Anda di halaman 1dari 6

NAMA : AHMAD LUKMAN PRASETYO

NIM : 13010117130054

PRODI : SASTRA INDONESIA

KELAS : B

UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Jelaskan perbedaan pengertian istilah ilmu sastra, pengetahuan sastra, dan karya sastra?
Ilmu sastra mempunyai ciri-ciri keilmuan, yaitu objek, teori, dan metode. Artinya, sastra
dapat berlaku sebagi objek atau subjek penelitian. Dapat dipakai sebagai perangkat teori yang
dijadikan alat penelitian, misalnya teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiga contoh
tersebut merupakan cabang dari ilmu sastra yang digunakan untuk mempermudah
mempelajari sastra.
Pengetahuan sastra bersifat informatif, artinya sastra itu mengandung informasi seputar teks-
teks karya sastra yang berupa keterangan, penjelasan serta fakta-fakta dan data-data dari
suatu karya sastra.
Karya sastra sifatnya kreatif, artinya hasil dari ciptaan manusia yang berupa karya bahasa
yang bersifat estetik (dalam arti seni). Hasilnya berupa karya-karya sastra yakni novel, puisi,
cerpen, drama, film, dan sebagainya.

2. Jelaskan hakikat dan fungsi karya sastra ?


Karya sastra ialah karya yang sifatnya fiktif, jadi meskipun sebuah karya sastra bahan
inspirasinya diambil dari dunia nyata, tetapi sudah diolah oleh pengarang melalui
imajinasinya sehingga tidak dapat diharapkan realitasnya sama dengan realitas dunia nyata.
Sebab, realitas dalam karya sastra sudah ditambah sesuatu oleh pengarang, sehingga
kebenaran dalam karya sastra ialah kebenaran yang dianggap ideal oleh pengarangnya.
Secara umum fungsi karya sastra, sebagaimana dikatakan Horatio, adalah dulce et utile
(menyenangkan dan berguna). Dianggap berguna karena pengalaman jiwa yang dibeberkan
dalam kongkretisasi cerita, dan dikatakan menyenangkan karena cara pembeberannya. Oleh

1
sebab itu, jika sebuah karya sastra menunjukkan sifat-sifat menyenangkan dan berguna yang
kuat, maka karya sastra itu dianggap sebagai karya sastra yang benilai. Namun, pendapat ini
merupakan pendapat yang subjektif tergantung orang yang menilainya, karya sastra yang
baik harus mengabungkan kedua fungsi itu untuk bersatu padu. Aristoteles pernah
menyatakan dalam teorinya poetica (kaidah seni) bahwa sastra juga berfungsi katharsis
(pencucian emosi), yaitu membebaskan pembaca sekaligus pengarang dari tekanan emosi,
batin, dan perasaan.
3. Jelaskan pengertian jarak estetika (esthetic distance), dan bagaimana penerapannya dalam
penilaian karya sastra ?
Jarak estetik yaitu jarak antara realitas dalam karya sastra dengan realitas kehidupan sehari-
hari. Merupakan salah satu kriteria yang dahulu dipakai para kritikus sastra untuk
menentukan nilai (mutu) sebuah karya. Dasarnya apabila sebuah karya sastra mempunyai
jarak estetik dekat maka karya itu dianggap tidak bernilai. Sebaliknya, apabila sebuah karya
sastra dianggap lebih disbanding realitas dalam dunia nyata, seperti novel Stasiun, Keok
(Putu Wijaya);Olenka, Nyonya Talis, Rafilus (Budi Darma) dianggap sebagai novel yang
bernilai, sebab realitas yang jauh itulah sesungguhnya yang mungkin. Sedang realitas dalam
dunia nyata biasanya tidak tetap. Namun demikian, teori ini tidak mutlak dapat digunakan
sebagai tolok ukur penilaian karya sastra. Dalam kritik/penilaian sastra terdapat banyak teori
lain yang lebih maju menawarkan kriteria-kriteria lain yang lebih canggih untuk menentukan
mutu karya sastra.
4. Ilmu sastra meliputi tiga bidang, yaitu teori, sejarah, dan kritik. Jelaskan pengertian masing-
masing, serta berikan penjelasan bahwa tiga bidang ilmu sastra tersebut saling
membutuhkan/melengkapi dalam penerapan ?
Teori sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari teori kesusastrasaan, meliputi
latar belakang sastra, istilah-istilah sastra, konsep (pengertian) sastra, prinsip dasar
sastra, bermacam-macam gaya, komposisi, genre, pendekatan dan sebagainya.
Sejarah sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajarari perkembangan sejarah dari
awal hingga akhi, mencakup sejarah lahirnya karya sastra, jenis sastra, perkembangan
gaya, masalah periodisasi sastra, kronologi dan dialektika peristiwa-peristiwa sastra,
perkembangan pemikiran manusia yang mengemuka dalam karya sastra, perkembangan
aliran dalam sastra, dan sebagainya.

2
Kritik sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari karya sastra dengan langsung
memberikan pertimbangan baik dan buruk, kekurangan dan kelebihan atau bernilai
tidaknya sebuah karya sastra.

Ketiga bidang tersebut saling berkaitan, saling mengisi, dan melengkapi. Mengapa bisa ?

o Kritik sastra membutuhkan teori sastra. Untuk dapat memberikan kritik terhadap suatu
karya sastra dengan tepat dan objektif antara lain dibutuhkan teori khas sastra, teori
penilaian, teori pendekatan, teori jenis sastra, gaya, komposisi, struktur karya sastra, dan
sebagainya. Untuk memberikan kritik terhadap sebuah novel sekurang-kurangnya
dibutuhkan teori cerita rekaan, baik teori struktur cerita rekaan maupun aspek sosial
cerita rekaan. Demikian juga kritik sastra membutuhkan sejarah sastra, misalnya untuk
mengetahui orisinalitas sebuah karya sastra, pertalian, hubungan, atau perbandingannya
dengan karya sastra lain (yang sezaman yang berbeda zaman).
o Sejarah sastra membutuhkan teori sastra. Untuk dapat menyusun sejarah kelahiran,
pertumbuhan, dan perkembangan karya sastra yang akurat dan objektif dibutuhkan teori
penggolongan karya sastra, perbedaan teori-teori sastra yang muncul dari waktu ke
waktu. Sejarah sastra juga membutuhkan kritik sastra, sekurang-kurangnya
membutuhkan hasil-hasil kritik sastra, misalny suatu karya sastra, sebuah peristiwa
sastra atau seorang sastrawan tidak mungkin dicantumkan dalam rangkaian sejarah
sastra jika tidak dinilai penting dan berdamapak besar bagi kehidupan sastra secara
keseluruhan atau apabila karya sastra (peristiwa), sastra (sastrawan) itu tidak penting
dan bernilai. Padahal untuk menentukan penting tidaknya atau bernilai tidaknya sebuah
karya sastra (peristiwa), sastra (sastrawan) dibutuhkan kritik sastra.
o Teori sastra jelas membutuhkan kritik sastra, misalnya untuk menyusun teori tentang
gaya, teknik bercerita, dan sebagainya. Teori sastra juga membutuhkan sejarah sastra,
misalnya untuk menyusun teori tentang angkatan, aliran, dan sebagainya perlu melihat
perkembangan sastra secara keseluruhan.
5. Ada dua pendekatan dalam telaah karya sastra, yaitu pendekatan intrinsik dan ekstrinsik.
Jelaskan pengertian dua pendekatan tersebut ?
Pendekatan Intrinsik

3
Pendekatan yang terdiri dari unsur-unsur yang secara organik membangun sebuah karya
sastra, unsur-unsur itu jalin-menjalin secara struktural sehingga terwujud sebuah karya
sastra. Unsur-unsur termasuk tokoh, peristiwa, latar, penokohan yang biasanya banyak
dijumpai dalam bentuk cerita pendek, novel, dan sebagainya.
Pendekatan Ekstrinsik
Pendekatan ini mempengaruhi isi karya sastra, misalnya aspek-aspek sosial disekitar
pengarang yang ikut mewarnai isi karya sastra; atau setidak-tidaknya mempengaruhi
gagasan yang diungkapkan pengarang. Pendekatan ini menyangkut ilmu-ilmu lainnya,
misalnya psikologi, sosiologi, dan lain-lain.
6. Ada empat pendekatan dalam kritik sastra, yaitu pendekatan mimetik, pragmatic, ekspresif,
dan objektif. Jelaskan secara ringkas masing-masing pendekatan tersebut ?
Pendekatan mimetik memandang karya sastra sebagai tiruan atau pembayangan
dunia kehidupan nyata. Meskipu teori mimetic mungkin merupakan teori sastra
tertua, tetapi hingga sekarang masih diterima dengan beberapa pergeseran
pandangan.
Pendekatan pragmatik memandang makna karya sastra ditentukan oleh publik
pembacanya selaku pemyambut karya sastra. Pendekatan yang dominan digunakan
hingga abad ke-18.
Pendekatan ekspresif memandang karya sastra sebagai pernyataan dunia batin
pengarang yang bersangkutan. Jika dibayangkan bahwa segala gagasan, citarasa,
emosi, ide, angan-angan, merupakan dunia dalam pengarang, maka karya sastra
adalah dunia luar yang sesuai dengan dunia dalam itu.
Pendekatan objektif memandang karya sastra sebagai dunia otonom yang dapat
dilepaskan dari siapa pengarang dan lingkungan sosial-budaya zamannya, sehingga
karya sastra dapat dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri.
7. Ada beberapa ilmu lain yang dapat dimanfaatkan untuk membantu memahami atau menelaah
karya sastra, antara lain bahasa, biografi, psikologi, filsafat, sejarah, sosiologi, dan lain-lain,
caranya dengan melihat hubungan ilmu-ilmu bantu tersebut dengan karya sastra. Jelaskan
hubungan antara karya sastra dengan psikologi ?
Mengenai hubungan antara karya sastra dengan psikologi Wellek dan Warren menerangkan
bahwa dalam hubungannya dengan ilmu jiwa, sastra dapat diartikan sebagai :

4
a. Penyelidikan jiwa pengarang sebagai tipe/individu;
b. Penyelidikan proses penciptaan;
c. Penyelidikan tipe-tipe jiwa dan norma-norma dalam karya sastra;
d. Pengaruh sastra terhadap masyarakat (1977:81).
8. Bahasa karya sastra berbeda dengan bahasa sehari-hari, sebab ada sifat-sifat lain yang khas,
yang dimiliki oleh bahasa karya sastra. Sebutkan sifat-sifat itu, sekaligus jelaskan masing-
masing dengan contoh ?
Beberapa sifat yang membedakan bahasa karya sastra dengan bahasa sehari-hari atau bahasa
karangan ilmiah adalah seperti berikut.
a. Bahasa sehari-hari/karangan ilmiah bersifat denotatif, artinya bahasa yang hanya
menunjuk pada pengertian primer seperti yang umum terdapat dalam kamus (lebih
bersifat leksikal).
Contoh : bukti = bukti, sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa; tanda surat.
b. Bahasa sastra bersifat, antara lain:
1. Konotatif
Maknanya sengaja ditautkan dengan pengertian lain, diberi arti tambahan (makna
sampingan) sehingga mempunyai kemungkinan banyak tafsir (polyinterpretable),
makna ganda (ambiguitas), penuh homonym dan diresapi asosiasi. Satu kata dalam
bahasa sastra akan mengasosiasikan pikiran kita kepada kejadian yang pernah,
sedang, atau akan berlaku dalam bayangan pikiran.
Contoh:
- Dunia asing kuketuk perlahan (Nh. Dini: pada sebuah kapal) = dapat
berarti pengalaman hidup yang dirasakan/dialami.
- Senja (Rendra: Ada Telegram Tiba Senja) = menggambarkan kemurungan,
keluasan, kemuraman, keterlambatan, atau kematian.
2. Ekspresif
Mempunyai kemampuan mengungkapkan jiwa, perasaan, gagasan pengarang.
Contoh:
sendiri adalah kegelisahan
gelap dan pekat kudekap tanpa mengerti

5
Dua baris sajak itu sudah cukup untuk mengungkapkan apa yang dirasakan oleh
pengarang bahwa sendiri itu benar-benar tidak menyenangkan, menimbulkan rasa
gelisah, resah, sedih, kesepian, bingung, serba salah, dan sebagainya.

3. Sugestif
Secara sadar atau tidak, langsung atau tidak, bahasa mampu menyarankan,
mempengaruhi jiwa, perasaan, asosiasi pembaca (pendengar).
Contoh: Bedah perutnya masih setan ia. (Rendra; BTAK) meskipun perutnya sudah
terluka parah tetapi masih mengamuk seperti setan. Kata/bedah perut/ memberi
sugesti betapa ngerinya luka yang diderita. Kata/setan/ memberi sugesti lupa diri.

Anda mungkin juga menyukai