Penekanan sastra bandingan adalah pada aspek kesejarahan teks. Menurut Yaapar (Santoso, 2003:99) sastra bandingan bersifat positivistik. Kajiannya bercorak binari (duaan) dan bertumpu pada rapports defaits artinya perhubungan faktual antara dua buah teks yang diteliti secara pasti. Kegiatan yang dilakukan juga menganalisis, menafsirkan, dan menilai. 1) Metode perbandingan diakronik untuk membandingkan dua karya atau lebih yang berbeda periode penciptaan. 2) Metode perbandingan sinkronik perbandingan karya sastra yang se- zaman. Dalam kajian sastra bandingan, ada beberapa istilah yang patut direnungkan, yaitu 1. Transformasi perubahan atau pemindahan bentuk-bentuk sastra dari waktu ke waktu; 2. Terjemahan suatu proses tradisi memindahkan atau mengalihkan bahasa yang kemungkinan terjadi perbedaan; 3. Peniruan proses kreatif pengarang berikutnya dengan cara meniru baik sebagian maupun keseluruhan terhadap karya sebelumnya; 4. Kecenderungan tradisi yang memuat kemiripan secara halus dari karya sebelumnya. Dengan berbagai lingkup bandingan semacam itu, secara garis besar sastra bandingan sebenarnya berlandaskan pada tiga hal: 1. Afinitas merupakan studi terhadap hubungan kekerabatan teks sastra; 2. Tradisi berhubungan unsur kesejarahan penciptaan karya sastra; 3. konsep pengaruh terdapat keterpengaruhan unsur-unsur sastra baik sebagian maupun secara keseluruhan. Seorang pembahas dalam sastra banding membutuhkan kumpulan- kumpulan pembelajaran yang membantunya dalam mengkaji sastra banding. 1. Studi sejarah, Dalam hal ini sangat penting seorang pembahas memiliki pengetahuan yang luas serta memahami segala macam kejadian dan perkembangan sejarah, serta mengetahui hubungan sosial antar bangsa yang begitu beragam.
Ilmu sastra banding merupakan cabang
ilmu sastra, dan sejarah adalah bagian terpenting dalam pembelajaran ini. 2. Setelah mengerti sejarah, pembahas juga mengetahui perjalanan para tokoh dan studi sample kemanusiaan sastra yang dikenal di setiap bangsa dan sastra itu sendiri. 3. Mengetahui ragam bahasa sangatlah penting dalam studi sastra banding. Namun pembahasan tidak dituntut untuk menggunakan seluruh bahasa dalam study sastra banding ini. Karena ini adalah satu hal yang mustahil, cukup baginya memilih salah satu bahasa yang baik. 4. Terjemah, merupakan lingkup yang baik untuk mengetahui pengaruh- pengaruh sumber-sumber yang lain dan karya-karya sastra besar. 5. Kunjungan, merupakan satu kegiatan yang memiliki faedah besar dalam study sastra banding, karena hubungan antar bangsa membuka peluang untuk satu pemahaman dan tidak mengendalikan pembelajaran dari buku saja. masing-masing kepentingannya dalam menetapkan 1. Sudut Pandang Sastra merupakan metode yang membahas mengenai sejarah munculnya dan perkembangan sastra dari masa ke masa. 2. Kritik Sastra merupakan metode yang membahas karya-karya sastra, misalnya sebuah novel atau puisi, dengan yang
mempergunakan teori-teori kritik
sastra. 3. Sejarah Sastra merupakan metode Metode-metode
sastra banding:
yang berusaha mengungkapkan latar
belakang, dan perkembangan berbagai aspek sastra, misalnya karya sastra, bentuk sastra, aliran sastra, ataupun teori sastra. • Berbeda dengan bidang kajian sastra yang lain, studi sastra banding tidak memiliki satu bentuk teori yang mutlak. Penelitian bisa menggunakan teori apa pun dalam melakukan kerja penelitiannya. • Seorang peneliti sastra banding bisa melakukan analisis struktur karya sastra terlebih dahulu baru kemudian melakukan perbandingan, atau langsung melakukan perbandingan untuk menemukan persamaan dan perbedaan antarkarya hingga makna karya yang lebih mendalam bisa ditemukan. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kerja penelitian sastra banding, yaitu Transformasi pengalihan bentuk, terjemahan pengalihan bahasa, peniruan proses kreatif pengarang berikutnya, dan kecenderungan kandungan kemiripan (Endraswara, 2003: 141). Jost (1974: 33) membagi pendekatan dalam sastra banding menjadi empat bidang, yaitu: pengaruh dan analogi (influence and analogy), gerakan (movement), genre, dan motif. Sekian … Terima Kasih ...