Pengantar
Linguistik Umum
Aditya K P (1718101041)
Rosa Aulia O (1718101011)
A
Fakultas Bahasa Bahasa jepang S1 17310007 Ningrum Tresnasari, S.S., M.A.
Modus,Aspek,Kala,Modalitas,Fokus,Diatesis
1. Modus
Modus Dalam bahasa Indonesia modus adalah terbatas hanya pada pengungkapan sikap pembicara
yang menyatakan perintah. Modus dalam ilmu linguistik konsep bahwa dalam banyak tata bahasa,
ada sesuatu yang mendeskripsikan hubungan antara sebuah kata kerja dengan realitas dan intensi.
Banyak bahasa yang mengungkapkan perbedaan modus dengan bentuk perubahan morfologi atau
dengan infleksi kata kerja. Macam - macam modus:
Modus indikatif
Modus subjungtif
Modus optative
Modus imperative
Modus infinitive
Modus partisip
Modus impersonal
Modus indikatif adalah modus yang menegaskan aktualitas, kepastian, atau realitas tindakan dari
sudut pandang pembicara. Modus ini terdiri dari pernyataan fakta, tetapi juga dapat digunakan
dalam kalimat pertanyaan ataupun negatif.
Modus subjungtif adalah modus yang menegaskan kemungkinan obyektif. Modus ini menganggap
bahwa tindakan bukanlah suatu fakta yang terjadi sekarang, tetapi kemungkinan atau berpotensi
menjadi fakta, tergantung kepada situasi. Ini adalah modus probabilitas, yang dipergunakan dalam
nasihat, peringatan, pertanyaan deliberatif (menimbang), larangan, dan kalimat kondisi.
Modus Subjungtif dipakai dalam anak kalimat yang dimulai dengan kata ganti yang tidak menunjuk
kepada orang atau barang tertentu.
Ke mana pun/ di mana pun, bilamana saja. Modus Subjungtif dipakai dalam anak kalimat yang
tidak menunjukkan suatu tempat atau suatu waktu yang tertentu.
Sampai, hingga. Modus Subjungtif dipakai dalam anak kalimat yang tidak menerangkan suatu
waktu tertentu.
b. Anak kalimat petunjuk maksud Modus Subjungtif dipakai dalam anak kalimat yang berarti "supaya
tidak", "supaya jangan sampai".
c. Subjungtif Hortatory membujuk, mengajak, mendesak. Modus Subjungtif dipakai dalam bentuk
orang ke-1 jamak, apabila orang yang berkata-kata itu mau mengajak orang lain agar mengikuti dia
dalam melakukan sesuatu.
Modus optatif adalah modus yang menyatakan kemungkinan subyektif. Modus ini
mengekspresikan keinginan atau harapan agar suatu tindakan tercapai walaupun kepastiannya
diragukan. Menyatakan keadaan yang lebih "tak tentu" lagi dalam bentuk-bentuk modus Optatif
vokal rangkap yang dimasukan sebelum akhiranakhiran.
Contoh: Kirane ojo jadi! Sekali-sekali ojo! ‘Kiranya jangan terjadi!, Sekali-kali tidak!’ Biasa dipakai
untuk:
1. Menyatakan suatu keinginan, permohonan. mis.: kiranya hal itu tidak terjadi
2. Dalam pertanyaan yang tidak langsung. mis.: siapa kiranya di antara mereka yang akan berbuat
demikian
Modus imperatif dipakai untuk memberikan perintah atau permintaan, dan mempertegas
kemauan, serta menyatakan larangan. Subyek tidak menyatakan bahwa sesuatu sedang terjadi
(modus indikatif), atau mungkin terjadi (modus subjungtif), atau dapat terjadi (modus optatif), tetapi
menyatakan bahwa ia menginginkan atau berniat agar sesuatu terjadi. Modus ini menyatakan
tindakan yang akan terwujud melalui penggunaan kehendak seseorang untuk mempengaruhi
kehendak orang lain. LARANGAN
Kata larangan + kala kini imperatif biasanya menyatakan perintah agar berhenti dari melakukan
sesuatu yang sedang dilakukan. Arti ini sesuai dengan arti kala kini yang menyatakan sesuatu sedang
dilakukan.
Kata larangan + aorist subjungtif biasanya menyatakan perintah agar jangan mulai melakukan
sesuatu.
Modus infinitif adalah modus nomina yang bersifat verba. Bersifat verba karena memiliki kala dan
bentuk serta memiliki subyek dan obyek. Sebagai nomina memiliki fungsi substantif dan dapat
menjadi subyek atau obyek suatu kalimat. Infinitif dapat dipakai untuk menyatakan tujuan ataupun
hasil dari suatu tindakan.
1. Kalimat konsekutif: anak kalimat menunjukkan akibat dari suatu perbuatan dalam induk kalimat
(klausa konsekuensial). Contoh: ndekne ngobati wong sakit iku jadi iso kerjo. ‘Ia menyembuhkan
orang sakit itu sehingga dapat bekerja’.
2. Kalimat temporil: Sebab infinitif bersifat kata benda maka sering dipakai dengan kata sandang
tertentu. Itu disebut "infinitif artikular". Infinitif dengan kata sandang ini sering dipakai dengan
sebuah kata depan. Lalu untuk menterjemahkan kata-kata itu, perlu kita pakai anak kalimat
temporil.
Modus partisip adalah modus adjektiva yang berasal dari verba, menggambarkan partisipasi dalam
tindakan yang dilakukan oleh kata kerja. Sebagai adjektiva, partisip menerangkan dan memiliki
jumlah kelamin dan kasus yang sama dengan kata benda atau kata ganti yang diterangkannya.
Sebagai verba, partisip menerangkan dan memodifikasi kata kerja dalam kalimat utama. Selain itu,
partisip juga memiliki karakteristik dari verba, yaitu: mempunyai kala, bentuk, subyek, ataupun
obyek
2. Aspek
Aspek adalah cara untuk memandangpembentukan +aktu secara internal di dalam suatu
situasi, keadaan, kejadian, atau proses.Dalam berbagai bahasa aspek ini merupakan kategori
gramatikal karena dinyatakan secara morfemis. Dalam bahasa indonesia aspek tidak
dinyatakan secara morfemis dengan bentuk kata tertentu, melainkan dengan berbagai cara
dan alat leksikal. Dari berbagai bahasa dikenal adanya berbagai macam aspek, antara lain!
2.Aspek inseptif, yaitu yang menyatakan peristiwa atau kejadian baru mulai
4. Aspek repetitif, yaitu yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulang ulang
3. Kala
Kala atau tenses adalah informasi dalam kalimat yangmenyatakan waktu terjadinya
perbuatan , kejadian,tindakan, atau pengalaman yang disebutkan didalampredikat. Kala ini
lazimnya menyatakan waktu sekarang , sudah lampau, dan akan datang. Beberapa bahasa
menandai kala itu secara morfemis artinya pernyataan kala itu ditandai dengan bentuk kata
tertentu pada verbanya.bahasa indonesia tidak menandai kala secara morfemis,melainkan
secara leksikal. Antara lain dengan kata
sudah
untuk kata lampau,
sedang
untuk kata kini , dan
akan
untuk kata nanti.
• Contoh :
• Arukimashita
• Ikimashita
• Hairimashita
Sekarang
Arukimasu
Ikimasu
Kimasu
hairimasu
Akan datang
Atakupiga
Nitakupiga
1. Modalitas Intensional
Merupakan modalitas yang mengemukakan suatu harapan, ajakan, permohonan, keinginan,
permintaan, dengan ditandai kata bantu seperti : ingin, mau, mari, tolong dan silahkan.
Contoh :
Saya ingin menjadi arsitek setelah lulus kuliah nanti.
Kami berniat ingin memberikan sebuah kenang-kenangan untuk staf marketing yang akan
pensiun itu.
Ia bukan tak menghiraukanmu, tetapi ia tak ingin menggangu belajarmu.
Ibu mau menggantikan mesin cuci yang lama dengan mesin cuci yang memiliki satu tabung.
Mari sukseskan progam wajib belajar 12 tahun demi kemajuan anak bangsa.
Mari kita cegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti dalam lingkungan kita, agar
wabah DBD tidak terjadi.
Tolong untuk tidak memarkirkan kendaraan di ujung jalan ini.
Tolong kembalikan buku bacaan yang kau pinjamkan minggu lalu ke perpustakaan.
Silahkan isi data diri Anda di formulir pendaftaran yang sudah tersedia.
Silahkan ambil nomor urut di loket dan menunggu antrian Anda.
2. Modalitas Epistemik
Adalah modalitas yang menerangkan perasaan kepastian, kemungkinan, keharusan. Kata
bantu yang digunakan seperti : pasti, bisa jadi, mungkin, belum pasti dan harus.
Contoh :
Bisa jadi apa yang dilakukannya kepadamu memiliki maksud tersembunyi.
Mendengar tuntutan jaksa, bisa jadi ia dihukum lebih lama dari yang kita kira.
Dia mungkin terlambat tiba di sini, karena tadi terjadi kecelakaan di ruas tol yang dilaluinya.
Apa mungkin ia memiliki saudara kembar yang tidak diketahuinya ?
Meskipun belum pasti lolos ke babak selanjutnya namun Nina tetap optimis.
Hujan es yang diperkirakan itu belum pasti terjadi disemua daerah di Indonesia.
Linda harus menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum akhir bulan ini.
Kalian tidak harus hadir, jika kalian berkeberatan untuk datang dalam acara ini.
Kelak, ia pasti akan menyesal tidak mengambil kesempatan yang diberikan kepadanya.
Saya pasti akan menuntut tanggungjawabmu, jika kau berbohong.
3. Modalitas Deontik
Adalah modalitas yang berisi suatu permintaan izin atau diperkenankan. Kata bantu yang
dipakai untuk modalitas ini, izinkan, harap, mohon.
Contoh :
Saya mengajukan surat permohonan izin untuk beberapa tidak dapat bekerja.
Tolong izinkan kami berteduh sebentar di sini.
Izinkan kami untuk memperkenalkan diri kami dan maksud tujuan kami datang kemari.
Saudara-saudara, mohon tenang sebentar!
Pak RT mohon agar semua warga tidak melepaskan hewan peliharaannya di luar pekarangan
rumah masing-masing.
Banyak orang berharap Pemerintah dapat mengurangi pengangguran di negeri ini.
Kami harap ia segera pulih dari kondisinya saat ini.
4. Modalitas Dinamik
Merupakan modalitas yang menjelaskan kecakapan, kesanggupan, kemampuan. tanda
hubung dalam modalitas ini berupa dapat, mampu, bisa.
Contoh :
5. Fokus
unsur yang menonjolkan bagian kalimat sehingga perhatian pendengar atau pembaca
tertuju pada bagian itu.
6. Diatesis
hubungan antara pelaku atau peserta dalam kalimat dengan perbuatan yang dikemukakan
dalam kalimat itu. ( Kridalaksana, 1993 : 43 ). Kategori diatesis, dalam bahasa Jepang
banyak jenisnya menurut definisi ahli yang berbeda, diantaranya Teramura Hideo (
1982 : 205 ) yang membagi diatesis menjadi :
1. diatesis pasif
2. diatesis kausatif
3. diatesis potensial
4. diatesis spontanitas