Anda di halaman 1dari 20

Sastra Lama

Indonesia Yang
Berisi
Ketatanegaraa
n Dengan Jujur

Kelompok 4
A. Pengertian

Kitab ketatanegaraan ini bersifat Muslim-Persia. Kitab tersebut yaitu kitab


Bustanussalatina dan kitab Tajussalatina. Kedua kitab tersebut merupakan
cerminan bagi raja-raja berupa pembicaraan-pembicaraan bagaimana seharusnya
perilaku raja yang diidam-idamkan, yang ditakjubi oleh keturunan mereka.
B. Jenis

Kitab Kitab
Tajussalatina Bustanussalatina
a. Kitab Bustanussalatina

Kitab Bustanussalatina ditulis di Aceh pada tahun 1638 oleh Syekh Nurudin ar Raniri.
Kitab ini dikarang pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Tani di Aceh. Kitab
Bustanussalatina ini belum pernah dipelajari secara mendalam kecuali oleh Vander Tuuk.
Vander Tuuk adalah seorang ahli ketimuran bangsa Belanda. Ia menyambut kitab
Bustanussalatina ini dengan pujian. Karena menurut dia, orang mendapatkan sesuatu
yang lebih daripada soal-soal keagamaan, maka karena itu orang mendapatkan yang lebih
daripada yang diharapkan.
Menurut sejarawan proses penulisan sampai penyelesaian kitab Bustanussalatina ini
relatif lama, namun tidak dapat dipastikan secara pasti tahun berapa kitab itu mulai
ditulis, hanya perkiraan tahun 1640 (1050 H) sudah beredar dan menjadi bacaan para
penghuni istana raja dan ulama-ulama Aceh.
Kitab Bustanussalatin menjadi salah satu bacaan para kediaman kerajaan
Aceh, secara prikologis kitab tersebut memiliki nilai historis yang bernilai tinggi
yang menjadi rujukan para sejarawan dan penelitian dalam melakukan berbagai
kajian dari dulu hingga kini. Penggunaan bahasa Melayu (beraksara Jawi) sebagai
bahasa resmi baik dibidang politik, dagang, agama, dan budaya, di Aceh sejak abad
ke-15 telah mendorong perkembangan tradisi tulis dan tradisi keilmuan yang
sangat pesat di wilayah ini hingga abad-abad berikutnya, khususnya abad ke-16
dan ke-17 ketika kesultanan Aceh menggapai masa keemasannya.
Dalam kitab Bustanussalatina juga digambarkan patriotisme dan peperangan
masa kerajaaan, dapat dikatakan naskah ini merupakan kitab perdana di dunia
Melayu (Nusantara) yang berbentuk gubahan ensiklopedis yang menggabungkan
genre universal historis dengan cermin didaktis. Kitab ini sangat tebal sehingga
tidak tersimpan semua bab dalam satu bundel, dan biasanya naskah-naskahnya
berisi hanya satu atau dua-tiga bab tertentu. Namun, jika mengupas isinya maka
bisa ditemukan antar bab dan pasal saling bersinambungan dan berkaitan,
sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa kitab ini dikarang secara periodik dan
kontinu.
Isi Kitab Bustanussalatina

Pasal 1

Pasal ini berisi sejarah terjadinya dunia, nur Muhammad, asal kejadian malaikat, iblis atau jin, Sidratul
Muntaha, tujuh lapis langit, al qalam, al arasy, bumi, dan asal kejadian langit menurut kepercayaan orang
islam.

Pasal 2

Pasal ini berisi riwayat nabi-nabi. Mulai dari Nabi Adam sampai kepada Nabi Muhammad, dari zaman
Raja-raja Persia sampai kepada zaman Umar bin Khatab, dari zaman kaisar Bizantium sampai kepada Nabi
Muhammad, dari zaman Raja-raja Mesir sampai kepada zaman Iskandar Zulkarnain, dari Raja-raja Arab
sebelum Islam sampai kepada zaman Nadjed dan Hidjaz sampai pula kepada zaman Muhammad.
Pasal 3

Pasal ketiga berisi cerita tentang raja yang adil, pembesar yang arif dan
bijaksana, dan juga pegawai yang baik dan jujur.

Pasal 4

Pasal ini berisi tentang raja-raja yang shaleh, orang-orang beriman, orang-orang
yang takwa kepada Allah, dan orang-orang keramat (suci). Selain itu juga
menceritakan Sultan Iskandar Zulkarnain.
Pasal 5

Pasal ini menceritakan raja-raja yang lalim, pembesar yang bebal, pembesar
yang tidak setia kepada rajanya, dan pegawai yang jahat.

Pasal 6

Pasal ini berisi tentang orang-orang yang bersifat mulia dan tentang pahlawan-
pahlawan pada perang Uhud dan Badar, serta perang yang lain yang disertai Nabi
Muhammad SAW.
Pasal 7

Pasal ketujuh ini yang juga merupakan pasal terakhir menerangkan tentang
kelebihan akal dan kemuliaan segala macam ilmu pengetahuan termasuk ilmu
filsafat dan ilmu obat-obatan.
Selaras dengan perkembangan dunia pernaskahan, pada pertengahan abad ke-19 tepatnya pada awal
agresi Belanda ke Aceh pada tahun 1873 M, perang paling terpanjang dalam catatan sejarah dan penyerangan
besar-besaran ke Aceh, telah menjadikan perhatian ilmuwan dan rakyat Aceh terhadap karya-karya ulama
spektakuler terabaikan, pada saat yang sama perhatian rakyat Aceh tertuju kepada perjuangan fisik (perang)
mengusir penjajah dari tanah kelahirannya. Situasi ini dimanfaatkan oleh penjajah untuk memboyong karya-karya
ulama ke luar negeri, walau sebagian kecil peran ulama menyelamatkan naskah dengan mengkaji dan
memperbanyak di dayah-dayah sekaligus menjadi benteng perjuangan seperti apa yang terjadi di Zawiyah Tanoh
Abee, Awe Geutah dan di dayah-dayah lainnya.

Kini manuskrip karya ulama-ulama Aceh sangat jarang ditemukan, pada kajian inventarisir naskah Bustan
as-Salatin yang menjadi cikal bakal pengungkapan sejarah keemasan dan kejayaan kerajaan Aceh sudah tidak
ditemukan lagi sumber asli, kitab fenomenal tersebut menjadi misteri di negerinya sendiri.
b. Kitab Tajussalatina

Kitab Tajussalatina ditulis oleh Buchori dari Johar. Bukhari al-Jauhari adalah
seorang penulis Melayu keturunan Persia yang nenek moyangnya berasal dari
Bukhara. Kitab Tajussalatin selesai ditulis pada tahun 1603, ketika Kesultanan Aceh
diperintah oleh Sultan Sayyidil al-Mukammil (1588-1604). Kitab ini berbahasa
melayu yang bernama Mahkota Segala Raja – Raja. Kitab Tajussalatina mempunyai
nilai-nilai keagamaan dan merupakan pedoman untuk raja-raja yang memerintah
kerajaan pada waktu itu. Kitab ini demikian besar pengaruhnya di Kepulauan
Nusantara, sehingga sampai abad XIX di kalangan kraton-kraton Jawa Tengah dan
Semenanjung Tanah Melayu masih digunakan.
Kitab ini berisi tentang ajaran moral dan tanggung jawab seorang raja, pejabat pemerintah, dan
masyarakat umum. Kandungan filosofis kitab Tajussalatin banyak dikenal dilingkungan masyarakat mulai
Sumatra dan Jawa. Serat Tajussalatina karya Yasadipura itu telah dicetak di Semarang tahun 1873 dan 1875,
di Surakarta tahun 1905 dan 1922. Serat Tajussalatina mengandung filosofis yang dapat digunakan sebagai
perekat nasionalisme yang ada dikepulauan nusantara.

Gagasan dan kisah-kisah yang dikandung dalam Tajussalatina memberikan pengaruh besar pada
pemikiran politik dan tradisi intelektual di dunia Melayu, tidak hanya di Nusantara, melainkan juga di
kawasan Asia Tenggara. Bahasan dalam kitab tersebut selalu ditopang oleh ayat Alquran dan hadits.
Isi Kitab Tajussalatina

 Pasal 1
Berisi titik tolak pembahasan masalah secara keseluruhan, yaitu pentingnya
pengenalan diri, pengenalan Allah sebagai Pencipta, dan hakikat hidup di dunia,
serta masalah kematian dan diterangkan bagaimana manusia harus mengenal
dirinya, berisi filsafat yang tinggi
 Pasal 2
Diterangkan bagaimana manusia harus mengenal Tuhannya.
 Pasal 3
Mengajarkan bagaimana caranya manusia mengenal dunia, mempelajari
masyarakat atau pergaulan manusia
 Pasal 4
Berisi bagaimana pahit getirnya melepaskan nafas yang penghabisan waktu
manusia berhadapan dengan maut. Manusia harus ingat bahwa dia tiada akan
terlepas dari bahaya sakaratulmaut.
 Pasal 5
Menerangkan bagaimana kebesaran atau kemuliaan seorang raja, kekuasaan
dan kedaulatan kerajaanya
 Pasal 6
Bukhari al-Jauhari membahas keharusan seorang pemimpin berbuat adil
dalam segala hal.
 Pasal 7
Menerangkan bagaimana akhlak atau pekerti serta tindakan seorang raja
 Pasal 8
Menceritakan raja yang tiada beriman (bukan mukmin) tetapi bersifat adil,
diantaranya diceritakan tentang raja Nusyirwan yang terkenal sangat adil
 Pasal 9
berisi tentang kelaliman
 Pasal 10
Berisi bagaimana hubungan raja dengan penasihatnya
 Pasal 11
Tentang pekerjaan seorang penulis (pengarang).
 Pasal 12
Berisi kewajiban utusan-utusan
 Pasal 13
Tentang sifat-sifat pegawai pemerintah
 Pasal 14
Yang agak penting yaitu diterangkan bagaimana cara mendidik anak-anak
 Pasal 15
Menerangkan tentang pimpinan yang bijaksana, yang terpenting dalam pasal ini ialah
pendidikan ketinggian budi yang menuju kepada kepuasan batin.
 Pasal 16
Tentang akal dan atau budi pada diri manusia
 Pasal 17
Tentang undang-undang dasar suatu negara (kerajaan)
 Pasal 18
Mengenai ilmu firasat dan ilmu gerak (alamat).
 Pasal 19
Mengenai tanda-tanda ilmu firasat.
 Pasal 20
Tentang hubungan rakyat yang beragama islam dengan raja.
 Pasal 21
Tentang rakyat yang tidak beriman dengan raja.
 Pasal 22
Perihal kedermawanan dan kemurahan hati.
 Pasal 23
Menepati janji dan perjanjian
 Pasal 24
berisi kata penutup.
Sesungguhnya buku Tajussalatina itu dipandang sebagai cermin raja-
raja,banyaklah mengandung nasihat dan petunjuk yang berharga bagi raja dizaman itu.
Persamaan dan perbedaan kitab
Bustanussalatina dengan kitab
Tajussalatina
Persamaan
Kedua kitab ini digunakan sebagai petunjuk atau pedoman memerintah yang
baik bagi raja-raja Islam. Selain itu, kedua kitab ini sama-sama digunakan di Aceh.

Perbedaan

Kitab Bustanussalatina Kitab Tajussalatina


Pengarang : Nuruddin ar Raniri Pengarang : Bukhori al Jauhari
Zaman Pemerintahan : Sultan Iskandar Zaman Pemerintahan : Sultan Iskandar
Tani Muda
Tahun Penulisan : 1638 Tahun Penulisan : 1693
Isi : Pengetahuan agama, nasihat, sejarah Isi : Undang-undang, hukum cara
memerintah bagi raja, pegawai dan ilmu

Anda mungkin juga menyukai