiran jahat Anggun

agar tak terlanjur menetap di hatinya. Tidak. Ia tak ingin ingatan putih

tentang ibu ternodai. Sebab ibu yang dicintainya adalah sosok welas asih

yang penuh kasih sayang (CdUS, 2012:89)”

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Cinta memiliki kepribadian berpikir

positif. Ia menggelengkan kepala dan berusaha mengusir pikiran jahat saudara

tirinya yang selalu berusaha membuat hidup Cinta berantakan. Ia tidak ingin

ingatan tentang ibu kandungnya ternodai karena ulah saudara tirinya.

Data 3

“Foto-foto itu, dengan caranya yang aneh, senantiasa mengalirkan pelukan

keibuan, yang nyaris tak meninggalkan jejak lagi dalam ingatan Cinta”

(CdUS, 2012:16)

Kutipan diatas menunjukkan bahwa Cinta memiliki kepribadian suka

berkhayal atau imajinatif. Untuk menghindarkan diri dari ketidakenakan dengan

cara membayangkan sosok ibu kandungnya yang belum pernah ia jumpai. Ia

membayangkan dengan cara memeluk foto-foto ibu dari teman-temannya.

18
 Ego

Data 1

“Ya, masih banyak. Harus ada pengukuran cahaya atau diafragma dan

speed, trus bodi kamera yang tahan banting, biasanya yang metal dan

titanium, terus lampu kilat yang dapat diatur arah dan kekuatan

pancarannya.... “Jangan bengong. Yang penting sebelum sebelum motret

kamu perhatiin dulu aja deh. Komposisi gambar dan pengukuran cahaya

sesuai dengan skenario yang kamu mau (CdUS, 2012:61).

Kutipan diatas menunjukkan bahwa Cinta menyukai dunia fotografi. Ia

berusaha mengetahui tentang dunia fotografi. Mulai dari aneka mode pengukuran

cahaya atau diafragma, speed, dan lampu kilat. Cinta mempelajari semua itu

supaya hasil gambarnya menarik dan sesuai dengan kenyataan.

 Super Ego

Data 1

“Heh, diam kamu!” telunjuk Papa lurus ke arah Cinta, dengan kemarahan

memuncak. Anak gadisnya ini memang selalu membangkang. Cinta masih

bersikukuh membalas tatapan Papa. Membatu. Dalam detik-detk yang

menegangkan itu, tiba-tiba satu keajaiban terjadi. Cantik tahu-tahu sudah

berdiri. Dengan tampang polosnya menutup episode pagi yang kisruh.

Begitu kontras dengan wajah Cinta yang masih gusar (CdUS, 2012:33-34).

19
Kutipan diatas menunjukkan bahwa Cinta yang keras kepala selalu ingin

bertindak apa yang diinginkan. Ia selalu membela kebenaran di atas ketidakadilan

Papa pada dirinya. Cinta sering membangkang terhadap Papanya.

2. Analisis konflik tokoh utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah

Konflik tokoh merupakan peristiwa atau kejadian yang tergolong

penting berupa peristiwa dalam sebuh cerita. Dalam KBBI konflik adalah

ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama (pertentangan

antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara dua

tokoh, dan sebagainya). Berikut dijelaskan konflik tokoh utama dalam novel Cinta

di Ujung Sajadah karya Asma Nadia.

Data 1

“Tapi mama Alia itu bukan ibunya. Meskipun Cinta sempat berharap,

perempuan cantik itu akan menjadi sedikit oase kerinduannya yang

gersang atas bayangan ibu. Tapi kelihatannya harapan itu tidak akan

pernah terwujud” (CdUS, 2012:15)

Konflik yang terjadi dalam kutipan di atas adalah kegembiraan yang

berakhir dengan kesedihan hati. Cinta sudah membayangkan sosok seorang ibu

yang bisa menyayangi Cinta. Cinta dari kecil tidak pernah mendapatkan kasih

saying dari seorang ibu. Mama Alia adalah salah satu harapannya untuk menjadi

ibu yang baik baginya. Akan tetapi, harapan itu semua sirna,mama Alia

menunjukkan sikap yang jauh dari harapan Cinta.

20
Data 2

“Itu pertama kali Cinta merasakan kehilangan yang sangat, juga rindu

yang teramat besar, untuk ibu yang bahkan tak pernah dikenalnya walau

hanya sebatas cerita” (CdUS, 2012:21)

Konflik yang terjadi dalam kutipan di atas adalah pikiran dan hati Cinta

yang merasakan sangat kehilangan sosok ibu. Cinta ingin memeluk dan

menciumnya. Dari usia satu tahun sampai umurnya sudah dewasa dia tidak pernah

mengenal ibunya, dia hanya mendengarkan cerita dari papa kalau ibunya sudah

meninggal. Tetapi, Cinta tidak mudah menyerah untuk terus mencari berita

tentang ibunya.

Data 3

“Ibu dan anak itu bertatapan, tersenyum. Sejurus kemudian mama

mencubit pipi anak gadisnya. Cinta melihat semuanya dengan hari luruh.

Rindu itu… desisnya pelan. Andai mama masih ada… ” (CdUS, 2012:77)

Konflik yang terjadi dalam kutipan di atas adalah kerinduan yang amat

dalam yang dirasakan Cinta. Kehilangan sosok ibu yang selama ini tidak pernah

dilihatnya Cinta percaya omongan papa kalau ibinya sudah meninggal. Papa

selalu menutupi keberadaan ibunya yang membuat Cinta menahan rindu yang

tidak tau sampai kapan ujungnya, pikiran dan hati selalu menggebu ingin bertemu.

Cinta sangat merindukan ibunya dan berharap ibunya masih ada.

21
Data 4

“Iri akan kasih saying tanpa batas, yang terekam di mata Cinta, membuat

kerinduannya makin menggunung dari waktu ke waktu. Kerinduan yang

menemui jalan buntu. Sebab kenyataan tak bisa diubah. Ibu, sosok penuh

kasih sayang yang membawanya ke dunia, telah didekap alam, terbaring

beberapa meter didalam tanah. Tidak jelas tanah yang mana, sebab papa

tak pernah memberitahu” (CdUS, 2012:166-167)

Konflik yang terjadi dalam kutipan di atas adalah Cinta merenungkan

nasibnya yang tidak pernah mendapatkan kasih saying dari seorang ibu kandung.

Cinta hanya bisa menangis di dalam hati akan kerinduannta kepada ibunya yang

selama ini tidak pernah dilihatnya. Cinta hanya bisa menyaksikan teman-

temannya yang mendapatkan kasih saying dari orang tua terutama seorang ibu.

Data 5

“Di kursinya, Cinta menatap debu knalpot yang ditinggalkan bus yang

melaju di depan kendaraan mereka. Terisap dalam pikirannya sendiri.

Bertemu ibu hari ini, Ya… Cinta semakin memperkuat doanya.. Semoga

Allah memberinya kesempatan bertemu dengan Ibu, memeluk dan

menciumi wajahnya, lalu bersimpuh di kakinya, dimana surge terlukis

disana” (CdUS, 2012:244)

Konflik yang terjadi dalam kutipan di atas adalah selalu terbayang di pikiran dan

hati Cinta sosok seorang ibu. Cinta jauh dari kata seorang ibu karena Cinta tidak

pernah melihat ibunya. Setiap saat Cinta salat selalu memanjatkan doa kepada

22
Allah, agar Allah memberikan jalan untuk bertemu dengan ibu kandungnya.

Harapan Cinta ingin sekali bertemu dengan ibumya.

2.3 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan penafsiran dari analisis data.berdasarkan

deskripsi data dan penganalisisan data yang penulis teliti. Setelah melakukan

penelitian terhadap Analisis Psikologi Sastra Dalam Novel Cinta Di Ujung

Sajadah Karya Asma Nadia peneliti menemukan aspek kepribadian dan konflik

tokoh di dalamnya. Aspek kepribadian dan konflik yang penulis teliti berkaitan

dengan aspek kepribadian dan konflik tokoh utama dalam novel Cinta Di Ujung

Sajadah Karya Asma Nadia.

1. Aspek kepribadian

Dari analisis data dapat diketahui tokoh utama dalam novel Cinta Di

Ujung Sajadah Karya Asma Nadia memiliki kepribadian yang tidak terlalu

menghiraukan lingkungan sekitarnya terlihat jelas pada saat dia tetap

menyodorkan makanan ketika saudara tirinya mulai mengusik ketenangan suasana

makan pagi keluarga. Ia menyantap makanannya dengan lahap tidak

menghiraukan lingkungan sekitarnya.

Berpikir positif, terlihat jelas saat Ia menggelengkan kepala dan berusaha

mengusir pikiran jahat saudara tirinya yang selalu berusaha membuat hidup Cinta

berantakan. Ia tidak ingin ingatan tentang ibu kandungnya ternodai karena ulah

23
saudara tirinya. dan suka berkhayal atau imajinatif terlihat jelas saat

membayangkan sosok ibu kandungnya yang belum pernah ia jumpai. Ia

membayangkan dengan cara memeluk foto-foto ibu dari teman-temannya untuk

menghindari ketidakenakan hatinya.

Menyukai dunia fotografi terlihat jelas pada saat ia berusaha mengetahui

tentang dunia fotografi. Mulai dari aneka mode pengukuran cahaya atau

diafragma, speed, dan lampu kilat. Cinta mempelajari semua itu supaya hasil

gambarnya menarik dan sesuai dengan kenyataan.

Memiliki sifat keras kepala selalu ingin bertindak apa yang diinginkan

terlihat jelas pada saat dia sering membangkang terhadap ayahnya.

2. Konflik tokoh utama

Dari analisis data dapat diketahui tokoh utama dalam novel Cinta Di

Ujung Sajadah Karya Asma Nadia mengalami beberapa konflik yaitu

Kegembiraan yang berakhir dengan kesedihan hati terlihat pada Cinta sudah

membayangkan sosok seorang ibu yang bisa menyayangi Cinta. Cinta dari kecil

tidak pernah mendapatkan kasih saying dari seorang ibu. Mama Alia adalah salah

satu harapannya untuk menjadi ibu yang baik baginya. Akan tetapi, harapan itu

semua sirna,mama Alia menunjukkan sikap yang jauh dari harapan Cinta.

Pikiran dan hati Cinta yang merasakan sangat kehilangan sosok ibu.

Terlihat pada Cinta ingin memeluk dan menciumnya. Dari usia satu tahun sampai

umurnya sudah dewasa dia tidak pernah mengenal ibunya, dia hanya

24
mendengarkan cerita dari papa kalau ibunya sudah meninggal. Tetapi, Cinta tidak

mudah menyerah untuk terus mencari berita tentang ibunya.

Kerinduan yang amat dalam yang dirasakan Cinta. Kehilangan sosok ibu

yang selama ini tidak pernah dilihatnya. Terlihat pada Cinta percaya omongan

papa kalau ibinya sudah meninggal. Papa selalu menutupi keberadaan ibunya

yang membuat Cinta menahan rindu yang tidak tau sampai kapan ujungnya,

pikiran dan hati selalu menggebu ingin bertemu. Cinta sangat merindukan ibunya

dan berharap ibunya masih ada.

Cinta merenungkan nasibnya yang tidak pernah mendapatkan kasih

saying dari seorang ibu kandung. Terlihat pada Cinta hanya bisa menangis di

dalam hati akan kerinduannta kepada ibunya yang selama ini tidak pernah

dilihatnya. Cinta hanya bisa menyaksikan teman-temannya yang mendapatkan

kasih saying dari orang tua terutama seorang ibu.

Selalu terbayang di pikiran dan hati Cinta sosok seorang ibu. Terlihat

pada Cinta jauh dari kata seorang ibu karena Cinta tidak pernah melihat ibunya.

Setiap saat Cinta salat selalu memanjatkan doa kepada Allah, agar Allah

memberikan jalan untuk bertemu dengan ibu kandungnya. Harapan Cinta ingin

sekali bertemu dengan ibumya.

25
BAB III KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan setelah diadakan analisis data yang

diuraikan pada BAB II, derta penganalisisan tentang psikologi sastra yang terkandung

dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia dapat di mengambil

kesimpulan setiap karya sastra memiliki unsur psikologi sastra, karena dengan

memiliki unsur psikologi sastra maka sebuah karya sastra memiliki manfaat dan

tujuan bagi para pembacanya. Dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma

Nadia memiliki unsur-unsur psikologi sastra diantara nya aspek kepribadian menurut

Sigmund Freud yaitu Id, Ego, dan Super Ego serta konflik tokoh utama dalam novel

tersebut.

Id merupakan komponen yang hadir sejak lahir, aspek kepribadian

sepenuhnya, sadar dan termasuk dari perilaku naruliah. Id juga didorong oleh

prinsip kesenangan untuk kepuasan segera dari semua keinginan dan kebutuhan.

Ego merupakan komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani

dengan realitas. Ego terkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id

dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima didunia nyata. Ego juga bekerja

berdasarkan prinsip relitas yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan

cara yang realistis dan social yang sesuai. Superego merupakan aspek kepribadian

yang menampung semua standar internalisasi moral. Superego memberikan

pedoman untuk membuat penilaian.

Konflik menunjuk pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak

menyenangkan yangterjadi dan atau dialami oleh tokoh-tokoh cerita, jika tokoh-

tokoh itu tidak mempunyai kebebasan untuk memilih ia tidak akan memilih

26
peristiwa itu untuk menimpa dirinya. Dalam KBBI konflik merupakan

ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama (pertentangan

antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara

dua tokoh, dan sebagainya).

27
BAB IV HAMBATAN DAN SARAN

4.1 Hambatan

Selama melakukan penelitian ini terdapat beberapa hambatan yang

penulis temui. Adapun hambatan-hambatan itu sebagai berikut.

1. Terbatasnya persediaan buku di perpustakaan yang relevan dengan judul

penelitian yang penulis teliti.

2. Kurangnya pemahaman penulis dalam penelitian untuk meyusun laporan

penelitian ini.

3. Kurangnya pengetahuan penulis dalam memahami cara pengolahan data

penelitian dengan baik dan benar.

4.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut.

1. Penulis berharap semakin banyaknya buku-buku yang sesuai dengan

penelitian yang diteliti di perpustakaan.

2. Penulis menyarankan kepada peneliti agar mempunyai kemampuan yang lebih

dalam menyusun laporan penelitian.

3. Penulis selanjutnya tidak hanya mengkaji aspek kepribadian dan konflik tokoh

utama saja, masih banyak aspek psikologi sastra yang bisa diteliti.

28

Anda mungkin juga menyukai