Anda di halaman 1dari 20

Bidang Kajian

Sastra Bandingan

Oleh
Joko Santoso, M.Pd.
Dalam ruang lingkup karya sastra, sastra
bandingan dapat digolongkan menjadi
empat bidang utama, yaitu
1. Kajian yang bersifat komparatif yaitu
menelaah teks dan seterusnya. Kajian ini
mendasarkan pada nama pengarang,
tahun penerbitan, lokasi penerbitan
dan seterusnya. Kajian ini untuk melihat
influence study (pengaruh) atau affinity
study (pertalian).
2. Kajian bandingan histories yaitu ingin
melihat pengaruh nilai-nilai histories yang
melatar belakangi kaitan antara satu karya
sastra dengan karya sastra lain atau
mungkin antara karya sastra dengan buah
pemikiran manusia. Tugas studi ini untuk
melihat seberapa pengaruh histories
tertentu yang masuk dalam diri pengarang
sehingga menciptakan karya. Hal ini mirip
dengan strukturalisme genetic, hanya
dibandingkan.
3. Kajian bandingan teoritik, bertujuan untuk
menggambarkan secara jelas tentang kaidah-
kaidah kesusteraan, misalkan saja, peneliti
dapat membandingkan berbagai genre, aliran
dalam sastra, kritik sastra (antara
strukturalisme dan formalisme), tema dan
sebagainya. Dalam kaitan ini, tampak tidak
secara langsung membandingkan cipta sastra,
namun hakikatnya tidak demikian peneliti tetap
membandingkan karya sastra. Hanya saja,
bandingan diarahkan untuk menemukan atau
meyakinkan berbagai teoritik sastra.
4. Kajian antar disiplin ilmu, yaitu bandingan
antara karya sastra dengan bidang lain
misalkan kepercayaan, politik, agama, seni
dan sebagainya. Titik tolak bandingan
adalah karya sastra sedangkan bidang
lain berguna untuk memperjelas informasi
sastra (Endraswara, 2007).
Clements (1978:7) menentukan lima pendekatan yang
bisa dipergunakan dalam penelitian sastra bandingan,
yakni
(1) tema atau mitos;
(2) genre atau bentuk;
(3) gerakan atau zaman;
(4) hubungan-hubungan antara sastra dan bidang
seni dengan disiplin ilmu lainnya;
(5) Pelibatan sastra sebagai bahan bagi
perkembangan teori yang terus-menerus bergulir.
Berbeda dengan Clements, Jost (1974:33) membagi-
bagi pendekatan dalam sastra bandingan menjadi
empat bidang, yakni
(1) pengaruh dan analogi;
(2) gerakan dan kecenderungan;
(3) genre dan bentuk; serta
(4) motif, tipe, dan tema.
Awang (1994: 58) mengemukakan, ada lima
aspek yang digunakan dalam kajian
bandingan. Kelima aspek itu diantaranya:
(1) kritikan dan teori kesusastraan;
(2) gerakan kesusastraan;
(3) kajian tema;
(4) kajian bentuk dan jenis sastra; dan
(5) hubungan sastra dengan ilmu-ilmu yang
lain.
Berbeda dengan Awang, Abas (1994:
72) menyatakan bahwa di dalam kajian
bandingan itu yang dibandingkan adalah
ciri-ciri keindahan yang terdapat dalam
berbagai aspek sastra, seperti tema,
jalan cerita (fabula), plot, perwatakan,
latar, masa, uraian dan ceritaan,dan
sebagainya.
Aldridge (dalam Yahya, 1988:110—111), mengemukakan lima
kategori kajian sasra bandingan, yaitu
(1) tentang kritikan dan teori kesusastraan.
(2) pergerakan dan perkembangan kesusastraan.
(3) tema hasil sastra yang merupakan pendedahan tentang
manusia dan ide-ide abstrak yang dipancarkan dalam
pelbagai bentuk dan dari beberapa sudut dalam karya sastra
beberapa negara.
(4) perbandingan bentuk-bentuk sastra atau genre yang
bermaksud sebagai sastra bandingan.
(5) pengkajian hubungan antara hasil-hasil kesusastraan.
HUTOMO (1993: 7—10), FOKUS KAJIAN SASTRA
BANDINGAN DIANTARANYA
• Membandingkan dua karya sastra dari dua negara yang bahasanya benar-benar
berbeda
• Membandingkan dari dua negara yang berbeda dalam bahasa yang sama, baik
dalam situasi yang benar-benar sama maupun dalam bentuk dialek
• Membandingkan karya awal seorang pengarang di negara asalnya dengan karya
setelah berpindah kewarganegaraannya
• Membandingkan karya seorang pengarang yang telah menjadi warga suatu negara
tertentu dengan karya seorang pengarang dari negara lain
• Membandingkan karya seorang pengarang Indonesia dalam bahasa daerah dan
bahasa Indonesia
• Membandingkan dua karya sastra dari dua orang pengarang berwarga negara
Indonesia yang menulis dalam bahasa asing yang berbeda
• Membandingkan karya sastra seorang pengarang yang berwarga negara asing di
suatu negara dengan karya pengarang dari negara yang ditinggalinya (kedua karya
sastra ini ditulis dalam bahasa yang sama)
Kajian Pengaruh dalam Sastra Bandingan
• Menurut Saman (1994:98) kajian pengaruh dalam
kesusastraan bandingan melakukan kerja membandingkan
bahasa bacaan antara yang sedang dihadapi dengan segala
bacaan yang telah silam.
• Dengan demikian, kajian pengaruh dalam sastra bandingan
harus membandingkan dua karya sastra atau lebih dengan
kurun waktu penulisan dan penerbitan dalam tenggang waktu
yang cukup lama.
• Studi pengaruh dalam sastra bandingan tidak dapat
membandingkan dua karya sastra dalam waktu penciptaan
dan penerbitan dengan waktu yang sama.
• Pengaruh di dalam sastra bandingan termasuk ke
dalam kajian dengan menggunakan pendekatan
genetik.
• Aziz (2001:16), pendekatan genetik atau geneologi
membuat perbandingan terhadap karya-karya sastra
berasaskan genre.
• Perbandingan dilakukan antara dua buah karya
ataupun sekelompok karya untuk melihat persamaan
dan perbedaan yang wujud berdasarkan genre.
Lubis (1994:37) membagi pendekatan
genetik ke dalam lima aspek, yaitu
(1) pengaruh;
(2) saduran (adaptasi); (
(3) jiplakan (plagiat);
(4) peniruan (imitasi);
(5) terjemahan.
• Blok (Saman, 1994:95) kajian pengaruh merupakan
kajian yang penting dalam sastra bandingan.
• Blok mengatakan bahwa pengaruh dapat diuraikan
menjadi beberapa bagian, di antaranya:
(1) merupakan bagian dari seni atau kreatifitas seni,
menggunakan masa silam sebagai inspirasi;
(2) faktor hubungan dan keterkaitan pengarang dengan
pengarang;
(3) sesuatu yang tidak disengaja;
(4) merupakan sumber proses penciptaan;
(5) merupakan interaksi estetik, dan tidak mudah dilihat
dengan mata kasar.
• Hosilos (2001:16), pengaruh tidak langsung terlihat dalam
karya seorang pengarang, karena jalinannya yang halus ke
dalam bentuk, stail, tema, dan unsur seni.
• Untuk karya-karya pengarang yang belum dapat
menghasilkan mutu karangan yang baik, pengaruh
cenderung sebagai peniruan, dan mempunyai banyak
kemiripan pada karya yang ditiru.
• Pengaruh berbeda dengan peniruan. Pengaruh adalah
kesan yang ditangkap seseorang tentang adanya keterkaitan
suatu karya dengan karya lain dari pengarang atau penyair
yang berbeda, sdangkan peniruan adalah mengambil suatu
karya sastra sebagai contoh (model) untuk mencipta karya
yang lain.
• Pada umumnya jika kita melihat praktik sastra bandingan
baik di negara Timur maupun di negara Barat, studi sastra
bandingan menurut Hutomo (1993:11—12) melandaskan diri
pada 3 hal yaitu
(1) afinitas, yaitu keterkaitan unsur-unsur intrinsik (unsur
dalaman) karya sastra, misalnya unsur struktur, gaya,
tema, mood (suasana yang terkandung dalam karya
sastra) dan lain-lain, yang dijadikan bahan penulisan karya
sastra;
(2) tradisi, yaitu unsur yang berkaitan dengan kesejarahan
penciptaan karya sastra;
(3) pengaruh.
Haskel Block (dalam Hutomo, 1993:13),
pengaruh merupakan hal yang penting dan ia
dapat disamakan dengan metodologi studi
sastra bandingan sendiri, sebab ia menyangkut
sumber-sumber inspirasi pengarang, hubungan
antar pengarang, dan lain-lain.
Terima Kasih ...

Anda mungkin juga menyukai