1. Tujuan Perkuliahan
Pada pertemuan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami alur dalam
sebuah analisis fonem. Nantinya prosedur analisis fonem ini digunakan saat
menganalisis penelitian perubahan bunyi bahasa.
2. Uraian Materi
Muclich (2008:79) menyatakan bahwa dasar-dasar analisis fonem adalah
pokok-pokok pikiran yang dipakai sebagai pegangan untuk menganalisis fonem-
fonem suatu bahasa. Karena pokok-pokok pikiran tentang bunyi ini berbentuk
pernyataan-pernyataan yang lumrah atau maklum sehingga tidak perlu dipersoalkan
lagi,maka pokok-pokok pikiran itu bisa disebut premis-premis.
A. Bunyi-bunyi suatu bahasa cenderung dipengaruhi oleh lingkungannya
Premis ini bisa dibuktikan dengan deretan bunyi pada kata-kata bahasa
Indonesia berikut.
[nt] pada [tinta] dan [nd] pada [tunda]
[mp] pada [mampu] dan [mb] pada [kembar]
[nc] pada [pincang] dan [nj] pada [panjang]
[ng] pada [nangka] dan [ng] pada [tangga]
Deretan bunyi tersebut saling mempengaruhi dan saling menyesuaikan demi
kemudahan pengucapan. Deretan bunyi tersebut mempunyai kesamaan fonetis
B. Sistem bunyi bahasa cenderung bersifat simertis.
Kesimetrisan sistem bunyi ini bisa dilihat pada bunyi-bunyi bahasa Indonesia
sebagai berikut.
Pada bunyi hambat bilabial [p] dan [b]
[paku] Î[buku]
Pada bunyi hambat dental
[tari] Î [dari]
Pemikiran pola simetris ini bisa dikembangkan pada sistem bunyi yang lain
ketika menemukan fonem-fonem yang menyangkut bunyi-bunyi bahasa yang diteliti,
baik pola-pola atau sistem pengucapan maupun pola-pola atau sistem fonemnnya.
C. Bunyi-bunyi bahasa cenderung berfluktuasi
Gejala fluktuasi bunyi ini sering dilakukan oleh penuturnya. Tetapi masih
dalam batas-batas wajar. Tidak sampai membedakan makna.
[papaya] Î [pƏpaya]
[sƏkadar] Î [sƏkƏdar]
Bunyi kontoid
Bilabial Labio Dental Palato Patalal Veraar[ Glotal
dental Slveah
Plosif P,b,d t, r, d Kk
Aprikatif C
Frikatif
Lateral R S H
Tril 1
Flap
Nasal M N
Semi 1 Y
viokal