0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
978 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas keenam istilah yang sering muncul dalam pembicaraan sintaksis yaitu modus, aspek, kala, modalitas, fokus, dan diatesis. Istilah-istilah ini menjelaskan berbagai hal seperti susana psikologis perbuatan, cara memandang waktu secara internal, informasi waktu terjadinya perbuatan, sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, unsur yang menonjolkan bagian kalimat,
Dokumen tersebut membahas keenam istilah yang sering muncul dalam pembicaraan sintaksis yaitu modus, aspek, kala, modalitas, fokus, dan diatesis. Istilah-istilah ini menjelaskan berbagai hal seperti susana psikologis perbuatan, cara memandang waktu secara internal, informasi waktu terjadinya perbuatan, sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, unsur yang menonjolkan bagian kalimat,
Dokumen tersebut membahas keenam istilah yang sering muncul dalam pembicaraan sintaksis yaitu modus, aspek, kala, modalitas, fokus, dan diatesis. Istilah-istilah ini menjelaskan berbagai hal seperti susana psikologis perbuatan, cara memandang waktu secara internal, informasi waktu terjadinya perbuatan, sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, unsur yang menonjolkan bagian kalimat,
Keenam istilah tersebut biasa muncul dalam pembicaraan mengenai sintaksis. Dalam kebanyakan bahasa, keenam masalah itu ada, hanya barangkali cara mengungkapkannya tidak sama. Ada yang mengungkapkannya secara leksikal. Keenamnya di sini dibicarakan dalam satu sub-bab karena masalahnya tidak terlalu luas, keenamnya saling berkaitan, dan sering kali dikelirukan. Modus Penggungkapan atau penggambaran susana psikologis perbuatan menurut tafsiran si pembicara atau sikap si pembicara tentang apa yang diucapkannya. Dalam beberapa bahasa tertentu, terutama bahasa-bahasa fleksi, modus dinyatakan dalam bentuk morfemis, tetapi dalam bahasa lain ada juga yang secara leksial. BEBERAPA MACAM MODUS (1) Modus indikatif atau modus deklaratif, yaitu modus yang menunjukan sikap objektif atau netral; (2) Modus optatif, yaitu modus yang menunjukan harapan atau keinginan ; (3) Modus imperatif , yaitu modus yang menyatakan perintah, larangan , atau tegahan; (4) Modus interogatf , yaitu modus yang menyatakan pertanyaan; (5) Modus obligasi, yaitu modus yang menyatakan keharusan; (6) Modus desideratif, yaitu modus yang menyatakan keinginan atau kemaun;dan (7) Modus kondisional, yaitu modus yang menyatakan persyaratan. Aspek Cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian, atau proses. Dalam berbagai bahasa aspek ini merupakan kategori gramatikal karena dinyatakan secara morfemis. Dalam bahasa Indonesia aspek tidak dinyatakan secara morfemis dengan bentuk kata tertentu, melainkan dengan berbagai cara dan alat leksikal. Berbagai Macam Aspek (1) Aspek kontinuatif , yaitu yang menyatakan perbuatan terus berlangsung ; (2) Aspek inseptif, yaitu yang menyatakan peristiwa atau kejadian baru mulai; (3) Aspek progresif, yaitu aspek yang menyatakan perbuatan sedang berlangsung; (4) Aspek repetitif, yaitu yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulang ulang; (5) Aspek perpektif, yaitu yang dinyatakan perbuatan sudah selesai; (6) Aspek imperfektif , yaitu yang menyatakan perbuatan berlangsung sebentar, dan (7) Aspek sesatif, yaitu yang menyatakan perbuatan berakhir. Dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan aspek perfektif digunakan unsur leksikal sudah Contoh: Dia sudah makan.
Untuk menyatakan aspek inseptif, baru mulai,
digunakan partikel pun dan lah Contoh: Dia pun berjalanlah.
Untuk menyatakan aspek repetitif bisa
dilakukan secara morfemis, yaitu dengan sufiks -i Contoh : Dia memukuli pencuri itu. Bandingkanlah verba mengiris dan memukul yang beraspek momentan itu dengan verba seperti membaca dan menulis yang tidak beraspek momentan.
Kita dapat mengatakan
“Dia membaca selama setengah jam.” “Adik menulis dari pagi sampai siang.”
Tetapi kita tidak dapat mengatakan “Ibu mengiris
selama setengah jam.” “Adik memukul dari pagi sampai siang.” KALA ATAU TENSES Informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disebutkan didalam predikat. Kala ini lazimnya menyatakan waktu sekarang, sudah lampau, dan akan datang. Beberapa bahasa menandai kala itu secara morfemis; artinya pernyataan kala itu ditandai dengan bentuk kata tertentu pada verbanya. Bahasa Indonesia tidak menandai kala secara morfemis,melainkan secara leksikal. Antara lain dengan kata sudah untuk kata lampau, sedang untuk kata kini , dan akan untuk kata nanti. Modalitas Keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa; atau juga sikap terhadap lawan bicaranya. Sikap ini dapat berupa pernyataan kemungkinan, keinginan, atau juga keizinan. Dalam bahasa Indonesia dan sejumlah bahasa lain, modalitas dinyatakan secara leksikal. JENIS MODALITAS (1) modalitas intensional, yaitu modalitas yang menyatakan keinginan, harapan, permintaan, atau juga ajakan; Contoh : Nenek ingin menunaikan ibadah haji. (2) modalitas epistemik, yaitu modalitas yang menyatakan kemungkinan, kepastian, dan keharusan; Contoh: Kalau tidak hujan kakek pasti datang. (3) modalitas deontik, yaitu modalitas yang menyatakan keizinan atau keperkeaan; Contoh: Anda boleh tinggal di sini sampai besok. (4)modalitas diamik, yaitu modalitas yang menyatakan kemampuan. Fokus
Unsur yang menonjolkan bagian kalimat sehingga
perhatian pendengar atau pembaca tertuju pada bagian itu. Ada bahasa yang mengungkapkan fokus ini secara morfemis, dengan menggunakan afiks tertentu; tetapi ada pula yang menggunakan cara lain. Dalam bahasa Indonesia fokus kalimat dapat dilakukan dengan berbagai cara
Pertama, dengan memberi tekanan pada bagian kalimat yang
difokuskan. Kedua, dengan mengedepankan bagian kalimat yang difokuskan. Ketiga, dengan cara memakai partikel pun, yang, tentang, dan adalah pada bagian kalimat yang difokuskan. Keempat, dengan mengontraskan dua bagian kalimat. Kelima, dengan menggunakan konstruksi posesif anaforis beranteseden. Diatesis Gambaran hubungan antara pelaku atau peserta dalam kalimat dengan perbuatan yang dikemukakan dalam kalimat itu. Ada beberapa macam diatesis, antara lain, (1) diatesis aktif, yakni jika subjek yang berbuat atau melakukan suatu perbuatan; Contoh: Mereka merampas uang kami
(2) diatesis pasif, jika subjek berbuat atau melakukan sesuatu terhadap
dirinya sendiri; Contoh: Uang kami dirampasnya. (3) diatesis refleksi, yakni jika subjek berbuat atau melakukan sesuatu terhadap dirinya sendiri; Contoh : Ibu kami sedang berhias.
(4)diatesis resiprokal, yakni jika subjek yang
terdiri dari dua pihak berbuat tindakan berbalasan; Contoh: Kiranya mereka akan berdamai juga.