Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Ilmu pengetahuan


Ilmu berasal dari bahasa arab alima-ya'lamu menjadi ilmun. Alima sebagai kata kerja
berarti "mengetahui. Ilmu dari segi bahasa berarti "kejelasan". Jadi, ilmu adalah pengetahuan
yang jelas tentang sesuatu.
Adapun perbedaan ilmu dan pengetahuan menurut Poeradisastra. Ilmu merupakan salah
satu dari sekian pengetahuan atau kumpulan pengetahuan. Sedangkan pengetahuan adalah
sekumpulan fakta yang saling berhubungan mengenai suatu hal tertentu dan tersusun secara
sistematis. Sehingga, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah dibuktikan
kebenarannya lewat observasi dan eksperimen, dan telah terbukti secata objektif.
Ciri-ciri ilmu pengetahuan menurut Van Nelsen:

1. Logis dan 5. Memenuhi


3.Universal tuntutan inter- 8. Memiliki sifat
koheren
subjektif ilmiah dan kritis

2.Harus tanpa
4. Objektif 6. Dapat di
doktrin
komunikasikan 9.Progresif
B. Kedudukan Wahyu, Akal, dan Ilmu Pengetahuan dalam Pandangan Islam
Peran wahyu disini yang pasti adalah disamping mendorong kerja akal juga mengarahkan
kerja akal agar tidak terpengaruh oleh hawa yang dibawa oleh setan, karena banyak produk
akal namun tidak membawa kebaikan hal itu disebabkan oleh akal yang terpengaruh oleh
wahyu, akan berjalan sesuai dengan koridor yang ditetapkan sehingga ia berjalan
lurus.Sementara peran ilmu bagi manusia

1.Alat 2. Alat Pengelola


Pengembangan Sumber Daya
Daya Pikir Alam

Ketika manusia mengeksploitasi sumber daya alam, manusia harus memenuhi kriteria
1. Memberi tempat yang wajar kepada makhluk hidup
2. Tidak berlebihan atau rakus
3. Memelihara keseimbangan takaran yang telah ditentukanAllah
4. Menggunakan akal
5. Bersyukur
C. Kewajiban Menuntut Ilmu Pengetahuan

Kewajiban Menuntut Ilmu Pengetahuan terdapat pada surah

Al Alaq 1-5 Al-Mujadalah 11

Ilmu telah menjadi pendorong perubahan dan perkembangan masyarakat. Hal ini
terjadi karena ilmu telah menjadi suatu kebudayaan. Dalam sejarah sekitar abad ke 7-11
Masehi , Islam mengalami kejayaan dalam berbagai ilmu. Menurut Nourrouzman, pusat
perkembangan kebudayaan dan peradaban dunia Islam ketika itu berada di Bagdad,
Cardova,dan Cairo. Ketiga kota ini merupakan ibu kota wilayah khalifah muslim
Sebagai kesimpulan , bahwa Al Quran sendiri menyatakan bahwa manusia diberi
kemampuan untuk menjangkau pengetahuan dan menganjurkan kepada manusia untuk
melihat seluruh horizon makrokosmos dan kedalam diri sendiri atau horizon
mikrokosmos agar manusia memiliki pengetahuan demi kesejahteraan manusia itu sendiri
dan alam sekitar (Q.S Fushilat:53)
E. Faktor Pendukung Berkembangnya Keilmuan Islam
 Faktor internal
Faktor yang terdapat dalam nilai-nilai ajaran islam yg mampu memotivasi
pencarian ilmu pengetahuan. Hal pertama yg harus dilakukan dalam ajaran islam
yang dibawa oleh Rasul dalam menuju kebudayaan yang tinggi yaitu tuntunan
"membaca". Sebab dalam membaca orang dapat melakukan penjelajahan bebas
kemana-mana ke daerah ilmu pengetahuan yang belum dikenal.
Faktor eksternal
Persentuhan dengan budaya luar yang berlangsung pada masa umayyah dan
mencapai puncaknya pada masa abasyiah. Sayyed hosein dan Nasr yang dikutip
oleh Azyumardi Azra, mengatakan bahwa ilmu islam muncul dan dari perkawinan
antara semangat yang terbit dari wahyu Alqurani dengan ilmu yang ada pada
berbagai peradaban, sehingga mampu membuat Islam mampu menciptakan ilmu
pertama yang bersifay internasional dalam sejarah muslim. Disamping akibat
interaksi dengan peradaban luar Islam, juga di dukung oleh kiprah para khalifah
muslim dan juga para khalifah Abasyiah ikut mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan dalam Islam.
F. Karakteristik Ilmu Pengetahuan dalam Islam
1.
Ilmu 2. 3.
pengetahuan Penekanannya Bersifat Holistik
bersumber dari terhadap atau utuh
Tuhan kebenaran dan
kepastian

5.
Menyangkut
4. pada aspek
Hubungan spiritual dan 6.
pengetahuan praktis Hubungan
dengan persoalan pengetahuan
perbuatan manusia dengan
seacara logis perbuatan
G. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan dalam Islam

1. Klasifikasi 2. Klasifikasi
menurut menurut
Al - Farabi Al Ghazali

3. Klasifikasi
menurut
Ibnu Khaldun
I. Kaitan Ilmu, Etika, Iman, dan Amal Shaleh

Dalam kaitan antara ilmu, etika, iman dan amal shaleh maka seorang ilmuan harus memiliki
sikap ilmiah. Sikap ilmiah yang harus dimiliki para ilmuan antara lain :
 Tidak ada rasa pamrih, artinya suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan
ilmiah yang objektif dengan menghilangkan pamrih,
Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuan mampu mengadakan
pemilihan terhadap berbagai hal yang dihadapi, misalnya hipotesis, metodologi.
Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat indera
serta budi (mind) .
 Adanya sikap yang berdasarkan pada suatu kepercayaan (belive) dan dengan merasa pasti
bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian.
Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuan harus tidak puas terhadap penelitian yang
telah dilakukan.
 Seorang ilmuan harus memiliki sikap etis (akhlaq) yang selalu berkehendak untuk
mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus
untuk pembangunan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai