Anda di halaman 1dari 16

MODUS, ASPEK, KALA,

MODALITAS, FOKUS, DAN


DIATESIS

Uki Hares Yulianti, S.Pd., M.Pd.


Keenam istilah tersebut biasa muncul dalam
pembicaraan mengenai sintaksis.
Dalam kebanyakan bahasa, keenam masalah itu
ada, hanya barangkali cara mengungkapkannya
tidak sama.
Ada yang mengungkapkannya secara leksikal.
Keenamnya di sini dibicarakan dalam satu sub-bab
karena masalahnya tidak terlalu luas, keenamnya
saling berkaitan, dan sering kali dikelirukan.
Modus
 Penggungkapan atau penggambaran susana psikologis
perbuatan menurut tafsiran si pembicara atau sikap si
pembicara tentang apa yang diucapkannya.
 Dalam beberapa bahasa tertentu, terutama bahasa-bahasa
fleksi, modus dinyatakan dalam bentuk morfemis, tetapi dalam
bahasa lain ada juga yang secara leksial. 
BEBERAPA MACAM MODUS
 (1) Modus indikatif atau modus deklaratif, yaitu modus yang menunjukan
sikap objektif atau netral;
 (2) Modus optatif, yaitu modus yang menunjukan harapan atau keinginan ;
 (3) Modus imperatif , yaitu modus yang menyatakan perintah, larangan , atau
tegahan;
 (4) Modus interogatf , yaitu modus yang menyatakan pertanyaan;
 (5) Modus obligasi, yaitu modus yang menyatakan keharusan;
 (6) Modus desideratif, yaitu modus yang menyatakan keinginan atau
kemaun;dan
 (7) Modus kondisional, yaitu modus yang menyatakan persyaratan.
Aspek
 Cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal di
dalam suatu situasi, keadaan, kejadian, atau proses.
 Dalam berbagai bahasa aspek ini merupakan kategori
gramatikal karena dinyatakan secara morfemis.
 Dalam bahasa Indonesia aspek tidak dinyatakan secara
morfemis dengan bentuk kata tertentu, melainkan dengan
berbagai cara dan alat leksikal. 
Berbagai Macam Aspek
 (1) Aspek kontinuatif , yaitu yang menyatakan perbuatan terus berlangsung ;
(2) Aspek inseptif, yaitu yang menyatakan peristiwa atau kejadian baru mulai;
 (3) Aspek progresif, yaitu aspek yang menyatakan perbuatan sedang berlangsung;
 (4) Aspek repetitif, yaitu yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulang ulang;
 (5) Aspek perpektif, yaitu yang dinyatakan perbuatan sudah selesai;
 (6) Aspek imperfektif , yaitu yang menyatakan perbuatan berlangsung sebentar, dan
 (7) Aspek sesatif, yaitu yang menyatakan perbuatan berakhir.
 Dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan
aspek perfektif digunakan unsur leksikal sudah
Contoh: Dia sudah makan.

 Untuk menyatakan aspek inseptif, baru mulai,


digunakan partikel pun dan lah
Contoh: Dia pun berjalanlah.

 Untuk menyatakan aspek repetitif bisa


dilakukan secara morfemis, yaitu dengan sufiks
-i
Contoh : Dia memukuli pencuri itu.
Bandingkanlah verba mengiris dan memukul yang
beraspek momentan itu dengan verba seperti
membaca dan menulis yang tidak beraspek
momentan.

Kita dapat mengatakan


“Dia membaca selama setengah jam.”
“Adik menulis dari pagi sampai siang.”

Tetapi kita tidak dapat mengatakan “Ibu mengiris


selama setengah jam.”
“Adik memukul dari pagi sampai siang.” 
KALA ATAU TENSES
 Informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan,
kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disebutkan didalam predikat.
 Kala ini lazimnya menyatakan waktu sekarang, sudah lampau, dan akan
datang.
 Beberapa bahasa menandai kala itu secara morfemis; artinya pernyataan
kala itu ditandai dengan bentuk kata tertentu pada verbanya. Bahasa
Indonesia tidak menandai kala secara morfemis,melainkan secara
leksikal. Antara lain dengan kata sudah untuk kata lampau, sedang untuk
kata kini , dan akan untuk kata nanti.
Modalitas
 Keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara
terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan,
dan peristiwa; atau juga sikap terhadap lawan bicaranya. Sikap ini
dapat berupa pernyataan kemungkinan, keinginan, atau juga
keizinan.
 Dalam bahasa Indonesia dan sejumlah bahasa lain, modalitas
dinyatakan secara leksikal.
JENIS MODALITAS
 (1) modalitas intensional, yaitu modalitas yang menyatakan keinginan, harapan,
permintaan, atau juga ajakan;
Contoh : Nenek ingin menunaikan ibadah haji.
 (2) modalitas epistemik, yaitu modalitas yang menyatakan kemungkinan,
kepastian, dan keharusan;
Contoh: Kalau tidak hujan kakek pasti datang.
 (3) modalitas deontik, yaitu modalitas yang menyatakan keizinan atau
keperkeaan;
Contoh: Anda boleh tinggal di sini sampai besok.
 (4)modalitas diamik, yaitu modalitas yang menyatakan kemampuan.
Fokus

 Unsur yang menonjolkan bagian kalimat sehingga


perhatian pendengar atau pembaca tertuju pada bagian
itu.
 Ada bahasa yang mengungkapkan fokus ini secara
morfemis, dengan menggunakan afiks tertentu; tetapi
ada pula yang menggunakan cara lain.
Dalam bahasa Indonesia fokus kalimat dapat dilakukan
dengan berbagai cara

 Pertama, dengan memberi tekanan pada bagian kalimat yang


difokuskan. 
 Kedua, dengan mengedepankan bagian kalimat yang difokuskan.
 Ketiga, dengan cara memakai partikel pun, yang, tentang, dan adalah
pada bagian kalimat yang difokuskan.
  Keempat, dengan mengontraskan dua bagian kalimat. 
 Kelima, dengan menggunakan konstruksi posesif anaforis beranteseden.
Diatesis
 Gambaran hubungan antara pelaku atau peserta dalam kalimat dengan
perbuatan yang dikemukakan dalam kalimat itu.
 Ada beberapa macam diatesis, antara lain,
 (1) diatesis aktif, yakni jika subjek yang berbuat atau melakukan suatu
perbuatan;
Contoh: Mereka merampas uang kami

 (2) diatesis pasif, jika subjek berbuat atau melakukan sesuatu terhadap


dirinya sendiri;
Contoh: Uang kami dirampasnya.
(3) diatesis refleksi, yakni jika subjek berbuat atau
melakukan sesuatu terhadap dirinya sendiri;
Contoh : Ibu kami sedang berhias.

(4)diatesis resiprokal, yakni jika subjek yang


terdiri dari dua pihak berbuat tindakan
berbalasan;
Contoh: Kiranya mereka akan berdamai juga.

(5) diatesis kausatif, yakni jika subjek menjadi


penyebab atas terjadinya sesuatu.
Contoh : Kakek menghitamkan rambutnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai