Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SOSIOLINGUISTIK

“VARIASI ATAU RAGAM BAHASA”

D0SEN PEMBIMBING
Drs. GEREDA AGUSTINUS , M. Hum.

Disusun Oleh :
Kelompok I

1. RISKI ADIRISWANTO. 201888201012


2. SITI FATIMAH. 201888201077
3. NATASYA VILY ELEUWARIN 201888201004
4. SINCE WIHELMINCE LELIMARNA 201888201059

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 .Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

A. Variasi atau Ragam Bahasa. ........................................................................................ 3

B. Ciri-ciri Bahasa. .......................................................................................................... 3

C. Wujud variasi Bahasa. ................................................................................................. 6

D. Variasi Internal dan Variasi Eksternal Bahasa. ......................................................... 10

E. Tipologi Variasi Bahasa. ........................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 14

3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 14

3.2. Saran .......................................................................................................................... 14

i
KATA PENGANTAR
Allamhdulillah hirobil’alamin, dengan menyebut nama Allah SWT yang maha
pengasih lagi maha penyayang atas berkat dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang Variasi atau Ragam Bahasa ini dengan lancar. Penulisan tugas makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas yang dosen berikan dalam mata kuliah
sosiolinguistik. Terlepas dari semua itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah memberi bantuan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna sehingga
kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata , kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

ii
Merauke , September 2019

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai
olehmasyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun
tidaksemua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya
pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang
tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus BesarBahasa Indonesia oleh karena itu
pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untukmempelajari bahasa Indonesia secara
menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapatdigunakan dengan baik dan benar
sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akanhilang.Bahasa Indonesia wajib
dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar danmahasiswa saja, tetapi semua
warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia.
Dalam bahasan bahasa Indonesia dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia
yangdigunakannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan.
Disini yanglebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan
dalamkehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.

1.2.Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:


1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2. Apa saja macam-macam ragam bahasa?
3. Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar?

1.3.Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia
danmacam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari berbagai aspek. Dan memenuhi
tugas bahasa Indonesia.

1
1.4.Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa.
2. Mengetahui adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang sering digunakan.
3. Penggunaan ragam bahasa.
4. Contoh-contoh ragam bahasa.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Variasi atau Ragam Bahasa.

Kajian variasi Bahasa dapat dijelaskan berdasar pada kedua kajian Bahasa
tersebut. Berdasarkan perian variasi tersebut, kajian variasi Bahasa terbagi atas variasi
linguistic dan variasi sosiolinguistik. Variasi Bahasa yang berdasar pada linguistik
disebut variasi internal atau variasi sistematik , sedangkan variasi Bahasa yang berdasar
pada sosiolinguistik disebut variasi eksternal atau variasi ekstrasistemik.
Pembahasan dalam bab ini didahului dengan ciri-ciri Bahasa, diikuti dengan
wujud variasi Bahasa, variasi internal dan eksternal Bahasa , dan tipologi variasi
Bahasa.

B. Ciri-ciri Bahasa.

Kridalaksana ( dalam Kushartanti, dkk. (ed.), 2007: 1) menyatakan bahwa


Bahasa adalah system tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para
anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi , dan
mengidentifikasi diri. Definisi ini perlu diuraikan lebih lanjut.

a. Bahasa adalah sebuah sistem.


Bahasa sebagai sebuah sistem memiliki unsur-unsur yang teratur. Sebagaimana
halnya sistem-sistem lain, Bahasa “diatur” seperti pola-pola berulang karena
masing-masing bagian saling mengandaikan. Lebih lanjut, Bahasa itu sistematis
karena dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang terkombinasi dengan
kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Bahasa juga sistematis karena Bahasa itu
bukanlah sistem yang tunggal, melainkan terdiri atas beberapa subsistem, yakni
subsitem fonologi, subsistem gramatika, dan subsistem leksikon.

b. Bahasa adalah sebuah sistem tanda.


Tanda adalah hal atau benda yang mewakili sesuatu , atau hal yang
menimbulkan reaksi yang sama bila orang menanggapi (melihat, mendengar)
yang diwakilinya itu. Setiap bagian dari sistem atau setiap bagian dari Bahasa
tentu mewakili sesuatu. Jadi , Bahasa itu bermakna artinya Bahasa itu berkaitan

3
dengan segala aspek kehidupan dan alam sekitar masyarakat yang
memaknainya.

c. Bahasa adalah sistem bunyi.


Bahasa pada dasarnya berupa bunyi. Apa yang kita kenal sebagai tulisan itu
bersifat sekunder. Manusia dapat berbahasa tanpa mengenal tulisan. Beberapa
jenis huruf (aksara) bahkan tidak lain daripada turunan belaka dari bunyi.

d. Bahasa digunakan berdasarkan kesepakatan


Orang dapat bekerja sama dan berkomunikasi karena adanya kesepakatan.
Artinya , sesuatu diberi makna di dalam Bahasa tertentu karena kesepakatan
pengguna Bahasa itu. Jadi, para pengguna Bahasa tinggal mempelajarinya
berdasarkan kesepakatan tersebut.

e. Bahasa bersifat produktif.


Bahasa sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas dapat
digunakan secara tidak terbatas oleh penggunaannya. Bahasa Indonesia,
misalnya, mempunyai fonem kurang dari 30 buah, tetapi mempunyai kata lebih
dari 80.000 yang mengandung fonem-fonem itu. Dengan fonem-fonem itu
masih mungkin diciptakan kata-kata baru. Dari segi pernyataan, perintah ,
keinginan, dan seruan. Akan tetapi, dengan kelima tipe kalimat itu kita dapat
menyusun kalimat Bahasa Indonesia yang jumlahnya ribuan, bahkan mungkin
jutaan.

f. Bahasa bersifat unik.


Tiap Bahasa mempunyai sistem yang khas yang tidak harus ada dalam Bahasa
lain. Bahasa jawa memiliki sekitar 100 kata untuk menyebutkan anak berbagai
binatang yang tidak ada dalam Bahasa lain. Bahasa inggris mempunyai lebih
dari 50 kata untuk menggambarkan berbagai bentuk daun yang tidak dikenal
dalam Bahasa lain.

g. Bahasa bersifat universal.


Ada pula sifat-sifat Bahasa yang dipunyai oleh Bahasa lain. Ada Bahasa yang
bersifat universal, dan ada yang hampir universal. Misalnya, salah salah satu
4
ciri Bahasa Indonesia ialah bahwa konfiks ke-an hanya dapat bergabung dengan
sebanyak-banyaknya dua bentuk, seperti tidak pasti menjadi ketidak pastian,
salah paham menjadi kesalapahahaman, boleh jadi menjadi kebolehjadian.
Selain itu, Bahasa Indonesia juga mempunyai sifat agak universal. Pada
ummnya adjektitiva mengikuti nomina, seperti rumah murah, jalan besar, dan
orang pandai. Ternyata sifat ini juga ada dalam Bahasa prancis, Bahasa
Tonkawa di amerika, Bahasa Swahili di afrrika, dan lain-lain.

h. Bahasa memiliki variasi.


Bahasa memiliki variasi-variasi karena digunakan oleh kelompok manusia yang
banyak ragamnya terdiri atas laki-laki, perempuan, tua , muda. Ada orang tani,
ada orang kota. Singkatnya, kelompok manusia itu berinteraksi dalam berbagai
lapangan kehidupan, dan yang mempergunakan Bahasa untuk berbagai
keperluan.
i. Bahasa sebagai identitas suatu kelompok social
Dengan Bahasa suatu kelompok social dapat mengidentifikasi dirinya. Di antara
semua ciri budaya, Bahasa dalah ciri pembeda yang paling menonjol karena
dengan Bahasa tiap kelompok social merasa diri sebagai kesatuan yang berbeda
dari kelompok lain. Bagi kelompok-kelompok social tertentu, Bahasa tidak
sekedar sistem tanda, tetapi sebagai lambang sosial yang ditandai oleh sebuah
sistem tulisan yang mengikat jutaan manusia yang terdiri atas berbagai suku
bangsa dengan berbagai Bahasa yang cukup jauh perbedaanya. Sebaliknya, dari
segi tata bunyi, Bahasa hindi dan Bahasa urdu sebenarnya merupakan satu
Bahasa, tetapi oleh penggunaanya dianggap dua Bahasa dan menandai dua
kelompok sosial yang berbeda. Kenyataan bahwa Bahasa adalah lambang sosial
hanyalah mengukuhan apa yang telah lama, entah selama berapa abad, dikenal
orang melayu dengan pepatah yang berbunyi “Bahasa menunjukkan bangsa”.

j. Bahasa memiliki fungsi.


Bahasa memiliki fungsi karena digunakan manusia yang masing-masing
mempunyai ciri sendiri untuk berbagai keperluan. Fungsi itu tergantung pada
faktor-faktor siapa, tentang apa, di mana, bilamana, berapa lama, untuk apa, dan
dengan apa Bahasa itu diujarkan.

5
C. Wujud variasi Bahasa.

Di atas telah disebutkan bahwa Bahasa itu mempunyai variasi. Hal itu berarti bahwa
Bahasa tidak kedap terhadap pengaruh aspek nonbahasa. Suhardi & sembiring (dalam
kushartanti, dkk. (ed.), 2007) menyebutkan Bahasa memiliki ragam dan keberagaman. Konsep
keberagaman itu mengemuka ketika linguis mengaitkan Bahasa dengan aspek kemasyarakatan.
Bahasa dilihat sebagai media komunikasi yang dinamis, yang menyesuaikan aspek sosial
penggunaanya (the users) dan penggunaanya (the uses).
Keberagaman tersebut mulai dipelajari sejak awal tahun 1960-an dalam kajian
interdisplin seperti sosiolinguistik, antropolinguistik, dan lain-lain. Masalah kebahasaan dikaji
dengan mengaitkannya dengan aspek-aspek di luar Bahasa (ekstralinguistik), di antaranya
aspek sosial atau masyarakat. Kajian interdisplin menjelaskan fenomena Bahasa dari berbagai
dimensi atau parameter, antara lain dimensi usia, jenis kelamin (gender), kelas sosial, tingkat
pendidikan, bidang atau pokok pembicaraan, dan asal-usul kedaerahan.
Dalam pandangan sosiolinguistik, Bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual,
tetapi juga merupakan gejala sosial. Sebagai gejala sosial, Bahasa dan pemakaian Bahasa tidak
hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga oleh faktor-faktor nonlinguistik.
Faktor-faktor nonlinguitik yang memengaruhi pemakaian Bahasa,yaitu faktor-faktor sosial
(status sosial, tingkat pendidikan, usia, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan lain-lain). Faktor-
faktor situasional menyangkut ‘siapa berbicara dengan Bahasa apa, kepada siapa, kapan, di
mana, dan mengenai masalah apa’. Karena faktor-faktor tersebut, timbul keanekaragaman
Bahasa yang dimiliki oleh seluruh umat manusia, yang disebut variasi Bahasa.

1) Variasi Bahasa dari Segi Penutur


Variasi Bahasa dari segi penuturnya mencakup idiolek, dialek, kronolek, dan sosiolek
(Chaer & Agustina, 2004: 62-65).
Ideolek yaitu variasi Bahasa yang bersifat perseorangan. Setiap orang mempunyai
variasi bahasanya atau idioleknya sendir. Variasi ideolek ini berkenan dengan “warna”
suara, pilihan kata, gaya Bahasa susunan kalimat, dan lain-lain.
 Variasi Bahasa Berdasarkan Usia.
Variasi Bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat usia. Misalanya, variasi Bahasa
anak-anak akan berbeda dengan variasi Bahasa remaja atau orang dewasa. Kata maem
misalnya digunakan oleh anak-anak untuk menyatakan aktivitas makan yang berbeda

6
dengan orang dewasa. Kata bobok juga merupakan variasi Bahasa anak-anak untuk
menyatakan aktivitas tidur.
 Variasi Bahasa Berdasarkan Pendidikan.
Variasi Bahasa ini merupakan variasi Bahasa yang terkait dengan tingkat
pendidikan si pengguna si Bahasa. Misalnya, orang yang hanya mengenyam
pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya dengan orang yang
lulus sekolah tingkat atas. Kata spesifik, implementasi, dan proporsional,
misalnya, digunakan oleh masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi.
Masyarakat yang hanya lulusan SD umumnya tidak menggunakan kata-kata
tersebut, tetapi mereka menggunakan kata khusus untuk menggantikan kata
spesifik.
 Variasi Bahasa Berdasarkan Gender.
Variasi Bahasa berdasarkan fender adalah variasi Bahasa yang terkait dengan
jenis kelamin : pria dan wanita. Misalnya variasi yang digunakan oleh wanita
akan berbeda dengan variasi Bahasa yang digunakan oleh pria. Variasi Bahasa
wanita umumnya lebih lembut daripada variasi yang digunakan laki-laki.
Variasi Bahasa berdasarkan jenis kelamin juga dapat dilihat dari kosakata yang
diproduksi. Kosakata seperti sarung, udeng, peci, koteka, kumis berhubungan
dengan laki-laki, sedangkan kosakata seperti menstruasi, sanggul, lipstick, bra,
hamil, kerudung berhubungan dengan wanita.
 Variasi Bahasa Berdasarkan Pekerjaan.
Variasi Bahasa ini berkaitan dengan jenis profesi, pekerjaan, dan tugas para
pengguna Bahasa tersebut. Misalnya, variasi yang dihunakan oleh buruh, guru,
dan dokter tentu mempunyai perbedaan variasi Bahasa. Guru, misalnya,
menggunakan kata-kata siswa, kurikulum, ujian semester, dan rapor, yang
berbeda dengan variasi Bahasa dokter yang menggunakan jarum suntik, resep,
obat, dan lain-lain.
 Variasi Bahasa Berdasarkan Kebangsawanan.
Variasi Bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan adalah variasi Bahasa yang
terkait dengan tingkat dan kedudukan (kebangsawanan atau raja-raja) dalam
masyarakatnya. Misalnya,adanya perbedaan variasi Bahasa yang digunakan
oleh raja (keturunan raja) dengan masyarakat biasa dalam bidang kosakata
seperti kata mati untuk masyarakat biasa, sedangkan para raja menggunakan

7
kata mangkat. Di Bali, masyarakat yang memiliki kasta Brahmana
menggunakan kata ngajeng untuk aktivitas makan, sedangkan masyarakat
Sudra menggunakan kata medaar.
 Variasi Bahasa Berdasarkan Keadaan Sosial Ekonomi.
Variasi Bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah variasi Bahasa
yang mempunyai kemiripan dengan variasi Bahasa berdasarkan tingkat
kebangsawanan, hanya saja tingkat ekonomi bukan mutlak sebagai warisan
sebagaimana halnya dengan tingkat kebangsawanan. Misalnya, seseorang yang
mempunyai tingkat ekonomi lemah. Masyarakat miskin, misalnya,
menggunakan kata nasi aking dan nasi gaplek, sedangkan orang kaya
menggunakan kata pizza, pasta yang mengacu pada jenis makanan.

2) Variasi Bahasa menurut Pemakai Bahasa.


Variasi Bahasa menurut pemakainya tidak jauh berbeda dengan variasi Bahasa menurut
penuturnya. Variasi Bahasa tersebut ditentukan oleh aspek luar Bahasa seperti kelas
sosial, jenis kelamin, etnisitas, dan usia. Sebagian besar aspek tersebut merupakan hal-
hal yang berkaitan dengan pemakai Bahasa (the user). Misalnya, perbedaan dialek dan
aksen dalam komunitas sosial.

3) Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian Bahasa.


Sebuah Bahasa dipakai oleh masyarakat penuturnya untuk keperluan komunikasi sesuai
dengan keadaan atau keperluan yang hadapi. Suhardi & sembiring (dalam
kushartanti,ddkk. (ed),2007:49 menyatakan bahwa peristiwa komunikasi itu meliputi
tiga hal, yaitu medan (field), suasana (tenor), dan cara (model).
 Medan
Medan (field) merupakan istilah yang mengacu pada hal atau topik , yaitu
tentang apa Bahasa itu dipakai. Ketika ujaran dihubungkan dengan kegiatan itu
sendiri. Kata-kata seperti gunting, pinset , pisau,dan perban merupakan kata-
kata yang berkaitan dengan aktivitas dalam ruang bedah atau ruang operasi
sebagai bidangnya.
 Suasana
Suasana (tenor) mengacu pada hubungan peran peserta tuturan, yakni hubungan
sosial antara penutur dan mitra tutur (penutur) yang ada dalam teks atau

8
pembicraan tersebut. Suasana menekankan bagaimna pilihan Bahasa
dipengaruhi oleh relasi sosial antara peserta tutur, yaitu antara pembicara dan
pendengar atau anatara penulis dan pembaca.
 Cara
Cara (mode) mengacu pada peran yang dimainkan bahasa dalam komunikasi.
Termasuk di dalamnya adalah peran yang terkait dengan jalur (channel) yang
digunakan ketika berkomunikasi. Jalur yang dimaksud adalah apakah pesan
disampaikan dalam Bahasa tulis, lisan, lisan untuk dituliskan, dan tulis untuk
dilisankan. Berkomunikasi melalui surat berbeda ragamnya dengan berbicara
melalui telepon, apalagi jika dibandingkan dengan ragam Bahasa ketika
berkomunikasi bertatap-muka (face to face) seperti yang diungkapkan oleh
Montgomery (suhardi & sembiring, dalam kushartanti, dkk. (ed.), 2007: 50),.

4) Variasi Bahasa dari Segi Keformalan.


Martin Joos (1962) membagi variasi/ragam/gaya Bahasa dari segi keformalan ke dalam
beku, ragam resmi, ragam usaha ragam santai, dan ragam akrab.
 Gaya/ Ragam Beku (Frozen)
Ragam beku adalah variasi Bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam
situasi khidmat, dan upacara resmi, misalnya dalam upacara keanegaaran,
khotbah di gereja/mesjid, tata cara pengambilan sumpah; kitab undang-undang
, akta notaris, dan surat keputusan. Disebut ragam beku karena pola dan
kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap, tidak boleh diubah.
 Gaya/Ragam Resmi (formal)
Ragam resmi adalah variasi Bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan,
rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, buku-buku pelajaran,
dan lain-lain. Pola dan kaidah raga ini sudah ditetapkan secar mantap sebagai
suatu standar.
 Gaya/Ragam Usaha (Consultative)
Ragam usaha adalah variasi Bahasa yang lazim digunakan dalampembicaraan
biasa di sekolah dan rapat atau pembicaraan yang berorientasi pada hasil dan
produksi. Karena itu, ragam usaha ini adalah ragam Bahasa yang paling
operasional. Wujud ragam usaha berada di antara ragam formal dan ragam
santai.

9
 Gaya/Ragam Santai (causal)
Ragam santai adalah variasi Bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi
untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu
beristirahat, berolahraga, dan berekreasi. Ragam santai banyak menggunakan
bentuk allegro, yaitu bentuk kata atau ujaran yang dipendekkan. Kosakatanya
sarat dengan leksikal dialek dan unsur Bahasa daerah. Sering struktur morfologi
dan sintaksis yang normative tidak digunakan.
 Gaya/Ragam Akrab (intimate)
Ragam akrab adalah variasi Bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur
yang hubungannya sudah akrab, seperti antaranggota keluarga, atau antarteman
karib. Ragam ini ditandai dengan penggunaan Bahasa yang tidak lengkap,
pendek-pendek, dan dengan artikulasi yang sering tidak jelas. Hal ini terjadi
karena diantara partisipan sudah ada saling pengertian dan memiliki
pengetahuan yang sama.

5) Variasi Bahasa dari Segi Sarana.


Dari segi sarana atau jalur yang digunakan terdapat ragam lisan dan ragam tulis, atau
juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, seperti
dalam bertelpon dan bertelegraf, atau mengirim surat elektronik (email). Dalam
berbahasa lisan, kita dibantu oleh unsur-unsur nonsegmental atau unsur nonlinguistik
yang berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan sejumlah kinestetik
lainnya. Sebaliknya, dalam ragam tulis hal-hal yang disebutkan itu tidak ada. Sebagai
gantinya harus diekplisitkan secara verbal. Misalnya, ketika kita menyuruh sesorang
memindahkan sebuah kursi yang ada di hadapan kita maka secara lisan sambal
menunjuk atau mengarahkan pandangan pada kursi itu cukup dikatakan,”Tolonglah
pindahkan ini!” akan tetapi, dalam Bahasa tulis harus dikatakan,”Tolong pindahkan
kursi itu!”
Berkaitan dengan wujud variasi Bahasa, ada yang menggolongkannya ke dalam
variasi berdasarkan tempat, waktu, situasi, dan status.

D. Variasi Internal dan Variasi Eksternal Bahasa.

Menurut Bell (1995) dan Nababan (1991), variasi Bahasa dapat bersumber dari dua
hal, yakni faktor-faktor di dalam sistem Bahasa sendiri yang disebut variasi internal

10
(variasi sistemik) dan faktor-faktor yang berasal dari luar Bahasa yang disebut variasi
eksternal (variasi ekstrasistemik).
1. Variasi Internal Bahasa.
Bell (1995) mengatakan bahwa faktor-faktor dalam Bahasa berkaitan erat
dengan distribusi sebuah unsur dalam lingkungan kebahasaan (linguistic
environment). Misalnya distribusi sebuah unsur dalam suatu rentetan unsur
yang disebut dengan “distribusi” sehingga terkadang faktor ini juga disebut
dengan “faktor distribusi” (Nababan, 1991: 16). Dalam baqhasa Indonesia,
misalnya, kita mengenal adanya distribusi morfem bebas dan morfem terikat
(Samsuri, 1994: 188). Variasi-variasi internal ini oleh Nababan (1991) dianggap
sebagai variasi yang dianggap lebih hakiki atau lebih dalam, lebih mendasar
sehingga juga dapat disebut dengan variasi sistemik, artinya variasi yang
merupakan ciri-ciri “alamiah” (natural) dari sistem Bahasa tersebut. Lebih
lanjut juga diungkapkan bahwa variasi-variasi inilah yang paling lambat
berubah.
 Variasi dalam Tataran Fonologi.
 Variasi dalam Tataran Morfologi.
 Variasi dalam Tataran Sintaksis.
2. Variasi Eksternal Bahasa.
Variasi yang berkaitan dengan faktor-faktor diluar sistem Bahasa disebut variasi
eksternal atau variasi ekstrasistemik. Menurut Ibrahim (dalam Ibrahim &
Suparno, 2009:2.15), kehadiran variasi eksternal disebabkan oleh adanya
perbedaan struktur dan pranata sosial dan kemajemukan masyarakat khususnya
masyarakat perkotaan, baik bersifat horizontal maupun bersifat vertiakal.
Kemajemukan horinzontal dapat diamati dari faktor (a) etnik dan rasa
tau asal-usul keturunan, (b) Bahasa daerah, (c) adat istiadat atau perilaku, (d)
agama, (e) pakaian dan makanan,dan (f) budaya material lainnya. Sementara
kemajemukan vertikal dapat diamati dari faktor (a) penghasilan ekonomi, (b)
pendidikan, (c) pemukiman, (d) pekerjaan, dan (e) kedudukan sosial.
Faktor kemajukan horizontal lazim diterima manusia sebagai warisan
(ascribed factors), sedangkan faktor kemajemukan vertikal diperoleh melalui
usaha manusia (achievement factors).

11
Variasi eksternal juga dapat terjadi karena adanya kegiatan interaksi
sosial yang dilakukan masyarakat secara beragam. Oleh sebab itu, kajian
eksternal Bahasa ini mengakui adanya dua hal. Permata, ada perbedaan struktur
dan pranata sosial serta kemajemukan masyarakat yang berdampak pada variasi
Bahasa dan fungsi Bahasa dalam pemakaiannya. Kedua, variasi Bahasa dapat
memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang
beragam.
 Variasi Interpersonal Bahasa.
 Variasi Intrapersonal Bahasa
 Variasi Inheren Bahasa

E. Tipologi Variasi Bahasa.

Kajian tipe Bahasa dapat didasarkan pada dua asumsi, yaitu kajian linguistis dan kajian
sosiolinguistis. Kajian permata lazim disebut tipologi formal, sedangkan kajian kedua
disebut tipologi fungsional. Uraian berikut berpusat pada tipologi fungsional atau
tipologi sosiolinguistik. Tipologi fungsional didasarkan atas asumsi bahwa Bahasa-
bahasa dapat dibedakan berdasarkan atribut yang cenderung konstan yang berkaitan
dengan sikap-sikap sosial terhadap Bahasa-bahasa tersebut. Atribut-atribut itu dapat
menghasilkan Bahasa-bahasa tersebut yang memiliki prestise sosial. Atribut-atribut itu
merupakan parameter untuk mengukur tipe variasi Bahasa. Ibrahim (dalam Ibrahim &
suparno, 2009: 2.22) menyatakan bahwa parameter yang dimaksud adalah parameter
stewart, parameter sikap politik, dan parameter pemerolehan Bahasa.
1. Paramer Model Stewart
Parameter model stewart menggunakan atribut standarisasi vitalitas,
historisitas, dan otonomi dalam membedakan tipe-tipe yang ada.
 Standarisasi
 Vitalitas
 Historisitas
 Otonomi.

12
2. Paramer Sikap Politik.
Berdasarkan parameter sikap politik atau sosial politik, tipe variasi dapat berupa Bahasa
nasional, Bahasa resmi, Bahasa negara, dan Bahasa persatuan. Keempat tipe variasi Bahasa itu
dapat mengacu pada sistem Bahasa yang sama―misalnya Bahasa Indonesia yang ada sekarang
ini di indonesia―atau pada sistem Bahasa yang berbeda, seperti yang terjadi di india, Filipina,
dan singapura.
3. Parameter Pemerolehan Bahasa.
Berdasarkan parameter pemerolehan Bahasa, tipe Bahasa dapat dibedakan atas bahsa ibu,
Bahasa pertama,Bahasa kedua, dan Bahasa asing. Bahasa ibu dan Bahasa pertama mengacu
pada satu sistem Bahasa yang sama, dank arena itu Bahasa ibu lazim disebut Bahasa pertama.
Dengan demikian, sistem Bahasa pertama yang dipelajari secara alamiah dari orang tua kepada
anak dalam kehidupan berkeluarga disebut Bahasa ibu dan sekaligus Bahasa pertama.
Kemudian, jika anak itu mempelajari Bahasa lain selain Bahasa ibu disebut Bahasa kedua,
ketetiga, dan seterusnya.

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan,serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi
bahasa lisan dan bahasa baku tulis.Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis
mampu menggunakan bahasaIndonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa
yang telah Disempurnakan(EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga
negara Indonesia mampumengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta
bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.
3.2. Saran

Sebaiknya kita atau siapa pun penduduk di Indonesia menggunakan ragam bahasa
yang baik dan benar sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah dengan adanya
bahasa- bahasa yang terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia
bahkan bertentangan.

14

Anda mungkin juga menyukai